disesuaikan untuk trend. Persamaan yang dipakai dalam Smoothing Eksponensial satu Parameter dari Brown adalah sebagai berikut:
S
t
= αX
t
+ 1 - α S
t – 1
S
t
= αS
t
+ 1 - α S
t – 1
a
t
= S
t
+ S
t
- S
t
= 2 S
t
- S
t
b
t
=
1 −
α α
t t
S S
−
F
t+m
= a
t
+ b
t
m
Dimana, S
t
= nilai pemulusan eksponensial tunggal single eksponensial smoothing value S
t
= nilai pemulusan eksponensial ganda double eksponensial smoothing value α
= parameter pemulusan eksponensial dengan besar 0 α 1 a
t
, b
t =
konstanta pemulusan F
t+m
= hasil peramalan untuk m periode ke depan yang diramalkan
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan diuraikan untuk memberika kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Universitas Sumatera Utara
Pada bab ini, berisi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian, serta
Sistematika Penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini, terdapat pengertian-pengertian PDRB, dan teori-teori yang berhubungan dengan PDRB.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Bab ini menjelaskanmenceritakan tentang sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistik BPS Sumatera Utara.
BAB 4 : ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini diuraikan tentang pengolahan data dan analisis data dengan menggunakan pemulusan eksponensial ganda satu parameter
dari Brown untuk meramalkan PDRB sektor industri pengolahan Kota Sibolga.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menguraikan tentang program atau software yang dipakai sebagai analisis terhadap data yang diperoleh yaitu dengan
menggunakan Program Excel.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Peramalan Forecasting
2.1.1 Pengertian Peramalan
Peramalan dapat diartikan sebagai berikut: a.
Perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang.
b. Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan
hubungan, kecenderungan dan pola yang sistematis. Apabila direnungkan secara mendalam, banyak orang akan terkejut karena menyadari bahwa pada
kenyataannya banyak keputusan penting yang yang dilakukan secara pribadi maupun perusahaan yang mengarah kepada kejadian-kejadian di masa yang
akan datang sehingga memerlukan ramalan tentang keadaan lingkungan masa depan tersebut.
Dalam dunia ekonomi, hasil peramalan mampu memberikan gambaran tentang masa depan perekonomian suatu daerah yang memungkinkan manajemen ekonomi
Universitas Sumatera Utara
untuk membuat perencanaan, demi perbaikan dan perkembangan pertumbuhan ekonomi di daerah yang bersangkutan.
2.1.2 Kebutuhan dan Kegunaan Peramalan.
Sering terdapat waktu senjang antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang ini merupakan alasan
utama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waktu tenggang ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan tidak diperlukan. Jika waktu tenggang ini panjang, dan hasil
peristiwa akhir bergantung pada faktor-faktor yang dapat diketahui, maka perencanaan dapat memegang peranan penting. Dalam situasi seperti itu, peramalan diperlukan
untuk menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau timbul, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan.
Selain hal di atas, kegunaan dari peramalan dapat terlihat pada saat pengambilan keputusan. Setiap orang selalu dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan.
Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Apabila kurang tepat ramalan
yang kita susun atau yang kita buat, maka kurang baiklah keputusan yang kita ambil. Walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap ramalan, di mana
selalu ada unsur kesalahan. Sehingga yang paling diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kemungkinan kesalahan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Langkah-langkah Peramalan
Lagkah-langkah dalam metode peramalan adalah: a.
Mengumpulkan data b.
Menyeleksi dan memilih data Data-data yang kurang relevan harus di buang supaya tidak memepengaruhi
akurasi peramalan c.
Menganalisa data d.
Menentukan metode yang digunakan e.
Memproyeksikan data dengan menggunakan metode yang dipergunakan, dan mempertimbangakan adanya beberapa faktor perubahan.
2.1.4 Jenis-jenis Metode Peramalan
Metode-metode peramalan dengan menggunkan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, atau analisa deret waktu, terdiri dari:
a. Metode pemulusan smoothing
Metode smoothing adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan terhadap data pada masa lalu, yaitu dengan mengambil rata-rata
dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada beberapa tahun kedepan. Secara umum metode smoothing diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu:
1. Metode Rata-rata, yang terdiri dari :
a. Rata-rata Bergerak Tunggal Single Moving Average
b. Rata-rata Bergerak Ganda Double Moving Average
Universitas Sumatera Utara
c. Kombinasi Rata-rata bergerak lainnya.
