2.2. LANDASAN TEORI
2.2.1. Definisi Sistem
Sutabri 2004:18 mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih,
yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang
– ulang Sutabri,2004:18 Widjajanto 2001:2 berpendapat bahwa sistem suatu sistem yang
memiliki bagian – bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu mulai tiga tahapan yaitu input, proses, dan output. Sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen
– komponen yang saling berkaitan interrelated atau subsistem
– subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama Hall, 2001:5. Romney dan Stienbart
2004:2 mengemukakan bahwa sistem adalah komponen – komponen
yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Wahana komputer 2003:31-32 menjelaskan dari berbagai sudut
pandang, sistem diklasifikasikan sebagai berikut: 1.
Sistem abstrak abstract system dan sistem fisik physical system Sistem abstrak merupakan sistem yang hanya berupa ide
– ide atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Contohnya adalah sistem
yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, yang tidak dapat kita amati secara fisik. Sedangkan sistem fisik adalah sistem yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dapat dilihat secara fisik, seperti sistem penilaian, sistem pengawasan, sistem akuntansi, dan lain
– lain. 2.
Sistem Alamiah natural system dan sistem buatan manusia human made system
Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi karena proses alam dan tidak terdapat campur tangan manusia. Misalnya adalah sistem
rotasi bumi, sistem tata surya, dan lain – lain. Sistem buatan manusia
dirancang dan diciptakan oleh manusia, seperti sistem pengendalian banjir, sistem tata kota, dan lain
– lain. Sistem buatan manusia ini sering melibatkan interaksi manusia dengan media yang disebut
dengan human machine system. 3.
Sistem tertentu determinate system dan sistem tak tentu probabilistic system
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi sehingga hasil output sistem sudah dapat diramalkan.
Sistem komputer adalah contoh dari ini. Setiap melakukan pemrosesan data di dalam komputer dengan program
– program yang dijalankan, kita sudah bisa memprediksi apakah hasil dari pemrosesan
itu. Sistem tak tentu, merupakan sistem yang hasil pemrosesannya mengandung unsur probabilitas sehingga hasil keluarnya tidak dapat
diprediksi secara pasti.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Sistem tertutup closed system dan sistem terbuka opened system
Sistem tertutup adalah sistem yang bekerja secara otomatiis dan tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Secara teoritis sistem
ini ada, tetapi kenyataannya tidak pernah ada sistem yang benar –
benar tertutup tanpa campur tangan pihak luar, yang ada hanyalah relatively closed system yaitu sistem yang secara relatif tertutup.
Sistem terbuka adalah sistem yang selalu berhubungan dengan lingkungan luarnya untuk melakukan proses dalam mendapat output.
Sistem ini bersifat terbuka dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, maka sistem ini harus mempunyai pengendalian yang baik agar tidak
tergeser dari tujuan utama sistem.
2.2.2. Definisi informasi
Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberi arti Romney dan Stienbart, 2004:11. Data adalah fakta
– fakta yang dikumpulkan, disimpan, dan diproses dengan sistem informasi
Romney dan Stienbart, 2004:11. Susanto dan Pradikto 2008:18 berpendapat bahwa informasi
adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat itu atau
mendatang. Dasar dari informasi adalah data, kesalahan dalam mengambil atau memasukkan data, kesalahan dalam mengolah data akan
menyebabkan kesalahan dalam memberikan informasi. Data adalah fakta
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang dimasukkan kedalam, disimpan, dan diproses oleh sebuah sistem informasi
akuntansi Krismiaji,
2005:15. Krismiaji
2005:15 menambahkan bahwa informasi adalah data yang telah diorganisasi yang
bermanfaat bagi para pembuat keputusan untuk menghasilkan keputusan yang baik.
2.2.3. Karakter informasi
Widjajanto 2001:14-16 berpendapat bahwa tiap – tiap tingkatan
manajemen dengan kegiatannya yang berbeda, diperlukan informasi dengan karakteristik yang berbeda pula. Berikut mengenai karakteristik
yang ada di setiap informasi yang diperlukan: 1.
