Seandainya dalam belajar B2 siswa tiidak menggunakan B1-nya, masalahnya akan menjadi sederhana.
4. Hierarki Bahasa
M. Ramlan 1987:32 mengatakan, morfem adalah satuan gramatik yang paling kecil; satuan gramatik yang tidak mempunyai satuan lain sebagai
unsurnya. Dari pengertian tersebut dapat ditentukan bahwa suatu satuan, misalnya terjauh, terdiri dari dua morfem, ialah ter- dan jauh.Contoh lainya
adalah kata berpakaian yang terdiri dari tiga morfem, yaitu ber-, pakai dan –an. Proses penggabungan afiks dengan kata dasarnya bila diuraikan terlihat
susunan afiks dan kata dasar merupakan urutan pembentukan kata turunan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa, seperti pada kata terjauh yang terbentuk dari
ter- dan jauh. Namun berbeda dengan kata bahasa Jawa nukokake‘ membelikan’
yang terdiri dari tiga morfem yaitu, N-, tuku dan –ake. Dengan kata lain, unsur yang langsung membentuk kata nukokake bukanlah N-, tuku, dan –ake,
melainkan N- dan tukokake. Selanjutnya tukokake terdiri dari unsur yang langsung membentuknya, yaitu tuku dan –ake. Berikut contoh diagram
pembentukannya dalam bahasa Jawa.
nukokake N
tukokake
tuku -ake
Gambar 1.1
Kata lain dengan hierarki pembentukannya yang lebih banyak adalah kata berperikemanusiaan
. Untuk menentukan hierarki pembentukannya diuraikan berdasakan
tingkatan satuan
dibawahnya. Penguraian
dari kata
berperikemanusiaan adalah
ber- dengan
satuan dibawahnya
yaitu, perikemanusiaan
, kemudian peri dan kemanusiaan, selanjutnya ke–an dan manusia
. Berbeda dengan kata terjauh, berpakaian dan berperikemanusiaan yang
hierarkinya dapat ditentukan dengan unsur langsung satuan kecil dibawahnya, kata pembacaan. Dengan cara serupa pembecaan mempunyai kemungkinan
terbentuk dari unsur peN- dan bacaan, atau pembaca dan –an. Untuk kata pembacaan
ditentukan dengan faktor arti atau makna. Kata pembacaan ‘hal membaca, atau suatu abstraksi dari perbuatan membaca’. Jadi kata pembacaan
bukan terbentuk dari unsur peN- dan bacaan maupun pembaca dan –an karena arti dari unsur-unsur tersebut tidak sesuai. Jadi, kata pembacaan terbentuk dari
unsur peN-an dan baca.
5. Kata Kerja
Kata kerja atau verba adalah kata yang menerangkan suatu pekerjaan atau aktivitas. Biasanya kata kerja menduduki fungsi wasesa predikat dalam struktur
kalimat Padmosoekotjo melalui Mulyana, 2007 : 55. Contoh: adus ‘mandi’, ngombe
‘minum’ dan turu ‘tidur’. Kata kerja atau verba dari segi bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu 1 verba asal: verba yang dapat berdiri sendiri
tanpa afiks dalam konteks sintaksis, dan 2 verba turunan: verba yang harus atau dapat memakai afiks, bergantung pada tingkat keformalan bahasa dan pada posisi