KINERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS TERMINAL KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN RETRIBUSI JASA TERMINAL

(1)

commit to user

KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN

RETRIBUSI JASA TERMINAL

Disusun Oleh :

ROKKI HARRIS D 0106092

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Dra. Sudaryanti, M.Si Nip . 195704261986012002


(3)

commit to user

Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari :

Tanggal :

Panitia Penguji :

1. Drs. Susartono, S.U (……….)

NIP. 194507141979031001 Ketua

2. Herwan Parwiyanto, S.Sos.M.Si (……….)

NIP. 197505052008011033 Sekretaris

3. Dra. Sudaryanti, M.Si (………)

NIP. 195704261986012002 Penguji

Mengetahui, Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi SN., SU NIP. 195301281981031001


(4)

commit to user

iv

MOTTO

Apabila kita takut gagal maka itu berarti kita akan

membatasi kemampuan kita

(Henry Ford)

Kebanyakan milyuner mendapat nilai B atau C di kampus.

Tapi mereka membangun kekayaan bukan dari IQ semata,

melainkan melalui kreativitas dan akal sehat.

(Thomas Stanley)

Saat semua berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan,

saat itulah kita harus berhati-hati


(5)

commit to user

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

v

Kedua orangtuaku papa mama yang telah memberikan segala kasih

sayangnya kepadaku dan dengan ikhlas telah membesarkanku. Aku

takkan pernah ada disini tanpa kalian.

v

Mas-masku dan adikku,mas Rezha mas Rikko & Shinta yang

telah memberi segala dukungan selama ini, miss u all

v

Buat utick yang selalu menghiasi setiap moment dalam hidupku dan

mencerahkan hari-hariku, yang selalu maksa supaya aku buat

skripsi. Thanks to be the best part of my life.

v

Keluarga besarku alm. kakek nenekku disemanggi lor, alm. mbah

kung, mbah tri yang masih sehat, keluarga Pakde Joko yang selama

ini telah banyak tak repotin, Om Ateng dan yang tak bisa disebut

satu persatu ( banyak banget soale ^^ )


(6)

commit to user

vi

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi yang berjudul “Kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan Retribusi Jasa Terminal” ini merupakan tugas akhir penulis dalam menyelesaikan studi dan memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana sosial Universitas Sebelas Maret .

Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan dan penyusunan skripsi ini, akan tetapi karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima pemikiran serta dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya yang tak terhingga

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

2. Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya bagi seluruh alam semesta


(7)

commit to user

bimbingan, arahan, dan motivasi dengan sabar dan ikhlas sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si. selaku Pembimbing Akademik, terima kasih atas bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.

5. Drs. H. Supriyadi SN., SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

6. Drs. Sudarto, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

7. Bapak Drs. Rusmanto, S.H selaku Kepala Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Eko selaku Kepala UPTD Terminal, Bapak Harsono selaku Kepala TU,

dan segenap pegawai di UPTD Terminal yang telah memberikan bantuan, informasi, dan semua hal yang penulis butuhkan demi kelancaran skripsi ini. 9. Bapak Eko Prihartanto selaku Staff Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

10. Segenap dosen jurusan Ilmu Administrasi yang telah memberikan pengetahuan dan pemikirannya selama penulis menempuh studi.

11. Masyarakat pengguna terminal yang banyak memberikan informasi dalam penyusunan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.


(8)

commit to user

viii

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis pada saat kuliah maupun pada saat penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi semua kalangan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, Januari 2011


(9)

commit to user

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ………. . xiv

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Perumusan Masalah ………. 10

C. Tujuan Penelitian……… …. 10

D. Manfaat Penelitian……….... 11

BABII TINJAUAN PUSTAKA……… 12

A. KINERJA ……… 12

1. Pengertian Kinerja……… 12

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ……… 14


(10)

commit to user

x

1. Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah……… 27

2. Retribusi Terminal……….. 28

C. KINERJA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN RETRIBUSI TERMINAL……….. 29

D. KERANGKA BERPIKIR ……….. 34

BABIII METODE PENELITIAN………... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 45

A. DISKRIPSI LOKASI ………. 45

a) Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo ………. 45

b) Gambaran Umum Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ... 46

B. PEMBAHASAN……….. 61

1. Indikator Tangible ……….. 62

2. Indikator Responsivitas ……….. 68

3. Indikator Responsibilitas ……… 73

4. Indikator Akuntabilitas ……….. 77

5. Indikator Transparansi... 85

C. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT …………. .. 87

1. Faktor Pendukung ……….. 93


(11)

commit to user

A. Kesimpulan ……… 97 B. Saran ………. 100

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

commit to user

xii

Daftar Tabel: Halaman

Tabel1.1. Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun

2009 ... 5 Tabel I.2 Penerimaan Retribusi JasaTerminal Tahun 2005-2009 ... 7 Tabel IV.1. Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaen Sujoharjo

Berdasarkan Status.………. 49

Tabel IV.2. Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Struktur Organisasi ... 50 Tabel IV.3 Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………... ... 51

Tabel IV.4 Perbandingan Anggaran Kegiatan Tahun 2009 Antara

yang Direncanakan dengan Kenyataan... ... 84

Tabel IV.5. Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi……….. 87


(13)

commit to user

Daftar Gambar: Halaman

Gambar II.1. Bagan Kerangka Berfikir………... 36 Gambar III.1 Skema Model Analisis Interaktif ... 44 Gambar IV.1. Bagan Struktur Organisasi Dishubinfokom Kab. Sukoharjo.... 60


(14)

commit to user

xiv

Rokki Harris, D 0106092, “Kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan Retribusi Jasa Terminal”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Retribusi Terminal merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Sukoharjo sehingga perlu dilakukan pengelolaan agar pendapatan dari retribusi ini bisa sesuai dengan target yang dianggarkan. Pada tahun lima tahun terakhir pendapatan dari retribusi terminal tidak bisa menutup target yang telah dianggarkan.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk validitas datanya menggunakan teknik triangulasi data dan analisa data yang digunakan adalah analisa model interaktif yaitu reduksi data, pengumpulan data, dan penarikan simpulan.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan rertibusi terminal dikatakan masih kurang baik. Kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo diukur dari beberapa indikator, yaitu tangible, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas, dan transparansi. Terdapat kekurangan dalam indikator responsibilitas. Faktor yang mempengaruhi kinerja UPTD terminal adalah ekonomi, kepemimpinan, kebijakan pengelolaan, dan. sumber daya manusia.


(15)

commit to user

Rokki Harris, D 0106092, “Performance of Official Technical Implementer Unit Bus Station Sukoharjo Regency in Bus Station Service Retribution Management ”. Thesis, Department of Administrative Sciences, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta

Bus station service retribution is one of the income sources in Sukoharjo Regency so it is necessary for the management of revenues from this retribution can be in accordance with the budgeted target. In the last five years, revenues from the bus station service retribution can not close the budgeted targets.