Jenjang manajerial terendah, informasi yang diperlukan lebih banyak bersifat pengendalian, cenderung memerlukan informasi yang bersifat
ikhtisar, serta cenderung memerlukan informasi yang lebih banyak menyangkut situasi dan kondisi eksternal.
2. Jenjang manajerial yang lebih tinggi akan lebih banyak waktu yang
dibutuhkan untuk perencanaan, cenderung memerlukan informasi yang bersifat ikhtisar, serta cenderung memerlukan informasi yang
lebih banyak menyangkut situasi dan kondisi eksternal.
2.2.4. Pengguna Informasi
Informasi yang dihasilkan dari penerapan sistem informasi akan dipengaruhi oleh berbagai kelompok pemakai dengan tujuan berbeda.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pemakai informasi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan Wahana Komputer,2003:49-51
Golongan pertama adalah pengguna informasi yang memiliki kepentingan langsung terhadap perusahaan, antara lain:
1. Pemilik perusahaan yang mengetahui apakah sumber daya perusahaan
yang dipercayakan kepada pihak manajemen dapat dikelola dengan baik dan bisa dipertanggungjawabkan.
2. Pihak manajemen perusahaan yang ingin mendapatkan data – data
akurat tentang hasil kegiatan yang telah dilakukan di masa lampau. Mengevaluasi keputusan
– keputusan yang telah diambil serta memproyeksikan posisi keuangan untuk masa yang akan datang
3. Pihak investor termasuk kreditur dan supplier untuk melakukan
evaluasi terhadap investasi yang telah diberikan. Apakah perlu memperbesar kredit, menetapkan syarat
– syarat kredit, dan lain – lain.
4. Karyawan perusahaan yang ingin mendapatkan informasi kondisi
perusahaan sehingga dapat menegosiasikan upah, perpanjangan kontrak kerja, pemutusan hubungan kerja, dan lain
– lain.
Golongan kedua adalah pengguna yang tidak memiliki kepentingan langsung misalnya:
1. Pemerintah. Dalam hal ini instansi perpajakan yang ingin mempunyai
dasar untuk menaksir pajak atau denda yang dikenakan terhadap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan, dan jika perlu melakukan investigasi atau pemeriksaan secara langsung.
2. Serikat buruh. Untuk menentukan berbagai kebijakan bagi karyawan –
karyawan anggotanya seperti menentukan kontrak kerja dan sebagainya.
3. Akuntan publik. Yang bertugas untuk memeriksa pembukuan dan
administrasi perusahaan dengan tujuan untuk memberikan pernyataan tentang kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh pimpinan
perusahaan yang bersangkutan 4.
Bursa saham. Untuk menerima atau menolak permohonan pendaftaran, memberikan saran
– saran tentang perubahan dalam praktik akuntansi, dan lain
– lain. 5.
Analisis keuangan. Yang ditugasi untuk memberikan nasihat kepada kreditur untuk menahan, menambah atau mengurangi investasi dalam
perusahaan yang bersangkutan. 6.
Costumer dan supplier. Untuk mengevaluasi hubungannya dengan perusahaan di masa lalu serta menentukan kebijaksanaan untuk
hubungan di masa datang. 7.
Badan – badan pengatur dan registrasi untuk menaksir kelayakan.
2.2.5. Sistem Informasi
Sistem merupakan
seperangkat komponen
yang saling
berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi Laudon dan laudon dalam Pradikto
2008:7. Romney dalam Krismiaji 2005:16 mendefinisikan sistem informasi sebagai cara
– cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa
sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hall 2001:7 berpendapat bahwa sistem informasi adalah suatu rangkaian
prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pengguna.
