Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu Balita Untuk Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA UNTUK MENIMBANGKAN ANAKNYA

KE POSYANDU DI DESA PENANGGALAN KECAMATAN PENANGGALAN

KOTA SUBULUSSALAM

SKRIPSI

OLEH :

ABDUL HAIRUDDIN ANGKAT NIM : 081000216

฀฀฀

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

Skripsi Penelitian Dengan Judul :

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA UNTUK MENIMBANGKAN ANAKNYA

KE POSYANDU DI DESA PENANGGALAN KECAMATAN PENANGGALAN

KOTA SUBULUSSALAM

Yang dipersiapkan dan diseminarkan oleh :

ABDUL HAIRUDDIN ANGKAT NIM : 081000216

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui Untuk diseminarkan dihadapan peserta seminar

Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh :

Dosen Pembimbing Skripsi I Dosen Pembimbing Skripsi II

Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi dr. Muhammad Arifin Siregar, MS NIP : 196806161993031003 NIP : 195811111987031004


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA UNTUK MENIMBANGKAN ANAKNYA

฀KE POSYANDU DI DESA PENANGGALAN KECAMATAN PENANGGALAN

KOTA SUBULUSSALAM

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh: ABDUL HAIRUDDIN ANGKAT

NIM. 081000216

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 15 Juni 2010

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

TIM PENGUJI

Ketua Penguji Penguji I

Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi dr. Muhammad Arifin Siregar, MS NIP. 196806161993032003 NIP. 195811111987031004

Penguji II Penguji III

Dra. Jumirah, Apt. Mkes Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M. Kes NIP. 195803151988112001 NIP. 196205291989032001

Medan, 15 Juni 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP. 195310181982032001


(4)

ABSTRAK

Posyandu di bentuk dan diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi menimbangkan anak balita setiap bulannya.

Desain penelitian cross sectional dan bersifat deskriptif analitik dengan tujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu di Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam. Populasi adalah semua ibu yang mempunyai anak balita sebanyak 258 orang dan sampel sebanyak 72 orang, data yang dikumpulkan terdiri dari faktor predisposing (pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, sikap ibu terhadap pelaksanaan posyandu, dukungan keluarga), faktor enabling (jarak posyandu, dan kelengkapan peralatan posyandu) faktor reinforcing (dukungan petugas kesehatan, dukungan kader posyandu dan dukungan Kepala Desa) serta tingkat partisipasi ibu ke posyandu selama 1 tahun dengan menggunakan kuesioner yang dianalisis dengan uji chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi ibu ke posyandu selama 1 tahun masih rendah yaitu 36,1% yang partisipasinya sudah baik. Uji Chi –Square menyatakan faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu ke posyandu adalah pengetahuan ibu (p=0,008), sikap (p=0,016), jarak (p=0,031), dukungan dari petugas kesehatan (p=0,000), dan dukungan dari kader posyandu (p=0,042).

Disarankan kepada Kepala Puskesmas dan Kepala Desa supaya menambah jumlah posyandu di desa penanggalan dan melengkapi semua peralatan posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat pada pelaksanaan posyandu.


(5)

ABSTRACT

An Integrated Health Service’ was established and implemented for the benefit of the people ; therefore, its establishment, implementation, and utility needed an active role of the people weigh their babies each month.

Design of this research was cross sectional with descriptive analytic type in order to know some factors which were related to mothers’ participation in weighing their babies in the Integrated Health Service’ at Penanggalan village, Penanggalan sub district, Subulussalam city. The population was all mothers with their 258 babies and the sample consist of 72 mothers. The data were gathered by using the predisposing factors (mothers’ education, knowledge, occupation, mothers’ attitude toward the implementation of Integrated Health Service’, and the family support), the enabling factors (the distance and the equipment of the Integrated Health Service’), the reinforcing factors (the support of the health officials, of the Integrated Health Service cadres, and of the Head of the village), and the level of mothers’ participation in weighing their babies in the Integrated Health Service’ during one year period by using questionnaires which were analyzed with chi-square test.

The result of the research showed that the mothers’ participation in weighing their babies in the Integrated Health Service’ was bad ; only 36,1 percent of the participation was good. The chi-square test showed that the factors related to mothers’ participation in weighing their babies in the Integrated Health Service’ were knowledge (p=0,008), attitude (p=0,016), range (p=0,031), the health officials support (p=0,000), and the Integrated Health Service cadres’ support (p=0,042).

It was recommended that the head of Primary Health Centre and the head of the village should add some more Integrated Health Service and their equipment at Penanggalan village and encourage people to participate in the implementation of the Integrated Health Service’.

Keywords : Factors, Predisposing, Enabling, Reinforcing, Participation, Integrated Health Service.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdul Hairuddin Angkat Tempat / Tanggal Lahir : Belang Malum / 02 Maret 1982 Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Anak Ke / Jumlah Saudara : 11 (Sebelas) / 11 Bersaudara

Alamat Rumah : Jln. Siti Ambia, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam Prov. NAD.

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1989 – 1995 : SDN No. 030280 Sidikalang Tahun 1995 – 1998 : SLTP Negeri 2 Sidikalang Tahun 1998 – 2001 : SMU Negeri 1 Sidikalang

Tahun 2001 – 2004 : Politeknik Kesehatan Negeri Medan Jurusan Gizi Tahun 2008 – 2010 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan

Riwayat Pekerjaan :

Tahun 2005 – 2007 : Staf Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Prov. NAD. Tahun 2007 – Sekarang : Staf Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Prov. NAD


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita untuk Menimbangkan Anaknya ke Posyandu Di Desa Penanggalan Kecamatan Penangglan Kota Subulussalam”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Ibu Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi selaku dosen pembimbing I dan Bapak dr. Muhammad Arifin Siregar, MS selaku selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Jumirah, Apt, MKes selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu DR. Ir. Erna Mutiara. M.Kes selaku dosen Penasehat Akademik

4. Bapak Walikota Subulussalam, Bapak Kepala BKD Kota Subulussalam dan Bapak Zulkarnaen, SKM, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan.

5. Seluruh dosen dan staff serta seluruh civitas akademika FKM USU yang telah membimbing dan membantu selama perkuliahan.

6. Bapak Camat Penanggalan, Bapak Kepala Puskesmas Penanggalan dan Bapak Kepala Desa Penanggalan, Bidan Desa Penanggalan dan Para Kader Posyandu yang telah memberikan izin dan dukungan selama melakukan penelitian.

7. Orang tua penulis Alm. Sem Angkat dan Asmah Kabeaken yang telah banyak berkorban materi dan moril serta membesarkan dan mendidik penulis.

8. Abang dan kakak semua yang telah banyak memberikan movitasi dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan, khusus Wanda Lestari, STP yang selalu setia memberikan dukungan serta semangat dengan penuh kesabaran dan kasih sayang kepada penulis.


