PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011
commit to user
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI Oleh:
SRI WAHYUNINGSIH K7407139
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(2)
commit to user
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
SRI WAHYUNINGSIH K7407139
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
(3)
(4)
(5)
(6)
commit to user
ABSTRAK
Sri Wahyuningsih. K7407139.PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIFTIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.
Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan penguasaan
konsep dalam pembelajaran Akuntansi melalui pendekatan kooperatif tipe Group
Investigation (GI)pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom
action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dan dokumen atau arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) persiapan, (2) penyusunan rencana tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) pengamatan, (5) refleksi, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 3 x 45 menit dan 2 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil) melalui pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) partisipasi siswa dalam diskusi kelas menunjukkan peningkatan dari 70 % atau 21 siswa pada siklus I menjadi 84,11% atau 30 siswa pada siklus II. (2) interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif meningkat dari 76,53% atau 25 siswa pada siklus I menjadi 86,92% atau 31 siswa pada siklus II, (3) kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan laporan keuangan (telah mencapai batas KKM) meningkat dari 40% atau 16 siswa pada siklus I menjadi 87,5% atau 35 siswa pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1)Penerapan pendekatan
kooperatif tipe Gorup Investigation (GI), (2) Guru membuat Rencana Pembelajaran
terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat
meningkatkan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi baik dari segi proses maupun hasil.
(7)
commit to user
ABSTRACTSri Wahyuningsih. K7407139. IMPROVED CONTROL OF CONCEPTS
IN ACCOUNTING LEARNING THROUGH A COOPERATIVE
APPROACHTYPE GROUP INVESTIGATION (GI) IN CLASS X
ACCOUNTING 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, April 2011.
The purpose of this research is to know the improve control of concepts
in accounting learning through a cooperative approach type Group Investigation
(GI) in class X Accounting 1 SMK Negeri 6 Surakarta year of 2010/2011.
This research uses classroom action research approach (classroom action research) using the cycle strategy. The subject of this research is a student of class X Accounting SMK Negeri 6 Surakarta, which consist of 40 students. The object of this action research study on the various activities that occur in the classroom during the learning process.This research is done by collaborating between researchers, classroom teachers and involve student participation. Source of data used in this action research, among others, the informant, place or location, events, and documents or archives. The technique of collecting is done by observing, interviewing, testing, and documenting. The research procedure include stage of: (1) preparation, (2) preparation of action plans, (3) implementation of the action, (4) observations, (5) refleksion, and (6) preparation of reports. The research process was conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning, (2) implementation of the action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Each cycle carried out in 3 meetings, allocation of time of each meeting of 3 x 45 minutes and 2 x 45 minutes.
Based on research that has been done, it can be concluded that the improving control of concept in accounting learning (both process and outcome) through a
cooperative approach to the type of Group Investigation (GI). This is reflected by
several indicators as follows: (1) student participation in class discussions showed an increase of 52.5% or 21 students on the first cycle to 75% or 30 students on the second cycle. (2) students interaction in cooperative groups increased from 62.5%
or 25 students on the first cycle to 77.5% or 31 students on the second cycle, (3) the ability of students in solving the problems associated with the financial
statements (has reached the limit KKM ) increased from 40% or 16 students on the first cycle to 87.5% or 35 students on the second cycle. This increase occurred after the teacher made some efforts, among others: (1) The implementation of
cooperative approaches type Group Investigation (GI), (2) Teachers create lesson
plans prior to teaching so that learning activities can take place targeted and programmed, (3) Teacher conduct an evaluation after the implementation of learning to improve the quality of subsequent learning. It can be concluded that
through a cooperative approach type Group Investigation (GI) may increase the
(8)
commit to user
MOTTO
”Janganlah seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu,
dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”. (1 Timotius 4:12)
“Pengalaman bukan apa yang terjadi pada anda, melainkan apa yang anda lakukan atas apa yang terjadi pada anda.”
(Aldous Huxley)
”Keberhasilan selalu dimulai dengan keberanian untuk melangkah dilakukan dengan usaha dan disertai dengan doa”
(9)
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
™Ibu dan Bapak tercinta atas perjuangan, doa, dan tuntunan yang selalu diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
™Adikku Dwi atas bantuannya selama penulis mengerjakan skripsi ini.
™Kak Otho yang selalu memberi semangat, motivasi, dan selalu ada untukku.
™”Genk Sootho” Bang Margi, Fitria, Idut, Annisa, Hanita, Sartika, Arum,
Ninok, Yoga, terima kasih untuk persahabatan yang telah kita jalani.
™Fitri yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
™Teman-teman Ekonomi dan BKK Akuntansi 2007
(10)
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia rancangan-Nya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikandengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan bijaksana.
4. Drs. Sukirman, M.M, selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak
sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Jaryanto, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan,
semangat dan bimbingan dengan baik.
6. Laily Faiza Ulfa, SE. MM, selaku pembimbing akademis yang telah banyak
memberikan semangat dan bimbingan dengan baik.
7. Dra. Sri Supartini, MM selaku Kepala SMK Negeri 6 Surakarta, yang telah
banyak memberikan ijin kepada penulis untuk menyusunan skripsi ini.
8. Rully Trisno Umoro, S.Pd, M.Si selaku guru mata pelajaran Akuntansi, yang
telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
9. Guru, karyawan, dan siswa-siswa X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta yang
telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Bapak, Ibu, dan Adik tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moral
maupun spiritual, dan kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
(11)
commit to user
11. Kak Otho yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta kebersamaan
yang kita jalani.