Perkembangan teknologi informasi direspon oleh organisasi dengan mendesain sistem informasi berbasis teknologi komputer. Sistem
informasi berbasis komputer merupakan suatu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentrasformasi data menjadi
informasi yang berguna. Bodnar dan Hopwood,2004:6. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang memiliki kualitas
sehingga informasi yang dihasilkan bisa relevan, tepat waktu, dan akurat, sehingga proses pencapaian tujuan perusahaan dapat berjalan lancar.
Bentuk sistem informasi yang ideal adalah suatu lingkungan kerja dimana mesin dan pengolah informasi yang berteknologi tinggi mampu
mengerjakan tugas – tugas rutin yang menyediakan data yang dapat
diakses untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan sehingga perusahaan dalam melaksanakan operasionalnya mampu menggali ide
– ide kreatif serta menghasilkan keputusan yang tepat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Krismiaji 2005:16-17 menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi memiliki delapan komponen yaitu:
1. Tujuan. Setiap sistem dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan
yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan. 2.
Input. Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam sistem. Sebagian besar input berupa data transaksi, namun perlu
diingat bahwa dalam perkembangannya, sebuah sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data dan menghasilkan informasi
keuangan saja, namun juga mengolah data dan menghasilkan informasi non keuangan. Oleh karena itu, sebagai input adalah berupa
data non keuangan. 3.
Output. Informasi yang dihasilkan sebuah sistem disebut output. Output dari sebuah sistem yang dimasukkan kembali ke dalam sebuah
sistem sebagai input disebut dengan umpan balik feedback. Output sebuah sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan keuangan
dan laporan internal seperti daftar unsur piutang, anggaran, dan proyeksi arus kas.
4. Penyimpan data. Data sering disimpan untuk dipakai lagi di masa
mendatang. Data yang tersimpan ini harus dipebarui update untuk menjaga keterkinian data.
5. Pemrosesan. Data harus diproses untuk menghasilkan informasi
dengan menggunakan komponen pemroses. Data ini sebagian besar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan mengolah datanya dengan menggunakan komputer agar dapat dihasilkan informasi secara tepat dan akurat.
6. Instruksi dan prosedur. Sistem informasi tidak dapat memproses data
untuk dapat menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur yang rinci. Perangkat lunak komputer dibuat untuk menginstruksikan
komputer melakukan pengolahan data. Instruksi dan prosedur untuk para pemakai komputer biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang
disebut buku pedoman prosedur. 7.
Pemakai. Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan pemakai. Dalam
perusahaan pengertian pemakai adalah karyawan yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan karyawan yang mengelola serta
mengendalikan sistem. 8.
Pengumuman dan pengawasan. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan, dan
terlindung dari akses secara tidak sah. Untuk mencapai kualitas informasi semacam itu, maka sistem pengamanan dan pengamanan
harus dibuat dan melekat pada sistem.
2.2.6. Sistem Informasi Akuntansi SIA
Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat
komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasi secara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
erat yang didesain untuk mentrasformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen Widjajanto, 2001:4.
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi
informasi Sutabri,2004:6. Hall 2001:10 menambahkan bahwa sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga subsistem utama yaitu :
1. Sistem pemrosesan transaksi – SPT transaction processing system,
mendukung operasi bisnis setiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan – pesan untuk para pemakai seluruh organisasi.
2. Sistem pelaporan buku besar keuangan - SPBBK general ledger
financial reporting system, yang menghasilkan laporan keuangan. 3.
Sistem pelaporan manajemen - SPM Management Reporting System, yang menyediakan manajemen internal dengan laporan keuangan, dengan
tujuan khusus dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Romney dan Stienbart 2005:3 berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Orang – orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan
melaksanakan berbagai fungsi, 2.
Prosedur – prosedur, baik manual maupun terotomatisasi yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data
tentang aktivitas – aktivitas organisasi,
3. Data tentang proses – proses bisnis organisasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi
5. Infrastruktur teknologi informasi termasuk komputer, peralatan
pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Kelima komponen tersebut secara bersama – sama memungkinkan
suatu sistem informasi akuntansi memenuhi fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu:
1. Tentang aktivitas – aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi,
sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen,
para pegawai, dan pihak – pihak luar yang berkepentingan dapat
meninjau ulang hal – hal yang telah terjadi
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak
manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset – aset
organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan handal.
