Pengisian Liquor liquor filling

umumnya pengeluaran gas turpentine sudah maksimum terjadi pada awal proses dan mencapai puncaknya pada temperatur 125°C. Proses prehidrolysis dipertahankan pada temperatur 165°C dan tekanan 6,0 kg cm 2 gauge selama 60 menit. Setelah itu dilakukan pengeluaran gas gas blow selama kira-kira 15–20 menit dengan membuka katup HV-078 sampai tekanan dalam digester turun menjadi 1,0 kg cm 2 gauge. Gas - gas yang dilepaskan selama gas blow dilewatkan ke sistem daur ulang panas dimana panasnya dipakai untuk memanaskan larutan pemasak pada proses kraft Anonim, 2003.

2.5.2.3. Pengisian Liquor liquor filling

Pada proses DKP pengisian liquor dilakukan setelah prehidrolysis dimana pada proses BKP bleached kraft pulp pengisian liquor dilakukan segera setelah pengisian chip. Larutan pemasak panas yang dimasukkan ke dalam digester didapat dari relief heat recovery system dengan temperatur 120°C harus dengan perbandingan yang sesuai sebagaimana dibutuhkan untuk pemasakan dan black liquor penambah sebagai pengencer juga harus dengan perbandingan yang sesuai. Penambahan white liquor didasarkan pada persentase bahan kimia yang dibutuhkan untuk memasak dengan berat kering bone dry atau oven dry kayu yang dimasukkan. Persentase ini juga tergantung dari seberapa jauh kita akan mengurangi kandungan lignin dari dalam kayu degree 0f delignification. Misalnya untuk memproduksi pulp DKP dengan kemurnian tinggi, alkali yang dimasukkan per berat kering kayu = 19 active alcali NaOH + Na 2 S, dimana untuk pulp BKP itu hanya sekitar 17,5 AA sebagai Na 2 O. Universitas Sumatera Utara Aktif alkali AA yang dimasukkan dalam digester adalah untuk melarutkan komponen atau kotoran yang bukan sellulosa yang ada dalam kayu. Bertambahnya jumlah alkali yang dimasukkan akan melarutkan lebih banyak lagi komponen – komponen itu. Sebaliknya berkurangnya jumlah alkali yang dimasukkan akan menyebabkan kayunya tidak masak hard cook yang berakibat banyaknya kayu yang bakal terbuang berupa reject atau serpihan kayu yang hanya sebagian saja yang masak yang disebut knots. Harus diingat bahwa untuk penambahan alkali yang terlalu tinggi disertai dengan pemasakan pada temperatur tinggi 170°C maka di dalam digester, proses penghilangan lignin tidak henti – hentinya sehingga bahan kimia pemasak tadi juga akan menyerang serat sellulosa. Hal ini akan berakibat lemah dan rendahnya rendemen pemasakan. Degree of delignification dapat ditunjukkan dari hasil percobaan pemasakan yang disebut kappa number. Kappa number menyatakan berapa jumlah lignin yang masih tersisa dalam pulp setelah pemasakan. Kekuatan atau konsentrasi dan sulfidity dari pada white liquor juga merupakan hal yang sangat tinggi. Konsentrasi atau strength dinyatakan gram per liter gpl dari aktif alkali. Kalau strength white liquornya rendah maka proses penghilangan lignin akan menjadi kurang baik sehingga menghasilkan banyak reject. Sebaliknya kalau strength white liquornya tinggi maka serat sellulosa juga akan terserang dan rusak yang berakibat pada rendahnya strength dan rendemen pulp. Besar - kecilnya persentase sulfidity dalam white liquor akan mempengaruhi kecepatan reaksi penghilangan lignin, namun sulfidity di atas 30 tidak menguntungkan karena ia akan lebih banyak menyerang dan memutus rantai sellulosanya Anonim, 2003. Universitas Sumatera Utara

2.5.2.4. Pemasakan dengan Proses Alkali Kraft