(8)

9. Sahabat-sahabat terbaikku Heksagonal club (Asri, Adli, Dermawan Halu, Sunarti, Tifa, Muna, Fitri, Asnah), teman – teman ekstensi 2008 dan teman – teman semuanya, teman – teman peminatan gizi, Hari Ananda, Dede Hairani. Sahabatku Aprita Sari, Suci Hidayani, Munthasir, SKM yang telah banyak membantu, memberikan motivasi dan semangat.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2010 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Partisipasi Ibu Ke Posyandu ... 7

2.2 Faktor-Faktor Yan Berhubungan Dengan Partisipasi ... 9

2.2.1 Perilaku Kesehatan ... 12

2.2.2 Sikap. ... 13

2.2.3 Pendidikan ... ... 14

2.2.4 Pengetahuan ... 14

2.2.5 Tingkat Keaktifan Ibu Ke Posyandu ... 15

2.2.6 Pendapatan Responden ... 15

2.3 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Denga Partisipasi Ibu Ke Posyandu Berdasarkan Beberapa Hasil Penelitian ... 16 2.4 Posyandu ... 19

2.4.1 Sasaran Posyandu ... ... 20

2.4.2. Kegiatan Utama Posyandu ... 20

2.4.2.1. Kesehatan Ibu Dan Anak .... ... 20

2.4.2.2. Keluarga Berencana ... 22

2.4.2.3. Imunisasi ... 22

2.4.2.4. Gizi ... 22

2.4.2.5. Pencegahan Dan Penanggulangan Diare ... 23

2.4.3. Penyelenggaraan Posyandu ... 23

2.4.3.1. Waktu Penyelenggaraan ... 23

2.4.3.2. Tempat Penyelenggaraan ... 23

2.4.3.3. Penyelenggaraan Kegiatan ... 23

2.4.4. Manfaat Posyandu ... 25

2.5. Penimbangan Balita ... 26

2.6. Pertumbuhan Balita ... 27


(10)

2.8. Kerangka Konsep ... 30

2.9. Hipotesa Penelitian ... 32

BAB III. METODE PENELITIAN ... 33

3.1. Jenis Penelitian ... 33

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 33

3.2.2. Waktu Penelitian ... 33

3.3. Populasi dan Sampel ... 33

3.3.1. Populasi ... 33

3.3.2. Sampel ... 34

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 35

3.4.1. Data Primer ... 35

3.4.2. Data Sekunder ... 35

3.5. Instrumen Penelitian ... 35

3.6. Defenisi Operasional Variabel ... 35

3.7. Aspek Pengukuran ... 37

3.8. Metode Analisis Data ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 40

4.1. Gambaran Umum ... 40

4.1.1. Geografis Kecematan Penanggalan ... 40

4.1.2. Demografi Kecamatan Panggalan ... 40

4.2. Faktor Predisposing ... ... 43

4.2.1. Tingkat Pendidikan Responden ... 44

4.2.2. Jenis Pekerjaan Responden ... 44

4.2.3. Tingkat Pendapatan Responden ... 45

4.2.4. Tingkat Pengetahuan Responden ... 45

4.2.5. Tingkat Sikap Responden ... 46

4.2.6. Dukungan Dari Keluarga Responden ... 47

4.3. Faktor Enabling ... 47

4.3.1. Jarak Yang Ditempuh Responden Dari Rumah Ke Posyandu ... 47

4.3.2. Peralatan Yang Tersedia Di Posyandu ... 48

4.4. Faktor Reinforcing ... 49

4.4.1. Tingkat Dukungan Petugas Kesehatan Kepada Responden 49 4.4.2. Tingkat Dukungan Kader Posyandu Kepada Responden ... 49 4.4.3. Tingkat Dukungan Kepala Desa Lepada Responden ... 50

4.5. Tingkat Partisipasi Responden Ke Posyandu ... 51

4.6. Tabulasi Silang Variable Penelitian ... 51

4.6.1 Hubungan Faktor Predisposing Dengan Partisipasi Ibu Ke Posyandu ... ... 51


(11)

4.6.2. Hubungan Faktor Enabling Dengan Partisipasi Ibu Ke Posyandu ...

... 57 4.6.3. Hubungan Faktor Reinforcing Dengan Partisipasi Ibu Ke

Posyandu ... 60

BAB V. PEMBAHASAN ... 64 5.1. Partisipasi Ibu Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu .... 64 5.2. Faktor Predisposing... ... 65 5.2.1. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Partisipasi Ibu ke

Posyandu ... 65

5.2.2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Partisipasi Ibu ke Posyandu ...

67

5.2.3. Hubungan Tingkat Pekerjaan Dengan Partisipasi Ibu ke Posyandu ...

68

5.2.4. Hubungan Tingkat Pendapatan Dengan Partisipasi Ibu ke Posyandu ...

70

5.2.5. Hubungan Tingkat Sikap Ibu Dengan Partisipasi Ibu ke Posyandu ...

71

5.2.6. Hubungan Tingkat Dukungan Keluarga Ibu Dengan Partisipasi Ibu Ke Posyandu ...

72

5.3. Faktor Enabling ... 73 5.3.1. Hubungan Jarak Dari Rumah Ibu Ke Posyandu Dengan

Partisipasi Ibu Ke Posyandu ... 73

5.3.2. Hubungan Kelengkapan Peralatan Posyandu Dengan Partisipasi Ibu Ke Posyandu ...

74

5.4. Faktor Reinforcing ... 75 5.4.1. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan Dengan Partisipasi Ibu

Ke Posyandu ... 75

5.4.2. Hubungan Dukungan Kader Posyandu Dengan Partisipasi Ibu Ke Posyandu ...

76

5.4.3. Hubungan Dukungan Kepala Desa Dengan Partisipasi Ibu Ke Posyandu ...


(12)

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

6.1. Kesimpulan ... 80

6.2. Saran ... ... 81


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner penelitian

Lampiran 2 : Surat keterangan melaksanakan penelitian dari FKM–USU

Lampiran 3 : Surat keterangan telah selesai melaksanakan penelitian dari Camat Kecamatan Penanggalan

Lampiran 4 : Surat keterangan telah selesai melaksanakan penelitian dari Puskesmas Penanggalan

Lampiran 5 : Surat keterangan telah selesai melaksanakan penelitian dari Kepala Desa Penanggalan

Lampiran 6 : Master data


(14)

D A F T A R T A B E L

Hal.