Wahyono 2004:29 mengemukakan bahwa sistem informasi akuntansi berbasis komputer merupakan sistem yang melakukan fungsi
– fungsi untuk memberikan informasi bagi semua tingkat manajemen, baik itu manajemen atas atau top level management seperti direktur
dan eksekutif, manajemen menengah atau middle level management
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
seperti kepala cabang atau divisi, maupun manajemen bahwah atau lower level seperti mandor, supervisor, tenaga klerikal, dan lain
– lain.
Wahyono 2004:30 berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi berbasis komputer memiliki beberapa keunggulan yaitu :
1. Proses pengolahan yang cepat
2. Tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi
3. Efisiensi sumber daya manusia
4. Kemudahan Akses Informasi
2.2.6.1. Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi
Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem informasi akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi di
dalam suatu sistem. Untuk mengolah data supaya menjadi informasi yang berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme, atau
dengan bantuan komputer Baridwan, 1994:127. Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau
mengolah data tidak dapat mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dengan
sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks dan rumit serta memerlukan pengetahuan khusus tentang komputer Baridwan,1994:127.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data Secara Manual
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa mengumpulkan bukti informasi dan menganalisa transaksi
– transaksi dari dokumen, sumber, pencatatan transaksi dalam bentuk jurnal kemudian diposting ke dalam
buku besar pencatatan ditempatkan pada buku besar dicocokkan dengan buku pembantu pada akhir periode membuat laporan keuangan.
Gambar 2.2 Siklus Pengolahan Data dengan Komputer
Bukti Transaksi
File Transaksi Laporan Keuangan dan
Laporan Lain yaitu Laporan Keuangan Fiskal
Buku Besar Jurnal
Bukti Transaksi
Jurnal
Buku Pembantu
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan
Buku Besar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari gambar diatas dapat diterangkan bahwa dari bukti – bukti transaksi
yang ada diberi kode – kode perkiraan yang kemudian di jurnal yang
selanjutnya untuk buku besar, neraca saldo. Laporan laba rugi dan neraca akhir akan diolah secara otomatis oleh komputer. Hasil dari proses
akuntansi tersebut akan menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan yang berupa laporan keuangan lainnya, seperti yang
diinginkan dan berguna bagi perusahaan pengguna informasi.
2.2.7. Kualitas Sistem 2.2.7.1. Pengertian Kualitas Sistem
Sistem yang berkualitas merupakan sistem yang memiliki unsur –
unsur kelayakan untuk dapat diterapkan dalam lingkungan organisasi, dengan mempertimbangkan keterbatasan
– keterbatasan yang dimiliki organisasi tersebut. Wahana komputer 2003:153-157 berpendapat bahwa
ada empat unsur kelayakan untuk menilai kualitas sistem: 1.
Kelayakan teknik Kelayakan ini mencakup dua hal penting yaitu ketersediaan teknologi di
pasaran dan ketersediaan tenaga ahli yang mengoperasikan. 2.
Kelayakan operasional Setidaknya terdapat lima permasalahan yang harus dipertimbangkan untuk
menentukan layak dan tidaknya sistem dioperasikan, lima hal tersebut antara lain:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Kemungkinan bahwa sistem tidak praktis, terlalu rumit sehingga sulit
untuk dioperasikan oleh operator b.
Hal ini jelas akan menghambat pengoperasian sistem dalam praktek kesehariannya. Kesulitan operator menggunakan program, akan
memperbesar resiko kesalahan yang terjadi. c.
Kemungkinan adanya keengganan pemakai untuk meninggalkan sistem lama yang telah ditekuni selama bertahun
– tahun d.
