PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

(1)

commit to user

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh :

EVA MURFIANA D.P K 7406076

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh :

EVA MURFIANA D.P K 7406076

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(3)

(4)

(5)

(6)

commit to user

ABSTRAK

Eva Murfiana Dita Purbawani. K 7406076. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANAKUNTANSI DENGAN METODE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Model Group Investigation (GI) dalam peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta yang berjumlah 29 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dokumentasi dan angket. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 5 x 40 menit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Pada penerapan metode Group Investigation (GI) dalam pelajaran Akuntansi terdapat peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 78,67% menjadi 86% pada siklus II. (2) Motivasi belajar siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan berdiskusi


(7)

commit to user

berlangsung dalam pelajaran akuntansi juga mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 77,70% menjadi 83,22% pada siklus II. (3) Partisipasi siswa yang aktif dalam mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan selama berdiskusi dalam pelajaran Akuntansi mengalami penimgkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 67,59% menjadi 82,07% pada siklus II. (4) Adanya peningkatan prestasi belajar dalam pelajaran akuntansi. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 75,86% menjadi 93,10% pada siklus II.

Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI),

(2) Guru membuat suasana baru dalam menyampaikan materi yang dilakukan oleh siswa dengan cara diskusi dengan tim ahli dan menjelaskan di kelompok utama, (3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI),dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi baik dari segi keaktifan maupun prestasi belajar.


(8)

commit to user

ABSTRACT

Eva Murfiana Dita Purbawani. K 7406076. IMPROVING ACADEMIC ACHIVEMENT IN ACCOUNTING SUBJECTS WITH TYPE OF

COOPERATIVE LEARNING METHODS IN THE GROUP

INVESTIGATION (GI) OF CLASS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2009/2010. Thesis. Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret Surakarta University. July 2010.

The purpose of this study was to describe the Model Group Investigation (GI) in improving academic achievement in accounting subjects in class XI SMA Islam 1 Surakarta academic year 2009/2010.

This study uses a classroom action research approach (classroom action research) using the cycle strategy. The subjects of this study was class XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta about 29 students. Object of research on action research are the various activities that occur in the classroom during the learning process. This research was conducted with the collaboration between researchers, classroom teachers and involving the participation of students. Source of data used in this action research, among others, the informant, place or location, events, documents and archives. Data was collected by observation, testing, documentation and questionnaire. Research procedure included three stages: (1) identification, (2) preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation of measures, (5) observations, and (6) preparation of reports. The research process was conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning action, (2) implementation of the action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Each cycle is carried out in three sessions, each time the allocation of 5 x 40-minute meeting.

Based on research that has been done, it can be concluded that there was an increase academic achievement through the implementation of the learning model of Group Investigation (GI). This is reflected in several indicators as follows: (1) In applying method of Group Investigation (GI) in Accounting lesson there is an increase. It was indicated by an increase in the first cycle of 78.67% to 86% on the second cycle. (2) active student learning motivation in a group discussion during the activity took place in accounting subjects also increased. It


(9)

commit to user

was indicated by an increase in the first cycle of 77.70% to 83.22% on the second cycle. (3) active student participation in a proposed opinion and ask questions during the discussion in the lesson penimgkatan Accounting experience. It was indicated by an increase in the first cycle of 67.59% to 82.07% on the second cycle. (4) There is an increasing academic achievement in accounting lessons. It was indicated by an increase in the first cycle of 75.86% to 93.10% on the second cycle.

The increase occurred after the teacher made several attempts, among other things: (1) The implementation of cooperative learning model of the type of Group Investigation (GI), (2) Teachers create a new atmosphere in conveying materials made by students in a way discussions with the team of experts and explained in the main group, (3) Teacher evaluation after the implementation of learning to improve subsequent learning achievement. Thus it can be concluded that with the implementation of cooperative learning model type Group Investigation (GI), can improve learning achievement in terms of liveliness accounting and academic achievement.


(10)

commit to user

MOTTO

“ The biggest, the smartest, and the strongest are not the survivors. Rather, the survivors are the most adaptable.”

(Orang yang bertahan hidup bukanlah orang yang terbesar, terpandai dan terkuat. Melainkan orang yang paling mampu beradaptasi/menyesuaikan diri)

(Charles Darwin)

“ Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan. Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan

apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.” (Adrie Wongso)

“Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijakan orang lain, Akan tetapii kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain.”


(11)

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :

 Ibu dan Ayah tersayang yang telah memberikan banyak pengorbanan dan doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.

 Eyang putri Darmo Ijoyo terima kasih atas doa restu dan nasehatnya.

 Arif Fiyanto terkasih dan adikku tersayang Raseda E Muhartika yang membuatku selalu bersemangat.

 Drs. Sudiyanto, M.Pd terima kasih untuk dorongan dan bimbingannya selama ini.

 Laily Faiza Ulfa, SE.MM terima kasih untuk bimbingan dan kesabarannya.

 Murry, Intan dan semua temen-temen seperjuanganku, I lope u Prend...

 Semua sahabat-sahabatku, buat motivasi dan doanya.

 Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.


(12)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia rancangannya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Drs Sukirman, M.M, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan

banyak doa dan bimbingan serta semangat.

5. Drs. Sudiyanto, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.

6. Laily Faiza Ulfa, SE.MM, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.

7. Drs. Kadarusman, selaku kepala Sekolah SMA Islam 1 Surakarta terima kasih atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan penelitian.

8. Atin Nur Widayati, S.Pd. selaku guru akuntansi SMA Islam 1 Surakarta yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. Terima kasih untuk bantuan waktu tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada Penulis.

9. Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta terima kasih atas kerjasamanya dalam penelitian yang penulis lakukan.


(13)

commit to user

10. Bapak Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Eyang putri Darmo Ijoyo terima kasih atas doa restu dan nasehatnya.

12. Adikku tersayang Raseda E Muhartika yang membuatku selalu bersemangat. 13. Murry, Intan, Ema F, Isna, Tasnim, Ditha, Burhan (pak B), Bayu (singo),

Septian, Hafid (kacang), Wawan (pak wasus), Dyah, Dwi, Susi, Harjani dan semua teman-teman seperjuangan yang selalu membuatku tersenyum.

14. Mizz tina (munthul), Si boz (mba’ dwi), Alamanda (mizrock), mizz dani, mba’ ci, peethup, mas tri, mas budhi, wizhnue, mas edy, mas sahlan, semua teman-teman “Latero” dan “dJokam Larangan” yang selalu membuat hari-hariku lebih berwarna dan yang selalu mendoakanku.