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis

Kelamin di Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010. ... 41 Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa

Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 42 Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Di Desa

Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 42 Tabel 4.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Yang DiYakini Di Desa

Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 43 Tabel 4.5. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu Yang Menimbangkan Anaknya

Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 44 Tabel 4.6. Distribusi Tingkat Pekerjaan Ibu Yang Menimbangkan Anaknya Ke

Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 44 Tabel 4.7. Distribusi Tingkat Pendapatan Keluarga Ibu Yang Menimbangkan

Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 45 Tabel 4.8. Distribusi Tingkat Penngetahuan Ibu Yang Menimbangkan Anaknya

Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... ... 46 Tabel 4.9. Distribusi Tingkat Sikap Ibu Yang Menimbangkan Anaknya Ke

Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 46 Tabel 4.10. Distribusi Tingkat Dukungan Dari Keluarga Ibu Yang Menimbangkan

Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 47 Tabel 4.11. Distribusi Tingkat Jarak Yang Ditempuh Ibu Untuk Menimbangkan

Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 48 Tabel 4.12. Daftar Peralatan Posyandu Yang Ada Posyandu Di Desa Penggalan

Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 48 Tabel 4.13. Distribusi Tingkat Dukungan Dari Petugas Kesehatan Kepada Ibu

Yang Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 49 Tabel 4.14. Distribusi Tingkat Dukungan Dari Kader Posyandu Kepada Ibu

Yang Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 50 Tabel 4.15. Distribusi Tingkat Dukungan Dari Kepala Desa Kepada Ibu Yang

Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 50


(15)

Tabel 4.16. Distribusi Tingkat Partisipasi Ibu Yang Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 51 Tabel 4.17. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Partisipasi Ibu

Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 52 Tabel 4.18. Hubungan Tingkat Pekerjaan Ibu Dengan Partisipasi Ibu

Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 53 Tabel 4.19. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Partisipasi Ibu

Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 54 Tabel 4.20. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Partisipasi Ibu

Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 55 Tabel 4.21. Hubungan Tingkat Sikap Ibu Dengan Partisipasi Ibu Menimbangkan

Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 56 Tabel 4.22. Hubungan Dukungan Keluarga Ibu Dengan Partisipasi Ibu

Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 57 Tabel 4.23. Hubungan Jarak Posyandu Dengan Partisipasi Ibu Menimbangkan

Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 58 Tabel 4.24. Hubungan Kelengkapan Peralatan Posyandu Dengan Partisipasi Ibu

Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 59 Tabel 4.25. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan Dengan Partisipasi Ibu

Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 60 Tabel 4.26. Hubungan Dukungan Kader Posyandu Dengan Partisipasi Ibu

Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 61 Tabel 4.27. Hubungan Dukungan Kepala Desa Dengan Partisipasi Ibu

Menimbangkan Anaknya Ke Posyandu Di Desa Penggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2010 ... 62


(16)

ABSTRAK

Posyandu di bentuk dan diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi menimbangkan anak balita setiap bulannya.

Desain penelitian cross sectional dan bersifat deskriptif analitik dengan tujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu di Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam. Populasi adalah semua ibu yang mempunyai anak balita sebanyak 258 orang dan sampel sebanyak 72 orang, data yang dikumpulkan terdiri dari faktor predisposing (pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, sikap ibu terhadap pelaksanaan posyandu, dukungan keluarga), faktor enabling (jarak posyandu, dan kelengkapan peralatan posyandu) faktor reinforcing (dukungan petugas kesehatan, dukungan kader posyandu dan dukungan Kepala Desa) serta tingkat partisipasi ibu ke posyandu selama 1 tahun dengan menggunakan kuesioner yang dianalisis dengan uji chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi ibu ke posyandu selama 1 tahun masih rendah yaitu 36,1% yang partisipasinya sudah baik. Uji Chi –Square menyatakan faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu ke posyandu adalah pengetahuan ibu (p=0,008), sikap (p=0,016), jarak (p=0,031), dukungan dari petugas kesehatan (p=0,000), dan dukungan dari kader posyandu (p=0,042).

Disarankan kepada Kepala Puskesmas dan Kepala Desa supaya menambah jumlah posyandu di desa penanggalan dan melengkapi semua peralatan posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat pada pelaksanaan posyandu.


(17)

ABSTRACT

An Integrated Health Service’ was established and implemented for the benefit of the people ; therefore, its establishment, implementation, and utility needed an active role of the people weigh their babies each month.

Design of this research was cross sectional with descriptive analytic type in order to know some factors which were related to mothers’ participation in weighing their babies in the Integrated Health Service’ at Penanggalan village, Penanggalan sub district, Subulussalam city. The population was all mothers with their 258 babies and the sample consist of 72 mothers. The data were gathered by using the predisposing factors (mothers’ education, knowledge, occupation, mothers’ attitude toward the implementation of Integrated Health Service’, and the family support), the enabling factors (the distance and the equipment of the Integrated Health Service’), the reinforcing factors (the support of the health officials, of the Integrated Health Service cadres, and of the Head of the village), and the level of mothers’ participation in weighing their babies in the Integrated Health Service’ during one year period by using questionnaires which were analyzed with chi-square test.

The result of the research showed that the mothers’ participation in weighing their babies in the Integrated Health Service’ was bad ; only 36,1 percent of the participation was good. The chi-square test showed that the factors related to mothers’ participation in weighing their babies in the Integrated Health Service’ were knowledge (p=0,008), attitude (p=0,016), range (p=0,031), the health officials support (p=0,000), and the Integrated Health Service cadres’ support (p=0,042).

It was recommended that the head of Primary Health Centre and the head of the village should add some more Integrated Health Service and their equipment at Penanggalan village and encourage people to participate in the implementation of the Integrated Health Service’.

Keywords : Factors, Predisposing, Enabling, Reinforcing, Participation, Integrated Health Service.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) bidang kesehatan, yang lebih mengutamakan pada upaya preventif, promotif dan pemberdayaan keluarga/masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan posyandu (Departemen Kesehatan RI, 2006).

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita melalui berat badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006).

Perkembangan jumlah posyandu secara kuantitas sangat menggembirakan, karena disetiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu direncanakan pada tahun 1986


(19)

jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, sedangkan pada tahun 2005, meningkat menjadi 238.699 posyandu (Profil UKBM, 2005 dalam Depkes RI, 2006). Namun peningkatan jumlah posyandu tidak diiringi dengan kualitas pelayanan yang baik.

Hal ini dapat diatasi dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu. Notoatmodjo (2003) mengemukakan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Pendidikan kesehatan mengupayakan agar perilaku individu, kelompok, atau masyarakat, mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Adapun manfaat dari dibawanya anak balita ke posyandu dilihat dari kegiatan bulanan di posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk : a) memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). b) memberi konseling gizi. (c) memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan. Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dilihat perkembangan pertumbuhan anak tersebut naik atau tidak naik. Sehingga apabila anak balita di ditimbang setiap bulannya di posyandu dapat dinilai apakah pertumbuhan badannya normal atau mengalami gangguan pertumbuhan (Depkes RI, 2002).

Subulussalam adalah Kota Madya yang baru dibentuk pada akhir tahun 2006, memiliki 5 Kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Penanggalan dan 74 desa, serta memiliki posyandu sebanyak 78 posyandu. Seiring dengan kemajuan kebutuhan posyandu jumlah posyandu pada tahun 2008 sebanyak 89 posyandu yang terdiri dari 84,27% posyandu pratama, 13,48%


(20)

posyandu madya dan 12,25% posyandu purnama sedangkan posyandu mandiri belum ada (Profil Kesehatan Kota Subulussalam, 2008).