This research was conducted to know the performance of the Office of Transportation, Information, and Communication at Sukoharjo District in the management of Levy terminal.

This kind of research is descriptive qualitative. Sampling used in this study was using purposive sampling technique. Methods of data collection were using interviews, observation, and documentation. For the validity of the data the researcher used triangulation techniques and data analysis the researcher was an analysis of an interactive model that was data reduction, data collection, and drawing conclusions.

Based of the research results, it was known that performance of official technical implementer unit bus station Sukoharjo Regency in bus station service retribution management were said not good enough. Performance Transportation Services, Information, and Communication in Sukoharjo District was measured from several indicators, those were tangible, responsiveness, responsibility, accountability, and transparency. While from the responsibility indicator shown that there were still some shortcomings. Influence factors of UPTD performance are economic, official infrastructure, leadership, management policy, and human resources.


(16)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Retribusi terminal adalah salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo. Retribusi ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyumbang PAD Kabupaten Sukoharjo. Retribusi terminal dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kabupaten Sukoharjo sebagai pelaksana teknis Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi. Retribusi ini antara lain didapatkan dari pemungutan retribusi kendaraan umum dan juga pungutan retrisbusi dari masyrakat pengguna terminal maupun dari retribusi kios-kios dan sarana-prasarana terminal.

Pada tahun 2009 Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi yang

dikelola oleh UPTD Kabupaten Sukoharjo ditargetkan sebesar

Rp1.618.955.000,00. Retribusi terminal ditarget menyumbang Rp873.132.000,00 atau sebesar 53,93% dari target retribusi. Untuk lebih jelasnya rincian Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 yang dikelola oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika adalah sebagai berikut :


(17)

TABEL 1.1 Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 Dalam Rangka Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD).

No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)

1 Retribusi Pelayanan

Persampahan/Kebersihan

2.038.000 2.066.850 101,42

2 Retribusi Parkir di tepi Jalan Umum

205.500.000 198.000.000 96,35

3 Retribusi Pengujian

Kend. Bermotor

480.000.000 448.310.000 93,40

4 Retribusi Jasa Terminal 873.132.000 690.212.300 79,05

5 Retribusi Penyeberangan

di atas air

24.445.000 24.455.000 100,04

6 Retribusi Izin Trayek 18.000.000 18.413.400 102,30

7 Kue Iklan dan

Pengumuman

15.840.000 16.120.000 101,77

JUMLAH 1.618.955.000 1.397.577.550 86,33

Sumber: Dishubinfokom Kab Sukoharjo Tahun 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa retribusi terminal ditargetkan menyumbang PAD sebesar 53,93% total penerimaan daerah. Oleh karena itu, Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai instansi vertikal di atas UPTD Terminal, menerapkan aturan-aturan dalam


(18)

commit to user

Kabupaten Sukoharjo No.27 Tahun 2003 Tentang Retribusi Terminal sebagai pengganti perda Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Retribusi Terminal.

Penerbitan Peraturan Daerah tersebut merupakan langkah Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi sehingga pemerintah daerah memiliki landasan hukum yang pasti dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan penarikan retribusi daerah.

Mengingat begitu besarnya kontribusi dari retribusi terminal terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo maka UPTD Terminal sebagai instansi pengelola retribusi terminal harus meningkatkan kinerjanya dalam pengelolaan retribusi terminal sehingga hasil yang didapat bisa mencapai target pendapatan sesuai yang ditentukan. Namun pada kenyataannya pendapatan yang diperoleh dari retribusi terminal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo memiliki dua terminal besar, yaitu terminal batas kota yang berlokasi di jantung Kota Sukoharjo tepatnya di jalan raya Wonogiri-Sukoharjo. Terminal ini merupakan terminal utama di Kabupaten Sukoharjo dan mempunyai lokasi yang sangat strategis dimana merupakan terminal penghubung antara Kabupaten Sukoharjo dengan Kabupaten Wonogiri. Terminal yang lain adalah Terminal Kartasura yang berada di Kartasura, terminal ini memiliki kekurangan dibandingkan terminal Sukoharjo, yaitu lokasi yang tidak strategis, sehingga para pemilik kendaraan umum enggan masuk ke terminal karena lokasi Terminal Kartasura. Masyarakat pengguna pun enggan masuk ke dalam terminal Kartasura karena jauhnya terminal dari tempat keramaian.


(19)

Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai instansi pengelola retribusi terminal dihadapkan pada permasalahan yang sangat penting, dimana pendapatan yang diperoleh dari retribusi terminal tidak bisa mencapai target Pendapatan Asli Daerah yang telah dianggarakan. Berikut adalah tabel relisasi pendapatan dari sektor retribusi terminal selama lima tahun terakhir.

Tabel I.2 Penerimaan Retribusi Terminal Tahun 2005-2009

Tahun Target Realisasi Presentase

2005 1.065.310.000 807.793.400 75,82%

2006 965.211.000 672.710.150 69,69%

2007 970.211.000 687.717.700 70,88%

2008 970.211.000 723.795.750 74,60%

2009 873.132.000 690.212.300 79,05%

Sumber : UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo

Dari tabel di atas terlihat bahwa pendapatan dari retribusi terminal selama 5 tahun terakhir belum pernah bisa mencapai target yang diharapkan. Tidak tercapainya target ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor adalah kurangnya pengelolaan terhadap sarana dan prasarana terminal itu sendiri. Selain itu, fasilitas penunjang lain seperti kamar mandi yang bersih dan mushola juga tidak bisa ditemukan disana. Kurangnya sarana dan prasarana tersebut yang menyebabkan masyarakat enggan menggunakan fasilitas terminal untuk


(20)

commit to user

bus justru di luar terminal. Masalah lain berkaitan dengan kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo adalah dalam hal pengelolaan kios terminal. Kios yang ada di terminal Sukoharjo hampir tutup semua. (sumber: www.KRjogja.com).

Fungsi dari terminal adalah sebagai tempat pemberhentian bus dan tempat penumpang menunggu bus sehingga banyak masyarakat umum yang memanfaakan fasilitas terminal. Masyarakat tersebut akan dipungut retribusi peron yang pada akhirnya juga akan menambah pendapatan terhadap retribusi terminal. Namun pada kenyataannya, terminal-terminal di Kabupaten Sukoharjo ini sangat sepi baik dari penumpang maupun kendaraan umum.

Salah satu penyebab tidak tercapainya target dari retribusi terminal ini adalah karena lemahnya kesadaran dari pemilik kendaraan umum untuk membayar retribusi terminal. Hal ini diketahui dari tidak semua kendaraan umum masuk ke terminal atau membayar retribusi terminal, padahal salah satu penerimaan utama dari retribusi terminal di dapat dari banyaknya bus atau kendaraan umum yang membayar retribusi terminal. Hampir 40% dari jumlah kendaraan umum yang beroperasi tidak masuk ke terminal (sumber: www.harianjoglosemar.com). Menurunnya jumlah kendaraan umum yang masuk ke terminal akan berpengaruh pada retribusi sehingga diwajibkan semua kendaraan umum untuk masuk ke terminal walaupun hanya untuk transit.