Kualitas informasi yang dihasilkan sistem apakah sudah cukup memuaskan pemakainya
e. Kemungkinan terjadinya kesulitan pihak manajemen untuk melakukan
pengendalian terhadap sistem 3.
Kelayakan ekonomi Sistem ini akan dikatakan menguntungkan atau layak secara ekonomi jika
manfaat yang diberikan oleh sistem lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan sistem. Ada dua jenis manfaat yang dapat
diterapkan kualitasnya yaitu penghematan biaya karena menurunnya biaya operasi dan kenaikan pendapatan karena beberapa faktor seperti
kemudahan pelanggan
mendapatkan barang
yang dibutuhkan
dibandingkan dengan pesaing, kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan
– keputusan strategis, dan lain sebagainya. 4.
Kelayakan hukum Kelayakan hukum adalah peninjauan kembali hal
– hal yang menyangkut penerapan sistem dan dampak yang ditimbulkan. Misalnya, perlu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dipertimbangkan apakah penerapan sistem dengan menggunakan teknologi akan berakibat pada pengurangan tenaga kerja yang berujung pada PHK,
pemakaian software yang asli atau bajakan. Romney dan Stienbart 2004:267 menggunakan empat prinsip
untuk menetapkan apakah suatu sistem andal atau tidak: 1.
Ketersediaan Availability. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan dan digunakan dengan mencantumkan pada pernyataan
atau perjanjian tingkat pelayanan 2.
Keamanan Security. Sistem dilindungi dari akses fisik maupun logis yang tidak memilii otorisasi. Hal ini membantu mencegah penggunaan
yang tidak sesuai, pemutarbalikan, penghancuran atau pengungkapan informasi dna software, serta pencurian sumber daya sistem.
3. Dapat dipelihara Maintainability. Sistem dapat diubah apabila
diperlukan tanpa mempengaruhi ketersediaan, keamanan, dan integritas sistem. Hanya perubahan dokumen yang memiliki otorisasi
dan teruji sajalah yang termasuk dalam sistem dan data terkait. Bagi seluruh perubahan yang telah direncanakan dan dilaksanakan, harus
tersedia sumber
daya untuk
mengolah, menjadwalkan,
mendokumentasikan, dan mengkomunikasikan perubahan ke pihak manajemen dan para pemakai yang memiliki otorisasi.
4. Integritas Intregrity. Pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat,
tepat waktu, dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki integritas apabila dapat melaksanakan fungsi yang diperuntukkan bagi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sistem tersebut secara keseluruhan dan bebas dari manipulasi sistem, baik yang tidak diotorisasi maupun yang tidak disengaja.
Bagi setiap prinsip keandalan diatas, tiga kriteria ini dikembangkan untuk mengevaluasi pencapaian prinsip
– prinsip tersebut Romney dan Stienbart, 2004:267-268:
1. Entitas memiliki tujuan kinerja, kebijakan, dan standart yang telah
ditetapkan, dikomunikasikan, dan telah memenuhi tiap prinsip keandalan. Tujuan kinerja didefinisikan sebagai tujuan umum yang
ingin dicapai entitas; kebijakan adalah peraturan – peraturan yang
memberikan arah formal untuk mencapai tujuan, dan mendorong kinerja;
standar sebagai
prosedur yang
dibutuhkan dalam
implementasi agar sesuai dengan kebijakan. 2.
Entitas menggunakan prosedur, sumber daya manusia, software, data data, dan infrastruktur untuk mencapai setiap prinsip keandalan,
dengan berdasarkan pada kebijakan dan standar yang telah ditetapkan. 3.
Entitas mengawasi sistem dan mengambil tindakan untuk mencapai kesesuaian dengan tujuan, kebijakan, dan standar, untuk setiap prinsip
keandalan.