Green (1980) mengemukakan perilaku kesehatan masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu perilaku itu sendiri dan faktor diluar perilaku tersebut. Faktor perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu, faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Dari 3 faktor tersebut partisipasi ibu menimbangkan anaknya ke posyandu ditentukan oleh pendidikan, pengetahuan, sikap, pekerjaan, dukungan keluarga, kepercayaan, tradisi dan nilai nilai yang berlaku didalam masyarakat. Selain itu jarak posyandu, ketersediaan fasilitas di posyandu, sikap dan perilaku petugas yang memberikan pelayanan kesehatan, dukungan kepala desa/toma, dan dukungan kader posyandu (masyarakat) akan mendukung dan memperkuat partisipasi ibu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan khususnya posyandu (Notoadmodjo, 2003).

Di Kecamatan Penangggalan pemanfaatan pelayanan kesehatan khususnya posyandu masih kurang, hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran ibu atas manfaat yang didapat dari membawa anak balita ke posyandu. Manfaat yang didapat ibu apabila aktif membawa anaknya ke posyandu yaitu : 1) Mengetahui pola pertumbuhan anak balita akan lebih baik ; 2) Mendapat penyuluhan tentang pola pertumbuhan anak balita; 3) Dapat memberikan ASI dengan baik sehingga pola pertumbuhan anak balita akan lebih baik; dan 4) Akan memberikan makanan yang lebih bergizi kepada anaknya dan pola pertumbuhan balita akan lebih baik. Posyandu merupakan tempat yang sangat berperan dalam pemantauan pertumbuhan, status kesehatan dan gizi anak balita (Depkes RI, 2002).

Menurut Poerdji (2002), yang dikutip oleh Kartika (2008), mengatakan faktor yang berpengaruh terhadap kunjungan balita ke posyandu adalah umur balita, kemampuan ibu


(21)

membaca, tenaga penolong persalinan, dan jumlah anak. Selain faktor kesedaran ibu tentang manfaat membawa anaknya ke posyandu, faktor yang paling berpengaruh terhadap kunjungan balita ke posyandu adalah faktor umur balita. Kunjungan anak yang berusia 0-11 bulan umumnya sangat tinggi karena pada usia ini anak bayi mendapatkan layanan imunisasi pada saat pelaksanaan posyandu sementara kunjungan anak balita yang berusia 12-59 sudah mengalami penurunan karena imunisasi sudah lengkap dan pada usia ini dilakukan penimbangan secara rutin dan pemberian penyuluhan kepada ibu balita.

Partisipasi masyarakat yang menimbangkan anaknya ke posyandu di Kecamatan Penanggalan pada tahun 2009 berdasarkan persentase D/S (jumlah balita berusia 12-59 bulan yang datang ke posyandu dibanding dengan jumlah seluruh balita berusia 12-59 bulan yang ada) dari bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Desember 2009 yaitu berkisar antara 14,98% sampai dengan 49,2% dan rata – rata kunjungan ke posyandu selama setahun sebesar 28,18%. Partisipasi masyarakat yang menimbangkan anaknya ke posyandu di Kecamatan Penanggalan pada bulan Februari mengalami kenaikan tetapi dari bulan Maret sampai bulan Desember mengalami penurunan. Di desa Penanggalan kedatangan balita yang berusia 12-59 bulan pada tahun 2009 adalah pada bulan Januari sampai bulan Desember antara 0 % sampai dengan 21,74%, dan rata – rata kunjungan sebesar 15,02%. Dari persentase laporan D/S diatas Kecamatan Penanggalan khususnya Desa Penanggalan kunjungan ibu yang mempunyai anak balita berusia 12-59 bulan masih sangat rendah dan belum pernah mencapai target yang ditetapkan pada standart Indonesia Sehat 2010 yaitu capaian minimal 90%. Partisipasi ibu yang berkunjung ke posyandu di Desa Penanggalan mengalami kenaikan dari bulan April sampai bulan Agustus 2009 namun di bulan September sampai Desember cenderung mengalami


(22)

penurunan, tetapi keadaan ini masih lebih rendah dari total capaian yang ada di Kecamatan Penanggalan.

Dari uraian dan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti faktor – faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu setiap bulan di desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam pada tahun 2010.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membuat perumusan masalah dalam penelitian adalah faktor – faktor apakah yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita untuk menimbangkan anaknya ke Posyandu di desa Penanggalan, Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam pada tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu di Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam pada tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan faktor predisposing yang meliputi tingkat pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, pendapatan, sikap ibu dan dukungan keluarga dengan partisipasi ibu untuk menimbangkan anaknya ke posyandu


(23)

2. Mengetahui hubungan faktor enabling yang meliputi jarak posyandu dari rumah, dan kelengkapan peralatan posyandu dengan partisipasi ibu untuk menimbangkan anaknya ke posyandu.

3. Mengetahui hubungan faktor reinforcing yang meliputi dukungan petugas kesehatan, dukungan kader, dan dukungan kepala desa dengan partisipasi ibu untuk menimbangkan anaknya ke posyandu.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi dinas kesehatan, sebagai masukan kepada perencana dan pelaksana program kesehatan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan posyandu di Kota Subulussalam pada umumnya dan di Desa Penanggalan pada khususnya.

2. Bagi Puskesmas, dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan di posyandu.

3. Bagi petugas kesehatan di desa, dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu bayi dan balita.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Partisipasi Ibu ke Posyandu

Menurut Depkes RI (2001), Partisipasi masyarakat atau sering disebut peran serta masyarakat, diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif dan terorganinsasi dalam seluruh tahap pembangunan, mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi serta pengembangan.

Perilaku masyarakat yang berpengaruh besar terhadap derajat kesehatan menuntut partisipasi aktif masyarakat menciptakan derajat kesehatan yang optimal baginya. Undang-Undang nomor 9 tahun 1960 tenteng pokok – pokok kesehatan, Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan juga Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah dinyatakan arti pentingya partisipasi masyarakat mutlak diperlukan (Depkes,1985).

Bentuk partisipasi masyarakat yang dikemukakan pada SKN adalah partisipasi perorangan dan keluarga, partisipasi masyarakat umum, partisipasi masyarakat penyelengara upaya kesehatan, partisipasi masyarakat profesi keshatan.

Partisipasi masyarakat adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga ataupun masyarakat lingkungannya.

Tahap-tahap partisipasi masyarakat dikelompokkan menjadi (1) partisipasi dalam tahap pengenalan dan penentuan perioritas masalah; (2) Partisipasi dalam tahap penentuan cara pemecahan masalah; (3) Partisipasi dalam tahap pelaksanaan termasuk penyediaan sumber daya ; (4) Partisipasi dalam dalam tahap penilaian dan pemantapan.


(25)

Suhendra (2006), partisipasi ditafsirkan sebagai pendekatan dan tekhnik-tekhnik pelibatan masyarakat dalam proses-proses pemikiran yang berlangsung selama kegiatan-kegiatan perencanaan dan pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi program pembangunan masyarakat. Dalam metode partisipasi dikenal lima dasar program yaitu :

a. Penjajakan atau pengenalan program b. Perencanaan kegiatan

c. Pelaksanaan atau pengorganisasian kegiatan d. Pemantauan kegiatan

e. Evaluasi kegiatan

Partisipasi masyarakat pada umumnya bersifat mandiri, dimana individu dalam melakukan kegiatan diatas inisiatif dan keinginan dari yang bersangkutan, karena rasa tanggung jawab untuk mewujudkan kepentingannya, ataupun kepentingan kelompoknya dan ada juga partisipasi yang dilakukan bukan karena kehendak individu sendiri, tetapi karena diminta atau digerakkan oleh orang lain atau kelompoknya.