Mengingat begitu besarnya peran retribusi dalam menyumbang PAD Kabupaten Sukoharjo maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk menggali potensi retribusi di Kabupaten Sukoharjo. Retribusi terminal merupakan salah satu


(21)

sumber pendapatan daerah yang penting di Kabupaten Sukoharjo guna membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah dalam kerangka otonomi daerah. Oleh karena itu UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan retribusi terminal harus berupaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor retribusi. Salah satu faktor yang menjadi pendukung keberhasilan pengelolaan retribusi terminal adalah dilihat dari kinerja pihak UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, untuk itu penulis tertarik mengambil penelitian dengan judul “Kinerja Unit

Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan

Retribusi Jasa Terminal”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

” Bagaimanakah kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal ?”


(22)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini aadalah sebagai berikut : 1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal.

2. Tujuan Fungsional

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, sebagai bahan pemikiran dalam meningkatkan kinerja pengelolaan retribusi terminal baik di Kabupaten Sukoharjo maupun di daerah lainnya.

3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diperolehnya informasi dan gambaran mengenai kinerja organisasi publik terutama kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal.

2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi instansi-instansi terkait Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo,


(23)

berkaitan dengan kinerja organisasi publik terutama dalam pengelolaan retribusi terminal.

3. Bagi penulis, merupakan kesempatan untuk menerapkan teori yang diperoleh ke dalam praktek nyata. Sehingga dapat melatih cara berfikir

sistematis di samping belajar mengembangkan kemampuan

profesional.

4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang Kinerja Organisasi Pemerintah.


(24)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KINERJA

1. PENGERTIAN KINERJA

Pengertian kinerja menurut Joko Widodo pada hakekatnya berkaitan dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam menjalankan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. (Joko Widodo, 2005; 79)

Sedangkan Bastian dalam Hessel Nogi Tangkisilan mengemukakan bahwa kinerja adalah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian hasil pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran tujuan, visi dan misi organisasi tersebut. (Hessel Nogi Tangkilisan, 2005 : 175).

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. (Mahsun, 2006:25).

Sedangkan John Withmore dalam Lijan Poltak Sinambela mengemukakan bahwa kinerja merupakan ekspresi potensi seseorang dalam memenuhi tanggung jawabnya dengan menetapkan standar tertentu.


(25)

Untuk meningkatkan kinerja yang optimum perlu ditetapkan standar kinerja yang jelas, yang dapat menjadi acuan bagi seluruh pegawai. Kinerja pegawai akan tercipta jika pegawai dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. (Lijan Poltak Sinambela, 2006 : 138)

Encyclopedia of Public Administration and Public Policy Tahun 2003 dalam Keban, menyebutkan bahwa kinerja memberikan gambaran tentang seberapa jauh organisasi mencapai hasil ketika dibandingkan dengan kinerjanya terdahulu dibandingkan dengan organisasi lain dan sampai seberapa jauh pencapaian tujuan dan target yang telah ditetapkan. (Keban , 2004 : 193)

Lebih lanjut dalam dalam Pedoman Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia dalam Widodo menyebutkan bahwa kinerja merupakan

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi. (Widodo, 2005 : 79).

Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Ruky mendefinisikan ‘performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during specified time period’ kinerja sebagai catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. (Ruky, 2002 : 15).


(26)

commit to user

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja organisasi dapat diartikan sebagai kemampuan organisasi untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar dan dari dalam.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

Yuwono dkk. dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerja suatu organisasi meliputi upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki organisasi, dan kepemimpinan yang efektif. (Tangkilisan, 2005:180).

Ruky dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengidentifikasikan faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi sebagai berikut :

a. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut.


(27)

b. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.

c. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruangan, dan kebersihan.

d. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan.

e. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota

organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi. f. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi,

imbalan, promosi, dan lain-lain. (Tangkilisan, 2005:180).

Sedangkan Soesilo dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengemukakan bahwa kinerja suatu organisasi birokrasi di masa depan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :

a. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi.

b. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi.

c. Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk bekerja dan berkarya secara optimal.

d. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan data base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.


(28)

commit to user

e. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap aktivitas organisasi.

(Tangkilisan, 2005 : 180-181).

Atmosoeprapto dalam Tangkilisan mengemukakan bahwa kinerja suatu organisasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal seperti berikut ini :

a. Faktor eksternal yang terdiri dari :

1) Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan kekuasaan Negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya secara maksimal.

2) Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang

berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli untuk menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu system ekonomi yang lebih besar.

3) Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah masyarakat, yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.

b. Faktor internal yang terdiri dari :

1) Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin diproduksi oleh suatu organisasi.


(29)

2) Struktur organisasi, sebagai desain antara fungsi yang akan dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada. 3) Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota

organisasi sebagai penggerak jalanya organisasi secara

keseluruhan.

4) Budaya organisasi, yaitu gaya identitas suatu organisasi dalam pola kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan. (Tangkilisan, 2005:181-182).

Dalam melihat bagaimana kinerja organisasi atau instansi telah dicapai, diperlukan proses pengukuran atau evaluasi kinerja. Pengukuran kinerja merupakan sebuah proses mengevaluasi individu-individu untuk sampai pada keputusan-keputusan sumber daya manusia yang obyektif. Kinerja organisasi perlu dinilai hasilnya sehingga dapat di evaluasi agar kedepannya kinerja tersebut menjadi lebih baik.

3. PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA

Whittaker dalam Mahsun menjelaskan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. (Mahsun, 2009 : 25-26).

Menurut Marcel Guenon dan Bruno yang ditulis dalam International Journal Public Sector Performance Management Vol.1 No.1


(30)

commit to user

Tahun 2007 Hal 35-36 dalam www.inderscience.com, jenis-jenis pengukuran kinerja dinyatakan sebagai berikut:

“ The measurement of the performance in service activities must lead to focus our attention on various complementary criteria in a balanced way. This general view of performance avoids any focusing privileging the measurement of a single criterion with the detriment of the others. For this reason, four types of different measurements can be established on Informations concerning the inputs, Informations concerning the activities, Informations concerning the outputs, Informations concerning the outcomes.” (Pengukuran kinerja dalam kegiatan-kegiatan pelayanan berperan penting untuk memusatkan perhatian kita pada berbagai kriteria yang saling melengkapi secara seimbang. Secara umum kinerja menghindari memfokuskan pengukuran pada satu kriteria dengan kerugian yang lain. Untuk alasan ini, empat jenis pengukuran yang berbeda dapat didirikan pada informasi mengenai input, informasi mengenai aktivitas, informasi mengenai keluaran, informasi mengenai hasil).

