2 Penghargaan Ekstrisik
Penghargaan ekstrisik adalah pennghargaan yang dibenarkan atas kinerja dan penghargaan ini adalah penghargaan yanng diberikan
seeorang sebagai pengkuan atas pekerjaan yang dilakukannya dengan baik
2.2.1.5. Penghargaan Finansial
Penghasilan atau gaji merupakan hal yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi
sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya. Wijayanti dan Andrianti, 2000
Penghargaan finansial dapat berupa penghargaan ekstrinsik yang terdiri dari kompenasi yang diberikan kepada personel, baik yang berupa
kompensasi langsung, tidak langsung, maupun yang berupa kompensasi nonmoneter. Kompensasi langsung adalah pembayaran langsung berupa
gaji atau upah pokok honorarium lembur dan hari libur, pembagian laba, pembagian saham, dan berbagai bonus lain yang didasarkan atas kinerja
personel. Mulyadi dan Setyawan, 2001
2.2.1.6. Teori Yang Melandasi Pengaruh Penghargaan Finansial Terhadap
Pemilihan Karier
Penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi
sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya.
Menurut Reha dan Lu, 1985 dalam Wijayanti, 2001 : 365 menyatakan bahwa pemilihan karir mahasiswa akuntansi dipengaruhi
oleh penghargaan finansial. Dalam karir sebagai akuntan, semua akuntan menganggap gaji awal dalam karir menentukan sebagai daya tarik utama
untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya. Reha dan Lu, 1985 dalam Wijayanti, 2001 : 365. Hal ini sesuai dengan Teori Ekspektasi
yang menyatakan bahwa kekuatan dari kecendrungan untuk bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa
tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil tertentu serta pada daya tarik hasil tersebut bagi individu. Oleh karena itu, teori ini mengemukakan tiga
variabel berikut ini Robbins, 2002 : 67: 1.
Daya tarik pentingnya individu mengharapkan outcome dan penghargaan yang mungkin dapat dicapai dalam pekerjaan.
2. Kaitan kinerja-penghargaan keyakinan individu bahwa dengan
menunjukan kinerja pada tingkat tertentu akan mencapai outcome yang diinginkan.
3. Kaitan upaya-kinerja probabilitas yang diperkirakan oleh individu
bahwa dengan menggunakan sejumlah upaya tertentu akan menghasilkan kinerja.
Berdasarkan dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penghargaan finansial berpengaruh terhadap pemilihan karir,
2.2.2. Pengakuan Profesional
Pengakuan professional meliputi hal – hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi. Pengakuan professional ini dapat
dikategorikan juga sebagai penghargaan yang tidak terwujud financial misalnya, pangkat atau jabatan dan keahlian khusus untuk mencapai sukses.
Stolle, 1976. Dalam Sudaryono, R.Eko, Sri Rahayu dan Dody Setiawan 2003. Hal ini berarti dalam memilih karir, tidak hanya bertujuan mencari
penghargaan finansial, tapi juga ada keinginan untuk berprestasi mengembangkan diri.
Elemen – elemen dalam pengakuan professional ini diantarannya adalah pernyataan mengenai kemungkinan bekerja dengan ahli lain atau
diluar bidangnnya, kesempatan untuk berkembang, dan pengakuan prestasi. Insetif dalam istilah pisikologi tidak harus berupa kenaikan gaji dan upah
tapi ada juga penghargaan yang tidak bersifat keuangan yang amat berperan menentukan suatu perilaku, seperti kenaikan pangkat istimewa, bintang
jasa, dll. Sikap atau keinginan dari seseorag untuk mendapatkan pengakuan
terhadap hasil kerja yang diperbuat, maka akan dapat memacu seseorang untuk terus mengembangkan diri dan kemampuannya. Kesimpulanya
pengakuan profesional adalah pengakuan terhadap prestasi dan kerja keras seseorang tetapi tidak berwujudkan finansial, dan penghargaan tersebut
sangat dapat mempengaruhi perilaku dari seseorang tersebut.