Depkes RI (2001) menyebutkan bahwa dalam kegiatan posyandu, tingkat partisipasi masyarakat disuatu wilayah dapat diukur dengan melihat perbandingan antara jumlah anak balita didaerah kerja posyandu (S) dengan jumlah balita yang ditimbang pada setiap kegiatan posyandu yang ditentukan (D). Angka D/S menggambarkan kecakupan anak balita yang ditimbang, ini merupakan indikator tingkat partisipasi masyarakat untuk menimbangkan anak balitanya. Sedangkan anggota masyarakat yang menjadi kader, merupakan peran serta masyarakat atau partisipasi dalam kegiatan posyandu. Kader merupakan motor penggerak kegiatan posyandu. 2. 2 Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi


(26)

Menurut Green (1980), perilaku seseorang dipengaruhi 3 faktor utama yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors).

Faktor-faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. Hal di atas dapat dijelaskan dengan contoh yaitu pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil dimana diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang pemanfaatan pemeriksaan hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan system nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk periksa kehamilan ke petugas kesehatan.

Sebagai contoh perilaku ibu mengunjungi posyandu membawa anak balitanya, akan dipermudah jika ibu tahu apa manfaat membawa anak ke posyandu. Demikian juga, perilaku tersebut akan dipermudah jika ibu yang bersangkutan mempunyai sikap yang positif terhadap posyandu. Kepercayaan, tradisi sistem, nilai dimasyarakat setempat juga dapat mempermudah (positif) atau mempersulit (negatif) terjadinya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2005).

Faktor-faktor pemungkin mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya, termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya. Untuk perilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung, misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil yang periksa kehamilan ke tenaga kesehatan tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat


(27)

pemeriksaan kehamilan saja, melainkan ibu hamil tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat pemeriksaan kehamilan, misalnya Puskesmas, Polindes, bidan praktek ataupun Rumah Sakit. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.

Faktor-faktor penguat meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan dan undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas terutama petugas kesehatan. Di samping itu undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan serta kemudahan memperoleh fasilitas pemeriksaan kehamilan, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan.

Menurut Green dan Marshall (2005), yang di kutip Notoatmodjo (2003), mengatakan Faktor penguat dapat bersifat positif atau negatif, tergantung dari sikap dan perilaku orang didalam lingkungan nya. Sebagai contoh, dalam program posyandu dimana yang menjadi penguat adalah lurah/kepala desa, petugas kesehatan/puskesmas, ketua PKK, ibu bayi/balita, ibu hamil/menyusui, yang dapat saling mempengaruhi

Hubungan Status Kesehatan, Perilaku dan Pendidikan Kesehatan ฀

฀฀฀ ฀฀฀฀฀

Keturunan


(28)

฀฀฀ ฀ ฀ ฀ ฀฀฀฀ ฀฀

฀฀฀ ฀฀฀ ฀฀฀ ฀

Sumber : Notoadmodjo (2003)

Menurut Grenly (1980), yang dikutip dari Kresno (2005), menurut model ini keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan di pengaruhi oleh :

1. Komponen Predisposisi (pendorong) seseorang untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Komponen ini disebut predisposing karena faktor-faktor pada komponen ini, menggambarkan karakteristik perorangan yang sudah ada sebelum seseorang itu memanfaatkan pelayanan kesehatan. Komponen ini menjadi dasar atau motivasi bagi seseorang untuk berperilaku dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.

2. Komponen Enabling atau kemampuan seseorang untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Faktor biaya dan jarak pelayanan kesehatan dengan rumah terhadap perilaku penggunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan.

3. Komponen Need atau kebutuhan seseorang akan pelayanan kesehatan. 2.2.1. Perilaku Kesehatan

Perilaku

Proses Perubahan

Predisposing factors, (pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai,dsb.

Enabling factors, (ketersediaan

sumber-sumber/fasilitas).

Reinforcing

factors, (sikap dan perilaku petugas).

Komunikasi Penyuluhan

Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Sosial

Training

Pendidikan Kesehatan (Promosi Kesehatan)


(29)

Perilaku manusia merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari pada manusia itu sendiri seperti berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, berpersepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Menurut Skinner (1938), mengemukakan bahwa perilaku manusia adalah merupakan hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Respon atau reaksi manusia dibedakan menjadi dua kelompok yaitu yang bersifat pasif dan bersifat aktif. Bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap), bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice).

Perilaku terhadap pelayanan kesehatan adalah respon seseorang terhadap pelayanan kesehatan baik pelayanan kesehatan yang modern maupun pelayanan kesehatan yang tradisional. Perilaku ini menyakut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan pengguna fasilitas, petugas, dan obat-obatan.

Perilaku seseorang di pengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain ; susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses belajar, lingkungan dan sebagainya (Notoadmadjo, 2003).

2.2.2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas dan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek atau lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan


(30)

terhadap obyek. Sikap tidak dapat dilihat secara langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Allport (1954), yang di kutip Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa untuk membentuk sikap seseorang ada 3 komponen pokok yang membentuk, yaitu :

a) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. b) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. c) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Dalam pembentukan sikap yang utuh pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosional memegang peranan penting dalam pembentukan sikap seseorang. Pembentukan sikap seseorang mempunyai tingkatan, yaitu :

1. Menerima (Receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan oleh seseorang (subjek).

2. Merespons (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

2.2.3. Pendidikan

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapat informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan semakin baik pengetahuan yang dimiliki akan lebih mudah penyampaian komunikasi antara anak dengan


(31)

orang tua, berbagai informasi akan mudah diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya (Hidayat, 2005).

2.2.4. Pengetahuan

Tambunan (2000), Pengetahuan sangat mempengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh seseorang. Pengetahuan merupakana hasil dari tahu, dan ini terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Selanjutnya pengetahuan akan sangat penting pengaruhnya terhadap terbentuknya sikap dan tindakan seseorang.

2.2.5. Tingkat Keaktifan Ibu Ke Posyandu.

Tambunan (2000) mengatakan pada umumnya, praktek/tindakan dimulai dari adanya bekal pengetahuan, selanjutnya pengetahuan yang dimiliki tersebut akan membentuk sikap dan pada akhirnya akan terwujud dalam bentuk tindakan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau sesuatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Fasilitas dimaksud dapat berupa alat/bahan dan keterjangkauan terhadap biaya/jarak. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan dukungan (support) dari pihak lain, misalnya suami, orang tua atau mertua, dan lain-lain.

Notoatmojo S (1997), mengatakan bahwa tingkat keaktifan ibu ke posyandu kemungkinan disebabkan beberapa hal antara lain ibu tidak sempat/terlalu sibuk dengan pekerjaan. Selain faktor pekerjaan, kurangnya penyebaran informasi tentang manfaat penimbangan sehingga ibu kurang/tidak mengerti tentang arti dan manfaat penimbangan, kurangnya dukungan dari pihak keluarga serta keadaan ekonomi keluarga (Manurung, 2009). 2.2.6. Pendapatan Responden.