Pengukuran kinerja mempunyai beberapa manfaat. Simon dalam Mahsun menyebutkan bahwa pengukuran kinerja membantu manajer

dalam memonitor implementasi stategi bisnis dengan cara

membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis. Dari manfaat ini dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah


(31)

suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. (Mahsun, 2009 : 26)

Dari berbagai hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja mempunyai peran yang penting dalam pengembangan kapasitas organisasi, mengukur tingkat keberhasilan program dan penentuan strategi selanjutnya dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi atau instansi. Selain itu tanpa adanya pengukuran kinerja, maka tidak akan diketahui mana yang harus dihargai serta dipertahankan dan mana yang harus diperbaiki oleh organisasi atau instansi tersebut.

Evaluasi kinerja dalam Widodo merupakan kegiatan untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi atau unit kerja, dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya, karena itu evaluasi kinerja merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja (Widodo 2007:94).

Menurut Siagian (1999) yang dikutip oleh Keban, sistem evaluasi kinerja yang baik akan sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan, seperti mendorong peningkatan prestasi kerja, bahan pengambilan keputusan dalam pemberian imbalan, kepentingan mutasi pegawai, penyusunan program pendidikan dan pelatihan, dan membantu pegawai dalam menentukan rencana kariernya. (Keban, 2004: 197)


(32)

commit to user

Dari berbagai pendapat tentang cara mengukur kinerja diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja pada intinya dilakukan dengan membandingkan antara indikator yang dapat berbentuk rencana, sasaran, standar tertentu, ataupun harapan dengan realisasi yang sudah dilakukan oleh individu atau instansi tersebut. Sehingga pada akhirnya dapat dilihat berapa besarnya gap yang terjadi.

Menurut Dwiyanto dkk. Pengertian kinerja organisasi dalam birokrasi publik secara lengkap dapat dilihat dari dari beberapa indikator, yaitu sebagai berikut :

a) Produktivitas

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output. b) Kualitas Layanan

Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting dalam menjelaskan kinerja organisasi publik. Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian, kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan inidikator kinerja organisasi publik.


(33)

c) Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk

mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda, dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan ketidakselarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi organisasi publik. Organisasi yang memiliki responsivitas yang rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula.

d) Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi,


(34)

commit to user

baik yang eksplisit maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas. e) Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah, seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam

masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki

akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat. (Agus Dwiyanto, 2006 : 50-51).

Sedangkan Tim Balint, Sarah Schernbeck dan Simone Schneider dalam jurnal internasional public administration and development artikel Performance Accountability in The UN Secretariat – The Conflictual Way Toward More Flexibity halaman 354 berpendapat :


(35)

“Process accountability thus focuses on how an organization or a bureaucrat achieves something rather than on what is actually accomplished.” (Proses akuntabilitas difokuskan pada bagaimana sebuah organisasi atau birokrat mencapai sesuatu dibandingkan pada apa yang sebenarnya dicapai).

Sementara itu Lenvine dalam review literatur yang diketemukan oleh Ratminto dan Atik dalam buku “Manajemen Pelayanan” mengemukakan tiga konsep yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur

kinerja organisasi publik, yakni responsivitas (responsiveness),

Responsibilitas (responsibility) dan akuntabilitas (accountability).

1) Responsiveness atau responsivitas ini mengukur daya tanggap providers terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan customers.

2) Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

3) Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran-ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh stakeholders, seperti


(36)

commit to user (Ratminto & Atik, 2005:175)

Selain itu Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990) dalam Ratminto & Atik juga mengungkapkan beberapa indicator kinerja, yaitu : tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy.

a) Tangibles atau ketampakan fisik, artinya petampakan fisik dari gedung, peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh providers.

b) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat. c) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk

menolong customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas.

d) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada customers.

e) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang

diberikan oleh provider kepada costumers. (Ratminto & Atik, 2005:175-176)

Sedangkan Tim Balint, Sarah Schernbeck dan Simone Schneider dalam jurnal internasional public administration and development artikel Performance Accountability in The UN Secretariat – The Conflictual Way Toward More Flexibity halaman 354 berpendapat :


(37)

Process accountability thus focuses on how an organization or a bureaucrat achieves something rather than on what is actually accomplished. (Proses akuntabilitas difokuskan pada bagaimana sebuah organisasi atau birokrat mencapai sesuatu dibandingkan pada apa yang sebenarnya dicapai).

Menurut Ratminto dan Atik, indikator kinerja dapat

dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu indikator kinerja yang berorientasi pada proses dan indikator kinerja yang berorientasi pada hasil. Indikator-indikator tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Ukuran yang berorientasi pada hasil: a) Efektivitas

Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupu misi organisasi. Akan tetapi pencapaian tujuan ini harus juga mengacu pada visi organisasi.

b) Produktivitas

Produktivitas adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk menghasilkan keluaran yang dibutuhkan oleh masyarakat.

c) Efisiensi


(38)

commit to user

menyelenggarakan suatu jenis pelayanan tertentu dengan masukan (biaya dan waktu) yang sesedikit mungkin. Dengan demikian, kinerja Pemerintah Daerah akan menjadi semakin tinggi apabila tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan biaya yang semurah-murahnya.

d) Kepuasan

Kepuasan, artinya seberapa jauh Pemerintah Daerah dapat memenuhi kebutuhan karyawan dan masyarakat.

e) Keadilan

Keadilan yang merata, artinya cakupan atau jangkauan kegiatan dan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil.

2. Ukuran yang berorientasi pada proses a) Responsivitas

Adalah kemampuan provider untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap providers terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan customers.


(39)

b) Responsibilitas

Ini adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan hukum atau peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan.

c) Akuntabilitas

Ini adalah ukura yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan ukuran-ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh stakeholders, seperti nilai dan norma yang berkembang di masyarakat.

d) Keadaptasian

Keadaptasian adalah ukuran yang menunjukkan daya tanggap

organisasi terhadap tuntutan perubahan yang terjadi di

lingkungannya.

e) Kelangsungan hidup

Kelangsungan hidup artinya seberapa jauh Pemerintah Daerah atau program pelayanan dapat menunjukkan kemampuan untuk terus berkembang dan bertahan hidup dalam berkompetisi dengan daerah atau program lain.

f) Keterbukaan/transparansi

Adalah bahwa prosedur/tatacara, penyelenggaraan


(40)

commit to user

diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

g) Empati

Empati adalah perlakuan atau perhatian Pemerintah Daerah atau penyelenggara jasa pelayanan atau providers terhadap isu-isu aktual yang sedang berkembang di masyarakat.