15. Arif Fiyanto “penyemangatku” yang secara tidak langsung memberiku banyak inspirasi, motivasi dan semangat.

16. Sahabat-sahabatku, terima kasih buat senyum dan doanya.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, 2010


(14)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN REVISI ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Metode Pembelajaran Kooperatif ... 10

a. Hakikat Metode Pembelajaran ... 10

b. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif ... 11

1) Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 11

2) Hakikat Group Investigation (GI) ... 14


(15)

commit to user

3. Hakikat Partisipasi Belajar ... 18

a. Pengertian Partisipasi Siswa ... 18

b. Manfaat P artisipasi ... 20

c. Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa ... 20

4. Hakikat Prestasi Belajar ... 21

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 21

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 22

5. Mata Pelajaran Akuntansi ... 23

B. Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Pemikiran ... 25

D. Hipotesis Tindakan... 28

BAB III TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

1. Tempat Penelitian... 29

2. Waktu Penelitian ... 30

B. Pendekatan Penelitian ... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ... 33

D. Prosedur Penelitian... 34

E. Proses Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 38

1. Sejarah Singkat SMA Islam 1 Surakarta ... 38

2. Visi, Indikator dan Misi SMA Islam 1 Surakarta ... 39

3. Kondisi Lingkungan SMA Islam 1 Surakarta ... 40

4. Pelaksanaan Kurikulum ... 41

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 2 di SMA Islam 1 Surakarta... 43

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

1. Siklus I ... 46

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 46


(16)

commit to user

c. Observasi dan Interpretasi ... 53

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ... 54

2. Siklus II ... 56

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 56

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 59

c. Observasi dan Interpretasi ... 62

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ... 64

D. Pembahasan ... 69

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN ... 75

A. Simpulan ... 75

B. Implikasi ... 76

C. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(17)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ... 30

Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa ... 36

Tabel 3. Penerapan Model Group Investigation (GI) ... 65

Tabel 4. Motivasi Belajar Siswa ... 65

Tabel 5. Partisipasi Belajar Siswa ... 66

Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 66

Tabel 7. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 67

Tabel 8. Pedoman Angket Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 83

Tabel 9. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Siswa ... 86

Tabel 10. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ... 87

Tabel 11. Pedoman Angket Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) ... 89

Tabel 12. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) ... 92

Tabel 13. Daftar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta ... 94

Tabel 14. Daftar Anggota Kelompok ... 95

Tabel 15. Daftar Nama Guru, Pembagian Tugas Mengajar dan Fungsional SMA Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 97

Tabel 16. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ... 138

Tabel 17. Motivasi Berprestasi Siswa Siklus I ... 143

Tabel 18. Penilaian Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 157

Tabel 19. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 191

Tabel 20. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus II ... 194


(18)

commit to user

Tabel 21. Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II ... 199 Tabel 22. Penilaian Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan

Metode Group Investigation (GI) Siklus II ... 209 Tabel 23. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah


(19)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas dengan

Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 27

Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ... 32

Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta ... 42

Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 98

Gambar 5. Suasana Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ... 109


(20)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ... 81

Lampiran 2. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 83

Lampiran 3. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Siswa ... 86

Lampiran 4. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ... 87

Lampiran 5. Lembar Observasi Penilaian Partisipasi Siswa ... 89

Lampiran 6. Perolehan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigasi (GI) ... 92

Lampiran 7. Daftar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta ... 94

Lampiran 8. Daftar Anggota Kelompok ... 95

Lampiran 9. Daftar Nama Guru, Pembagian Tugas Mengajar dan Fungsional SMA Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 97

Lampiran 10. Catatan Lapangan 2 ... 101

Lampiran 11. Dokumentasi ... 108

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 110

Lampiran 13. Lampiran Materi Pembelajaran ... 119

Lampiran 14. Tugas Diskusi Kelompok ... 122

Lampiran 15.Kunci Jawaban Diskusi Kelompok ... 128

Lampiran 16. Soal Ulangan (Kuis) Siklus I ... 132

Lampiran 17. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 135

Lampiran 18. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ... 138

Lampiran 19. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ... 143

Lampiran20. Lembar Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 153

Lampiran21. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 157

Lampiran 22. Catatan Lapangan 3 ... 160


(21)

commit to user

Lampiran 24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 167

Lampiran 25 Lampiran Materi Pembelajaran ... 175

Lampiran 26. Tugas Diskusi Kelompok ... 181

Lampiran 27.Kunci Jawaban Diskusi Kelompok ... 184

Lampiran 28. Soal Ulangan (Kuis) Siklus II ... 188

Lampiran 29. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 192

Lampiran 30. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus II ... 194

Lampiran 31. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II .... 199

Lampiran32. Lembar Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) Siklus II ... 209

Lampiran33. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus II ... 213


(22)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah A.

Pembangunan Sumber Daya Manusia di Indonesia adalah merupakan bagian integral dari rangkaian kegiatan pembangunaan Nasional yang harus dilaksanakan sebagai upaya untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kesinambungan pembangunan menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Dalam pelaksanaan Pembangunan Sumber Daya Manusia sangat ditentukan oleh dunia pendidikan kita. Sedangkan dunia pendidikan kita terus mengalami perubahan dan perkembangan yang begitu pesat sesuai dengan kebutuhan global dunia pendidikan.

Kualitas pendidikan tegantung pada pelaksanaan sistem pembelajaran di kelas, dimana kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terlibat di dalamnya antara lain proses belajar mengajar, kualitas tenaga pengajarnya, kurikulum, fasilitas pendidikan dan manajemen organisasi pendidikannya. Sistem pembelajaran di kelas merupakan salah satu komponen peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam proses belajar mengajar terdapat hubungan erat antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar dan diantara keduannya terdapat interaksi yang kuat yang saling mendukung untuk mencapai tujuan. Dengan demikian Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa termotivasi untuk mempelajari materi yang telah diberiakan sehingga tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kegiatan pembelajaran pada dasarnya bertujuan untuk mencoba menolong, membimbing dan mengembangkan kemampuan siswa dalam suatu kegiatan belajar mengajar serta membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik


(23)

commit to user

kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa. Pembelajaran dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dan berusaha memecahkannya serta mencari jalan keluar. Kualitas pembelajaran tergantung pada berhasil tidaknya proses belajar mengajar dikelas yang kemudian proses belajar menganjar ini akan mempengaruhi meningkatnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan pencerminan usaha belajar siswa. Pada umumnya semakin baik usaha belajarnya maka semakin baik pula prestasi yang diraih. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran perlu direncanakan sebaik mungkin dengan memperhatikan berbagai aspek.