(32)

Azwar (2000), yang dikutip oleh Manurung (2009, mengatakan pendapatan keluarga adalah jumlah uang yang dihasilkan dan jumlah uang yang akan dikeluarkan untuk membiayai keperluan rumah tangga selama satu bulan. Pendapat keluarga yang memadai akan menunjang perilaku anggota keluarga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan keluarga yang lebih memadai.

2.3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu ke posyandu berdasarkan beberapa hasil penelitian.

Menurut Raharjo (2000), dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara Karakteristik Ibu dan Keaktifan Menimbangkan Anak di Posyandu Desa Jendi Kecematan Selogiri Kabupaten Wonogiri”, faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu dalam menimbangkan anaknya di posyandu adalah faktor pendidikan ibu, faktor pengetahuan ibu, faktor status pekerjaan dan faktor jumlah tanggungan keluarga.

Menurut Rinaldy (2004), dalam penelitiannya yang berjudul “ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keikutsertaan Ibu Balita pada Kegiatan Posyandu di Kabupaten Kepulauan Riau”, faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan ibu balita pada kegiatan di posyandu adalah faktor umur balita, faktor jarak ke rumah ke posyandu, faktor dukungan keluarga, dan faktor dukungan tokoh masyarakat seperti kepala desa. Sedangkan faktor kelengkapan sarana posyandu dan pengetahuan ibu tidak ada hubungan dengan keikutsertaan ibu ke posyandu.

Menurut Wahyuni (1994) dalam penelitiannya yang berjudul “Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Penimbangan di Posyandu Desa Sidorejo Bendosari Sukoharjo”, faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan penimbangan di posyandu adalah faktor usia ibu, faktor pendidikan, faktor pengetahuan, faktor jumlah tanggungan keluarga dan faktor penghasilan keluarga.


(33)

Menurut Sinaga (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Menimbangkan Anak ke Posyandu di Desa Simantin Pane Dame Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun”, mengatakan faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu menimbangkan anak ke posyandu adalah faktor pendidikan ibu, faktor pengetahuan ibu, faktor pekerjaan ibu dan faktor sikap ibu. Sementara faktor keterjangkauan ke posyandu, faktor dukungan keluarga, faktor dukungan petugas kesehatan, dan faktor dukungan kepala desa tidak terbukti secara signifikan ada hubungan antara perilaku ibu menimbangkan anak ke posyandu.

Menurut Manurung (2009), dalam penelitiannya yang berjudul “Keaktifan Ibu dan Pola Pertumbuhan Balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun”, faktor pekerjaan ibu, faktor pengetahuan, faktor pendidikan, dan faktor keterjangkauan ibu ke posyandu mempengaruhi keaktifan ibu ke posyandu.

Menurut Moelyani (2009), dalam penelitiannya yang berjudul ”Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Partisipasi Ibu Balita di Posyandu Wilayah Puskesmas Patuk I Patuk Gunung Kidul” mengatakan sikap dan pengetahuan ibu balita tentang kegiatan diposyandu sangat berpengaruh dengan partisipasi ibu balita di posyandu.

Menurut Sambas (2002), dalam penelitiannya yang berjudul ”Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ibu – Ibu Anak Balita ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur” mengatakan variabel yang berhubungan yaitu : kepemilikan KMS, bimbingan dari petugas kesehatan, bimbingan dari kader posyandu.

Menurut Yudianingsih (2005), dalam penelitiannya yang berjudul ”Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kehadiran Ibu Menimbangkan Anaknya di Posyandu Desa Nambangan


(34)

Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri” mengatakan variabel tingkat pendidikan, pekerjaan, keterlibatan dalam organisasi masyarakat, pengetahuan ibu, jumlah penyuluhan perorangan dimeja 4, jumlah anak, dan umur anak yang berhubungan dengan kehadiran ibu menimbangkan anaknya di posyandu.

Menurut Kusniati (2009), dalam penelitiannya yang berjudul ”Faktor –Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan Ibu-Ibu Balita ke Posyandu di Desa Ujan Mas Baru dalam Wilayah Kerja Puskesmas Ujan Mas Kabupaten Muara Einim” mengatakan faktor yang berhubungan dengan rendahnya kunjungan ibu-ibu balita ke posyandu adalah faktor tingkat pengetahuan ibu, tingkat pendidikan, tingkat sikap ibu terhadap kegiatan di posyandu.

Menurut Marwatik (2007), dalam penelitiannya yang berjudul ”Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Tingkat Partisipasi Ibu Anggota Posyandu di Desa Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora” mengatakan faktor yang berhubungan adalah faktor sikap ibu, pengetahuan ibu dan pendidikan ibu yang berhubungan dengan partisipasi ibu ke posyandu. 2.4. Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanaan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak bayi.

Syarat berdirinya posyandu di suatu daerah meliputi jumlah penduduk, RW paling sedikit terdapat 100 orang balita, terdiri dari 120 Kepala Keluarga (KK), disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa) dan jarak antara kelompok rumah dan jumlah KK dalam suatu tempat, kelompok tidak terlalu jauh ( Depkes RI, 2006).


(35)

Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi posyandu yaitu berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat, ditentukan oleh masyarakat itu sendiri, dapat merupakan ruangan/tempat tersendiri dan bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan dirumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW, atau pos lainnya (Effendy, 1998).

Data yang tersedia di posyandu dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan fungsinya, yaitu :

1. Kelompok data yang dapat digunakan untuk pemantauan pertumbuhan balita, baik untuk : a) Penilaian pertumbuhan individu (N atau T dan BGM), dan b) Penilaian keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D)

2. Kelompok data yang digunakan untuk tujuan pengelolaan program / kegiatan di posyandu (% D/S dan % K/S) (Depkes RI, 2002).

2.4.1 Sasaran Posyandu

Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya ; a. Bayi.

b. Anak Balita

c. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui d. Pasangan Usia Subur (PUS) (Depkes RI, 2006) 2.4.2. Kegiatan Utama Posyandu

2.4.2.1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Ibu Hamil

Pelayanan diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup ;

a) Peningkatan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada petugas puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian


(36)

imunisasi Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan ada kelainan, segera rujuk ke puskesmas.

b) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan kelompok ibu hamil pada setiap hari buka posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan kelompok ibu hamil antara lain sebagai berikut ;

1. Penyuluhan : tanda bahaya kepada ibu hamil, persiapan persalianan, persiapan menyusui, KB dan Gizi.

2. Perawatan payudara dan pemberian ASI 3. Peragaan pola makan ibu hamil

4. Peragaan perawatan bayi baru lahir 5. Senam ibu hamil

b. Ibu nifas dan menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup ;

a) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir. b) Pemberian vitamin A dan tablet besi.

c) Perawatan payudara d) Senam ibu nifas

e) Jika ada tenaga puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara

f) Pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke puskesmas.