(Ratminto & Atik, 2005:180-181)

Melihat beberapa alasan tidak tercapainya target retribusi maka kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal bisa dilihat dari bagaimana proses yang dilakukan UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini indikator yang digunakan adalah indikator yang berorientasi pada proses antara lain, yaitu: tangible, responsivenes, responsibility, accountability, dan transparancy.

B. RETRIBUSI

1. PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Pengertian pajak daerah menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut :

”Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang


(41)

yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.”

Menurut Undang-undang Nomor 34 tahun 2000, bahwa yang dimaksud dengan retribusi yang selanjutnya disebut retribusi daerah adalah suatu pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus atas jasa atau pemberian ijin atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Jadi retribusi mempunyai pengertian yang berbeda dibandingkan dengan pajak. Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan langsung dengan kembalinya prestasi, karena pembayaran tersebut ditujukan semata-mata untuk mendapatkan suatu prestasi tertentu dari pemerintah. Retribusi daerah adalah Pungutan Daerah merupakan pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah untuk kepentingan pribadi atau golongan.

2. RETRIBUSI TERMINAL

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 17 Tahun 2000 Tentang Retribusi Terminal menjelaskan bahwa:

a. Retribusi terminal yang selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayan penyedian tempat pemberhentian kendaraan bermotor angkutan umum, tempat kegiatan usaha,


(42)

commit to user

dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah

b. Terminal adalah prasarana untuk kepentingan angkutan jalan raya guna mengatur kedatangan, pemberangkatan, dan berpangkalnya kendaraan bermotor angkutan umum serta menaikkan dan menurunkan orang atau barang.

c. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

d. Objek retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas terminal yang meliputi:

- Penyediaan tempat pemberhentian kendaraan bermotor angkutan umum

- Penyediaan tempat kegiatan usaha - Fasilitas lainnya di lingkungan terminal

C. Kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal

Dari definisi tentang kinerja dapat disimpulkan bahwa kinerja atau performance merupakan capaian atau hasil kerja dari suatu organisasi atau instansi dalam jangka waktu tertentu. Yang dinilai dari kinerja ini adalah sejauh mana organisasi atau instansi melaksanakan tugasnya sesuai dengan target atau


(43)

sasaran yang telah ditentukan sebelumnya atau kesesuaian pelaksanaan tugas dengan visi misi yang diemban oleh organisasi atau instansi tersebut.

Sedangkan retribusi terminal adalah pembayaran atas pelayanan terminal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi dalam pengelolaan retribusi terminal penulis menggunakan indicator yang digunakan sebagai tolak ukur kinerja. Indicator tersebut, yaitu: tangible, responsivenes, responsibility, accountability, dan transparancy. Secara rinci beberapa indikator yang digunakan untuk pengukuran kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tangible (ketampakan fisik)

Tangible merupakan ketampakan fisik dari gedung, peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh providers. (Ratminto & Atik, 2007: 177) .

Tangible atau wujud fisik digunakan sebagai tolak ukur yang penting untuk menentukan kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal, karena terminal tidak terlepas dari sarana dan prasarana. Tangible atau wujud fisik ini dapat dilihat dari adanya sarana dan prasarana yang mendukung, seperti misalnya ketersediaan ruang tunggu terminal, fasilitas kamar mandi, mushola, dan lain-lain.


(44)

commit to user 2. Responsiveness (responsivitas)

Responsivitas merupakan salah satu konsep yang digunakan sebagai indikator untuk menilai kinerja. Responsivitas ini merupakan daya tanggap yang dimiliki suatu organisasi terhadap suatu permasalahan. Konsep responsivitas menurut Joko Widodo merupakan konsep pertanggungjawaban dari sisi yang menerima pelayanan (masyarakat) yakni seberapa tanggap para administrator negara bersikap tanggap terhadap apa yang menjadi permasalahan, kebutuhan, keluhan dan aspirasi mereka. (Joko Widodo, 2002; 151).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa responsivitas berarti kemampuan dari kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam merespon dan menanggapi apa yang menjadi permasalahan dan keinginan dari masyarakat berkaitan dengan fasilitas terminal. Dalam penelitian ini indikator responsivitas digunakan untuk mengetahui seberapa besar daya tanggap pihak UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam menyikapi keluhan atau aspirasi dari masyarakat terkait dengan terminal.

3. Responbility (responsibilitas)

Responsibilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik yang dilakukan UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.


(45)

Dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal responsibilitas bisa dilihat dari

apakah pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan

pengelolaan retribusi terminal itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan dari UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.

4. Accountability (akuntabilitas)

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. (Agus Dwiyanto, 2006 : 50)

Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau


(46)

commit to user

kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal akuntabilitas lebih ditekankan pada akuntabilitas eksternal yaitu seberapa besar pertanggungjawaban pihak UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo terhadap masyarakat sebagai pengguna fasilitas terminal dan pada Dishubkominfo Kabupaten Sukoharjo sebagai instansi yang memberikan tanggung jawab kepada UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal. Dengan indikator akuntabilitas ini bisa diukur seberapa besar pertanggungjawaban pihak UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal.

5. Transparancy (keterbukaan)

Adalah bahwa prosedur atau tatacara, penyelenggaraan pemerintahan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta. (Ratminto & Atik, 2007: 179)

Transparansi terhadap publik adalah sebuah tuntutan yang harus dipenuhi UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam menjalankan tugasnya dalam pengelolaan retribusi jasa terminal. Dengan mengetahui segala informasi tentang pengelolaan retribusi jasa terminal masyarakat dapat dengan mudah mengawasi


(47)

pengelolaan retribusi jasa terminal. Dengan adanya transparansi yang baik maka UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo akan dapat meningkatkan kinerjanya.

Beberapa indikator seperti tangible, responsivitas, responbility

akuntabilitas, dan transparancy inilah yang nantinya akan digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian terhadap kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal. Karena indikator-indikator tersebut dapat menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal.

D. KERANGKA BERPIKIR

Kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal merupakan kemampuan UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam pelayanan jasa terminal dan dalam pengelolaan retribusi. Kinerja ini diharapkan mampu menjelaskan apakah UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo mampu melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi yang diembankan kepadanya secara optimal berhasil di dalam pencapaian target sesuai yang telah ditentukan.

Untuk mengukur kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal pada penelitian ini menggunakan indikator tangible, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas, dan transparansi. Supaya


(48)

commit to user Kinerja Dishubinfokom

Kabupaten Sukoharjo 1. Tangible

2. Responsivitas 3. Responsibilitas 4. Akuntabilitas 5. Transparansi

faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan pengelolaan retribusi terminal, sehingga hambatan-hambatan tersebut bisa diatasi dan pada akhirnya target dapat tercapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah ekonomi, kepemimpinan, dan. sumber daya manusia.