2.2.2.1. Teori Yang Melandasi Pengaruh Pengakuan Profesional Terhadap
Pemilihan Karir
Teori motivasi, Teori ini dikemukakanleh Abraham A.Maslow yang menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah
kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifaat bawaan. Manusia pada dasarnya pertama kali akan berusaha
memenuhi kebutuhan tingkat pertama, kemudian kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya, dan pemenuhan semua kebutuhan inilah yang
menimbulkan motivasi seseorang. Kebutuhan yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari orang
lain masyarakat, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu diakui, dihormati dan dihargai orang lain karena kemampuannya atau kekuatannya. Kebutuhan
ini ditandai dengan keinginan untuk mengembangkan diri, meningkatkan kemandirian, dan kebebasan Hariandja, 2002 : 324
Pengakuan profesioanl ini juga merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih karir. Hal ini berarti
bahwa dalam memilih karir, tidak hanya bertujuan mencari penghargaan finansial, tapi juga ada keinginan untuk berprestasi Stolle, 1976 dalam
Wijayanti, 2001.
2.2.3. Lingkungan Kerja
Sifat pekerja, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan kerja merupakan faktor lingkungan pekerjaan. Lingkungan kerja diuji dengan
tujuh pertanyaan mengenai sifat pekerjaan rutin, atraktif,sering lembur Kepuasan kerja Robbins, 1996 : 26 adalah suatu sikap umum
terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya
mereka terima.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya mengenai selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima dan benyaknya yang diyakini seharusnya diterima, serta segala sesuatu
yang dihadapi dalam lingkungan kerja.
2.2.3.1. Teori Yang Melandasi Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap
Pemilihan Karier
Bila kita mengamati fenomena yang ada bahwa seseorang mahasiswa yang memiliki prestasi yang bagus namun belum mempunyai
karier yang akan dipilihnya. Ternyata ada aspek lain yang turut masuk dalam pemilihan karier tersebut, yaitu aspek moral atau perilaku
karyawan yang bersangkutan. Menurut Carpenter dan Strawser 1970 Ryan dan Hise, 1976
dalam Wijayanti 2001 : 368 menyatakan bahwa pemilihan karir mahasiswa akuntansi dipengaruhi oleh factor lingkungan kerja, sifat
pekerja, tingkat persaingan dan banyak tekanan Untuk itu, bila ingin karir berjalan dengan mulus, seseorang harus
menjaga diri, menjaga hubungan baik kepada semua orang yang ada di organisasi atau perusahaan tersebut, baik menjalin hubungan kepada
atasan, bawahan dan juga rekan-rekan sekerja. Stolle 1976 dalam Wijayanti 2001 : 368 menyatakan bahwa pemilihan karir mahasiswa
akuntansi dipengaruhi oleh lingkungannya..Hal ini sesusi dengan Teori Dua-Faktor Hezberg menyatakan bahwa orang yang puas dalam
pekerjaan yang berhubungan dengan kepuasan kerja dan bahwa orang tidak puas dengan pekerjaan berhubungan dengan suasana kerja. Teori
Hezberg berhubungan dekat dengan hierarki kebutuhan Maslow. Faktor higenis bersifat pencegahan dan berhubungan dengan lingkungan alamiah
dan faktor tersebut ekuivalen dengan kebutuhan tingkat rendah Maslow. Lurthan,2006 : 283, Hal ini berarti lingkungan kerja tempat bekerja
dapat mempengaruhi efektifitas kerja orang yang bekerja di dalamnya. Pekerjaan akan berjalan dengan lancar dengan hasil yang memuaskan,
apabila lingkungan kerja juga mendukung untuk terciptanya suasana yang kondusif bagi karyawan yang bekerja di dalamnya, sehingga dapat
disimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap pemilihan karir
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas maka dapat di buat premis-premis sebagai berikut :
Premis 1 : Pemilihan karir mahasiswa akuntansi dipengaruhi oleh Penghargaan finansial. Dalam karir sebagai akuntan, semua
akuntan menganggap gaji awal dalam karir menentukan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada
karyawannya. Reha dan Lu, 1985 dalam Wijayanti, 2001 : 365 Premis 2 : Pemilihan karir mahasiswa akuntansi dipengaruhi oleh
lingkungannya Stolle, 1976 dalam Wijayanti, 2001 : 368. Premis 3 : Pemilihan karir mahasiswa akuntansi dipengaruhi oleh faktor
lingkungan kerja, sifat pekerja, tingkat persaingan dan banyak tekanan Carpenter dan Strawser, 1970; Ryan dan Hise,
1976 dalam Wijayanti, 2001 : 368.