2.2.8. Kualitas Informasi 2.2.8.1. Pengertian Kualitas Informasi
Informasi akan dikatakan berkualitas, jika infomasi tersebut datang tepat waktu, tepat nilainya yang relevan,. Informasi yang tepat waktu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tergantung dari dua hal yaitu pemakai dapat menjalankan sistem dengan baik dan tepat, di samping sistemnya sendiri harus mampu melakukan
proses pengolahan data dengan cepat pula. Semakin tinggi kualitas informasi yang tersedia bagi para pembuat
keputusan, maka semakin baik pula keputusan yang dihasilkan. Widjajanto 2001:25-26 menjelaskan agar bermanfaat, informasi harus
memiliki kualitas sebagai berikut: 1.
Kecermatan Accuracy Kecermatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
informasi yang besar terhadap total informasi yang dihasilkan dalam suatu periode. Ukuran kecermatan ini bervariasi, dan sangat
tergantung pada sifat informasi. Semakin kritis sifat suatu informasi, akan semakin tinggi kecermatan yang diperlukan.
2. Penyajian yang tepat waktu Timeliness
Informasi yang terlambat diterima, nilai kegunaannya akan lebih rendah, karena keputusan bisnis yang cepat dianggap lebih baik
daripada keputusan yang lambat. Timeliness diartikan kegiatan menyajikan informasi pada saat transaksi terjadi atas pada saat
informasi tersebut dibutuhkan yaitu mampu menutup peluang bagi pesaing untuk mengambil keputusan yang lebih cepat.
3. Kelengkapan
Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan karena bagian informasi yang hilang bisa jadi merupakan unsur yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kritis. Dengan demikian informasi yang sudah tepat waktu dan cermat mungkin belum dapat dianggap sebagai informasi yang
berkualitas. Atribut kelengkapan dalam beberapa hal disebut sebagai atribut relevansi. Artinya, informasi yang lengkap adalah
informasi yang relevan dengan kebutuhan penggunanya. Dalam hal lain, pengertian lengkap tidak harus diartikan sebagai informasi
yang menyeluruh baik yang berguna ataupun tidak, melainkan harus dikaji sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
4. Ringkas
Ringkas adalah informasi yang disajikan telah diikhtisarkan sesuai kebutuhan penggunaannya dan bidang
– bidang yang menjadi fokus utama. Informasi harus diringkas agar sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Manajer tingkat lebih rendah cenderung memerlukan informasi yang sangat rinci. Semakin informasi
mengalir keatas melalui organisasike manajemen atas, semakin ia dirangkum atau diringkas.
Romney dan Stienbart 2005:12, serta Krismiaji 2005:15 menambahkan karakteristik informasi yang berkualitas dengan atribut
dapat diverifikasi atau dapat diuji kebenarannya. Artinya, informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara
independen dan masing – masing akan menghasilkan informasi yang
sama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa informasi yang bernilai penting tinggi adalah informasi yang mengandung ketidakpastian paling
rendah, akan tetapi informasi tidak dapat terbatas sama sekali dari unsur ketidakpastian. Oleh karena itu, diperlukan perbandingan biaya untuk
memperoleh informasi dengan manfaat yang diperoleh dengan adanya informasi itu sendiri. Pengolahan data menjadi suatu informasi dengan
bantuan komputer, jelas akan lebih meningkatkan nilai dari informasi yang dihasilkan. Wahana komputer 2003:81-82 menambahkan bahwa
peningkatan nilai informasi tersebut bisa diamati dari hal – hal sebagai
berikut : 1.
Hubungan antara informasi , biaya dan waktu pengolahan data menjadi informasi. Informasi yang disajikan dalam waktu yang cepat
dan tepat, sedangkan untuk pemrosesan data manual biasanya berlaku bahwa semakin cepat waktu yang diinginkan untuk pemrosesan data,
maka biaya yang dibutuhkan akan semakin besar. Dengan bantuan komputer kita dapat mengatur sedemikian rupa sehingga informasi
dapat disajikan dengan tepat waktu dan dengan biaya yang masih berada di bawah manfaat informasi itu sendiri. Dengan kata lain, kita
dapat mengatur pengelolaan data sehingga manfaat ekonomis sebuah informasi dapat diperoleh secara maksimal.