Kerangka berpikir dari kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ini dapat dilihat dari gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Target tidak tercapai

Faktor-faktor yang mempengaruhi

1. ekonomi

2. kepemimpinan,

3. sumber daya manusia.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan suatu keadaan sebagaimana adanya. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Oleh sebab itu bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bermaksud memberikan gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu.

Penelitian kualitatif mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya (HB Sutopo, 2002:111)

Pada prinsipnya dengan metode deskriptif, data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Dengan demikian laporan penelitian ini berupa kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Jadi penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menyusun gambaran mengenai objek apa yang diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan data di lokasi penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian dianalisa dari data yang telah disajikan. Dalam penelitian ini lebih menekankan pada gambaran mengenai kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi jasa terminal.


(50)

commit to user

B. Lokasi Penelitian.

Lokasi yang dipilih adalah wilayah kerja pemerintah Kabupaten Sukoharjo, dengan mengambil lokus pada UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa wilayah ini terus berkembang pembangunannya secara pesat, ditandai dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan maupun pemodal yang menanamkan investasi di Kabupaten Sukoharjo, sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi wilayah industri yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan jumlah kendaraan yang menjadi objek dari retribusi terminal.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Karena penulisan ini penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif maka penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana sampel diambil beradasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti (Sugiyono 2008:218). Hal ini untuk mencari atau menentukan informan dalam wawancara. Teknik ini menggunakan berbagai pertimbangan yang berdasarkan pada konsep teoritis yang dipergunakan, keingintahuan pribadi dan karakteristik empiris.

Dalam Purposive Sampling pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.


(51)

Sehingga dalam mencari informasi didasarkan pada sumber atau orang-orang yang dianggap tepat, yaitu yang mengetahui dan mengerti seluk beluk mengenai informasi untuk menjadi sumber data. Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada kemampuan UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal. Sampel yang di pilih adalah pegawai di UPTD Terminal Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo yang mengetahui tentang seluk beluk retribusi terminal dan masyarakat menggunakan terminal.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan (lokasi Penelitian). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan dimana peneliti hanya melakukan pengamatan mengenai fenomena-fenomena yang diteliti dengan tidak ikut dalam peristiwa atau kegiatan yang diamati secara langsung.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (penulis) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden


(52)

commit to user

mempermudah dalam proses wawancara, peneliti membuat pedoman wawancara yang memuat garis-garis pokok pertanyaan, dan apabila dianggap perlu, peneliti dapat mengajukan pertanyaan diluar pedoman wawancara tersebut.

Dalam penelitian mengenai Kinerja Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ini, teknik wawancara akan dilakukan kepada pegawai di UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo dan masyarakat yang menggunakan terminal.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan mempelajari dan mencatat dokumen-dokumen berkaitan dengan objek penelitian yang diambil dari beberapa sumber demi kesempurnaan penelitian. Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (H.B. Sutopo, 2002 : 54).

Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi yang dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan dan mencatat data yang bersumber pada arsip, buku, laporan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dokumen tersebut meliputi antara lain Renstra Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo, Perda, Lakip, dan arsip-arsip yang berhubungan dengan terminal.


(53)

E. Validitas Data

Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang diperoleh sesuai kenyataan atau fakta sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu peneliti menggunakan cara Trianggulasi data. Trianggulasi data mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari sumber data yang berbeda. (HB. Sutopo, 2002 : 79) Dalam hal ini, trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda. Ini dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan atau membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol oleh data yang sama dari sumber lain.

Dala penelitian ini triangulasi dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara antara pegawai di UPTD Terminal dengan masyarakat pengguna terminal.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatf pada dasarnya proses analisis dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Model yang digunakan adalah model yang saling terjalin dan interaktif yang merupakan suatu model


(54)

commit to user

penafsiran data dimana penulis mengungkapkan dalam bentuk uraian-uraian dan penjelasan lainnya yang pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan-kesimpulan serta saran-sara sesuai dengan tujuan penelitian ini.

Dalam metode interaktif ini terdapat tiga komponen analisis, yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Aktivitas yang dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. (HB. Sutopo, 2002; 91) Pengertian dari tiga komponen tersebut adalah :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan. (H.B.Sutopo, 2002 : 92).

2. Penyajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, diskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian sehingga narasi yang tersaji merupakan diskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk mencerikatan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar atau skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan, dan juga table sebagai pendukung narasinya. Semuanya itu dirancang dengan rakit


(55)

informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat dimengerti dalam bentuk yang lebih kompak. (H.B.Sutopo, 2002 : 92).

3. Penarikan Simpulan dan Verifikasinya

Simpulan perlu diverivikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan teoat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada peneliti. Pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada cacatan lapangan. Verivikasi juga dapat berupa kegiatan yang dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian, misalnya dengan cara berdiskusi, atau memeriksa antar teman.

Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan menjadi lebih dipercaya. (H.B.Sutopo, 2002 : 93)

Teknik analisis kualitatif interaktif dapat digambarkan dalam bentuk rangkaian yang utuh antara ketiga komponen diatas (reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan) yaitu sebagai berikut :


(56)

commit to user

Gambar 3.1

Skema Model Analisis Interaktif (HB. Sutopo, 2002; 96)

Keterangan:

Data yang terkumpul direduksi berupa seleksi dan penyederhanaan data dan kemudian diambil simpulan. Tahap-tahap ini tidak harus urut yang memungkinkan adanya penilaian data kembali setelah adanya gambaran simpulan.

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian data


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI LOKASI

1. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo

Ø Kondisi Geografis Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Letak geografis wilayah Kabupaten Sukoharjo masing-masing dibatasi oleh:

a) Sebelah utara :Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

b) Sebelah timur :Kabupaten Karanganyar

c) Sebelah selatan :Kabupaten Gunungkidul (DIY) dan

Kabupaten Wonogiri

d) Sebelah barat :Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.

Secara astronomis, Kabupaten Sukoharjo terletak antara

110057’33,70”-110042’6,79” Bujur Timur dan 70

32’17,00”-7049’32,00”.

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu penyangga pusat pengembangan Surakarta dengan kondisi dan potensi wilayah yang sangat strategis.

Secara administratif, Kabupaten Sukoharjo terbagi atas dua belas wilayah kecamatan dan 167 desa/kelurahan. Luas wilayah Kabupaten


(58)

commit to user

wilayah Provinsi Jawa Tengah. Wilayah kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Polokarto dengan luas 6.218 ha atau mencapai tiga belas persen dari luas wilayah Kabupaten Sukoharjo. Wilayah kecamatan yang paling sempit adalah Kecamatan Kartasura dengan luas 1.932 ha atau mencapai empat persen dari luas wilayah Kabupaten Sukoharjo.