12. Teman-teman ekonomi dan BKK Akuntansi 2007 terima kasih atas kebersamaannya
selama kita kuliah bersama.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, April 2011
(12)
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN REVISI ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN ABSTRAK ... vi
HALAMAN MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ... 8
A. Tinjauan Pustaka ... 8
1. Hakikat Penguasaan Konsep ... 8
a. Pengertian Konsep ... 8
b. Pengertian Penguasaan Konsep ... 9
2. Hakikat Pembelajaran Akuntansi ... 10
a. Pengertian Belajar ... 10
b. Pengertian Pembelajaran ... 11
(13)
commit to user
3. Pendekatan Kooperatif ... 14
a. Hakikat Pendekatan Pembelajaran ... 14
b. Pembelajaran Kooperatif ... 15
4. Pembelajaran Tipe Group Investigation ... 19
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 21
C. Kerangka Berpikir ... 23
D. Hipotesis Tindakan ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 28
C. Sumber Data ... 29
D. Pendekatan Penelitian ... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ... 33
F. Prosedur Penelitian ... 35
G. Proses Penelitian ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 41
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta ... 45
C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48
1. Siklus I ... 48
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 48
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 51
c. Observasi dan Interpretasi ... 56
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ... 60
2. Siklus II ... 62
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 62
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 65
c. Observasi dan Interpretasi ... 70
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ... 74
(14)
commit to user
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 81
A. Simpulan ... 81
B. Implikasi ... 82
C. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 85
(15)
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ... 25
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 32
Gambar 3. Profil Capaian Proses dan Hasil Penguasaan Konsep Siswa Siklus I 60
Gambar 4. Profil Penguasaan Konsep Siswa Siklus I ... 60
Gambar 5. Profil Capaian Proses dan Hasil Penguasaan Konsep Siswa Siklus I 73
Gambar 6. Profil Penguasaan Konsep Siswa Siklus I ... 73
Gambar 7. Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II ... 76
(16)
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ... 28
Tabel 2. Indikator Penguasaan Konsep Siswa ... 39
Tabel 3. Tenaga pengajar/guru SMK Negeri 6 Surakarta ... 43
Tabel 4. Karyawan/TU SMK Negeri 6 Surakarta... 43
Tabel 5. Siswa SMK Negeri 6 Surakarta Tahun 2010/2011 ... 44
Tabel 6. Capaian Proses dalam Penguasaan Konsep Siswa Siklus I ... 57
Tabel 7. Hasil Evaluasi Siklus I ... 58
Tabel 8. Hasil Penguasaan Konsep Siswa Siklus I ... 59
Tabel 9. Capaian Proses dalam Penguasaan Konsep Siswa Siklus II ... 71
Tabel 10. Hasil Evaluasi Siklus II ... 72
Tabel 11. Hasil Penguasaan Konsep Siswa Siklus II ... 72
Tabel 12. Capaian Proses dalam Penguasaan Konsep Siklus I dan Siklus II . 75 Tabel 13. Hasil Penguasaan Konsep Siswa Siklus I dan Siklus II ... 76
(17)
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Survei Awal
a. Observasi Mendalam ... 87
b. Skor Dasar ... 89
2. Data Sebelum Tindakan a. Pedoman Wawancara Guru Akuntansi dan Siswa Kelas X Akuntansi 1 90 b. Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi ... 91
c. Hasil Wawancara dengan Siswa X Akuntansi 1 ... 93
3. Siklus I a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 99
b. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban ... 111
c. Observasi Mendalam ... 121
d. Lembar Observasi (Pengamatan pada Guru) ... 127
e. Lembar Observasi (Pengamatan pada Siswa) ... 128
f. Kelompok Group Investigation Siklus I ... 131
g. Daftar Hadir Siswa ... 132
h. Daftar Nilai Kuis Siklus I ... 134
i. Gambar Pelaksanaan Tindakan Kelas ... 135
4. Siklus I a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 137
b. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban ... 145
c. Observasi Mendalam ... 151
d. Lembar Observasi (Pengamatan pada Guru) ... 156
e. Lembar Observasi (Pengamatan pada Siswa) ... 157
f. Kelompok Group Investigation Siklus II ... 160
g. Daftar Hadir Siswa ... 161
h. Daftar Nilai Kuis Siklus II ... 163
i. Gambar Pelaksanaan Tindakan Kelas ... 164 5. Data Setelah Tindakan
(18)
commit to user
a. Pedoman Wawancara Guru Akuntansi dan Siswa Kelas X Akuntansi 1 166
b. Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi ... 167
c. Hasil Wawancara dengan Siswa X Akuntansi 1 ... 169
d. Daftar Kenaikan Nilai Evaluasi Siswa ... 175
6. Permohonan izin menyusun Skripsi ... 176
7. Permohonan Izin Penelitian ... 179
8. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SMK Negeri 6 Surakarta ... 180
(19)
commit to user
ïBAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, yaitu manusia Indonesia yang beriman, mandiri, maju, cerdas, kreatif, bertanggung jawab, serta produktif. Berbagai upaya pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut, salah satunya dengan melakukan kajian-kajian dan pengembangan kurikulum di Indonesia secara bertahap, konsisten, serta disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan zaman.
Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah merupakan tuntutan kebutuhan manusia sejak lahir sampai akhir hayatnya, maka belajar merupakan tuntutan hidup sepanjang
hayat manusia (life long learning). Dalam mempertahankan hidupnya, manusia harus
mempunyai bekal kecakapan hidup (skill of life), yang dapat diperoleh melalui berbagai
proses belajar, seperti belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk
melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be myself)
dan belajar untuk hidup bersama (learning to life together).
Sebagian besar model pembelajaran yang digunakan sekarang ini bersifat konvensional, dimana pada pembelajaran konvensional siswa cenderung pasif, karena pembelajarannya dengan metode ceramah. Dunia pendidikan masih didominasi oleh anggapan bahwa belajar hanya suatu kegiatan yang terbatas pada sesuatu yang bersifat menghafal dan sesuatu yang harus diingat. Oemar Hamalik (2003:27) menyatakan bahwa “ Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.” Oleh sebab itu dalam belajar siswa tidak cukup hanya mengingat materi pelajaran saja, karena ingatan manusia sifatnya terbatas tetapi siswa juga dituntut untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, untuk menerapkan proses pembelajaran aktif tidak mudah,
(20)
commit to user
guru sebagai sosok utama dalam kegiatan belajar mengajar harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa akan merasa nyaman dan terlibat aktif dalam kegiatan belajar, karena pada dasarnya seorang siswa tidak dapat belajar hanya dengan duduk dan bersifat pasif yang akan membuat mereka cepat merasa bosan.
Sekolah Menenggah Kejuruan Negeri 6 Surakarta merupakan Sekolah Bertaraf
Internasional Invest satu-satunya di Surakarta yang memiliki input siswa yang memiliki
prestasi belajar dan latar belakang ekonomi yang beragam sehingga tingkat penguasaan materi siswa dalam proses belajar mengajar juga bervariasi. Salah satunya pada mata pelajaran Akuntansi yang diberikan kepada siswa kelas X Akuntansi, berdasar pada hasil pengamatan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas terdapat berbagai permasalahan yang terjadi antara lain: sumber belajar yang digunakan siswa masih terbatas pada buku yang dianjurkan untuk dimiliki siswa, dalam satu meja hanya ada satu buku, dan hanya terpusat pada guru yang menyampaikan materi pelajaran, sehingga posisi guru sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar guru menggunakan metode konvensional, metode pembelajaranseperti ini kurang efektif bagi siswa terbukti dengan sedikitnya siswa yang aktif dan masih banyak siswa yang pasif. Hal ini berakibatnya saat diadakan tes pada kompetensi dasar yang pertama sebanyak 37 siswa dari 40 siswa mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan yang telah ditentukan yaitu 75.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, perlu adanya perubahan model pembelajaran yang semula bersifat konvensional dan terpusat pada guru, menjadi model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa secara penuh dan guru hanya berfungsi sebagai fasilitator saja. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru, alur belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa, siswa juga bisa saling mengajar dengan sesama siswa lainnya.Anita Lie (2004:12) menyatakan bahwa “Banyak penelitian
menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih
efektif daripada pengajaran oleh guru.” Strategi yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah melibatkan siswa dalam diskusi dengan seluruh kelas, tetapi strategi ini tidak terlalu efektif walaupun guru sudah berusaha dan mendorong
(21)
commit to user
siswauntuk berpartisipasi, kebanyakan dari siswa hanya menjadi penonton sementara arena kelas dikuasai oleh beberapa siswa saja. Oleh karena itu, suasana belajar yang diciptakan harus mampu membuat siswa bekerjasama antara satu dengan yang lain secara penuh.