Akan tetapi pada kenyataannya yang terjadi di lapangan guru belum bisa menerapkan pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Berbagai upaya telah dilakukan guna meningkatkan sistem pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Ilmu akuntansi sebagai salah satu mata pelajaran yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial yang di ajarkan kepada siswa agar siswa mampu mengolah data dalam proses akuntansi yaitu dimana terdapat suatu siklus mulai dari transaksi keuangan, jurnal, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, neraca saldo penutup sampai pada laporan keuangan. oleh karena itu pembelajaran akuntansi didominasi dengan pemberian soal-soal, modul dan latihan-latihan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pemerintah juga berusaha agar kualitas pembelajaran di Indonesia dapat meningkat. Terbukti dengan adanya perubahan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan perkembangan jaman. Sejak tahun 2004 telah diterapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan kini telah berubah menjadi kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang menggunakan paradigma pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan pembelajaran. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide atau gagasan bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi yang kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini


(24)

commit to user

pelajaran harus dikemas menjadi proses mengkontruksi, bukan menerima pengetahuan. Sehingga guru dituntut untuk lebih profesional guru harus mampu menerapkan suatu pendekatan atau strategi yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa. Seorang guru hendaknya mengetahui bermacam-macam metode sehingga guru mempunyai pegangan dalam memilih metode mengajar yang akan digunakan dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi, kemampuan guru, waktu, besar kecilnya kelompok dan fasilitas yanga ada. Metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan mata pelajaran akuntansi pada umumnya masih menggunakan metode ceramah. Dalam penggunaan metode ceramah ini siswa kurang menampakkan aktivitas yang positif selama proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan kurang terlihatnya interaksi baik antara siswa dengan guru, maupun siswa dengan siswa.

Hal ini juga terjadi di kelas XI SMA Islam 1 Surakarta, dari survei yang dilakukan peneliti dengan mengadakan pengamatan saat megikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2, proses pembelajaran hanya terpuasat pada guru. Dalam proses pembelajaran ini guru menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Hal ini menyebabkan siswa cenderung beranggapan dalam mempelajarai akuntansi hanya semata-mata menghafal, bukan memahami konsep dan prinsip. Sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan cepat merasa bosan. Dari hasil survai banyak siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi, yaitu 68,00 ini disebabkan motivasi belajar siswa masih rendah dan partispasi siswa terhadap guru kurang positif. Beberapa siswa sering sibuk dengan urusannya sendiri sehingga tidak memperhatikan materi yang diberikan oleh guru, diantaranya: ketika guru sedang menerangkan hanya sebagian kecil siswa yang mau aktif dalam proses pembelajaran, ketika diberi kesempatan untuk bertanya tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan, ketika diberi kesempatan untuk mengerjakan soal latihan di papan tulis siswa cenderung malu dan takut salah, dan


(25)

commit to user

ketika siswa di suruh mengerjakan soal banyak yang berbicara sendiri, mengantuk bahkan melamun selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mangajar, hal ini merupakan permasalahan umum yang dihadapi banyak sekolah termasuk di SMA Islam 1 Surakarta.

Salah satu faktor yang mempengaruhi potensi perkembangan anak dalam pencapaian prestasi adalah motivasi belajar. Menurut Hamalik dalam Djamarah (2002:114), motivasi adalah suatu perubahan didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi dalam belajar akan berusaha mencurahkan segenap kemamampuannya untuk menguasai ilmu yang dipelajari agar mencapai hasil belajar yang optimal. Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Dalam belajar, apabila siswa mempunyai motivasi yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi tinggi. Siswa yang tampaknya tidak bermotivasi, mungkin pada kenyataannya cukup bermotivasi tapi tidak dalam hal-hal yang diharapkan pengajar. Mungkin siswa cukup bermotivasi untuk berprestasi di sekolah, akan tetapi pada saat yang sama ada gangguan-gangguan, seperti misalnya teman-teman yang mendorong untuk tidak berprestasi di sekolah.

Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan merasa senang, bergairah dan bersemangat dalam belajar. Begitu pula sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah akan cenderung kurang bersemangat dalam belajar. Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maka akan mencapai prestasi tinggi begitu pula sebaliknya.

Adapun faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah partisipasi siswa dalam pembelajaran. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat dibutuhkan karena siswa tidak hanya pandai dalam mengerti dan memahami pelajaran, akan tetapi harus ditunjukkan partisipasinya dalam proses belajar mengajar. Partisipasi siswa dalam belajar dapat ditunjukkan dengan keaktifannya dalam proses belajar mengajar, perhatian saat guru menerangkan materi pelajaran dikelas dan menanyakan apa yang menjadi ganjalan dalam pikirannya serta dapat


(26)

commit to user

berkomunikasi timbal balik dalam pembelajaran. Semakin besar partisipasi siswa maka akan semakin besar pula rasa keingintahuan siswa pada pelajaran tersebut. Peran penting seorang guru untuk menumbuhkan rasa untuk berpartisipasi dari diri siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Jika partisipasi siswa semakin baik, maka guru akan mudah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dan mencari jalan terbaik untuk memberikan pemahaman kembali mata pelajaran yang sulit dimengerti. Sebaliknya jika siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran, maka guru akan mengalami kesulitan dalam mengetahui kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswanya. Partisipasi siswa yang besar akan tercipta suasana keterbukaan antara guru dan siswa, sehingga kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswa dapat diatasi secara cepat dan tepat. Hal ini akan mendorong siswa untuk selalu berprestasi.

Rendahnya motivasi siswa dan partisipasi siswa dalam pembelajaran disebabkan oleh model pembelajaran yang kurang menarik dan masih bersifat konvensional, sehingga keaktifan siswa dalam belajar kurang dan berakibat lebih lanjut pada prestasi belajar yang kurang optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka guru dituntut untuk lebih jeli dalam menemukan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran yang lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa dalam pembelajaran mata pelajaran akuntansi. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian guna meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya dengan menggunakan suatu model pembelajaran kooperatif yang lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan/ partisipasi siswa sehingga prestasi belajar mata pelajaran akuntansi meningkat.

