BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Sindrom Premenstruasi adalah sekumpulan gejala berupa perubahan fisik dan psikis yang dialami + 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari
setelah menstruasi. Keluhan yang ditimbulkan bisa bervariasi bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih berat sampai berupa gangguan mental mudah tersinggung,
sensitif maupun gangguan fisik. Diperkirakan kurang lebih 85 wanita usia reproduktif antara usia 15-35 tahun mengalami satu atau lebih gejala dari Sindrom
Premenstruasi.
1-4
Berdasarkan beberapa penelitian dapat diidentifikasikan ada banyak gejala umum Sindrom Premenstruasi dan yang paling sering dilaporkan, yaitu : Gejala-gejala fisik
seperti sakit kepala, perut kram, sembelit atau diare, sakit punggung dan pinggang, fatigue, pada payudara terjadi nyeri, membengkak dan mengeras, gangguan tidur,
sendi atau otot lemas, timbulnya jerawat, pembengkakan tungkai pada kaki, , kenaikan nafsu makan dan berat badan. Gejala psikis dan tingkah laku seperti
mudah tersinggung, mudah marah, mood berubah-ubah, menangis tiba-tiba, perubahan libido, pelupa, cemas, depresi, gangguan konsentrasi, dan agresif.
1;2;4;5
Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi mereka.
Adapun gangguan menstruasi yang paling sering dikeluhkan oleh sebagian wanita
Universitas Sumatera Utara
antara lain sindrom premenstruasi, nyeri pada menstruasi, siklus menstruasi tidak teratur.
2
Hasil Penelitian di Amerika membuktikan bahwa 85 wanita menstruasi mengalami Sindrom Premenstruasi. Ironisnya, banyak wanita yang belum tahu apa sebenarnya
Sindrom Premenstruasi itu.
2;6
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya Sindrom Premenstruasi diantaranya berkaitan dengan karakteristik wanita itu sendiri. Menurut
Oakley et al 1998, setiap individu mempunyai karakteristik biografi yang berbeda,
karakteristik tersebut dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis dan sosial seseorang. Karakteristik wanita usia reproduktif yang berhubungan dengan Sindrom
Premenstruasi.
6;7
Masalah kesehatan pada wanita usia reproduktif berhubungan dengan Indikator Kesehatan. Adapun masalah kesehatan memiliki ruang lingkup yang luas antara
lain menyangkut perkembangan manusia yang harmonis dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Salah satunya adalah kesehatan wanita usia
reproduktif sangat menentukan tercapainya kualitas hidup yang baik pada keluarga dan masyarakat, sehingga merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan.
Dimana, di Indonesia, keberhasilan pembangunan bidang kesehatan salah satunya tercermin pada usia harapan hidup wanita.
8
Ditinjau dari salah satu faktor predisposisinya, Sindrom Premenstruasi berhubungan dengan perubahan pola nutrisi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Abraham Guy AS, penambahan nutrisi tertentu disertai perubahan pola makan 1-
Universitas Sumatera Utara
2 minggu menjelang menstruasi dapat mengurangi gejala Sindrom Premenstruasi. Salah satunya, dengan komposisi makanan yang mengandung Magnesium Mg.
9
Kadar Magnesium yang seimbang memainkan peran penting dalam mekanisme stabilisasi membran sel . Penurunan magnesium meningkatkan transmisi sinaptik
dan menyebabkan hipereksitabilitas otot uterus. Tingkat intraseluler magnesium diatur oleh berbagai faktor seperti 17
β-Estradiol E2 dan meningkatkan Progesteron. Hormon E2 dalam fase pre-ovulasi, menyebabkan penurunan kadar
magnesium di intraseluler. Peningkatan progesteron, yang terjadi dalam fase pramenstruasi, menyebabkan peningkatan tingkat intraseluler dari magnesium. Pada
nyeri menstruasi, ditemukan tingkat penurunan Progesteron yang menyebabkan penurunan magnesium dan peningkatan kontraktilitas miometrium. Menurut
penelitian Miriam C et al dari data yang diperoleh didapatkan manfaat yang sangat
berarti pada sindrom premenstruasi yang diberi pengobatan magnesium yang dikombinasi dengan vitamin B6 untuk mengurangi gejala cemas dan keinginan untuk
makan
9;10
1.2. Rumusan Masalah