22
kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data wajib pajakdalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan pengurangan Pajak
Bumi dan Bangunan, serta melakukan evaluasi hasil banding. h.
Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
H. Mandat yang Dibebankan
Dalam melaksanakan tugas sebagai pengemban penerimaan APBN, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai sebagai instansi vertikal di bawah Direktorat
Jenderal Pajak, secara langsung mendapat mandat mengumpulkan dana bagi pembiayaan Negara APBN. Sebagaimana telah ditetapkan oleh Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Pajak, besarnya beban yang diberikan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai pada tahun anggaran 2012 sebesar Rp 295.610.000.000,00
I. Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
Aspek kepegawaian yang mendukung operasional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki Perempuan
49 20
Universitas Sumatera Utara
23
2. Berdasarkan Jabatan Jabatan Jumlah
Kepala Kantor KasiKasubbag
Fungsional Account Representative
Pelaksana 1
9 8
17 34
3. Berdasarkan Seksi Seksi Jumlah
Subbag Umum Seksi Pelayanan
Seksi PDI Seksi Waskon I
Seksi Waskon II Seksi Waskon III
Seksi Penagihan Seksi Ekstensifikasi
Seksi Pemeriksaan Fungsional
7 9
9 6
8 7
5 5
4 8
Universitas Sumatera Utara
24
4. Berdasarkan Pangkat dan Golongan
J. Peran Strategis Kantor Pelayanan Pajak Pratama BInjai
Dalam menjalankan tugasnya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai memiliki peran strategis sebagai institusi pengelola administrasi penerimaan pajak
yang bertugas mengumpulkan penerimaan negara dari sektor perpajakan. Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor KEP-95PJ.2008 tanggal 19 Mei 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai memiliki wilayah kerja yaitu Kotamadya Binjai dan Kabupaten Langkat.
Kedua wilayah kerja ini merupakan daerah yang cukup strategis bagi pelaku bisnis sebab letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Medan. Diharapkan seiring
berjalannya waktu, kawasan ini terus berkembang menjadi sentra usaha dan industri seperti pusat pabrik produksi, perdagangan, serta pengembangan wirausaha.
Golongan Jumlah
IV III
II I
1 33
35
Universitas Sumatera Utara
25
1. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak
1.1. Visi
Visi adalah gambaran keadaan organisasi yang ingin dicapai di masa datang
yang merupakan arahan yang bersifat menyeluruh bagi organisasi. Visi Direktorat
Jnderal Pajak adalah “Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak Negara yang terbaik di wilayah Asia Tenggara”. Visi tersebut merefleksikan cita-cita Direktorat
Jenderal Pajak untuk menjadi institusi yang menyelenggarakan sistem administrasi modern yang efektif dan efisien.
Sehingga mendapat pengakuan dari masyarakat bahwa segala eksistensi dan kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan mampu memenuhi harapan
masyarakat serta dalam menjalankan tugas dan pekerjaan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral yang diterjemahkan dengan bertindak jujur,
konsisten dan menepati janji. Selain itu memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan serta
norma-norma profesi, etika dan sosial.
1.2. Misi
Sedangkan Misi adalah pernyataan fundamental tentang alasan atau tujuan keberadaan organisasi, menerangkan mengapa organisasi itu ada, cara yang
digunakan atau aktivitas utama yang dijalankan organisasi untuk melakukan fungsinya. Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah “Menyelenggarakan fungsi
administrasi perpajakan dengan menerapkan Undang-Undang Perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan Negara demi kemakmuran rakyat”.
Universitas Sumatera Utara
26
Misi tersebut merupakan suatu pernyataan tujuan keberadaan, tugas, fungsi, peranan dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak sebagai penghimpun
penerimaan negara di bidang perpajakan.
2. Tujuan
Tujuan adalah pernyataan tentang hasil yang ingin dicapai organisasi dalam jangka panjang atau menengah dan merupakan penjabaran dari visi dan harus
konsisten dengan misi organisasi. Adapun tujuan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah:
a. Peningkatan pelayanan perpajakan.
b. Peningkatan kepatuhan Wajib Pajak melalui pengawasan dan penegakan hukum.
c. Peningkatan efektifitas dan efisiensi organisasi melalui reformasi dan
modernisasi. d.
Peningkatan profesionalisme dan integritas Sumber Daya Manusia. Keempat tujuan tersebut mengarah pada pencapaian tujuan eksternal dan
internal. Tujuan eksternal mengarahkan segenap perhatian kepada wajib pajak meliputi peningkatan pelayanan perpajakan dan peningkatan kepatuhan wajib pajak
melalui pengawasan dan penegakan hukum. Sedangkan tujuan internal mengarahkan kepada pengembangan sumber daya internal DJP meliputi peningkatan
profesionalisme dan integritas sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya internal meliputi pengembangan organisasi, proses bisnis, teknologi informasi,
anggaran, dan sumber daya manusia.
Universitas Sumatera Utara
27
3. Sasaran
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan dan merupakan pernyataan tentang hasil yang ingin dicapai organisasi dalam jangka waktu relatif pendek dan
merupakan tujuan yang bersifat operasional. Sasaran merupakan bagian integrasi dalam proses perencanaan strategis. Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai,
diukur dan menantang namun dapat dicapai, berorientasi pada hasil dalam periode 1 satu tahun.