Metode pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan solusi adalah Group Investigation (GI) atau investigasi kelompok. Metode pembelajaran kooperatif tipe Goup Investigation (GI) ini berasal dari jamannya John Dewey (1970) tetapi telah diperbaharui dan diteliti kembali oleh Shlomo dan Yael Sharan. Metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ini dikemukakan oleh Sharan pada tahun 1992 yang dirancang untuk melatih kemampuan berfikir yang lebih tinggi seperti menganalisis dan mengevaluasi. Metode pembelajaran


(27)

commit to user

kooperatif yang dapat dijadikan solusi adalah Group Investigation (GI) atau investigasi kelompok, merupakan model pembelajaran yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Dalam metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) diharapkan pembelajaran di kelas dapat lebih efektif dan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul ³Peningkatan Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Akuntansi dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010´

Identifikasi Masalah B.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentiifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

Rendahnya prestasi belajar siswa dikarenakan kurangnya motivasi belajar dan 1.

partisipasi aktif dari diri siswa.

Keterampilan bekerjasama dalam tim/ kelompok (kemampuan berpendapat/ 2.


(28)

commit to user

(KBM) kurang dan terdapat siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sehingga prestasi belajar kurang optimal.

Keterbatasan kemampuan guru dalam menentukan dan menerapkan metode-3.

metode pembelajaran yang sesuai dan diminati oleh siswa. Sehingga guru mengalami kesulitan dalam meningkatkan semangat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

Keterbatasan sarana dan prasarana di kelas seperti media pembelajaran dan 4.

sumber-sumber belajar.

Pembatasan Masalah C.

Kualitas penelitian ilmiah bukanlah terletak pada keluasan masalah yang diambil akan tetapi pada kedalaman pengkajian pemecahan masalah, untuk itu penelitian ini difokuskan pada:

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester genap di SMA Islam 1 1.

Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Objek penelitian adalah sebagai berikut: 2.

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation a.

(GI). Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Melalui pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yang diterapkan di SMA Islam 1 Surakarta menumbuhkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan partisipasi aktif siswa saat proses belajar mengajar berlangsung serta melatih siswa dalam menyelesaikan setiap persoalan.


(29)

commit to user

Pengukuran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi b.

dengan menilai keaktifan dan hasil belajar siswa dari pembelajaran dengan metode Group Investiogation (GI).

Perumusan Masalah D.

Setelah dilaksanakan identifikasi masalah dan pembatasan masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Rumusan masalah utama: 1.

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010?

Rumusan masalah khusus: 2.

Apakah melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group 1.

Investigation (GI) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010?

Apakah melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group 2.

Investigation (GI) dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010?

Tujuan Penelitian E.

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tujuan Umum:


(30)

commit to user

Meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Tujuan Khusus:

2.

Menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam belajar mata pelajaran akuntansi 1.

pada siswa kelas XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam belajar mata pelajaran akuntansi 2.

pada siswa kelas XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Manfaat Penelitian F.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

Manfaat teotitis 1.

Hasil penelatian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang pendidikan khususnya motode pembelajaran yang paling efektif, serta mendorong calon peneliti lain untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai dunia pendidikan.

Manfaat Praktis 2.

Bagi Sekolah 1.

Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengelolaan sumber-sumber belajar.

Bagi Guru 2.

Menambah masukan dalam pengelolaan kelas untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat memberikan sumbangan yang nyata bagi peningkatan profesionalitas guru dalam upaya peningkatan prestasi belajar.


(31)

commit to user Bagi Siswa

3.

Peningkatan kualitas mereka dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya. Siswa lebih menguasai materi yang mereka pelajari lebih menyenangi belajar yang bernuansa perhitungan dan analisa, lebih berani dan terampil bertanya dan menjelaskan.

Bagi Peneliti 4.

Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di bangku kuliah khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk membekali peneliti sebagai calon guru untuk menentukan model mengajar yang tepat.

BAB II

LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka A.

Metode Pembelajaran Kooperatif 1.

Hakikat Metode Pembelajaran a.


(32)

commit to user

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.

W. James Popham dan Eva L. Baker (2003:7) menyatakan bahwa

³efektivitas pengajaran itu seharusnya ditinjau dari hubungannya dengan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, didalam situasi tertentu dalam uasahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu ´. Dalam proses pembelajaran terdapat hubungan yang erat antara siswa dengan guru yang mengajar dan diantara keduanya terdapat interaksi yang kuat saling mendukung untuk mencapai tujuan.

Efektivitas guru mengajar nyata dari keberhasilan siswa menguasai apa yang diajarkan guru itu (Nasution, 1999 : 110). Menurut Dick dan Reiser dalam M. Sobry Sutikno (2004 : 85) ³Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar ketrampilan spesifik, ilmu pengetahuan dan sikap serta membuat siswa senang´.

Richard Dunne dan Ted Wragg dalam Anwar Jasin (1996:4) menjelaskan ciri-ciri pembelajaran yang efektif yaitu:

Pembelajaran efektif memudahkan murid belajar sesuatau yang 1)

bermanfaat seperti fakta, ketrampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan.

Pembelajaran efektif adalah bahwa ketrampilan tersebut diakui oleh 2)

mereka yang kompeten menilai, seperti guru-geru, pelatih guru-guru, pengawas, tutor, dan pemandu atau murid-murid sendiri.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang efektif merupakan proses belajar mengajar yang efektif yang memungkinkan siswa


(33)

commit to user

termotivasi untuk mempelejari materi yang telah diberikan sehingga tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)

b.

Hakikat Pembelajaran Kooperatif 1)

Robert E. Slavin (1995: 73-74) menjelaskan mengenai komponen utama yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: a) presentasi kelas; b) kelompok; c) tes; d) nilai peningkatan atau perkembangan; dan e) penghargaan kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen yang saling terkait, yaitu: (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual; dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja diajarkan.

Metode pembelajaran ini menggunakan kelompok kecil, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda ± beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik/ materi pelajaran yang diajarkan. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi yang sedang diajarkan, tetapi juga bertanggung jawab untuk membantu anggota kelompok untuk belajar, dengan demikian perlu diciptakan atmosfir keberhasilan. Seluruh siswa pada kegiatan belajar ini harus berpartisipasi aktif, perbedaan individual antara siswa dapat diminimalkan pada saat mereka mempelajari materi. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah: (a) meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik; (b) penerimaan terhadap perbedaan individu; dan (c) pengembangan keterampilan sosial.