2. Metode Pemulusan Eksponensial.
Bentuk umum dari metode pemulusan eksponensial adalah:
F
t+1
= αX
t
+ 1- α F
t
Keterangan: F
t+1
= ramalan satu periode ke depan X
t
= data aktual pada periode ke t F
t
= ramalan pada periode ke t α = parameter pemulusan
bentuk umum tersebut diperluas, akaan berubah menjadi:
F
t+1
= αX
t
+ α1- αX
t-1
+ α 1-
α
2
X
t-2
+…+α 1- α
N-1
X
t-N-1
+ 1- α
N
F
t-N-1
Dari perluasan bentuk umum di atas dapatlah dikatakan bahwa Metode Smoothing Eksponensial merupakan sekelompok metode yang menunjukkan pembobotan
menurun secara eksponensial terhadap nilai observasi yang lebih tua atau dengan kata lain observasi yang baru diberikan bobot yang relatif besar dengan nilai observasi
yang lebih tua. Metode ini terdiri dari: 1.
Pemulusan Eksponensial Tunggal 2.
Pemulusan Eksponensial Ganda Metode Linear Satu Parameter dari Brown
3. Pemulusan Eksponensial Ganda Dua Parameter dari Holt
4. Pemulusan Eksponensial Klasifikasi Pagels
b. Metode Box Jenkis
Universitas Sumatera Utara
Metode Box Jenkis menggunakan dasar deret waktu dengan model matematis, agar kesalahan yang terjadi dapat sekecil mungkin yang membutuhkan
identifikasi model estimasi parameternya. Jarang dipakai, namun baik untuk ramalan jangka panjang, menengah, dan jangka pendek.
c. Metode proyeksi trend dengan regresi.
Metode proyeksi trend dengan regresi, merupakan dasar garis trend untuk suatu persamaan matematik, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat
diproyeksikan hal yang diteliti untuk masa depan.
2.1.5 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan
Dalam pemilihan teknik dan metode peramalan, pertama-tama perlu diketahui ciri-ciri penting yang perlu diperhatikan bagi pengambilan keputusan dan analisis keadaan
dalam mempersiapkan peramalan.
Ada enam faktor utama yang diidentifikasikan sebagai teknik dan metode peramalan, yaitu:
a. Horizon Waktu
Ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing-masing metode peramalan. Pertama adalah cakupan waktu di masa yang akan datang,
dan aspek kedua adalah jumlah periode untuk peramalan yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pola Data
Hal penting yang harus diperhatikan dalam metode peramalan adalah menentukan jenis pola data historisnya, sehingga pola data yang tepat dengan
pola data historis tersebut dapat diuji. c.
Jenis dari Model Model-model merupakan suatu deret di mana waktu digambarkan sebagai
unsur yang penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola. Model-model perlu diperhatikan karena masing-masing model mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam analisa keadaan untuk pengambilan keputusan.
d. Biaya yang Dibutuhkan
Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu prosedur peramalan. Yakni biaya-biaya pengembangan, penyimpanan data,
operasi pelaksanaan, dan kesempatan dalam penggunaan teknik-teknik atau metode peramalan.
e. Ketepatan Metode Peramalan
Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat kaitannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan.
f. Kemudahan dalam Penerapan
Metode-metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan sudah merupakan suatu prinsip umum bagi pengambil keputusan.
2.1.6 Metode Smoothing yang Digunakan
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan hasil yang baik harus diketahui cara peramalan yang tepat. Maka metode meramalkan PDRB sektor industri pengolahan Kota Sibolga pada pemecahan
masalah ini adalah dengan menggunakan Metode pemulusan yaitu “Smoothing Eksponensial Ganda Satu Parameter dari Brown”
Metode ini merupakan metode yang dikemukakan oleh Brown. Dasar pemikiran dari metode Smoothing Eksponensial Linear satu Parameter dari Brown
adalah serupa dengan rata-rata bergerak linear, karena nilai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data sebenarnya.
Persamaan yang dipakai dalam pelaksanaan Pemulusan Eksponensial Satu Parameter dari Brown adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Smoothing Pertama
S
t
= αX
t
+ 1- αS
t-1
b. Menentukan Smoothing Kedua
S
t
= αS
t
+ 1- αS
t-1
c. Menentukan Besarnya Konstanta a
t
a
t
= 2S
t
-S
t
d. Menentukan Besarnya Slope b
t
b
t
= S
t
-S
t
e. Menentukan Besarnya Forecast F
t+m
F
t+m
= a
t
+ b
t
m
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Beberapa Kriteria yang Digunakan Untuk Menguji Ketepatan Ramalan
Beberapa kriteria yang digunakan untuk menguji ketepatan ramalan adalah : 1.
