15
2.7. Model
Dalam routing protocol jika terjadi pertemuan antara node maka pesan akan di replikasi kemudia baru di transfer.dalam protocol ini
diasumsikan memiliki buffer yang tetap untuk membawa setiap pesan dari source menuju destination. Diasumsikan bahwa setiap pertukaran terjadi
dibatasi oleh durasi waktu dan bandwith yang terbatas. Pada protocol maxprop menganggap rekan-rekan tidak memiliki pengetahuan keadaan
jaringan mengenai konektivitas, tidak ada kontrol atas gerakan mereka, tidak ada pengetahuan dari lokasi area tersebut [4].
Gambar 2.6 MaxProp Routing Strategy
Strategi routing yang digunakan oleh MaxProp untuk memilih manakah yang akan menjadi prioritas dalam pengiriman dan menghapus paket untuk
memanagement buffer. Dalam Jaringan Opportunistic khususnya pada protocol MaxProp
ada 3 tahap : 1.
Tetangga Sekitar. Node harus mengetahui tetangga
disekitarnya sebelum melakukan transfer, dikarenakan node tidak akan mengetahui kapan kesempatan transfer
berikutnya datang. 2.
Transfer Data. Ketika dua node bertemu, mereka dapat
mentransfer data dengan terbatas. Node tersebut tidak tahu durasi setiap kesempatan.
16 3.
Manajemen Penyimpanan. Setiap paket yang diterima
dari tetangga, setiap node harus mengelola tempat yang terbatas nya setiap ruang dengan memilih paket untuk
dihapus menurut beberapa ketentuan. 2.7.1.
MaxProp Path Cost Calculation
Estimating delivery likelihood memperkirakan kemungkinan pengiriman: sudah dijelaskan bahwa cara pengiriman maksimal dalam
DTN dapat diketahui dengan cara membuat grafik node yang terhubung di setiap ujungnya yang menunjukkan grafik yang melintasi jarak dan waktu.
Variasi dari algoritma yang dipaparkan oleh Dijkstra dapat menentukan jalan yang tercepat untuk mengirimkan paket, tetapi dalam praktiknya, kita
kita tidak bisa memperkirakan bagaimana koneksi tersebut bekerja ke depannya [4]. Oleh karena itu, MaxProp menetapkan bobot link sebagai
berikut:
Gambar 2.7 Maxprop Path Cost Calculation
17 Umpamakan node-node dalam jaringan sebagai s. Setiap node, i
∈ s, memonitor kemungkinan untuk bertemu dengan peer, j
∈ s. Diestimasikan bahwa kemungkinan ini, fij, sebagai kemungkinan bahwa node yang
dihubungkan selanjutnya akan menjadi j. Untuk semua node, pada awalnya diatur pada 1 | | − 1 . Ketika node tersebut bertemu dengan node j,
nilai dinaikkan 1 lalu semua nilai f dinormalkan kembali.
Metode ini, yang disebut sebagai incremental averaging, membuat node-node yang jarang ditemui memiliki nilai yg rendah seriring
berjalannya waktu. Dalam MaxProp, setiap dua peer bertemu, mereka bertukar nilai
antara satu dengan yang lain. Sebagai contoh, node i bertemu dengan empat node lainnya, sebuah peer j memiliki nilai-nilai untuk
= = = = 0.25. ketika bertemu dengan node 3, peer di tetapkan sebagai
= 1.25 dan menormalisasi kembali semua nilai-nilai sehingga ketika dijumlahkan
kembali bernilai 1 : = = = 0.125 dan = 0.625.
Setelah nilai-nilai tersebut dihitung, node i menghitung nilai biaya �, � + 1, … , , untuk setiap jalur yang memungkinkan mencapai tujuan d,
sampai maksimal n hop. Biaya untuk jalur yang melewati node �, � + 1, … ,
adalah jumlah dari probabilitas di mana setiap koneksi tidak terbentuk, perkiraan bahwa tidak setiap jalur sebagai salah satu probabilitas:
c �, � + 1, … , = ∑[1 −
�+ �
].
�− �=
Biaya untuk tujuan dengan biaya jalur terendah diantara semua jalur yang memungkinkan. Gambar 2.7 illustrasi sebagai contoh kebijakan biaya
dari A ke D ditentukan biaya terendah, 1.25. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.7.2. Transfer Data
Ketika dua peer bertemu, MaxProp bertukar paket dengan urutan yang spesifik.
1. MaxProp mentransfer semua informasipesan untuk peer yang
lain 2.
Peer saling bertukar informasi routing, terutama kemungkinan daftar vector untuk bertemu dengan node-node lainnya seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. 3.
Maxprop mentrasfer semua bukti penerimaan data acknowledgments yang telah dikirim. Bukti penerimaan data
ini terdiri dari cryptographic hash dari isi, sumber, dan tujuan dari setiap pesan yang berbentuk 128 bits. Mekanisme ini
digunakan untuk menghilangkan buffer dalam jaringan dengan data-data lama jika ukuran bukti penerimaan data tersebut
relative kecil dibandingkan dengan paket data. Dalam evaluasi kami, peer menghabiskan waktu tidak lebih dari 1 dari rata-
rata durasi koneksi untuk mengirim bukti penerimaan data. 4.