Berikut ini merupakan prinsip dasar, ciri-ciri, serta kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif :

Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Kooperatif a).

Dibawah ini merupakan prinsip dasar dalam metode pembelajaran kooperatif antara lain :


(34)

commit to user

Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup (1)

dan sepenanggungan.

Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya. (2)

Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya (3)

memiliki tujuan yang sama.

Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara (4)

anggota kelompoknya.

Siswa akan dikenakan evaluasi dan diberikan hadiah/penghargaan yang (5)

juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan (6)

untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

Siswa akan diminta pertanggung jawaban tentang materi yang (7)

dipelajari dalam kelompoknya.

Ciri ± Ciri Pembelajaran Kooperatif

b).

Berikut ini merupakan ciri ± ciri pembelajaran kooperatif, antara lain : Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan (1)

materi pelajaran.

Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, (2)

sedang dan rendah.

Anggota kelompok dapat berasal dari suku, budaya, jenis kelamin, dan (3)

ras yang berbeda.

Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu. (4)

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif c).

Pembelajaran kooperatif di samping memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif antara lain : (1)


(35)

commit to user

Pembelajaran yang aktif : pembelajaran kooperatif mengharuskan (a).

setiap siswa aktif berinteraksi satu sama lain.

Keterampilan sosial : siswa belajar berinteraksi dengan siswa lain, (b).

mengembangkan suatu keterampilan interpersonal, kepemimpinan, berkompromi, komunikasi dan berkolaborasi.

Saling ketergantungan : ketergantungan positif dan kepercayaan (c).

kelompok dikembangkan dengan adanya interaksi siswa untuk mencapai tujuan yang sama.

Akuntabilitas individu : apabila kelompok mencapai keberhasilan (d).

dan sukses itu adalah akibat dari input dari setiap individu yang ada dalam kelompok.

Sedangkan kelemahan dari metode pembelajaran kooperatif antara (2)

lain:

Kecocokan antara siswa : dalam pembentukan kelompok kadang (a).

sangat sulit sehingga guru harus mengetahui siswanya dengan baik untuk menggabungkan siswa agar mau bekerja sama dengan baik. Ketergantungan siswa : guru tidak boleh hanya mempercayai satu (b).

siswa yang pintar untuk mengkoordinasikan belajar pada kelompoknya karena akan menggagalkan tujuan pembelajaran kooperatif. Sehingga guru harus mengelola kelompok sehingga benar ± benar terjadi kolaborasi.

Memerlukan waktu yang lama : metode pembelajaran kooperatif (c).

memerlukan waktu lebih banyak untuk mempelajari materi pelajaran dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Individualist : siswa yang suka bekerja secara independen tidak (d).

menyukai metode pembelajaran kooperatif.

Keterbatasan logistik/ bahan : guru harus menyiapkan banyak (e).

informasi yang menjadi tanggung jawab siswa untuk mempelajari, kemudian menyiapkan bahan ± bahan untuk pengujian.


(36)

commit to user

Adapun manfaat yang diperoleh dengan penerapan pembelajaran kooperatif adalah mendokumentasikan hasil-hasil pembelajaran termasuk peningkatan hasil belajar, perbaikan terhadap tingkah laku dan kehadiran, meningkatkan self ± confidence dan motivasi, serta meningkatkan kedekatan antara teman sekelas dan teman satu sekolah.

Hakikat Group Investigation (GI)

2).

Metode pembelajaran kooperatif tipe Goup Investigation (GI) ini berasal dari jamannya John Dewey (1970) tetapi telah diperbaharui dan diteliti kembali oleh Shlomo dan Yael Sharan. Metode pembelajaran kooperatif tipe Goup Investigation (GI) ini dikemukakan kembali oleh Sharan pada tahun 1992 yang dirancang untuk melatih kemampuan berfikir yang lebih tinggi seperti menganalisis dan mengevaluasi. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menghasilkan suatu proyek/ tugas yang dapat dipilih sendiri oleh siswa.

Metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan metode pembelajaran yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran sehingga akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya.

Robert E. Slavin (2008 : 215), mengatakan bahwa ³ Group Investigation tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran di kelas´.

Dalam pembelajaran metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), interaksi sosial menjadi faktor penting bagi perkembangan skema mental yang baru. Komunikasi dan interaksi kooperatif diantara sesama


(37)

commit to user

teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok kecil, dimana pertukaran pikiran dan sikap-sikap kooperatif bisa terus bertahan. Dalam pembelajaran inilah, kooperatif memainkan peranannya dalam memberi kebebasan kepada pebelajar untuk berfikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif. Pola pengajaran ini akan menciptakan pembelajaran yang diinginkan, karena siswa sebagai subyek pembelajaran ikut terlibat dalam penentuan pembelajaran.

Adapun langkah ± langkah pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) menurut Robert E. Slavin (2008 : 218) antara lain :

Tahap 1 : Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok.

Siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sujumlah topik a).

dan mengkategorikan saran-saran.

Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik b).

yang teleh mereka pilih.

Komposisi kelompok didasarkan pada keterkaitan siswa dan c).

harus bersifat heterogen.

Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dan d).

memfasilitasi pengaturan.

Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari.

Siswa merencanakan bersama mengenai materi yang akan a).

dipelajari, bagaimana mempelajarinya, siapa melakukan apa dan untuk tujuan atau kepentingan apa menginvestigasi topik ini. Tahap 3 : Melaksanakan investigasi

Siswa mengumpulkan informasi, menganalisa data dan membuat a).

kesimpulan.

Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang b).

dilakukan kelompoknya.

Siswa saling bertukar pikiran, berdiskusi, mengklarifikasi dan c).


(38)

commit to user Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir.

Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek a).

mereka.

Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka b).

laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.

Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk c).

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir.

Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai a).

macam bentuk.

Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya b).

secara aktif.

Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan c).

presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.

Tahap 6 : Evaluasi

Siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, a).

mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.

Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran b).

siswa.

Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran c).

paling tinggi.

Hakikat Motivasi Belajar 2.