2. Hubungan antara biaya dengan volume pemrosesan data menjadi
informasi. Dengan tingginya biaya tenaga kerja manusia diperlukan dalam pemrosesan data secara manual ternyata kurang efektif jika
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ditinjau dari sisi volume dan biaya pemrosesan. Pemrosesan secara manual memiliki biaya yang stabil pada angka yang cukup tinggi,
sementara dengan menggunakan mesin. Meski investasi awal lebih besar biayanya, namun pada perkembangannya akan dapat
mengurangi biaya pemrosesan dengan tetap menjaga tingkat volume pemrosesan. Proses pengolahan data dengan menggunakan komputer
sebagai alat bantu akan dapat terus mengurangi biaya – biaya pada
posisi yang paling rendah dibandingkan dengan metode pengolahan yang lain.
2.2.9. Persepsi
Persepsi adalah bagaimana orang – orang melihat atau
menginterpretasikan peristiwa, objek, atau manusia. Orang bertindak atas dasar persepsi mereka dengan mengabaikan apakah persepsi itu
mencerminkan kenyataan yang sebenarnya. Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya
rangsang, sampai rangsang itu bisa dimengerti oleh individu, sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaaan di sekitarnya.
Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera Drever dalam Sasanti,2003. Kesan
yang diterima individu sangat bergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir, belajar, serta dipengaruhi oleh
faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.10. Perceived ease of use kemudahan persepsian 2.2.10.1. Pengertian Perceived ease of use kemudahan persepsian
Kemudahan persepsian didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari
usaha Jogiyanto dalam skripsi Noorman Ananta, 2001:114. Menurut Davis, F.D. dalam Fahmi Natigor 2004:5, persepsi
tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi informsi didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat
dengan mudah dipahami. Kemudahan persepsian memberikan indikasi bahwa orang yang
menggunakan TI bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang yang bekerja tanpa menggunakan TI secara manual. Pengguna TI
mempercayai bahwa TI yang lebih fleksibel, mudah dipahami, dan mudah pengoperasiannya sebagai karakteristik kemudahan penggunaan.
Davis, F.D dalam Fahmi Natigor 2004:5 memberikan beberapa indikator kemudahan penggunaan TI antara lain :
1. Komputer sangat mudah dipelajari
2. Komputer mengejakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh
pengguna 3.
Komputer sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna 4.
Komputer sangat mudah untuk dioperasikan Nasution dalam penelitian Eko Riadi dan Rida Perwita 2011:1
menyatakan bahwa teori psikologis mempengaruhi penggunaan teknologi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
informasi, dimana banyak pengguna PC yang dapat dengan mudah menerima TI jika memiliki karakteristik sesuai dengan apa yang
diinginkan. Berdasarkan definisi dan literatur diatas dapat disimpulkan bahwa
kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha seseorang dalam mempelajari komputer.
2.2.11 Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan
kerja bukanlah suatu konsep tunggal. Sebaliknya, seseorang dapat relatif puas dnegan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah
satu atau lebih aspek yang lainnya. Kreitner dan Kinickil,2005:72 Kepuasan kerja mengacu pada sikap individu secara umum
terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya sedangkan seseorang
yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut Robbins:2002-36.
Harus diingat pekerjaan seseorang yang lebih dari sekedar kegiatan menata kertas, menulis kode pemrograman atau menunggu konsumen.
Pekerjaan membutuhkan interaksi dengan rekan kerja dan para atasan, mematuhi peraturan dan kebijakan organisasi termasuk didalamnya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
melakukan pekerjaannya menggunakan sistem yang ada, memenuhi standar kerja, dan sebagainya.