ME Mean Error Nilai Tengah Kesalahan
ME =
N e
N t
t
∑
=1
2. MSE Mean Square Error Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat
MSE =
N e
N t
t
∑
=1 2
3. MAE Mean Absolute Error Nilai Tengah Kesalahan Absolut
MAE =
n e
N t
t
∑
=1
4. MAPE Mean Absolute Percentage Error Nilai Kesalahan Persentase Absolut
MAPE =
N PE
N t
t
∑
=1
5. MPE Mean Percentage Error Nilai Tengah Kesalahan Persentase
MPE =
N PE
N t
t
∑
=1
Dimana :
Universitas Sumatera Utara
t
e =
t t
F X
− kesalahan pada periode ke-t
t
X = data aktual pada periode ke t
=
−
t t
t
X F
X 100 kesalahan persentase pada periode ke-t
t
F = nilai ramalan pada periode ke-t N = banyaknya periode waktu
Parameter α yang digunakan adalah α yang memberikan nilai MSE yang terkecil yang nilai α berkisar 0,1 sampai 0,9
t
PE
Universitas Sumatera Utara
BAB III
SEJARAH DAN STRUKTUR BPS
3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik BPS
Badan Pusat Statistik BPS adalah Lembaga Negara Non Departemen. Badan Pusat Statistik melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara lain pada bidang
pertanian, agraria, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal - hal tersebut Badan Pusat Statistik juga
bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik di pusat maupun daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya
pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi, dan ukuran - ukuran lainnya. Berikut ini beberapa
masa peralihan di BPS yaitu :
3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan Directur Vand Land Bouw Nijeverbeid en
Universitas Sumatera Utara
Handel, dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini ditugaskan untuk mengelola dan mempublikasikan data statistik.
Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu Komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan tiap – tiap Departemen. Komisi tersebut diberi tugas
merencanakan tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia.
Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Vor de Statistik CKS atau Kantor Statistik dan dipindahkan ke
Jakarta. Bersama dengan itu, beralih juga pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen IUA yang disebut
sekarang Kantor Bea dan Cukai.
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni 1944, pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.
Pada masa ini juga CKS diganti nama menjadi Shomubu Chosasitu Gunseikanbu.
3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik
Universitas Sumatera Utara
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana
kemerdekaan yaitu KPPURI Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia. Tahun 1946, kantor KPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai hasil
dari perjanjian Linggarjati. Sementara itu, pemerintahan Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P44, lembaga KPS berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perekonomian.
Selanjutnya, keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 September 1953 No. 18.009M KPS dibagi menjadi 2 dua bagian, yaitu bagian research yang disebut
Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B.
Dengan Keputusan Presiden RI No. 131 tahun 1957, kementerian perekonomian dipecah menjadi kementerian perdagangan dan kementerian
perindustrian. Untuk selanjutnya, Keputusan Presiden RI No. 172 tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik.
3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang
Pada pemerintahan Orde Baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang
handal, lengkap, tepat, akurat, dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi Biro Pusat Statistik.
Universitas Sumatera Utara
Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan Struktur
Organisasi yaitu : 1.
Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang Organisasi BPS. 2.
Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tantang Organisasi BPS. 3.
Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, suasana, dan tata kerja BPS.
4. Undang – Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.
5. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang BPS.
6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja
BPS. 7.
PP 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik.
Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan
Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 di tiap Propinsi dan di Kabupaten atau Kotamadya
terdapat cabang perwakilan Badan Pusat Statistik. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti Undang - Undang Nomor : 6 dan 7
tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan RI No. 86 tahun 1998 ditetapkan Biro Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur
organisasi Badan Pusat Statistik yang baru.
3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik
Universitas Sumatera Utara
a. Visi Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya
manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.
b. Misi Badan Pusat Statistik
Dalam perjuangan pembangunan nasional, Badan Pusat Statistik mengembangkan misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyajian data statistik yang bermutu
handal, efektif, dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik dan pengembangan ilmu pengetahuan statistik.
3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik
Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi di antara individu - individu
dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para
pegawaistaf. Struktur organisasi yang ditetapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah
struktur organisasi ini dan staf. Struktur ini mengandung unsur - unsur spesialisasi
Universitas Sumatera Utara
kerja, standardisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan lokasi kekuasaan, pembuatan
keputusan, dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.
Adapun tujuan dari struktur organisasi ini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik BPS Propinsi Sumatera Utara adalah :
a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai
departemen dan kegiatan - kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain. b.
Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi manajemen.
c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan - keputusan dan mengamati
bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.
Adapun bagan struktur organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sebagaimana lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik
Propinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibantu tata usaha yang terdiri dari :
a. Sub Bagian Urusan Dalam
b. Sub Bagian Perlengkapan
c. Sub Bagian Keuangan
d. Sub Bagian Kepegawaian
e. Sub Bagian Bina PotensiBina Program
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Bidang Penunjang Statistik terdiri dari 5lima bidang yaitu : 1.
Bidang Statistik Produksi Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik
pertanian, industri, konstruksi pertambangan dan energi.
2. Bidang Statistik Distibusi
Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik konsumen, perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga
dan jasa.
3. Bidang Statistik Kependudukan
Bidang BPS Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, statistik tenaga kerja, serta statistik kesejahteran.
4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik IPDS
Bidang IPDS mempunyai tugas untuk penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan program komputer.
5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas untuk penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi, dan akumulasi penyajian analisis
serta kegiatan penerapan statistik.
3.4 Tugas dan Wewenang Masing - Masing Bagian di Badan Pusat Statistik