Prestasi belajar yang maksimal tidak dapat terwujud tanpa usaha dari guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Melalui penerapan metode


(39)

commit to user

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. W. S. Winkel mengatakan bahwa ³motif´ adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu (Darsono, 2000:61). Berawal dari kata ³motif´ itu, motivasi diartikan sebagai motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat melakukan suatu perbuatan. Sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang, jauh sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan

Menurut McDonald dalam Oemar Hamalik (2009: 173), Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dimiliki siswa. Harus ada motivasi untuk melaksanakan suatu kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan belajar. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi ada dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik timbul dari dalam diri siswa tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal dalam menjalani kehidupan. Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu. Siswa yang selalu memperhatikan waktu guru menyampaikan materi pelajaran bukanlah masalah bagi guru karena didalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi instrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran diri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Berbeda dengan siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar


(40)

commit to user

dirinya mutlak diperlukan. Dalam hal ini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.

Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus (Anni, 2005:111). Dalam pengertian ini intensitas dan arah motivasi dapat bervariasi. Untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi, sesuai dengan semboyan ³ motivation is an essential condition of learning´. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu (Sardiman, 2003:84). Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Sardiman (2003: 85) mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu:

Mendorong manusia untuk berbuat. 1.

Motivasi merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang akan dicapai. 2.

Motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannnya.

Menyelesaikan perbuatan. 3.

Menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

3. Hakikat Partisipasi Belajar

Pengertian Partisipasi Siswa a.

Kata partisipasi berasal dari bahasa Inggris Partisipate yang dalam bahasa indonesia berarti turut serta, ambil bagian atau keterlibatan. Partisipasi dalam pembahasan ini yang dimaksud adalah perisipasi yang berarti keterlibatan siswa secara fisik, intelektual-emosional, dan sosial dalam proses poembelajan.

Menurut Keit Davis dalam Sastroputro (1989:35) menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi


(41)

commit to user

kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

George Terry dalam Winardi menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi, 2002:149). Partisipasi siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004:156).

Untuk mendorong partisipasi siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain memberikan pertanyaan dan menanggapi respon siswa secara positif, menggunakan pengalaman berstruktur, dan menggunakan metode yang bevariasi yang lebih melibatkan siswa. Siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Sebagai subjek siswa adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkaan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. Untuk itu, dari pihak siswa diperlukan partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi aktif subjek belajar dalam proses pembelajaran antara lain dipengaruhi faktor kemampuan yang dimiliki hubungannya dengan materi yang akan dipelajari.

Pendapat tentang partisipasi juga disampaikan oleh Dimyanti dan Mudjino (1994: 26) mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, partisipasi memiliki aspek-aspek yaitu kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi atau keterlibatan dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan siswa selama proses pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta pisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan, serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.


(42)

commit to user

Manfaat Partisipasi b.

Suryosubroto (1997: 282) mengemukakan manfaat prinsipil dari partisipasi yaitu:

Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karea 1)

banyaknya sumbangan pemikiran

Pengembangan potensi diri dan kreativitas 2)

Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang 3)

diberikan dan adanya perasaan diperlukan

Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk 4)

membangun kepentingan bersama

Heidjrachman dalam Suryosubroto (1997: 282) mengemukakan bahwa dengan dijalankannya partisipasi akan bisa diperoleh beberapa manfaat seperti bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik (karena banyaknya sumbangan pikiran), adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan.

Partisipasi dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi diri dan kreativitas siswa, serta dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap proses dan hasil belajar yang dijalaninya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya partisipasi siswa dalam pembelajaran akan memberikan peranan yang penting bagi keberhasilan tujuan dari proses pembelajaran yang terkait.

Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa c.

Martinis Yamin (2007: 80-81) menjelaskan bahwa peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan apabila tercipta suatu kondisi sebagai berikut:

Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa 1)

Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjasi pengalaman dalam belajar. 2)

Tujuan kegiatan pembelajaran yaitu tercapainya kemampuan minimal siswa 3)

(kompetensi dasar).

Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, 4)

meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep.


(43)

commit to user

Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, 5)

sikap, dan keterampilan.

Sedangkan Gagne dan Briggs dalam Martinis Yamin (2007: 84) until menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui 9 aspek berikut ini:

Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga 1)

mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. 2)

Mengingatkan kompetensi prasyarat. 3)

Memberikan stimulus (masalah, topic, dan konsep) yang akan 4)

dipelajari.

Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 5)

Memunculkan aktivitas serta partisipasi aktif siswa dalam kegiatan 6)

pembelajaran.

Memberikan umpan balik (feed back). 7)

Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga 8)

kemampuan siswa terpantau dan terukur.

Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir 9)

pembelajaran.

Partisipasi siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran tercipta suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta dan partisipasi siswa. Seorang guru diharapkan memiliki keterampilan dalam merangsang tumbuhnya partsisipasi siswa. Dengan demikian peran serta dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat, yang pada akhirnya kegiatan pembelajaran akan lebih berpusat pada siswa.

4. Hakikat Prestasi Belajar

Pengertian Prestasi Belajar a.

Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar pada akhirnya ingin mengetahui hasilnya. Hasil dari kegiatan belajar itulah yang dinamakan prestasi belajar. Prestasi tidak dapat dilepaskan dengan proses belajar. Prestasi merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur dan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil kecakapan yang baru dari proses belajar seseorang yang mempunyai prestasi yang baik dalam


(44)

commit to user

belajarnya, berarti ia mendapatkan hasil kecakapan yang baru dari apa yang dipelajarinya (Suryabrata, 2001:232).

Widodo (2002: 594) berpendapat bahwa ³Prestasi adalah hasil yang telah dicapai´. Menurut Winkel (1996:162) mengatakan bahwa ³prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.´

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai melalui pengukuran dan penilaian tehadap penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam simbul, angka, huruf atau kode.

Prestasi merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan tingkat pengetahuan siswa. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan bekerjasama dalam tim/ kelompok (kemampuan berpendapat/ berdiskusi), keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dan ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata diklat akuntansi keuangan, yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata diklat akuntansi pada siswa kelas XI.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar b.

Pencapaian prestasi belajar oleh seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal).

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal terdiri dari: a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: (1) Faktor intelektif yang meliputi: Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat dan faktor


(45)

commit to user

kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. (2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi penyesuaian diri. (3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Faktor eksternal terdiri dari: a) Faktor sosial yang terdiri atas : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok. b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor diatas akan saling berinteraksi baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam pencapaian prestasi belajar yang dilakukan oleh siswa. Sehingga faktor-faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.

Mata Pelajaran Akuntansi 5.

