BAB V TELAAH DIRI
Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan enabling warga sekolah:
1 mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini; 2 menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di
masa depan; dan 3 mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan. Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-
beda. Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam.
A. Merencanakan Telaah Diri 1.
Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang, bukan pada pribadi-pribadi
Anggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat merasa tidak nyaman. Pengakuan terhadap adanya
sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting. Dengan
demikian, perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang, bukan pada pribadi-pribadi, dan pembahasan
mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun.
36. Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
Dalam rangka memperkuat moral, manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk
mengakui prestasi yang dicapai sekolah. Jika fokusnya terletak pada
33
bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik, telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman.
37. Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan, jalan
menuju masa depan yang lebih baik. Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya. Dengan demikian, ruang lingkup Telaah diri harus
memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar
perencanaan yang akan dilakukan. Namun demikian, telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah
secara berlebihan, yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya.
Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang
sama-sama bergerak. Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal. Mekanisme
itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu
memenuhi standar-standar baru. Akan tetapi apabila Anda memisah- misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul, telaah diri
dengan sendirinya akan terhenti. Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan, semakin sulit untuk memulainya lagi.
Atau, sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit. Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal, sekolah memerlukan
asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus. Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga, sekolah memerlukan
perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit. Jika Anda
34
memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya, berarti Anda membunuhnya.
B. Langkah-Langkah Telaah Diri: Model Analisis Strategis