Pembelajaran gotong royong (Cooperative Learning)merupakan pembelajaran
yang lebih banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Tujuan utama dari pendekatan kooperatif yaitu agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untukmengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara
berkelompok.Penggunaan pendekatan cooperative learning dalam pembelajaran
akuntansi dapatmeningkatkan keefektifan pembelajaran akuntansi. Cooperative
learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran pada individu yang berusia sebaya dengan berbagai tingkat kemampuan bekerja sama secara berpasangan untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas pencapaian tujuan dan penguasaan materi tiap anggotanya. Dalam metode pembelajaran kooperatif, kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih terstruktur dan guru memberikan arahan yang lebih jelas, dengan pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Agar pembelajaran kooperatif dapat terlaksana dengan baik, peserta didik harus bekerja dengan lembar kerja yang berisi pertanyaan dan tugas yang telah direncanakan. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu sesama teman, salah satu ragam teknik dengan pendekatan
kooperatif adalah tipe Group Investigation (GI).
Pendekatan kooperatif tipe Group Investigation (GI) dikembangkan agar
dalam kegiatan belajar mengajar siswa mampu belajar dari pengalaman sendiri, mengalami sendiri, menemukan sendiri secara berkelompok. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok, dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama
(22)
commit to user
sampai tahap akhir pembelajaran akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang
salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya. Dalam pembelajaran tipe Group
Investigation (GI), interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang baru.
Tipe Group Investigation (GI) membuat siswa untuk dapat belajar lebih mandiri
bekerjasama dengan anggota kelompok yang lain, selain menuntut keaktifan dan
kerjasama tipe Group Investigation (GI) ini juga memberikan manfaat/pengetahuan
kepada siswa bahwa sumber belajar tidak hanya terpusat dari guru saja. Pusat dari investigasi kelompok adalah perencanaan kooperatif murid dalam melakukan penyelidikan terhadap topik yang telah diidentifikasikan. Anggota kelompok mengambil peran dalam menentukan apa yang akan mereka selidiki, siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana mereka mempresentasikan hasil secara keseluruhan di depan kelas. Kelompok pada pembelajaran berbasis investigasi kelompok ini merupakan kelompok yang heterogen baik dari jenis kelamin maupun kemampuannya.
Setiap siswa sebenarnya telah mempunyai satu aset ide dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif, untuk membina siswa dalam menemukan pengetahuan baruguru sebaiknya memperhatikan struktur kognitif yang ada pada mereka. Oleh karena pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap diterima dan diingat siswa, maka siswa harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memunculkan ide-idebaru, memecahkan masalah, dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya diharapkan siswa dapat mengoptimalkan kemampuan yang ada dalam dirinya sehingga penguasaan konsep materi Akuntansi akan meningkat dan siswa dalam pembelajaran tidak hanya bersifat menghafal.
Konsep merupakan suatu kelas atau kategori stimuli/objek yang memiliki ciri-ciri umum. Menurut Gagne dalam Winkel (2005:362) menyatakan bahwa “Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual.” Hal tersebut dikarenakan pengajaran konsep menyajikan usaha-usaha manusia untuk mengklasifikasikan pengalaman belajar manusia, jadi dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan sesuatu yang sangat luas. Pengajaran konsep mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam
(23)
commit to user
memahami materi pelajaran yang dihadapinya, penguasaan konsep sangat membantu siswa dalam proses belajar terutama saat menghadapi berbagai soal, dengan konsep yang sudah tertanam dan dikuasai oleh siswa, siswa tidak akan mengalami kesulitan saat menghadapi soal yang dirubah-rubah.Oleh karena itu, pendekatan kooperatif tipe
Group Investigation (GI) harus diterapkan secara optimal sebagai upaya meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam belajar Akuntansi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul penelitian
sebagai berikut:“Peningkatan Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran Akuntansi
Melalui Pendekatan Kooperatif Group Investigation (GI)pada Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Siswa kelas X Akuntansi 1 kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok proses
pembelajaran mata pelajaran Akuntansi.
2. Sumber belajar yang dimiliki siswa kelas X Akuntansi 1 masih terbatas.
3. Siswa kelas X Akuntansi 1 kurang antusias terhadap mata pelajaran Akuntansi.
4. Model pembelajaran yang diterapkan selama ini belum mampu meningkatkan penguasaan
konsep siswa, sehingga banyak siswa yang belum memenuhi standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Akuntansi yaitu 75,00.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas, maka permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada ”Peningkatan penguasaan
konsepdalam pembelajaran Akuntansi melalui pendekatan kooperatif tipe Group
Investigation(GI) pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011”
Agar tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti serta untukmemperoleh gambaran dan persepsi yang sama, makadisajikan definisi operasional dari pembatasan masalah sebagai berikut:
(24)
commit to user
1. Penguasaan konsep berarti individu mampu menyebutkan kesamaan-kesamaan
dan perbedaan-perbedaan dari contoh-contoh yang menyajikan informasi tentang karakteristik dan nilai atribut dari konsep, kemudian dirumuskan kembali tentang konsep itu. Penguasaan konsep pada penelitian ini dibatasi pada konsep mengenai pokok bahasan laporan keuangan untuk perusahaan dagang yang meliputi macam laporan keuangan, fungsi dari masing-masing macam laporan keuangan, dan cara penyajian atau penggunaan dari masing-masing laporan keuangan.Yang dinilai dari proses siswa dalam memahami konsep suatu materi baik melalui partisipasi siswa dalam diskusi maupun interaksi antarsiswa dalam kelompok dan kemampuan menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan laporan keuangan (dilihat dari ketercapaian batas ketuntasan).
2. Group Investigation
Group Investigation merupakan proses penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari beberapa orang, dan selanjutnya kelompok tersebut mengkomunikasikan hasil perolehan anggotanya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang atau kelompok lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaranAkuntansi
melalui pendekatan kooperatif Group Investigation (GI) pada siswa kelas X
Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan penguasaan konsep dalam
pembelajaran Akuntansi melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigation
(25)
commit to user
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis dapat memberikan sumbangan terhadap pembelajaran Akuntansi, utamanya untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran akuntansi
melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigation (GI).
2. Manfaat secara praktis
a. Memberikan bahan pertimbangan bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan proses pembelajaran yang bervariasi
b. Bagi siswa agar memahami konsep-konsep dalam belajar akuntansi dengan
menerapkan ke dalam situasi dunia nyata, sehingga belajar aktif lebih bermakna.
c. Bagi peneliti merupakan wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang diperoleh
di bangku kuliah, serta sebagai upaya pengembangan ilmunya.
d. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi ilmiah
(26)
commit to user
èBAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. HakikatPenguasaanKonsep a. PengertianKonsep
Secara harafiah konsep berarti mempunyai keuanggulan kecakapan dalam ilmu pengetahuan. Menurut Dahar dalam Mulyati (2005:53) “Konsep adalah suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus-stimulus.” Sedangkan Oemar Hamalik (2003:162) menyatakan bahwa “Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang
(person).” Konsep merupakan gagasan mengenai materi, pengalaman, peristiwa, atau ciri-ciri khas suatu obyek yang diabstraksikan secara tetap sehingga memudahkan manusia untuk mengadakan komunikasi dan berpikir. Oemar Hamalik (2003:162-163) mengemukakan bahwa ciri-ciri konsep sebagai berikut :
1) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep
yang stau dengan konsep yang lain. Adanya keragaman antara konsep-konsep sebenarnya ditandai oleh adanya atribut yang berbeda.
