Tarif Pajak Dasar Hukum Dalam Permohonan Pengurangan dan Perubahan Angsuran

34 b. Subjek Pajak Luar Negeri yang terdiri dari : 1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; dan 2. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

K. Tarif Pajak

Dalam melakukan penghitungan pajak terutang, ada 4 macam tarif yang dapat digunakan, dalam Siti Resmi 2008:14, yaitu : 1. Tarif Pajak Proporsional Sebanding Yang dimaksud dengan tarif pajak proporsional yaitu tarif berupa presentase tetap terhadap jumlah berapapun yang menjadi dasar pengenaan pajak. Contohnya yaitu dikenakan Pajak Pertambahan Nilai PPN 10 sepuluh persen atas penyerahan Barang Kena Pajak. Universitas Sumatera Utara 35 2. Tarif Pajak Progresif Yang dimaksud dengan tarif pajak progresif yaitu tarif pajak yang presentasenya menjadi lebih besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaannya semakin besar. Contohnya tarif Pajak Penghasilan yang berlaku di Indonesia. 3. Tarif Pajak Degresif Yang dimaksud dengan tarif pajak degresif yaitu tarif berupa presentase tertentu yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak. 4. Tarif Pajak Tetap Yang dimaksud dengan tarif pajak tetap yaitu berupa jumlah atau angka yang tetap, berapapun besarnya dasar pengenaan pajak. Contohnya Bea Materai. Sesuai dengan pasal 17 Undang-undang PPh Nomor 36 tahun 2008, besarnya tarif pajak penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap adalah sebagai berikut : a. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Sampai dengan Rp. 50.000.000 5 Di atas Rp. 50.000.000,- sd Rp. 250.000.000,- 15 Di atas Rp. 250.000.000,- sd Rp. 500.000.000,- 25 Di atas Rp. 500.000.000,- 30 Universitas Sumatera Utara 36 b. Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap BUT Tarif Pajak Penghasilan PPh untuk Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar 28 dua puluh delapan persen dan untuk tahun 2010 sebesar 25 dua puluh lima persen.

L. Dasar Hukum Dalam Permohonan Pengurangan dan Perubahan Angsuran

Pajak Penghasilan Pasal 25 1. Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 1.1. Pasal 25 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 ; 1.2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Terakhir Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Ketentuan Umum Perpajakan ; 1.3. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-62PJ.2005 tanggal 14 Maret 2005 tentang Angsuran Bulanan Pajak Penghasilan Pasal 25 Tahun 2005 Sehubungan Dengan Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak. 2. Perubahan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 2.1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Terakhir Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Ketentuan Umum Perpajakan. 2.2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-84KMK.032002 tanggal 8 Maret 2002 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor Universitas Sumatera Utara 37 KMK-522KMK.042000 tentang Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Penghasilan Dalam Tahun Pajak Berjalan Yang Harus Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah Dan Wajib Pajak Lainnya Termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu. 2.3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-606KMK.041994 tanggal 21 Desember 1994 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Tempat Pembayaran Pajak, Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pengangsuran Dan Penundaan Pembayaran Pajak. 2.4. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-171PJ.2002 tanggal 28 Maret 2002 tentang Pelaksanaan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu. 2.5. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-537PJ.2000 tanggal 29 Desember 2000 tentang Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Dalam Tahun Pajak Berjalan Dalam Hal-Hal Tertentu. F. Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 Bagi Wajib Pajak yang Mengalami Perubahan Keadaan Usaha Nomor KEP - 537PJ.2000 1. Perubahan keadaan usaha atau kegiatan wajib pajak dapat berupa penurunan atau peningkatan usaha. Universitas Sumatera Utara 38 Misalnya, PT. B yang bergerak di bidang produksi benang dalam tahun 2000 membayar angsuran bulanan sebesar Rp 15.000.000,00. Dalam bulan Juli tahun 2000 pabrik milik PT. B terbakar, sehingga Dirjen Pajak mengeluarkan keputusan bahwa mulai bulan Juli tahun 2000 angsuran Pajak Penghasilannya disesuaikan menjadi lebih kecil dari Rp 15.000.000,00. Sebaliknya, apabila PT. B mengalami peningkatan usaha, misalnya adanya peningkatan penjualan dan diperkirakan Penghasilan Kena Pajaknya akan lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, Dirjen Pajak dapat mengeluarkan keputusan tentang penyesuaian besarnya angsuran Pajak Penghasilan PT. B menjadi lebih besar. 2. Apabila setelah 4 bulan atau lebih dalam suatu tahun pajak wajib pajak dapat menunjukkan bahwa Pajak Penghasilan yang akan terutang untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75 tujuh puluh lima persen dari Pajak Penghasilan yang menjadi dasar penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 25, wajib pajak tersebut dapat mengajukan permohonan pengurangan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak setempat. 3. Syarat-syarat permohonan pengurangan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 : a. Diajukan secara tertulis b. Menyampaikan perhitungan besarnya Pajak Penghasilan yang akan terutang berdasarkan perkiraan penghasilan yang diterimadiperoleh, dan besarnya Pajak Universitas Sumatera Utara 39 Penghasilan Pasal 25 untuk bulan-bulan yang masih tersisa dari tahun pajak yang bersangkutan. c. Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan akan memberikan keputusan dalam jangka waktu 1 satu bulan sejak permohonan diterima secara lengkap. Apabila dalam jangka waktu 1 satu bulan belum diberikan keputusan, berarti permohonan dikabulkan. 4. Apabila dalam suatu tahun pajak wajib pajak mengalami peningkatan usaha dan diperkirakan Pajak Penghasilan yang akan terutang untuk tahun pajak tersebut lebih dari 150 seratus lima puluh persen dari Pajak Penghasilan yang menjadi dasar penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 25, maka Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk bulan-bulan yang masih tersisa dihitung kembali berdasarkan perkiraan Pajak Penghasilan yang terutang di tahun tersebut.

G. Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 25