(37)

Pelayanan posyandu untuk anak balita harus dilakukan secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruangan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong sebaiknya dilepaskan bermain sesama balita dengan pengawasan orang tua dibawah bimbingan kader.

Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan posyandu untuk balita mencakup :

1. Penimbangan berat badan 2. Penentuan status pertumbuhan 3. Penyuluhan

4. Jika ada tenaga kesehatan puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke puskesmas (Depkes RI, 2006).

2.4.2.2. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan pasangan IUD (Depkes RI,2006).

2.4.2.3. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di posyandu hanya akan dilaksanakan apabila ada petugas puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil (Depkes RI,2006).


(38)

Pelayanan gizi di posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan , segera dirujuk ke puskesmas (Depkes RI,2006).. 2.4.2.5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian oralit yang disediakan (Depkes RI,2006).

2.4.3. Penyelenggaraan Posyandu 2.4.3.1. Waktu Penyelenggaraan

Penyelenggaraan posyandu pada hakekatnya dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka posyandu maupun diluar hari buka posyandu. Hari buka posyandu sekurang – kurangnya satu hari dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka posyandu dapat lebih dari satu kali dalam satu bulan (Depkes RI,2006).

2.4.3.2. Tempat Penyelenggaraan

Tempat penyelenggaraan kegiatan posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut dapat disalah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RT/RW/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu


(39)

ruangan perkantoran, tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang dapat disebut dengan nama “Wisma Posyandu” atau sebutan lainnya (Depkes RI,2006).

2.4.3.3. Penyelenggaraan Kegiatan

Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis dari puskesmas dan sektor terkait. Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang mengacu pada sistem 5 meja. Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik, sesuai dengan pedoman yang berlaku, maka jumlah kader disetiap posyandu minimal 5 orang kader. Jumlah ini sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan yang dikenal dengan sistem 5 meja dari Depkes RI, 2000, yaitu :

1. Meja 1 : - Pendaftaran

- Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur. 2. Meja 2 : Penimbangan bayi, balita dan ibu hamil.

3. Meja 3 : Pencatatan hasil penimbangan ke KMS balita dan ibu hamil. 4. Meja 4 : Penyuluhan seperti :

a. Pada ibu yang mempunyai bayi dan balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan bayi/ balitanya naik/turun, diikuti dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), oralit dan vitamin A dosis tinggi.

b. Terhadap ibu hamil yang berresiko tinggi diikuti dengan pemberian tablet besi. c. Terhadap Pasangan Usia Subur (PUS) agar menjadi peserta KB.

5. Meja 5 : Pelayanan kesehatan dasar berupa pemberian imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, pelayanan KB.


(40)

Posyandu menangani semua anggota masyarakat terutama ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak balita serta Pasangan Usia Subur (PUS). Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oldeh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat itu sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau tempat khusus yang dibangun oleh masyarakat.

Adapun kegiatan posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih kegiatan 5 (lima) meja merupakan kegiatan pelayanan pada hari buka posyandu yang dilakukan sekurang – kurangnya satu hari dalam sebulan. Meja 1 sampai 4 dilaksanakan oleh para kader, sedangkan meja 5 dilaksanakan oleh petugas kesehatan dianataranya ; dokter, bidan, perawat, juru imunisasi, dan sebagainya. (Effendy Nasrul, 1998)

2.4.4. Manfaat Posyandu

Manfaat penyelenggaraan posyandu adalah sebagai berikut (Depkes, 2006) :

1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi balita dan ibu.

2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. 3. Bayi dan anak balita mendapat kapsul vitamin A.

4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

5. Bayi dan anak balita mendapat makanan tambahan.

6. Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi Tetanus Toxoid.

7. Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah.


(41)

9. Apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.

10. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dn anak balita (Depkes RI,2006).

2.5. Penimbangan Balita

Kegiatan penimbangan berat badan adalah bentuk kegiatan yang penting di posyandu, dan juga merupakan salah satu cara pengukuran yang digunakan untuk mengetahui status gizi dan pertumbuhan anak. Pengukuran berat badan secara teratur dapat menggambarkan keadaan gizi anak, sehingga dapat dipakai sebagai salah satu alat pemantauan pertumbuhan fisik anak.

Pada tingkat puskesmas atau lapangan penilaian status gizi yang umum dilakukan adalah hanya dengan menimbang balita ( berat badan menurut umur).

Penimbangan BB/U, TB/U dan BB/TB banyak digunakan untuk penilaian status perorangan maupun masyarakat, karena indikator tersebut mempunyai beberapa kelebihan antar lain :

- Pelaksanaan operasionalnya lebih mudah dan relatif akurat. - Sensitif, karena dipengaruhi oleh perubahan status gizi.

- Praktis dan ketelitian pengukuran tak tergantung pada keterampilan pengukur sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja dengan bekal latihan yang sederhana. (Supariasa, 2001). 2.6. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan ukuran dan bentuk tubuh misalnya bertambah berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, tubuh, mulai tanggalnya gigi-gigi susu dan perubahan bagian tubuh lainnya (BKKBN Jakarta, 1998).


(42)

Pertumbuhan sering di kaitkan dengan kata perkembangan sehingga ada istilah tumbuh– kembang. Ada yang mengatakan pertumbuhan merupakan bagian dari perkembangan. Sementara pengertian pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke waktu. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh yaitu pendengaran , penglihatan, kecerdasan, dan tanggung jawab.

Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan berat badan, tinggi badan atau ukuran tubuh lainnya tetapi lebih dari itu memberikan gambaran tentang keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak yang sedang berada dalam proses tumbuh. Bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan, maka disebut gizi seimbang atau gizi baik. Bila jumlah asupan zat gizi kurang dari yang dibutuhkan disebut gizi kurang, sedangkan bila jumlah asupan zat gizi melebihi dari jumlah yang dibutuhkan disebut gizi lebih. Dalam keadaan gizi baik dan sehat atau bebas dari penyakit, pertumbuhan seorang anak akan normal, sebaliknya bila dalam keadaan gizi tidak seimbang , pertumbuhan seorang anak akan terganggu.

Gangguan perumbuhan dapat terjadi dalam waktu singkat dan dapat terjadi pula dalam waktu yang cukup lama. Gangguan pertumbuhan dalam waktu singkat sering terjadi pada perubahan berat badan sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan, sakit seperti diare, dan infeksi saluran pernafasan, atau kurang cukupnya makanan yang dikonsumsi. Sedangkan gangguan pertumbuhan yang berlangsung dalam waktu yang lama dapat dilihat pada hambatan pertambahan tinggi badan (Depkes RI, 2002).

Pertumbuhan merupakan sebagai indikator perkembangan status gizi, karena pertumbuhan merupakan gambaran dari keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi.