2) Atribut nilai-nilai, adanya variasi yang terdapat pada suatu atribut. Konsep
menjadi bermacam-macam karena jumlah nilai yang berbeda. Jika atribut konsep sangat luas, maka konsep tersebut dapat saja diidentifikasi berdasar atribut-atribut lainnya.
3) Jumlah atribut juga bermacam-macam antara satu konsep dengan konsep
lainnya. Semakin kompleks suatu konsep semakin banyak jumlah atributnya dan semakin sulit mempelajarinya. Untuk kemudahan jumlah atribut hendaknya diperkecil dengan cara kombinasi atau mengurangi perhatian terhadap sejumlah atribut yang dinilai tak begitu penting.
4) Kedominan atribut, menunjuk pada kenyataan bahwa beberapa atribut lebih
dominan daripada yang lain. Dominan menunjuk pada konsep sebagian atribut. Konsep dominan memiliki atribut dominan. Jika atributnya nyata, maka lebih mudah menguasai konsep dan jika atributnya tidak nyata maka sulit untuk menguasai suatu konsep.
Keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep dapat diketahui dari beberapa hal, antara lain: siswa dapat menyebutkan konsep, dapat menyatakan ciri-ciri konsep, dapat memilih dan membedakan antara contoh dari yang bukan
(27)
commit to user
konsep, dan dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep. Konsep perlu untuk memperoleh dan mengkomunikasikan pengetahuan.
b. PengertianPenguasaanKonsep
Penguasaan merupakan kemampuan untuk memahami serta menerapkan pengetahuan yang didapat. Berdasarkan pengertian konsep dan penguasaan, maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep berarti individu mampu menyebutkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dari contoh-contoh yang menyajikan informasi tentang karakteristik dan nilai atribut dari konsep, kemudian dirumuskan kembali tentang konsep itu.
Menguasai konsep tidak hanya sekedar tahu dan hafal tetapi juga mengerti dan memahami konsep-konsep itu dan mampu mengaitkan suatu konsep dengan konsep yang lain. Penguasaan konsep pada siswa tidak dapat berlangsung secara bersamaan, keberhasilan siswa dapat ditentukan oleh kemampuannya untuk menguasai konsep dari mata pelajaran yang ada. Penguasaan konsep sangat perlu ditekankan dalam pembelajaran Akuntansi. Melalui pemahaman konsep, siswa akan mampu mengerti dan menyelesaikan setiap siklus akuntansi yang harus dikerjakannya dengan benar. Bahkan, siswa juga dapat membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar materi akuntansi. Pemahaman konsep juga membuat materi yang rumit menjadi lebih sederhana sehingga tidak menyulitkan proses pembelajaran para siswa atau dengan kata lain pembelajaran konsep mengurangi kerumitan– kerumitan yang dihadapi saat mempelajari obyek materi dalam hal ini siklus akuntansi terkhusus dalam penyajian laporan keuangan. Pemahaman terhadap setiap konsep materi akuntansi juga akan menjadi salah satu faktor keberhasilan pembelajaran akuntansi yang ditunjukkan dengan ketuntasan dan ketelitian siswa dalam mengerjakan soal-soal akuntansi serta pencapaian hasil belajar akuntansi di atas rata-rata KKM yaitu 75.
(28)
commit to user
2. HakikatPembelajaranAkuntansi a. PengertianBelajar
Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secarasadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mulyati (2005:5) menyatakan bahwa “Belajar merupakan usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau pengubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan.” Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut sesuai prosedur yang ditentukan.
Belajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan tidak dapat berjalan sendiri yang melibatkan aktivitas fisik dan mental. Proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor dan situasi serta kondisi di sekitarnya. Berhasil atau tidaknya proses belajar siswa sangat tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Slameto (2003:54-71) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Faktor intern
Faktor intern merupakan faktor-faktor yang adadalam diri individu yang sedang belajar berupa: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. a) Faktor jasmaniah berkaitan dengan faktor kesehatan dan keadaan tubuh(sempurna atau ada cacat tubuh) yang mempengaruhi proses belajar seseorang. Siswa yang segar jasmaninya dan mempunyai keadaan tubuh yang sempurna akan lebih mudah dalam proses belajarnya. b) Faktor Psikologis merupakan faktor yang berhubungan dengan intelegensi, perhatian, minat, motif, bakat, kematangan, dan kesiapan yang mempengaruhi individu yang sedang belajar. c) Faktor Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu, dan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.a) Siswa
(29)
commit to user
yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian dari orang tua serta latar belakang kebudayaan keluarganya. b) Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat lainnya yang mempengaruhi siswa dalam belajar.
b. PengertianPembelajaran
1) Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar di-lakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar didi-lakukan oleh peserta didik/siswa. Menurut Corey (1986) dalam Syaiful Sagala (2009:61) menyatakan bahwa:
Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:27) menyatakan bahwa “Pem-belajaran adalah kegiatan guru secara terprogam dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.”
Jadi, berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
2) Karakteristik Pembelajaran
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu :
(a)Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal,
bukan hanya menuntut siswa untuk hanya mendengar atau mencatat, akan tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam proses berfikir.
(30)
commit to user
(b)Pembelajaran membangun suasana komunikasi yang baik seperti proses
tanyajawab yang secara terus menerus diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang akhirnya kemampuan berfikir tersebut dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan baru yang mereka konstruksi sendiri.
3) Ciri-ciri Pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran merupakan tanda-tanda adanya upaya gurumengatur unsur-unsur dinamis dalam proses belajar, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan tujuan belajar dapat dicapai. Adapun ciri-ciri pembelajaran tersebut terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa, antara lain :
(a)Motivasi belajar
Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Peserta didik harus mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar, apabila dalam diri siswa terdapat motivasi yang kuat, siswa akan menunjukkan minat, aktivitas, dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
(b)Bahan belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran berupa informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep. Bahan materi belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan karakteristik siswa agar dapatdiminati siswa, agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dalam belajar.
(c)Alat bantu belajar
Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar agar materi yang dijelaskan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.
(d)Suasana belajar
Suasana belajar perlu diperhatikan agar dapat menimbulkan aktivitas, kegairahan, dan kegembiraan belajar siswa maka diperlukan adanya komunikasi dua arah
(31)
commit to user
yang intim dan hangat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
(e)Kondisi subyek belajar
Kondisi siswa dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam (motivasi) dan faktor dari luar (segala sesuatu yang ada di luar siswa, termasuk situasi belajar-mengajar), kondisi siswa juga mempengaruhi partisipasi siswa dalam proses belajar.
4) Menurut Syaiful Sagala (2009:68) ada dua macam tujuan pembelajaran yaitu :
(a)Tujuan jangka panjang atau yang dinamakan tujuan terminal, tujuan ini biasanya
merupakan jawaban atas masalah atau kebutuhan yang telah diketahui berdasarkan analisis sebelumnya.