Keempat, MaxProp memberi prioritas lebih pada paket-paket yang belum dikirim jauh dalam jaringan. Dalam simulasi,
ditemukan bahwa sistem estimating delivery likelihood mempunyai kecenderungan untuk memprioritasan paket-paket
dengan kemungkinan terkirim yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan paket-paket dengan kemungkinan terkirim yang
lebih rendah menjadi terlantar. Oleh karena itu, MaxProp berusaha untuk memberi prioritas lebih pada paket-paket baru
dengan cara mengirimkannya lebih dulu. Hasil dari metode ini adalah paket-paket yang lebih baru dikirim dalam beberapa
kemungkinan pengiriman ketika mereka pertama kali dikirim sehingga kemungkinan untuk mencapai tujuan menjadi tebih
tinggi. Untuk mengaplikasikan strategi ini, MaxProp membagi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 buffer menjadi dua berdasar apakah paket tersebut mempunyai
jumlah hop yang lebih sedikit dari hop t awal atau tidak. Paket- paket dengan jumlah hop di bawah hop awal, disortir dengan
menggunakan hopcount, paket dengan jumlah hop di atas hop awal disortir dengan mekanisme scoring yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Menyetel hop awal threshold secara statistik tidak akan cocok dengan segala kondisi, jadi MaxProp menggunakan
metode adaptif untuk menentukan hop awal. Dalam kondisi dengan rata-rata kemungkinan bytes yang ditransfer x lebih
kecil dari ukuran byte buffer b, paket paket dengan hop count yang rendah menjadi prioritas untuk dikirim. Dengan
bertambahnya x, MaxProp mengurangi threshold menjadi selisih dari dua nilai tersebut. Ketika ukuran x melebihi ukuran buffer,
threshold kemudian dihilangkan karena sudah tidak dibutuhkan lagi. Secara spesifik, setelah setiap pengiriman, threshold
dievaluasi lagi dengan mengatur porsi dari buffer p sebagai berikut:
- Jika xb2, maka p=x
- Jika b2 ≤ x b maka p= minx, b-x
- Jika bx maka p=0
Jika p digunakan sebagai threshold, paket akan dibagi berdasar hop count yang sama secara acak, oleh karena itu, t diatur
sebagai hop count minimal yang menyortir paket di dalam p, atau mungkin lebih banyak.
5. Paket yang tersisa dan belum dikirim, dikirim berdasarkan skor
yang sudah dijelaskan di path cost calculation. 6.
Kita bias melihat bahwa semua paket yang telah dikirim ke node, tidak akan dikirim lagi. Daftar hop yang ada di setiap paket
menyimpan informasi tentang ke peer mana saja paket tersebut telah dikirim, termasuk ke peer mana node yang sekarang
20 mengirim paket tersebut. Algoritma yang mirip digunakan di
UsenetNNTP untuk membatasi flooding.
2.7.3. Management Buffer
Mengelola Buffer: perbedaan dari mengelola media penyimpanan yang terbatas dan transmisi yang terbatas adalah paket-paket yang dikirim
dalam satu kesempatan pengiriman dapat dikirim kembali di kesempatan pengiriman berikutnya. Sebaliknya, jika sebuah paket di drop dari buffer,
paket tersebut tidak akan terkirim. Ada tiga alasan mengapa peer p dapat mengeluarkan paket m
dari buffer tanpa mengurangi kecepatan pengiriman dari jaringan tersebut.
Kriteria 1: jika kopi dari pesan m telah terkirim ke tujuan acknowledgement.
Kriteria 2: tidak ada rute dengan bandwidth yang memadai di antara tujuan p dan m selama jangka waktu pesan m
aktif TTL. Kriteria 3: tidak ada kopi dari pesan m yang telah terkirim,
tapi sebagian kopi dari m akan tetap terkirim bahkan jika peer mengeluarkan kopinya dari buffer.
Jelas sekali terlihat bahwa ketiga kriteria di atas sangat penting dan dibutuhkan. Pertama, ketiga kriteria tersebut sama-sama eksklusif, yang
dimaksud dengan eksklusif adalah tidak mungkin sebuah pesan memenuhi lebih dari satu kriteria. Kedua, satu-satunya kemungkinan yang belum
disebutkan adalah jika m belum terkirim, tetapi hanya dapat terkirim jika p tidak mengeluarkan m dari buffer. Singkatnya, pesan di drop yang seperti
ini dapat memengaruhi kecepatan pengiriman secara keseluruhan. Karena pengiriman informasi dalam DTN relatif lambat, peer tidak
akan mengetahui nilai dari ketiga kriteria tersebut dengan pasti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21 Untuk memerkirakan apakah Kriteria 1 sudah terpenuhi,
digunakanlah tanda bukti pengiriman yang dikirim dari tujuan yang dikirim ke semua peer dalam jaringan.
Walaupun informasi ini dapat ditunda, informasi tersebut akan tetap akurat saat telah terkirim ke tujuan.
Untuk memerkirakan apakah Kriteria 2 telah dipenuhi , digunakan mekanisme scoring.
Kriteria 3 adalah kriteria yang paling sulit untuk dinilai. Hop count digunakan sebagai pemerkiraan yang lemah.
Karena paket-paket tersebut dikopi dari peer satu ke peer yang lain tanpa dihapus dari peer pertama, paket yang
telah dikirim lebih jauh dalam jaringan tidak diprioritaskan dan akan dikeluarkan dari buffer.
2.8. The ONE