Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Motivasi Wali Murid Memasukkan Anaknya Di TPQ Al- Anwar Desa Dadapayam Kecamatan Suruh, Semarang Tahun 2013/2014.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi akan memberikan keinginan dan dorongan maksimal Marpaung, 2007: 116. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain, motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Hal tersebut didasarkan pada datangnya penyebab suatu tindakan. Tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari dalam individu disebut tindakan yang bermotif intrinsik, sedangkan tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari luar diri individu disebut tindakan yang bermotif ekstrinsik Handoko, 1992: 41- 42. Anak adalah pemberian dari Allah Swt, pemberian ini merupakan amanah. Setiap anak diberi bekal kecerdasan dan kemampuan yang berbeda- beda oleh Allah Swt. Pada prinsipnya jiwa, akal, hati anak, bagaikan selembar kertas putih yang belum tergores oleh apapun. Orang tuanyalah yang menuliskan dan menggambar kepribadian anak tersebut Setiadi, 2010: 84. Oleh karena itu, setiap orang tua muslim, yang dikaruniai anak harus berusaha mengarahkan anaknya agar tetap terjaga fitrahnya, yaitu tetap terjaga tauhid atau keIslamannya. Seorang anak mempunyai dwi kepribadian, yaitu bisa menjadi baik dan buruk. Baik buruknya anak itu sangat berkaitan erat dengan pembinaan dan pendidikan agama Islam dalam keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan agama dan sosial Barmawi, 1993: 3. Anak juga merupakan tumpuan harapan orang tua dan bangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua memberikan pendidikan yang terbaik untuk masa depan anaknya. Para orang tua muslim dituntut untuk berusaha membekali anak dengan pendidikan Islam yang baik dan benar. Pendidikan yang baik akan memberikan dampak yang baik pula bagi anak. Dalam hal ini, orang tua sangat berperan penting untuk membimbing, memotivasi dan mengarahkan anaknya menjadi anak yang sholih dan sholihah, serta mampu memberikan kontribusi yang baik bagi lingkungan sekitarnya. Berbahagialah bagi para orang tua yang berhasil dalam mendidik anak- anaknya sehingga menjadi shalih. Namun untuk mewujudkan itu bukanlah suatu hal yang mudah, karena banyak halangan dan rintangan. Terlebih lagi pada masa kini manakala teknologi informasi sudah sangat maju Jauhari, 2005: 85. Apabila tidak hati-hati akan mendatangkan bahaya serta pergaulan anak muda yang sudah banyak yang menyimpang dan mendorong kemaksiatan. Disinilah tugas orang tua menjadi semakin berat, untuk itu perlu kesabaran dan ketaatan dalam beragama supaya pendidikan terhadap anak bisa lancar. Pendidikan merupakan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, pemerintah maupun madrasah atau sekolah. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya merupakan pendidikan yang akan selalu berjalan seiring dengan pembentukan kepribadian anak tersebut Emaniar, 2007: 6. Dalam usaha meningkatkan kualitas manusia, maka pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak. Pendidikan Islam yang bercorak integralistik adalah suatu sistem pendidikan yang melatih perasaan siswa dengan mengedepankan nilai spiritual Ali, 2008: 58. Dalam hal ini, sikap hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan siswa terhadap segala jenis pengetahuan mereka dipengaruhi sekali oleh nilai spiritual dan sangat sadar akan nilai Islam. Melalui pendidikan, siswa dipersiapkan menjadi masyarakat yang cerdas dan berguna bagi bangsa. Mengingat demikian pentingnya pendidikan, maka telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pendidikan adalah investasi yang sangat penting bagi setiap bangsa dalam pembangunan arah kemajuan. Ketika orang tua menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anak, maka orang tua akan merencanakan dengan matang untuk memasukkan anaknya di sekolah tertentu. Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan kedua setelah pendidikan yang didapatkan anak dari keluarga. Guru merupakan orang tua bagi anak di sekolah. Guru adalah suri tauladan bagi siswanya. Guru yang memiliki karakter yang baik, akan mentransformasikan kepada anak karakter yang baik pula. Kuantitas suatu sekolah tidak mutlak menjadi ukuran bahwa sekolah tersebut berhasil mencetak siswa yang cerdas, berakhlak mulia dan terampil. Dibalik semua itu, dituntut peran serta orang tua dan guru sekaligus masyarakat untuk ikut serta membawa lingkungan pendidikan yang bernuansa keIslaman. Titik akhir dari semua itu diharapkan sekolah-sekolah berbasis Islam diharapkan dapat mencetak generasi yang bermutu dan berakhlak mulia sekaligus menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya. Di Indonesia, banyak sekali institusi pendidikan yang ada. Dimulai dari sekolah negeri, sekolah swasta, sekolah yang berbasis Islam, madrasah diniyah, pondok pesantren, sampai pada sekolah-sekolah atau pondok pesantren yang bertaraf internasional. Semuanya berperan aktif untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia. Agar anak dapat memiliki kecerdasan secara intelektual dan spiritual, maka antara ilmu umum dan agama harus seimbang. Ketika anak sudah mendapatkan ilmu umum di sekolah negeri, maka untuk menyeimbangkan ilmu umum dan agama, anak harus dibekali dengan ilmu agama. seperti halnya ilmu keagamaan bisa juga didapatkan di madrasah diniyah atau di taman pendidikan al-Qur’an. Salah satu taman pendidikan al-Qur’an yang menarik diteliti adalah taman pendidikan al-Qur’an TPQ al-Anwar Dadapayam, yang berdiri pada tahun 1996 hingga sekarang. TPQ al-Anwar Dadapayam terletak di Dusun Krajan, Desa Dadapayam. Siswa yang belajar di TPQ al-Anwar Dadapayam berasal dari 7 Dusun dan 2 Kecamatan. Dusun tersebut adalah Dusun Krajan Kecamatan Suruh, Deglok Kecamatan Suruh, Pojok Kecamatan Suruh, Ngaglik Kecamatan Bancak, Glagah Kecamatan Bancak, Kaliasem Kecamatan Bancak dan Truko Kecamatan Bancak. Hal ini dikarenakan hanya TPQ al-Anwar Dadapayam saja yang masih aktif digunakan untuk proses pembelajaran. Selain itu, TPQ al-Anwar Dadapayam juga telah memiliki gedung TPQ sendiri dengan sarana prasarana yang cukup memadai, dibandingkan dengan TPQ yang lain di sekitar Desa tersebut. Prestasi yang pernah diraih oleh TPQ al-Anwar Dadapayam antara lain pertama, Juara I lomba Tilawatil Qur’an Putra tahun 2012 se-Kabupaten Semarang, Kedua, Juara I lomba Pawai Ta’aruf se-Kecamatan Suruh tahun 2013. Ketiga, Juara I Paket C Wisudawati Terbaik tahun 2012 dan tahun 2013 se-Kecamatan Suruh. Keempat Juara I Peserta Wisudawan-wisudawati Terbanyak se-Kecamatan Suruh tahun 2008-2013. Kelima Juara II lomba Cerdas Cermat se-Kecamatan Suruh tahun 2010. Keenam Juara III Tartil al- Qur’an Putri se-Kecamatan Suruh tahun 2010 Dokumentasi TPQ, 2013. TPQ al-Anwar Dadapayam memiliki jumlah siswa pada tahun 2013 sebanyak seratus delapan puluh enam 186 siswa. Berdasarkan jumlah sebanyak 186 siswa, maka Badan Komunikasi BADKO Kecamatan Suruh, menetapkan bahwa TPQ al-Anwar Dadapayam mempunyai siswa terbanyak se-Kabupaten Semarang pada tahun 2013 BADKO Kec. Suruh, 2013. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang “Motivasi wali murid memasukkan anaknya di TPQ al-Anwar Dadapayam Kecamatan Suruh, Semarang Tahun 20132014”.

B. Penegasan Istilah