Akuntansi ( accounting) berasal dari bahasa inggris ³to account´ yang artinya memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan, dari pengelola perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan tersebut. Pengertian akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public Accounts (AICPA) yang dikutip oleh Ngadiman, dkk (2004: 2) dalam bukunya yang menyatakan bahwa ³Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa´. Fungsinya ialah menyediakan data kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomis dalam pemilihan alternatif suatu keadaan.

Sedangkan menurut Arnie Fajar (2005: 130), akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Menurut AAA ( American Accounting Association) dalam Kardiman (2006: 2), akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas


(46)

commit to user

oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut. Menurut Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih (2003: 3), akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif dari suatu unit organisasi atau kesatuan ekonomi yang ditujukan kepada para pemakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.´

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran akuntansi adalah merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan melalui proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut

Ruang lingkup mata pelajaran akuntansi dimulai dari dasar-dasar konseptual, struktur, dan siklus akuntansi. Fungsi mata pelajaran akuntansi di SMA salah satunya adalah mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan serta pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Penelitian Yang Relevan B.

Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian tindakan kelas menggunakan pembelajaran kooperatif model Group Investigasi (GI) antara lain :

Hendrawan Yulianto Nugroho (2007). ³Study Komparasi antara Metode 1.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dengan Metede Ceramah dalam Pembelajran Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas II Semester I SMK BATIK 2 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007´.

Eka Vitaloka (2009). ³Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata 2.


(47)

commit to user

Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Simo Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010.

Efa M. Sakdiyah (2006). ³ Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Partisipasi Siswa 3.

dalam Pembelajran Terhadap Prestasi Belajar Akuntnasi Siswa Kelas XI IPS SMA NEGERI 1 TAYU PATI Semester II Tahun Ajaran 2005/2006 ´. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan ada pengaruh positif antara motivasi berprestasi, disiplin belajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tayu Pati baik secara simultan maupun parsial dan variabel yang paling berpengaruh adalah motivasi berprestasi kemudian diikuti oleh disiplin belajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada siswa sebaiknya siswa dapat menentukan proporsi waktu belajar sebaik mungkin dengan mempertimbangkan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga prestasi belajar akuntansi dapat lebih optimal. Hendaknya guru dapat membantu meningkatkan disiplin belajar siswa dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk selalu bertanya mengenai materi yang dijelaskan dan siswa hendaknya langsung bertanya kepada guru jika susah mencerna materi yang diterangkan oleh guru di depan kelas untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Kepada pihak sekolah untuk lebih menyediakan refrensi buku-buku akuntansi yang bervariasi agar dapat dipinjam oleh siswa dan guru perlu memberikan penugasan-penugasan yang menuntut siswa untuk mencari literatur lain, seperti penugasan kepada siswa untuk mencari soal-soal untuk dibawa ke forum diskusi kelas.

Kerangka Pemikiran C.

Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk mencapai kualitas proses dan hasil belajar yang optimal maka diperlukan kerangka pemikiran yang sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:


(48)

commit to user

Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa termotivasi untuk mempelajari materi yang telah diberiakan sehingga tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Salah satu permasalahan yang dihadapai dalam pembelajaran akuntansi adalah bahwa guru merasa kesulitan mencari metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Hal tersebut menjadikan indikator bahwa prestasi belajar akuntansi siswa rendah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi peneliti akan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) sehingga akan terbentuk suatu pembalajaran yang menarik, berkesan dan membuat siswa lebih bersemangat.

Faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah adanya motivasi belajar yang dimiliki siswa. Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang ingin di capai dalam kegiatan belajar mengajar. Peranan motivasi sangat diperlukan, siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan merasa senang, bergairah dan semangat dalam belajar. Sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah maka cenderung kurang bersemangat dalam belajar. Meningkatnya motivasi belajar siswa di tandai dengan adanya Kesadaran dalam diri siswa untuk belajar, siswa memperhatiakan waktu guru menyampaikan materi pelajaran, adanya antusias dan minat belajar yang tinggi dari siswa untuk belajar lebih giat sehingga orientasi siswa jauh ke depan. Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maka kemungkinan prestasinya tinggi, begitu pula sebaliknya.

Faktor lain yang mempengaruhi belajar siswa adalah adanya partisipasi aktif dari diri siswa. Partisipasi merupakan keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Siswa dituntut secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Partisipasi aktif siswa ditandai dengan adanya kontribusi atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa lebih aktif bertanya dan ada komunikasi timbal balik. Dengan meningkatnya motivasi belajar


(49)

commit to user

siswa dan partisipasi aktif siswa maka akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Motivasi belajar siswa meningkat

Meningkatnya motivasi belajar siswa di tandai dengan adanya Kesadaran dalam diri siswa untuk belajar, siswa memperhatiakan waktu guru menyampaikan materi pelajaran, adanya antusias dan minat belajar yang tinggi dari siswa untuk belajar lebih giat sehingga

orientasi siswa jauh ke depan.

Partisipasi serta keektifan siswa juga ikut meningkat.

Partisipasi aktif siswa ditandai dengan adanya kontribusi /keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran misalnya siswa dapat memberikan

pendapatnya dan saran, siswa lebih aktif bertanya dan adanya komunikasi timbal balik.


(50)

commit to user

Gambar 1. Kerangka Berfikir Tentang Penelitian Tindakan Kelas dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)

Hipotesis Tindakan D.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu persoalan, yang dimaksud sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban yang benar. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara terhadap pertanyaan± pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan bahwa: ´Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta´.


(51)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian A.

Tempat Penelitian 1.

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Islam 1 Surakarta, yang beralamat di Jl. Brigjen Sudiarto 151 Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh Bapak Drs. Kadarusman. Penelitian ini difokuskan pada kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial, yang mana kelas XI dibagi kedalam dua kelas yaitu kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 1 dan kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2. Pada kedua kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran Akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subjek yaitu siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 dengan jumlah siswa 29 siswa pada semester 2 tahun ajaran 2009/2010.

Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Islam 1 Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut:

SMA Islam 1 Surakarta memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan a.

penelitian.

Antara peneliti dengan pihak sekolah sudah ada hubungan yang baik, , karena b.

peneliti pernah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah ini, sehingga peneliti sedikit banyak mengetahui mekanisme pembelajaran di sekolah ini.

Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai subjek penelitian c.