Dalam rangka mencapai tujuan DJP yang telah ditetapkan, diperlukan penentuan sasaran yang mencerminkan hal yang ingin dicapai dalam jangka waktu
tertentu. Sasaran merupakan tujuan yang bersifat operasional yang memenuhi kriteria sebagai berikut SMART : specific spesifik, measurable terukur, achievable
dapat dicapai, relevant berkaitan, dan time phase berdasarkan jangka waktu. Berdasarkan hal tersebut diatas sasaran strategis sesuai inisiatif srategis
Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut : a.
Sasaran Strategis 1 satu yaitu Penataan struktur organisasi yang efektif. b.
Sasaran Strategis 2 dua yaitu Sistem manajemen yang handal.
4. Kebijakan
Kebijakan merupakan ketentuan yang telah ditetapkan untuk dijadikan pedoman dan petunjuk dalam pelaksanaan programkegiatan guna tercapainya
kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, visi, dan misi. Demi tercapainya tujuan dan sasaran berdasarkan visi dan misi yang telah
ditetapkan, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai telah mengambil langkah-langkah
Universitas Sumatera Utara
28
sebagaimana tertuang dalam kebijakan yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi setiap kegiatan yang dilaksanakan yaitu :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan. b. Mengamankan pencapaian rencana penerimaan pajak.
c. Terciptanya masyarakat sadar dan peduli pajak.
Universitas Sumatera Utara
29
BAB III GAMBARAN DATA PERMOHONAN PENGURANGAN ANGSURAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 25
H. Pajak Penghasilan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan PPh sebagaimana telah diubah terakhir menjadi Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008
menyebutkan bahwa pajak penghasilan adalah pajak atas penghasilan laba yang diterima atau diperoleh orang pribadi maupun badan.
Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur subjek pajak, objek pajak, serta cara menghitung dan cara melunasi pajak yang terutang. Undang-undang Pajak
Penghasilan juga lebih memberikan fasilitas kemudahan dan keringanan bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Undang-undang Pajak Penghasilan
menganut asas materiil, artinya penentuan mengenai pajak yang terutang tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak.
I. Pajak Penghasilan Pasal 25
1. Pengertian
Pajak penghasilan Pasal 25 adalah angsuran Pajak Penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan.
Angsuran pajak penghasilan pasal 25 ini juga dapat dijadikan sebagai kredit pajak atau pengurang dalam menghitung pajak yang terhutang atas seluruh penghasilan
Universitas Sumatera Utara
30
wajib pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan SPT Masa Tahunan Undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan.
2. Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan pasal 25
Pajak Penghasilan Pasal 25 yang terutang untuk setiap masa pajak harus dibayar selambat – lambatnya tanggal 15 lima belas bulan berikutnya setelah
berakhir masa pajak. Apabila wajib pajak tidakkurang dibayar, atau terlambat membayar maka wajib pajak dikenakan saksi administrasi berupa denda dan bunga
sebesar 2 dua persen sebulan atas jumlah pajak yang tidakkurang dibayar, atau terlambat dibayar dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran berakhir sampai
dengan tanggal dilakukan pembayaran atas pajak yang tidakkurang dibayar. Sedangkan penyetorannya dilakukan melalui Kantor Pos atau Bank – Bank
Persepsi yang ditunjuk Pemerintah dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP. Surat Setoran Pajak ini nantinya sebagai bukti bahwa Wajib Pajak sudah menbayar
dan sebagai sarana untuk melaporkan pembayaran pajaknya tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat Wajib Pajak terdaftar.
J. Objek dan Subjek Pajak
Undang-Undang Pajak Penghasilan juga mengatur tentang objek pajak, subjek pajak, serta cara menghitung dan cara melunasi pajak yang terutang. Adapun
yang menjadi Objek dan Subjek Pajak yaitu :
Universitas Sumatera Utara
31
1. Objek Pajak, Buku PPh Persandingan Edisi Terakhir, 2009 : 33
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
yang berasal dari Indonesia, maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama
dan bentuk apapun. Adapun yang dimaksud dan termasuk dalam pengertian penghasilan adalah :
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh termasuk gaji, upah, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam
undang-undang ini; b.
Hadiah dari undian atau pekerjaan, dan penghargaan; c.
Laba usaha; d.
Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta; e.
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; f.
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan lain karena jaminan pengembalian utang;
g. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;
h. Royalti;
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
Universitas Sumatera Utara
32
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; l.
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; m.
Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; n.
Premi asuransi; o.
Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan
pajak. Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri, yang menjadi Objek Pajak adalah
penghasilan baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia. Sedangkan bagi Wajib Pajak Luar Negeri, yang menjadi Objek Pajak hanya penghasilan yang
berasal dari Indonesia saja. 2.
Subjek Pajak, Buku PPh Persandingan Edisi Terakhir 2009 : 17 Yang menjadi Subjek Pajak PPh yaitu :
a. 1. Orang Pribadi ;
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.
b. Badan, terdiri dari CV, PT, Perseroan lainnya, BUMNBUMD dengan nama
dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
Universitas Sumatera Utara
33
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga dan bentuk badan lainnya.
c. Bentuk Usaha Tetap BUT, yaitu merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan.
Adapun Subjek Pajak dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu Subjek Pajak dalam negeri dan Subjek Pajak luar negeri.
a. Subjek Pajak Dalam Negeri yang terdiri dari :
1. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. 2.
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
2.1. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2.2. Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan Negara atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah; 2.3.
Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah;
2.4. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional Negara.
3. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.
Universitas Sumatera Utara
34
b. Subjek Pajak Luar Negeri yang terdiri dari :
1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; dan
2. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
K. Tarif Pajak