2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

a. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo adalah melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang perhubungan, informatika dan komunikasi.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo mempunyai fungsi:

1) penyusunan kebijakan teknis dan administratif di bidang

perhubungan, informatika, dan komunikasi daerah;

2) pengoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan perhubungan, informatika, dan komunikasi;

3) pelaksanaan pelayanan perizinan dan pemberian rekomendasi izin di bidang perhubungan, informatika, dan komunikasi di daerah; 4) pengelolaan urusan ketatausahaan; dan


(59)

b. Visi dan Misi

Visi Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo adalah “Terwujudnya Sistem Transportasi, Informasi, dan Komunikasi yang Handal di Kabupaten Sukoharjo”.

Agar visi tersebut dapat terlaksana, maka ditetapkan Misi Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut:

1) Meningkatkan pelayanan di bidang transportasi dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan mendukung peningkatan pendapatan asli daerah;

2) Pengelolaan data informasi yang akurat untuk diinformasikan kepada masyarakat luas;

3) Menjaga keselamatan lingkungan sebagai dampak pengembangan

teknologi seluler dan tower seluler;

4) Menciptakan masyarakat Sukoharjo berbasis informasi yang

berkualitas.

c. Tujuan dan Sasaran 1) Tujuan

Tujuan yeng hendak dicapai Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dalam rangka mewujudkan


(60)

commit to user

a) Meningkatkan pelayanan transportasi jalan dan sarana

kendaraan lalu lintas;

b) Meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat;

c) Meningkatkan regulasi pengembangan teknologi seluler;

d) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap teknologi

informasi. 2) Sasaran

Dalam mencapai tujuan sebagaimana tersebut di atas lebih lanjut dikembangkan sasaran pembangunan, antara lain:

a) Meningkatnya pusat pelayanan transportasi; b) Meningkatnya pusat pelayanan informasi; c) Teraturnya pemanfaatan teknologi seluler;

d) Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi oleh

masyarakat

3) Sumber Daya Manusia

Aparat Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo terdiri dari:

a) Berdasarkan status

Berdasarkan status kepegawaian jumlah pegawai di Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut :


(61)

Tabel IV.1

Jumlah Pegawai di Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2010 Berdasarkan Status

No. Status Jumlah

Pegawai

1. Pegawai Negeri Sipil 104

2. Tenaga Pengabdian 26

Jumlah 130

Sumber : Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Th.2010

b) Berdasarkan Struktur

Berdasarkan struktur organisasi, pegawai di Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel IV. 2

Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2010 Berdasarkan Struktur Organisasi

No. Jabatan Jumlah

Pegawai

1. Kepala Dinas 1

2. Seketariat 15

3. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 8

4. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana

Transportasi Jalan

14

5. Bidang Pengendalian Operasional 7

6. Bidang Informatika dan Komunikasi 4

7. UPTD Terminal 40

8. UPTD Perparkiran 2

9. UPTD RSPD 1


(62)

commit to user

c) Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Jumlah pegawai di Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel IV. 3

Jumlah Pegawai di Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

Pegawai

1. Pasca Sarjana (S2) 9

2. Sarjana (S1) 28

3.. Sarjana Muda (DIII) 2

4. SLTA 50

5. SLTP 6

6. SD 9

Sumber : Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2010 d) Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, dan Uraian

Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo, susunan organisasi Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo terdiri dari :


(63)

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, terdiri atas :

a. Sub Bagian Program;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terdiri atas:

a. Seksi Angkutan;

b. Seksi Bimbingan Keselamatan dan Ketertiban;

c. Seksi Manajemen Lalu Lintas dan Kerambuan.

4. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan, terdiri atas:

a. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor;

b. Seksi Kendaraan dan Perbengkelan;

c. Seksi Teknik Sarana dan Prasarana Kendaraan

5. Bidang Pengendalian Operasional, terdiri atas:

a. Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas Jalan; b. Seksi Pelayanan Keselamatan Lalu Lintas Air. 6. Bidang Informatika dan Komunikasi, terdiri atas:

a. Seksi Informasi dan Komunikasi;

b. Seksi Pengembangan Pembinaan Sarana.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas; 8. Kelompok Jabatan Fungsional


(64)

commit to user

GAMBAR IV.1. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA

SUB. BAGIAN. PROGRAM

SUB.BAG.

UMUM DAN

KEPEG SEKSI BIMBINGAN KESELAMATAN DAN KETERTIBAN SEKSI ANGKUTAN BIDANG TEKNIS SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI JALAN BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN SEKRETARIAT BIDANG PENGENDALIAN DAN OPERASIONAL

SUB. BAGIAN KEUANGAN

SEKSI MANAJEMEN

LALU LINTAS

DAN KERAMBUAN

SEK S I

PEN GE NDAL IAN OPER A SIO NAL LALU LIN TA S JALA N

SEKSI PELAYANAN

KESELAMAT-AN LALU

LINTAS AIR UPTD SEKSI KENDARAAN DAN PERLENGKAPA N SEKSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

SEKSI TEKNIK

SARANA DAN

PRASARANA KENDARAAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Sumber : Dishubinfokom Kab Sukoharjo Tahun 2010

BIDANG INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI SEKSI PENGEM -BANGAN, PEMBINAAN SARANA SEKSI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


(65)

GAMBAR IV.2. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI UPTD TERMINAL KABUPATEN SUKOHARJO

KEPALA UPTD

KEPALA TU

KEPALA TERMINAL SUKOHARJO

STAFF TERMINAL KARTOSURO

STAFF TERMINAL KARTOSURO STAFF TU

BENDAHARA ADMINISTRASI BENDAHARA ADMINISTRASI

KEPALA TERMINAL KARTOSURO


(66)

commit to user

B.

PEMBAHASAN

Retribusi terminal adalah salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sukoharjo. Retribusi ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyumbang PAD Kabupaten Sukoharjo. Pengelolaan retribusi terminal ini menjadi tanggung jawab UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo, sehingga perlu dilakukan pengukuran kinerja dalam pengelolaan retribusi terminal.

Pengukuran kinerja mempunyai peran yang penting dalam pengembangan kapasitas organisasi, mengukur tingkat keberhasilan program, dan penentuan strategi selanjutnya dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi atau instansi. Selain itu tanpa adanya pengukuran kinerja, maka tidak akan diketahui mana yang harus dihargai serta dipertahankan dan mana yang harus diperbaiki oleh organisasi atau instansi tersebut. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara indikator yang dapat berbentuk rencana, sasaran, standar tertentu, ataupun harapan dengan realisasi yang sudah dilakukan oleh instansi tersebut. Sehingga pada akhirnya dapat dilihat berapa besarnya gap yang terjadi.

Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dalam hal penelitian tentang kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal.

Pengukuran kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo difokuskan pada indikator tangible, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas, dan transparansi. Selain itu juga akan dijelaskan mengenai faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pengelolaan retribusi terminal. Dengan mengetahui kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten


(67)

Sukoharjo diharapkan akan dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan maupun peningkatan kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo selanjutnya.