(b)Tujuan jangka pendek atau biasa disebut tujuan instruksional khusus, tujuan
ini merupakan hasil pemecahan atau operasionalisasi dari tujuan terminal yang disusun secara hierarkis dalam upaya pencapaian tujuan terminal.
c. PengertianAkuntansi
Perkembangan akuntansi dimulai sejak diketemukannya sistem double
entry (pembukuan berpasangan) yang pertama kalinya diperkenalkan di Italia pada
tahun 1494 oleh Luca Paciolo dalam bukunya yang berjudul Summa deArithmatica,
Geometrica, Proportion et Scriptorio pada bagian bab yang berjudul Tractatus de Computis et Scripturio. Bukunya inilah yang menjadi titik tolak perkembangan akuntansi sebagai suatu ilmu.
MenurutAmerican Accounting Assosiation seperti yang dikutip dalam Soemarsono (2004:3) “Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengomunikasian informasi ekonomi sehingga memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi tersebut”. Sedangkan Haryono Jusup ( 2003 : 4 ) menyatakan bahwa :
Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya. Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.
(32)
commit to user
Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwaakuntansi merupakan kegiatan penggolongan, pencatatan, pengikhtisaran, peringkasan, danpenyajian laporan keuangan serta penafsiaran hasil-hasilnya pada suatu unitorganisasi dan pada suatu periode tertentu. Di tingkat SMK kelas X semester genap ini mata pelajaran akuntansi yang diajarkan tentang neraca lajur dan penyusunan laporan keuangan, laporan keuangan berfungsi menyediakan informasi bagi para pemakainya sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan ekiutas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
3. PendekatanKooperatif a. HakikatPendekatanPembelajaran
Pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran dari bagian-bagian yang satu dengan bagian yang lainnya berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa untuk mempelajari konsep, prinsip, atau teori yang baru tentang suatu bidang ilmu. Syaiful Sagala (2009:68) menyatakan bahwa “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional suatu satuan instruksional tertentu.” Jadi, pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai penjelas untuk mempermudah guru dan mengajar dan mempermudah siswa untuk memahami materi ajar yang disampaikan guru, dengan tetap memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Suatu sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan akan sistem dan pendekatan tersebut untuk menyakinkan :
1) Ada alasan untuk belajar
2) Siswa belum mengetahui apa yang diajarkan, oleh karena itu guru menetapkan
hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai.
Pendekatan pembelajaran tidak terpaku harus menggunakan suatu pendekatan tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana, artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaanpembelajaran. Syaiful Sagala (2009:69) menyatakan bahwa ada beberapa perubahan dalam pendekatan pembelajaran antara lain :
(33)
commit to user
1) Penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar yang lugas dan terencana;
2) Mengacu pada aspek-aspek perkembangan sesuai tingkatan peserta didik;
3) Dalam proses pembelajaran betul-betul menghormati individu peserta didik;
4) Memperhatikan kondisi obyektif individu bertitik tolak pada perkembangan
pribadi peserta didik;
5) Menggunakan metode dan teknik mengajar yang sesuai dengan kebutuhan
materi pelajaran;
6) Memaparkan konsep masalah dengan penuh disiplin;
7) Menggunakan pengukuran dan evaluasi hasil belajar yang standar untu
mengukur kemajuan belajar;
8) Penggunaan alat-alat Audio Visual dengan memanfaatkan fasilitas maupun
perlengkapan yang tersedia secara optimal.
b. PembelajaranKooperatif
1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang membuat siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar secara individual maupun secara kelompok.Menurut Anita Lie (2004:12) menyatakan
bahwa “Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif merupakan sistem
pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.” Sedangkan menurut Slavin (1985) dalam Isjoni (2007:12) menyatakan bahwa “Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.” Jadi, dalam belajar kooperatif seorang siswa diharapkan saling membantu, saling mendiskusikan, dan beragumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Pendekatan kooperatif merupakan alternatif pilihan dalam mengisi kelemahan kompetisi, yaitu hanya sebagian siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar di kelas. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
(a) Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar, mengemukakan
pendapat, dan membuat keputusan secara bersama.
(b) Kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang dan rendah.
(c) Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari berbagai ras,
(34)
commit to user
agar dalam setiap kelompokpun terdapat ras, suku, agama, dan jenis kelamin yang berbeda pula.
(d) Penghargaan lebih mengutamakan pada kerja kelompok daripada kerja
perorangan (http://www.naskahakademik.net, 23 Desember 2010).
Tujuan utama dari pendekatan kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untukmengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok, pendekatan kooperatif juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2004: 31-35) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok
bisa dianggapcooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada 5
unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran cooperative, yaitu:
(a)Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
(b)Tanggungjawab perseorangan
Setiap anggota dalam kelompok bertanggungjawab untuk melakukan yang terbaik. Setiap anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
(c)Tatap muka
Setiap anggota kelompok dalam kelompoknya, harus diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan menguntungkan baik bagi anggota maupun kelompoknya. Hasil pemikiran beberapa orang akan lebih baik daripada hasil pemikiran satu orang saja.
(d)Komunikasi antar anggota
Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok sangat tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mengutarakan pendapat mereka.
(e)Evaluasi proses kelompok
Evaluasi proses kelompok dalam pembelajaran kooperatif diadakan oleh guru agar siswa selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih baik. Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok,
(35)
commit to user
tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
2) Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Kooperatif
Suatu pendekatan pembelajaran mempunyai kelebihan maupun kelemahan masing-masing, dalam penerapannya seorang guru harus pandai dalam memilih pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan peserta didik agar tercipta suasana belajar yang nyaman, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk peran siswa terkhusus bagi siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Beberapa keuntungan dari pendekatan kooperatif, antara lain:
(a)Siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran,
(b)Siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
(c)Meningkatakan ingatan siswa,
(d)Meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.
Pendekatan kooperatif selain memiliki kelebihan seperti yang telah disebutkan di atas juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
a) Jika ada satu siswa yang tidak aktif dalam kelompok, maka akan menghambat
tujuan pembelajaran.
b) Siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompok kurang bisa bekerjasama
dan memahami materi atau penyelesaian tugas.
3) Model-model Pendekatan Kooperatif
Ada beberapa variasi model yang dapat diterapkan dalam cooperative
learning, diantaranya :
(a)Student Teams-Achievement Divisions (STAD)merupakan salah satu pendekatan kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi yang pertama kali menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.
(36)
commit to user
(b)Jigsaw.Pendekatankooperatif dengan tipe jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Elliot Arronson di Universitas Texas dan merupakan salah satu metode
pembelajaran yang berhasil dikembangkan oleh Robert E.
Slavin.Pendekatankooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan anggota kelompok yang lain.
(c)Grup Investigation (Kelompok Investigasi). Dalam metode ini para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam anggota. Kelompok ini kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajari oleh seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi dan melakukan kegiatan untuk mempersiapkan laporan kelompok. (d)Rotating Trio Exchange. Pada model ini kelas dibagi ke dalam beberapa
kelompok yang terdiri dari 3 orang, kelas di tata sehingga setiap kelompok dapat melihat kelompok lainnya di kiri dan di kanannya.
