2.5.2.4. Pemasakan dengan Proses Alkali Kraft
Proses pemasakan secara kraft dilakasanakan setelah penambahan white liquor dan black liquor ke dalam chip. Digester yang berisi chip dan larutan pemasak
dipanaskan hingga temperatur 170°C dan tekanan mencapai 7 kgcm
2
gauge. Pada temperatur dan tekanan ini, chip dimasak dengan alkali untuk periode waktu tertentu.
Waktu dan temperatur selama pemasakan sangat berpengaruh terhadap kualitas dari pada pulp. Jika chip dimasak dalam jangka yang terlalu lama maka akan dihasilkan
pulp dengan kualitas rendah dan dengan rendemen yang rendah pula. Temperatur yang optimum untuk reaksi pemasakan adalah 170°C dan temperatur ini harus dikontrol secara
seksama. Temperatur di bawah 170°C tidak berpengaruh apa-apa terhadap kualitas dan rendemennya tetapi di atas 180°C akan mulai terjadi pemutusan rantai rantai dari serat –
serat sellulosa dan pada temperatur 200°C akan sangat jelas pengaruhnya sehingga temperatur yang diinginkan pada pemasakan adalah 170°C.
Cara pemasakan dengan sistem pemanasan tidak langsung yang dilakukan dalam digester jenis batch. Larutan pemasak diedarkan dari bagian tengah digester dan
disebarkan ke bagian atas dan bawah melalui alat penukar panas yang disebut liquor heater. Larutan pemasak dipanaskan secara tidak langsung di dalam liquor heater oleh
steam yang bertekanan sedang MPS dari 100°C ke 170°C. Kira-kira 35 ton steam dipakai untuk memasak satu digester atau setara dengan 175 ton steam per ton pulp yang
diproduksi. Sebagaimana embunan steam dari liquor heater sudah terkontaminasi, ia tidak dapat digunakan lagi sebagai air boiler atau untuk pencucian. Kondensat ini
Universitas Sumatera Utara
ditampung pada tanki kondensat kotor dan selanjutnya dibuang ke parit sehingga akan menimbulkan warna, bau, dan menambah suhu sekeliling Anonim, 2003.
2.5.2.5. Pulp Blowing
Tujuan utama pada pengoperasian blowing adalah untuk mengeluarkan atau blow semua isi digester ke dalam blow tank. Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terdapat dua blow
tank dengan masing - masing kapasitas 600 m
3
dan tiga jalur blow utama yang akan mengalirkan pulp ke dalam blow tank. Sangatlah dimungkinkan untuk mengeluarkan
suatu digester ke blow tank yang dikehendaki dengan cara mengoperasikan atau memilih katup-katup mana yang akan dibuka sedangkan yang lainnya dalam posisi tertutup. Hanya
satu digester yang dapat diblow ke satu blow tank pada waktu tertentu. Hal yang penting untuk diperhatikan agar dipastikan bahwa ada cukup ruang dalam blow tank untuk
menampung pulp yang akan diblow. Apabila blow tank dalam keadaan kosong, diisi dahulu blow tank dengan black liquor sampai batas agitator agar supaya tidak terjadi
hentakan beban agitator karena masuknya pulp ke dalam blow tank. Hal penting lainnya yang dibutuhkan adalah memastikan bahwa sistem daur ulang panas sewaktu blow, blow
heat recovery system sudah siap untuk beroperasi untuk menampung uap yang dihasilkan blow dan mengambunkannya Anonim, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Pengelantangan Pulp