1. Indikator Tangible

Tangible dapat digunakan sebagai kriteria untuk mengukur apakah kinerja suatu organisasi itu baik atau buruk. Dalam hal ini, tangible dapat dilihat dari wujud fisik dari UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo. Wujud fisik ini berupa keadaan lokasi terminal, kelengkapan sarana dan prasarana, inventaris kantor, dan sebagainya. Apabila keadaan lokasi pengujian baik, sarana prasarana lengkap, dan inventaris kantor memadahi maka dari segi tangible kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sudah bisa dikatakan baik.

Pengelolaan terhadap fasilitas terminal yg dilakukan oleh UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sangat penting, hal ini seperti yang dilakukan oleh Bapak Bambang salah satu staff di UPTD Terminal Kabupaten Sujoharjo berikut ini :

“…kami dari pihak UPTD berusaha sebaik mungkin mas agar pengelolaan terminal sini bisa maksimal soalnya terminal itu fasilitas umum jadi sudah kewajiban kita untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Misalnya aja kami menyediakan ruang tunggu penumpang yang nyaman dan bersih…” (wawancara tanggal 9 Desember 2010)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Eko selaku Kepala UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo berikut ini :


(68)

commit to user

menyumbang pendapatan dari retribusi terminal ini. Karena apabila wujud fisik dari terminal ini bersih dan nyaman maka akan menjadi daya tarik buat masyarakat untuk memanfaatkan terminal sebagai tempat menunggu bus, dengan demikian bus-bus menjadi banyak yang masuk terminal sehingga mereka bisa melakukan kewajibannya untuk membayar retribusi. Selain itu misalnya apabila kondisi toilet bersih maka pengunjung terminal tidak akan enggan untuk menggunakan toilet dan pembayaran dari toilet itu juga bisa menambah retribusi terminal…” (wawancara tanggal 9 Desember 2010).

Sesuai dengan beberapa pendapat di atas maka pihak UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo telah berusaha untuk melakukan pengelolaan yang baik terhadap fasilitas yang ada di terminal, hal ini dikarenakan wujud fisik dari terminal secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap pendapatan rertibusi terminal. Berkaitan dengan kondisi fasilitas di terminal Kabupaten Sukoharjo itu adalah seperti yang diungkapkan oleh Bapak Harsono Kepala TU UPTD Terminal Kab.Sukoharjo berikut ini :

“…terminal ini termasuk tipe B yaitu hanya untuk transit, paling-paling bus datang cuma untuk bayar retribusi dan menaikkan atau menurunkan penumpang tidak perlu diatur jam keberangkatan beda dengan terminal tipe A yang besar diatur jam keberangkatannya. Jika sama-sama dibandingkan dengan terminal tipe B di sekarisidenan Surakarta ini kondisi terminal di Kabupaten Sukoharjo sudah sangat bagus mas. Kami mempunyai dua terminal tipe B yang besar yaitu terminal Sukoharjo ini dan terminal Kartosuro. Dari dua terminal tersebut kami sudah memfasilitasi dengan bagus, kami menyediakan ruang tunggu yang nyaman, MCK yang bersih, mushola, serta kios-kios yang memudahkan pengunjung. Pihak kami juga mempunyai petugas kebersihan sehingga kondisi terminal ini selalu bersih…” (wawancara tanggal 15 Desember 2010).

Ibu Wartini yang saat itu sedang menunggu bus jurusan Wonogiri di terminal Sukoharjo juga mengatakan hal yang sama, yaitu :

“…terminale sae mas, resik boten kados terminal sanes. Menawi riyen WC ne niku reget banget ngantos toyane niku mampet, sakniki


(1)

commit to user

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa pegawai-pegawai di UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo telah memenuhi standar-standar yang dibutuhkan oleh terminal dalam pengelolaan retribusi jasa terminal.


(2)

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Retribusi terminal merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo. Pengelolaan retribusi terminal dilakukan oleh UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya berkaitan dengan pengelolaan terminal, Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo berpedoman pada Perda No.27 Tahun 2003 Tentang Terminal sebagai pengganti perda Nomor 17 Tahun 2000.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan di dalam Bab IV tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal dikatakan masih kurang baik.

Kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo, dilihat dari indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja yaitu antara lain adalah tangible, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas, dan transparansi. Dari semua indikator tersebut dapat diambil kesimpulan kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo masih kurang baik sehingga target .

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja UPTD Terminal Kabupaten Sukoharjo adalah ekonomi, kepemimpinan, dan sumber daya manusia. Faktor ekonomi dan kepemimpinan masih memiliki kekurangan sedangkan sumber daya


(3)

commit to user

manusia telah memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pengelolaan retribusi jasa terminal.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bagaimana kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi terminal. Dalam beberapa hal kinerja yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo tersebut masih ada yang perlu ditingkatkan lagi untuk memberikan pelayanan yang optimal dan tercapainya target retribusi sesuai dengan yang telah dianggarkan. Untuk itu ada beberapa saran yang bisa diperhatikan dan bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi, yaitu antara lain adalah sebagai berikut :

1. Melihat salah satu alasan tidak tertutupnya target karena tidak semua kendaraan masuk ke terminal maka pihak UPTD Terminal Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo harus lebih bersikap tegas dengan cara memperingatkan atau memberi sanksi sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 17 Tahun 2000 Tentang Retribusi Terminal yaitu sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terhutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD dan wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya 4 (empat) kali jumlah retribusi terhutang.


(4)

commit to user

2.

Melihat salah satu faktor yang berpengaruh kurang baik adalah kepemimpinan maka salah satu yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kepemimpinan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah gaya kepemimpinan menjadi lebih mentaati prosedur dalam dan tidak mentolerir penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan anggota.


(5)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto,Agus. 2006. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia.Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

H. B. Sutopo.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif . Surakarta :Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Mahsun, Mohamad.2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE. Ratminto & Atik Septi W. 2005. Manajemen Pelayanan : Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ruky,Achmad. 2001. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sinambela, Lijan Potlak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik (Teori Kebijakan dan Implementasi).Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan HRD. Bandung : Alfabeta

Tangkilisan, Hessel Nogi. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT Gramedia. Widodo, Joko.2005.Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang :

Banyumedia.

Yeremias T. Keban. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik.

Yogyakarta : Gaya Media.

JOURNAL :

Balint, Tim., Schernbeck, Sarah dan Schneider, Simone. 2009. Public Administration and Development artikel Performance Accountability in The UN Secretariat – The Conflictual Way Toward More Flexibity dalam www.interscience.wiley.com

Guenon, Marcel dan Bruno. 2007. International Journal Public Sector Performance Management Vol.1 No.1 dalam www.inderscience.com


(6)

commit to user

SUMBER LAINNYA :

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang No.34 Tahun 2000 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 17 Tahun 2000 Tentang Retribusi Terminal

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 27 Tahun 2003 Tentang Retribui Terminal