(e)Group resume. Model ini akan menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-6 orang siswa, kemudian guru memberikan penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang bagus, baik bakat maupun kemampuannya di dalam kelas dan yang terakhir kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di kelas. Tidak ada kelas yang sunyi selama proses pembelajaran, karena pembelajaran dapat dicapai ditengah-tengah percakapan antara siswa. Guru dapat menciptakan suatu lingkungan kelas yang baru tempat siswa secara rutin dapat saling membantu satu sama lain.
(37)
commit to user
4. Pembelajaran Tipe Group Investigation
Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation didasari oleh gagasan
John Dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Ibrahim, dkk. (2000:23) menyatakan bahwa:
Dalam kooperatif tipe Group Investigation guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa heterogen dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakatipembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telahdirumuskan dan dalam diskusi kelas diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.
Investigasi kelompok adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif, guru dan siswa bekerja sama membangun pembelajaran. Proses dalam perencanaan bersama didasarkan pada pengalaman masing-masing siswa, kapasitas, dan kebutuhan. Siswa aktif berpartisipasi dalam semua aspek, membuat keputusan untuk menetapkan arah tujuan yang mereka kerjakan. Dalam hal ini kelompok merupakan wahana sosial yang tepat untuk proses ini. Perencanaan kelompok merupakan salah satu metode untuk menjamin keterlibatan siswa secara maksimal. Dalam model ini terdapat 3 konsep utama, yaitu:
a. Penelitian (inquiry) yaitu proses perangsangan siswa dengan menghidupkan
suatu masalah. Dalam proses ini siswa merasa dirinya perlu memberikan reaksi terhadap masalah yang dianggap perlu untuk diselesaikan. Masalah ini didapat dari siswa sendiri atau diberikan oleh guru.
b. Pengetahuan yaitu pengalaman yang tidak dibawa sejak lahir namun diperoleh
siswa melalui pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Dinamika kelompok, menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok individu
yang saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama dengan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman dan saling berargumentasi. Slavin (2009:218-220) menyatakanbahwa tahapan-tahapan
(38)
commit to user
berikut:
a) Tahap Pengelompokan (Grouping)
Tahap pengelompokan merupakan tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini: 1) siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan, 2) siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, 3) guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.
b) Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada
tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang: 1) Apa yang mereka pelajari? 2) Bagaimana mereka belajar? 3) Siapa dan melakukan apa? 4) Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?
c) Tahap Penyelidikan (Investigation)
Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada
tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki, 2) masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, 3) siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat.
d) Tahap Pengorganisasian (Organizing)
Tahap pengorganisasian yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut: 1) anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proteknya masing-masing, 2) anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya, 3) wakildari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
e) Tahap Presentasi (Presenting)
Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran
di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:1) penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, 2) kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, 3) pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.
f) Tahap evaluasi (evaluating)
Tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada
tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, 2) guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, 3) penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.
(39)
commit to user
sebagai konselor, konsultan dan pemberi kritik yang bersahabat. Guru membimbing dan mencerminkan kelompok melalui tiga tahap, antara lain:
1) Tahap pemecahan masalah 2) Tahap pengelolaan kelas
3) Tahap pemaknaan secara perorangan
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dwi Rahayu Widyaningsih (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat IPS Ekonomi Melali
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) di SMK Batik 2
Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.” Dari hasil penelitiannya menunjukkan
bahwamelalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
dapat meningkatkan hasil belajar siswa di atas standar batas tuntas nilai IPS Ekonomi dibanding sebelum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation, yaitu terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas pada siklus I menjadi 6,79 atau naik 1,13 ada 31 siswa (76%) mendapat nilai > 6,5 dari 75% target yang direncanakan. Pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 7,23 sehingga terjadi peningkatan disbanding siklus I, sebanyak 33 siswa (80%) sudah mencapai di atas 6,5 dari 75% yang direncanakan.
Dinna Hidayati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar dengan Menggunakan Metode Pembaelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation (GI) pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 02 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010.” Berdasar penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi, baik dari segi keaktifan maupun hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator,
diantaranya: (1) partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi kelas menunjukkan peningkatan, pada siklus I siswa yang aktif sebanyak 11 siswa dengan presentase 47,22%. Pada siklus II meningkat menjadi 18 siswa dengan presentase 62,07% dan meningkat lagi menjadi 78,79% atau sebanyak 26 siswa pada siklus III;(2) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam
(40)
commit to user
diskusi kelas sebanyak 9 siswa atau 38,03% pada siklus I meningkat menjadi 16 siswa atau 54,55% pada siklus II, pada siklus II meningkat lagi menjadi 73,53% atau sebanyak 25 siswa;(3) dalam interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif pada siklus I terdapat 13 siswa atau 49,37%, meningkat menjadi 23 siswa atau 71,88% pada siklus II, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 83,33% atau sebanyak 30 siswa; (4) adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa sebanyak 72,50% atau sebanyak 29 siswa pada siklus I menjadi 82,50% atau 33 siswa pada siklus II, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 95,00% atau sebanyak 38 siswa.
Hobri dan Susanto dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Group Investigation untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III SLTPN 8 Jember tentang Volume Tabung”. Penelitian tindakan ini bertujuan untuk menggambarkan prestasi, kegiatan dan respon dari siswa kelas 3 SMP 8 Jember terhadap ‘Tabung Volume’ dengan menggunakan kelompok model
investigasi dari Cooperative Learning. Data diperoleh dari 4 siswa dengan menggunakan
kwesioner, tes, ceklis dan catatan lapangan dan dianalisis menggunakan Miles-Huberman yang terdiri dari reduksi, presentasi dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1) model investigasi kelompok Cooperative Learning dapat meningkatkan pemahaman
siswa; 2) ada 7 langkah model investigasi kelompok Cooperative Learning; 3) kerjasama
dan respons siswa terhadap investigasi kelompok positif (Jurnal Pendidikan Dasar, vol.7, no.2, 2006: 74-83).
Berdasar penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwaper-samaan antara penelitian yang dilakukan oleh Dwi Rahayu Widayaningsih, Dinna Hidayati, serta Hobri dan Susanto dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah sama-sama menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dengan tahapan yang sama. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel yang digunakan dalam penelitian, pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel penguasaan konsep, Dwi Rahayu Widayaningsih menggunakan variabel hasil belajar, Dinna Hidayati menggunakan variabel prestasi belajar, serta Hobri dan Susanto menggunakan variabel pemahaman siswa.
(41)
commit to user
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan, penulis dapat membuat kerangka berpikir sebagai berikut. Kegiatan belajar mengajar dapat dirancang seefektif mungkin agar siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar melainkan mencakup interaksi dengan semua sumber belajar yang mungkin dapat dipakai untuk mencapai hasil pembelajaran Akuntansi yang bermakna. Dalam pelajaran Akuntansi siswa dituntut untuk memahami sebuah konsep sehingga diperoleh pemahaman yang bersifat tahan lama dan menguasai konsep-konsep akuntansi bukan hanya menghafal teori. Model pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri 6 Surakarta saat ini dirasakan kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep, dan justru membuat suasana kelas menjadi kurang kondusif. Akibatnya para siswa kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga penguasaan konsep tentang akuntansi masih lemah. Permasalahan kesulitan atau masih lemahnya dalam pemahaman konsep ini ditunjukan pula dengan hasil belajar yang belum maksimal.