(52)

commit to user

Dari pengamatan awal peneliti di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 d.

menunjukkan bahwa motivasi dan partisipasi belajar akuntansi siswa rendah, akibatnya prestasi belajar siswa kurang optimal.

Kualitas proses dan hasil belajar akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial e.

2 yang belum optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan harapan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 dapat meningkat.

Dilihat dari sisi efisiensi, tanpa mengurangi harapan tentang kualitas hasil f.

penelitian, lokasi penelitian sangat menguntungkan bagi peneliti karena dekat dengan tempat tinggal peneliti.

Waktu Penelitian 2.

Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian dari Bulan Januari 2010 sampai dengan Bulan Juni 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Penelitian

1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan

2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I

b. Siklus II

4. Penyusunan Laporan

Apr 2010

Mei 2010

Jun 2010 Jenis

Kegiatan

Jan 2010

Feb 2010

Mar 2010 29


(53)

commit to user

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa adanya. Menurut pendapat Kemmis dan Carr sebagaimana dikutip Kasihani Kasbolah (2001: 9), ³Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjan ini serta di mana pekerjaan ini dilakukan´. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur.

Menurut Suharsimi Arikunto (2005:91)´Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat utnuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru´.

Hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata (Action) yang dilakukan oleh guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata program tersebut belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan lain sampai permasalahan dapat teratasi).

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud PTK, perlu diketahui karakteristik dari PTK itu sendiri. Menurut Zainal Aqib (2007 : 128) karakteristik PTK meliputi :

Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. 1.


(1)

commit to user

menyenangkan, santai, dan memberikan kesan yang positif tentang guru, (b) melakukan pendekatan dan memotivasi siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran yang berlangsung, (c) menumbuhkan semangat dan kesadaran siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dan (d) penguasaan konsep dan penyampaian materi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui metode Group Investigation

Guru menyadari pentingnya melakukan suatu evaluasi terhadap proses 2.

pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.

Implikasi B.

Berdasarkan simpulan dalam penelitian tentang penerapan metode pembelajaran Group Investigation (GI) di SMA Islam 1 Surakarta, maka implikasi yang dapat dikaji adalah sebagai berikut:

Implikasi Teoritis 1.

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru antara lain kemampuan guru dalam mengembangkan dan menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan model dan metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam meningkatkan motivasi serta partisipasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor yang berasal dari siswa antara lain minat dan antusias belajar siswa serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Implikasi Praktis 2.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan model Group Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat


(2)

digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang disesuaikan pula dengan materi pembelajaran. Pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses maupun prestasi yang diperoleh dari pembelajaran akuntansi. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru dapat menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran yang baru, inovatif dan menyenangkan yang dapat memacu siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Saran C.

Dengan berhasilnya penerapan metode pembelajaran Group Investigation (GI dalam peningkatan prestasi belajar siswa , maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:

Bagi siswa : 1.

Siswa meningkatkan ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal ini a.

pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa terutama dalam meningkatkan rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang.

Siswa meningkatkan kerja sama, kemampuan berdiskusi serta b.

bersosialisasi dalam arti yang positif, baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.

Bagi Guru: 2.

Guru meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan a.

menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Guru mengembangkan model dan metode pembelajaran yang mendorong b.

siswa untuk aktif berpartisipasi dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.


(3)

commit to user

Guru yang belum menerapkan model Group Investigation (GI) dapat c.

menerapkan model tersebut dalam pembelajaran akuntansi dengan variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan perhatian motivasi dan keaktifan siswa untuk memahami materi yang disajikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Guru lebih optimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah d.

disediakan oleh pihak sekolah sebagai alat bantu dalam pengembangan media pembelajaran.

Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan e.

sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran.

Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran serta harus f.

membuka diri dan tidak menganggap pusat informasi adalah guru, namun bisa berasal dari teman, buku, televisi maupun internet.

Bagi Peneliti: 3.

Bagi peneliti lain dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan a.

penyempurnaan dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal.

Peneliti sebagai calon guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran b.

yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.

Bagi Sekolah : 4.

Kepala Sekolah lebih memberikan kesempatan kepada guru-guru mata a.

pelajaran untuk mengikuti workshop yang berhubungan dengan model dan metode pembelajaran inovatif.

Sekolah mengadakan pertemuan MGMP pada tingkat sekolah yang b.

diadakan rutin untuk mendiskusikan permasalahan pendidikan dan pembelajaran.

Bagi Orang Tua : 5.


(4)

Orang tua memfasilitasi kegiatan belajar anak, sehingga dengan fasilitas belajar yang memadai anak akan lebih merasa nyaman dan bersemangat dalam belajar. Dengan demikian, pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar anak.


(5)

commit to user

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Aqib, Zaenal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Eka Vitaloka (2009). ³Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi melalui Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Simo Boyolali

Tahun Ajaran 2009/2010.´

Efa M. Sakdiyah (2006). ³ Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajran Terhadap Prestasi Belajar Akuntnasi Siswa Kelas XI

IPS SMA NEGERI 1 TAYU PATI Semester II Tahun Ajaran 2005/2006´.

Hendrawan Yulianto Nugroho (2007). ³Study Komparasi Metode Investigasi Kelompok dengan Metede Ceramah dalam Pembelajran Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas II Semester I SMK BATIK 2 Surakarta Tahun

Ajaran 2006/2007´

Group investigatoin effects on achievement, motivation, and perceptions of students in Singapore.Tersedia dalam:

http://www.higheam.com/doc/1G1-159328619.html Diunduh tanggal : 16 Maret 2010.

Muhibbin Syeh. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajra Mengajar. Bandung : CV Maulana.

Mustofa B. 2009. Pedoman Penulisan Proposal Penalitian Skripsi dan Tesis. Panji Pustaka.


(6)

Ngadiman, dkk. 2004. Buku Satu Dasar-Dasar Akuntansi. Surakarta : UNS Press Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik).

Bandung. Nusa Media.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto,dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sudirman N, A. Tabrani Rusyan, Zainal Arifin dan Toto Fatoni. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remadja Karya CV.


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI KEUANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 3 SURAKARTA TA

0 29 236

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 114

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS IX E SMP NEGERI 1 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 4 23

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 102

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 2 8

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA AL - ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009-2010.

0 1 11

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Teknik Komputer Dan

0 0 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN PENGENDALI DAYA TEGANGAN RENDAH SMK 1 SEDAYU MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION).

0 0 117