2.2.11.1. Pentingnya mengukur kepuasan kerja pengguna SIA
Investasi sistem informasi akuntansi yang menyedot anggaran yang cukup besar, sudah sepatuhnya dibarengi dengan penghargaan terhadap
penerapannya. Beragam metode bisa digunakan untuk mengukur hasil penerapan tersebut. Salah satu cara pengukuran kinerja dalam penerapan
sistem informasi akuntansi adalah dengan cara menggunakan kepuasan kerja
penggunannya. Ini
merupakan cara
terbaik untuk
mengkomunikasikan penilaian manajer tentang penerapan sistem informasi akuntansi kepada pimpinannya.
Salah satu gejala yang paling meyakinkan dari rusaknya kondisi dalam suatu organisasi adalah rendahnya kepuasan kerja. Gejala itu
mungkin juga merupakan bagian dari keluhan terhadap ketidakpastian suatu sistem yang diterapkan oleh organisasi tempat ia bekerja.
Ketidakandalan sistem mengakibatkan infornasi yang dihasilkan menjadi tidak akurat. Informasi yang tidak dapat menunjang kesuksesan kerja
karyawan, berdampak pada munculnya perasaan tidak puas. Hal itulah yang harus diantisipasi oleh manajemen agar investasi sistem informasi
akuntansi bermanfaat untuk pencapaian tujuan perusahaan melalui peningkatan kinerja karyawan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Faktor – faktor yang dipertimbangkan untuk mengukur
keberhasilan penerapan suatu sistem menurut Husein dan Wibowo dalam Sari 2008:1 adalah:
1. Tingkat penggunaan sistem yang relatif tinggi
2. Kepuasan para pengguna terhadap sistem yang diterapkan
3. Sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi
4. Tujuan yang dicapai. Pada tingkat seberapa sistem dapat memenuhi
tujuan – tujuan yang spesifik, sebagaimana dicerminkan oleh
peningkatan kinerja organisasi dan pengambilan keputusan dari pengguna sistem.
5. Imbal balik keuangan untuk organisasi, baik melalui pengurangan
biaya atau peningkatan penjualan profit.
2.2.12.1. Pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer
Menurut DeLone dan McLean dalam Istianingsih 2007 bahwa :“Kualitas sistem merupakan karakteristik dari informasi yangmelekat
mengenai sistem itu sendiri”. Untuk meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan pihak
– pihak yang berinteraksi dengan perusahaan seperti konsumen, vendor, mitra bisnis, pemegang saham, dan lembaga
pemerintah, sebuah sistem harus dipastikan keandalannya. Keandalan tidak hanya dinilai dari segi keamanan sebuah sistem
itu sendiri, melainkan juga harus mempertimbangkan sejauh mana sistem dapat memberikan kepuasan kerja bagi pengguna salah satunya adalah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk kemudahan untuk mengakses sistem sehingga pengguna mampu meningkatkan kinerjanya.
2.2.12.2. Pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer
Menurut Rai, et al,. dalam Istianingsih 2007 bahwa :“Kualitas informasi merupakan kualitas output yang berupa informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan”. Apabila kualitas informasi yang dihasilkan lebih rendah, tidak relevan, dan terdapat
konflik data, dan tidak tepat waktu maka akan memerlukan kerja tambahan bagi penggunanya untuk mengolah informasi tersebut hingga
sesuai dengan kebutuhan proses kerja. Hal ini dapat mengurangi kepuasan pengguna dan akhirnya menimbulkan ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan.
2.2.12.3. Pengaruh perceived ease of use terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer
Menurut David, F.D dalam Fahmi Natigor 2004:5, persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah sistem informasi didefinisikan
sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami.
Persepsi kemudahan penggunaan memberikan indikasi bahwa orang yang menggunakan sistem informasi berbasis komputer dapat
bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang yang bekerja secara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
manual. Pengguna sistem informasi berbasis komputer percaya bahwa sistem informasi yang digunakan lebih fleksibel, mudah dipahami, dan
mudah pengoperasiannya sebagai karakter kemudahan penggunaan.
2.3. KERANGKA PEMIKIRAN