Seorang pengajar harus mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat karena penggunaan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru harus cermat dalam memilih metode pembelajaran tetapi juga harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajarannya, waktu yang tersedia, serta situasi dan kondisi yang memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Melalui pendekatan kooperatif siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikannya dengan temannya.
Tipe Group Investigation dipilih karena diyakini dapat membuat situasi
belajar yang lebih efisien dalam suatu kelompok, tipe pembelajaran ini menunjukkan adanya keseimbangan peran antara guru sebagai salah satu sumber belajar dan peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara individu dan sosial. Diskusi
dalam pendekatan kooperatif tipe Group Investigation akan menjalin komunikasi yang
(42)
commit to user
ide, sehingga siswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan daya pikir siswa.
Berdasarkan pernyataan di atas dan juga didasarkan pada observasi awal di lapangan yang menunjukkan bahwa kurangnya penguasaan konsep siswa terhadap materi Akuntansi menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini juga berdampak pada nilai yang diperoleh siswa masih berada di bawah batas ketuntasan yaitu 75.Maka, perlu adanya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan
konsep siswa yaitu dengan menggunakanpendekatan kooperatif tipe Group
Investigation.Dari penggunaan tipe Group Investigation ini diharapkan siswa memiliki penguasaan konsep yang lebih kuat dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran agar hasil belajar yang dicapai dapat maksimal.
Berdasarkan pemikiran di atas, dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:
(43)
commit to user
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
Ю±-»- Þ»´¿¶¿® Ó»²¹¿¶¿® øÐ»³¾»´¿¶¿®¿² Õ±²ª»²-·±²¿´÷
л®³¿-¿´¿¸¿² §¿²¹ ¼·¸¿¼¿°· æ ïò -·-©¿ µ«®¿²¹ ¿µ¬·º -»´¿³¿ °®±-»-
°»³¾»´¿¶¿®¿² ¾»®´¿²¹-«²¹
îò -·-©¿ ½»°¿¬ ³»®¿-¿ ¾±-¿² -¿¿¬ ³»²¹·µ«¬· °®±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿²
íò µ«®¿²¹²§¿ µ»®¶¿-¿³¿ ¿²¬¿® -·-©¿ -»´¿³¿ °®±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² ¼· µ»´¿-
л²¹«¿-¿¿² µ±²-»° ¿µ«²¬¿²-· ¼¿´¿³ ¼·®· -·©¿ ®»²¼¿¸ñ µ«®¿²¹ ³¿µ-·³¿´
ïò -·-©¿ ´»¾·¸ ¿µ¬·º -»´¿³¿ °®±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² ¾»®´¿²¹-«²¹ îò -·-©¿ ³»®¿-¿ ²§¿³¿² ¼¿´¿³
³»²¹·µ«¬· °®±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² íò ³»²·²¹µ¿¬²§¿ µ»®¶¿-¿³¿ ¿²¬¿® -·-©¿
-»´¿³¿ °®±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² ¼· µ»´¿-
л²¹«¿-¿¿² µ±²-»° ¿µ«²¬¿²-· ¼¿´¿³ ¼·®· -·-©¿ ³»²·²¹µ¿¬
л²»®¿°¿² Ó±¼»´ Ù®±«° ײª»-¬·¹¿¬·±² Õ±²¼·-· ß©¿´
л²»´·¬·¿² Ì·²¼¿µ¿² Õ»´¿-
(44)
commit to user
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dari penelitian tindakan kelas, serta hasil penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa terdapatpeningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaranAkuntansi
melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigationpada siswa kelas X Akuntansi
(45)
commit to user
îéBAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 6 Surakarta yang dipimpin oleh Dra. Sri Supartini, MM selaku kepala sekolah. Sekolah ini memiliki 39 kelas yang terdiri dari :
ó Kelas X sebanyak 13 kelas, yang terdiri dari 3 kelas jurusan Akuntansi,
3 kelas jurusan Administrasi Perkantoran, 2 kelas jurusan Pemasaran, 3 kelas jurusan Pariwisata, dan 2 kelas jurusan Multimedia.
ó Kelas XI sebanyak 13 kelas, yang terdiri dari 3 kelas jurusan Akuntansi,
3 kelas jurusan Administrasi Perkantoran, 2 kelas jurusan Pemasaran, 3 kelas jurusan Pariwisata, dan 2 kelas jurusan Multimedia.
ó Kelas XII sebanyak 13 kelas, yang terdiri dari 3 kelas jurusan Akuntansi, 3
kelas jurusan Administrasi Perkantoran, 2 kelas jurusan Pemasaran, 3 kelas jurusan Pariwisata, dan 2 kelas jurusan Multimedia.
Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah:
a. Menurut penelitian awal yang peneliti lakukan saat melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL), dalam proses pembelajaran akuntansi masih menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga para siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran akuntansi akibatnya mereka cenderung tidak memperhatikan penjelasan dari guru, tidak meguasai konsep materi akuntansi dan hasil belajar akuntansi belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 75.
b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata pelajaran akuntansi yaitu Bp. Rully Trisno Umoro, S. Pd, yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara
(46)
commit to user
tidak langsung kegiatan penelitian dapat terarah serta menjaga kevalidan data hasil penelitian.
2. WaktuPenelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Desember 2010 sampai April 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I
b. Siklus II 4. Review
5. Penyusunan Laporan
Maret 2011 Jenis
Kegiatan
Desember 2010
Januari 2011
Februari 2011
April 2011
B. Subjek dan Obyek Penelitian 1. SubjekPenelitian
Penelitian ini difokuskan pada kelas X Akuntansi 1, yang mana kelas X Akuntansi dibagi kedalam tiga kelas yaitu kelas X Akuntansi 1,kelas X Akuntansi 2, dan kelas X Akuntansi 3. Pada ketiga kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran Akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subjek yaitu siswa kelas XAkuntansi 1 dengan jumlah siswa 40 siswa pada semester genap tahun ajaran 2010/2011.
(1)
commit to user
siklus I ini adalah neraca lajur, laporan laba-rugi, dan neraca. Dalam pembelajaran, pertama guru menjelaskan materi secara global, kemudian guru membagi siswa dalambeberapa kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa heterogendan masing-masing kelompok diminta untuk dapat mempresentasikan hasil diskusinya. Dalam pelaksanaan diskusi, peran guru adalah memonitoring jalannya diskusi dan memfasilitasi siswa untuk mengajukan pertanyaan ataupun memberi masukan kepada kelompok yang presentasi, sedangkan siswa harus aktif dalam mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Pembelajaran ini menuntut guru utuk mampu merangsang siswa supaya lebih aktifdan terampil dalam menyelesaikan persoalan yang menjadi tanggung jawab kelompoknya, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari guru dan proses pembelajaran juga tidak terpusat pada guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu masih banyak siswa yang merasa segan untuk bertanya maupun berpendapat, siswa juga kurang berani dalamberkomunikasi/bersosialisasi dengan kelompoknya sehingga masih ada siswa yang hanya diam.
Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan pembelajaran pada siklus II. Materi pembelajaran siklus II yaitu laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Siklus II dilaksanakan atas dasar perbaikan dari siklus I. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa senang mengikuti pembelajaran melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigation, karena melalui pembelajaran ini siswa lebih aktif, siswa juga merasa tidak jenuh/bosan dalam mengikuti pelajaran, siswa juga diajarkan untuk berani berpendapat dan saling menghargai orang lain dalam berpendapat, dan siswa juga merasa pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus II, penguasan konsep siswa maupun proses dalam pembelajaran menunjukkan peningkatan. Dari segi partisipasi siswa dalam diskusi kelas menujukkan peningkatan dari 70% atau 21 siswa pada siklus I menjadi 84,11% atau 30 siswa dari 40 siswa pada siklus II. Interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif juga menunjukkan peningkatan, pada siklus I sebesar 76,53% atau 25 siswa menjadi 86,92% atau 31 siswa
(2)
commit to user
dari 40 siswa pada siklus II. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan pada siklus I sebesar 40% atau 16siswa menjadi 87.5% atau 35 siswa dari 40 siswa pada siklus II. Siswa yang sebelumnya kurang aktif dalam pembelajaran menjadi aktif dalam pembelajaran, dan siswa yang sebelumnya tidak berani dalam mengemukakan pendapat menjadi lebih berani dalam berpendapat.
Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan melalui tindakan pada siklus I dan siklus II, peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga berakibat pada meningkatnya penguasaan konsep dan hasil pembelajaran akuntansi. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan kooperaatif tipe Group Investigation dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut :
1) Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. 2) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi karena
siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa pada saat diskusi kelas.
3) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas bersama. Mereka terlihat aktif dalam mengikuti diskusi kelompok maupun diskusi pada saat presentasi.
4) Siswa sudah mampu menguasai konsep materi akuntansi dengan kompetensi dasar laporan keuangan.
5) Berdasarkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan perolehan nilai test pada setiap akhir siklus mengalami peningkatan dari mulai siklus I sampai siklus II.
(3)
commit to user
èïBAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A.Simpulan
Penelitian Tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta ini dilakukan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yakni : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Berdasarkan analisa hasil penelitian tindakan dari siklus I sampai Siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi melalui pendekatan kooperatif tipe group investigationpada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator berikut ini:
1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan peningkatan. Partisipasi siswa dalam dalam diskusi kelas yang awalnya 21 siswa (70%) pada siklus I menjadi 30 siswa (84,11%) pada siklus II.
2. Siswa menyadari bahwa kerjasama dalam kelompok penting untuk menyelesaikan suatu tugas bersama, dengan kerjasama dalam kelompok mereka dapat memberikan pengalaman, menemukan dan menjelaskan segala hal yang mereka pikirkan dan membuka diri terhadap yang dipikirkan oleh teman mereka. Hal ini menyebabkan interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif meningkat dari 25 siswa(76,53%) pada siklus I menjadi 31 siswa (86,92%) pada siklus II.
3. Siswa mampu menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan laporan keuangan dan telah mencapai batas KKM meningkat dari 16 siswa (40%) pada siklus I menjadi 35 siswa (87,5%) pada siklus II.
B.Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut :
(4)
commit to user
1. ImplikasiTeoritis
Implikasi teoritis dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi melalui pendekatan kooperatif tipe Group Investigation. Teori-teori tersebut dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa tipeGroup Investigationdapat mengembangkan kegiatan diskusi kelas dengan berbagai kemungkinan jawaban yang berimplikasi pada berbagai alternatif jawaban dan argumentasi berdasar pengalaman siswa. Jawaban siswa tersebut tidak selalu tepat benar atau bahkan salah, akibatnya mereka akan belajar dari kesalahan sendiri dengan bertanya. Dengan demikian akan dapat dibiasakan untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan siswa dalam belajar tidak hanya terpusat dari guru, sehingga dalam pembelajaran siswa benar-benar mengetahui konsep dari apa yang telah dipelajari dan dalam belajar mereka tidak hanya bersifat menghafal. Hal ini akan dapat membuat siswa lebih aktif berpikir dan mencetuskan ide-ide atau gagasan-gagasan positif dalam mencari jalan keluar dari permasalahan sehingga penguasaan konsep siswa dapat meningkat.
2. ImplikasiPraktis
Berdasarkan hasil penelitiandiketahui bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi melalui penerapan pendekatan kooperatif tipe group investigation. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari dan disesuaikan dengan materi pelajaran. Selain itu, penggunaan pendekatan kooperatif tipe group investigation dapat pula menjadi acuan bagi guru dalam rangka meningkatkan kompetensi belajar dan keaktifan siswa, namun dalam hal ini perlu dilakukan perbaikan-perbaikan khususnya dalam hal pengelolaan kelas sehingga kegiatan belajar mengajar akan berlangsung lebih kondusif. Untuk meningkatkan kompetensi belajar siswa, guru dapat menerapkan berbagai metode pengajaran yang baru dan menarik, yang dapat memicu siswa untuk ikut aktif terlibat dalam kegiatan belajar mengajar yang pada akhirnya membuat siswa tidak jenuh dan menjadi lebih tertarik pada apa yang akan dipelajari.
(5)
commit to user
C.Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi sekolah
a. Melengkapi sarana dan prasarana yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.
b. Mendorong dan memotivasi guru untuk selalu berusaha mengembangkan model dan metode pembelajaran yang inovatif dan mampu merangsang siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.
2. Bagi guru
a. Diharapkan guru untuk terus mengembangkan minat serta semangat siswa selama proses pembelajaran berlangsung agar siswa dapat menemukan dan mengembangkan sendiri konsep dari materi yang akan dipelajari.
b. Guru perlu menambah wawasannya tentang metode-metode pembelajaran yang inovatif agar proses pembelajaran lebih menarik dan siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
c. Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat menerapkan model tersebut dalam kegiatan belajar mengajar yang tentunya disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa. Langkah-langkah dalam pembelajaran melalui pendekatan kooperatif tipe group investigation, antara lain :
1) Guru menjelaskan materi pelajaran secara garis besar, kemudian membagi siswa dalam kelompok dengan anggota 4-5 orang dalam satu kelompok. 2) Guru dan siswa mengadakan pemilihan topik dari materi pelajaran yang
akan dipelajari.
3) Siswa melakukan kegiatan investigasi. 4) Siswa menyiapkan laporan akhir. 5) Siswa mempresentasikan laporan akhir. 6) Evaluasi.
d. Guru hendaknya selalu berusaha mendekatkan diri dengan siswa supaya siswa tidak canggung untuk bertanya maupun menyampaikan pendapatnya kepada
(6)
commit to user
guru, sehingga guru dengan mudah dapat memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.
3. Bagi siswa
a. Siswa sebaiknya menyadari pentingnya buku pendamping sebagai media untuk belajar sehingga siswa juga dapat berlatih belajar mandiri terlebih dahulu tanpa harus menunggu pengajaran dari guru.
b. Hendaknya siswa mempunyai kesadaran akan pentingnya penguasaan konsep dalam suatu pembelajaran dan berusaha untuk meningkatkannya dengan cara meningkatkan minat belajar dan keaktifannya dalam proses pembelajaran. c. Melalui penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif diharapkan siswa mampu
meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi, bersosialisasi dalam kelompok, dan berani menyampaikan pendapatnya baik dengan guru maupun dengan siswa lain.