(43)

Pemantauan pertumbuhan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus (berkesinambungan) dan teratur. Dengan pemantauan pertumbuhan, setiap ada gangguan keseimbangan gizi pada seorang anak akan dapat diketahui secara dini melalui pertumbuhannya. Dengan diketahuinya gangguan gizi secara dini maka tindakan penanggulangannya dapat dilakukan dengan segera, sehingga keadaan gizi yang memburuk dapat dicegah. Adapun tujuan dari pemantauan pertumbuhan adalah sebagai berikut :

1. Mencegah memburuknya keadaan gizi. 2. Upaya meningkatkan keadaan gizi, dan 3. Mempertahankan gizi yang baik.

Usaha yang dilakukan agar pertumbuhan anak bertambah dengan baik : 1. Meningkatkan kesehatan ibu yang sedang hamil dengan cara :

a Periksakan kehamilan sekurang-kurangnya 4x selama hamil. b Imunisasi Tetanus pada waktu hamil.

c Menjaga kebersihan diri. d Makan makanan bergizi.

e Mempersiapkan ASI dan memahami manfaat ASI. f Tidak minum obat-obatan kecuali bila sedang perlu. g Mengenali tanda dini adanya gangguan kehamilan.

2. Setelah bayi lahir timbang secara berkala setiap bulannya sampai anak berusia 59 bulan. 3. Berikan kepada anak makanan yang mengandung zat gizi.

4. Berikan imunisasi lengkap seperti ; DPT, Polio, BCG, dan Campak sesuai jadwal pemberiannya.


(44)

5. Miliki pengetahuan terhadap cara-cara penanggulangan gejala dini penyakit pada anak. Setelah anak sembuh dari sakit, segera beri makanan bergizi untuk memulihkan kesehatan dan meningkatkan pertumbuhannya (BKKBN Jakarta, 1998).

2.6.1. Pertambahan Pertumbuhan Balita

Masa Pertumbuhan yang terentang antara usia satu tahun sampai usia remaja, karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sederamatis ketika masih berstatus bayi. Di tahun pertama kehidupan, panjang bayi bertambah sebanyak 50%, tetapi tidak bertambah samapai usia 4 tahun.

Anak yang berumur 1-3 tahun akan mengalami pertambahan berat badan sebanyak 2-2,5 kg, dan tinggi sebesar rata-rata 12 cm setahun (tahun kedua 12 cm, ketiga 8-9 cm). Berat badan baku dapat pula mengacu pada baku berat badan dan tinggi badan dari WHO/NCHS, atau rumus perkiraan berat badan anak : berat anak usia 1-6 tahun = [usia x 2 + 8]. Dengan demikian, berat badan anak 1 sampai 3 tahun masing-masing 10, 12, dan 14 kg.

Dengan baku rujukan WHO-NCHS, rata-rata berat anak usia 1, 2, dan 3 tahun berturut-turut 10,2; 12,6; dan 14,7 kg untuk anak pria, sementara wanita 9,5; 11,9; dan 13,9 kg. Tinggi badan pria masing-masing 76,1; 87,6; dan 96,5 cm. Tinggi badan wanita berturut-turut 74,3; 86,5 dan 95,6.

Pertambahan berat anak usia pra sekolah berkisar antara 0,7-2,3 kg dan tinggi 0,9-1,2 cm/tahun sehingga menyebabkan tubuh mereka tampak “kurus”. Sementara berat badan pada usia 7-10 tahun bertambah sekitar 2 kg dan tinggi badan 5-6 cm setiap tahun. Menjelang puber pertambahan berat badan dapat mencapai 4-4,5 kg setahun (Arisman, 2007).


(45)

Pendekatan teori yang dipakai dalam mengamati partisipasi ibu untuk menimbangkan anaknya yang berusia 12-59 bulan ke posyandu adalah teori Lowren Green (1980). Dimana teori ini menggambarkan dalam perubahan perilaku kesehatan individu maupun sebuah masyarakat dapat dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu perilaku itu sendiri dan faktor diluar perilaku tersebut. Faktor perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu ; faktor predisposisi, faktor pendukung (enabling factor), serta faktor pendorong (reinforcing factor). Ketiga faktor ini dapat mengambarkan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan yang dipengaruhi oleh beberapa hal baik yang berasal dari dalam individu, dari luar berupa lingkungan dan sarana/prasarana serta dukungan dari petugas kesehatan dan petugas lain.

Peneliti ingin menggali secara mendalam mengenai keadaan yang mempengaruhi partisipasi ibu untuk menimbangkan anaknya ke posyandu di Desa Penanggalan. Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku ibu untuk menimbangkan anaknya ke posyandu, namun karena peneliti menduga ada beberapa faktor yang paling dominan dan juga keterbatasan waktu, maka penelitian ini hanya dibatasi pada beberapa faktor/variable penelitian saja. Apabila ada faktor lain diluar dugaan peneliti, peneliti berharap dapat menemukannya pada saat pengambilan data dengan metode wawancara mendalam

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

฀ ฀ ฀฀

Faktor Predisposing • Pendidikan Ibu • Pengetahuan Ibu • Pekerjaan Ibu

• Pendapatan Keluarga • Sikap Ibu


(46)

฀ ฀฀

฀฀ ฀

฀ ฀

2.8. Hipotesa Penelitian

1. Ada hubungan antara faktor predisposing/ predisposisi (mempermudah) yang meliputi pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, pendapatan, sikap ibu dan dukungan keluarga dengan partisipasi ibu menimbangkan anaknya ke posyandu.

2. Ada hubungan antara faktor enabling (pendukung) yang meliputi jarak posyandu dan kelengkapan peralatan posyandu dengan partisipasi ibu menimbangkan anaknya ke posyandu.

3. Ada hubungan antara faktor reinforcing (Penguat) yang meliputi dukungan petugas kesehatan, dukungan kader posyandu dan dukungan Kepala Desa dengan partisipasi ibu menimbangkan anaknya ke posyandu.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah metode penelitian survey analitik dengan desain penelitian cross sectional (potong lintang) yaitu melakukan pengamatan sesaat dalam satu waktu yang Faktor Enabling

• Jarak Posyandu • Kelengkapan

peralatan Posyandu Faktor Reinforcing

• Dukungan Petugas Kesehatan

• Dukungan Kader Posyandu

• Dukungan Kepala Desa

Partisipasi Ibu Menimbangkan anaknya ke Posyandu


(47)

bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu di Desa Penanggalan, Kecamatan Penanggalan Kota Madya Subulussalam pada tahun 2010.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam. Desa Penanggalan merupakan desa yang tingkat cakupan pelayanan posyandu yang paling rendah dari 10 desa yang ada di kecamatan Penanggalan, sementara lokasi ini berada di ibu kota kecamatan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2009 - Maret 2010. 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak balita yang berusia 12 – 59 bulan yang namanya terdaftar dalam posyandu serta mempunyai KMS dan tidak mempunyai anak bayi. Jumlah ibu yang mempunyai anak balita yang ada diwilayah kerja posyandu di Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam yaitu sebanyak 271 orang ibu. Jumlah ibu balita yang mempunyai KMS sebanyak 258 orang ibu.

3.3.2. Sampel

Untuk menentukan sampel dipergunakan rumus yang dikutip dari Notoatmodjo, 2005 sebagai berikut :

N ฀n =

1 + N (d2) Dimana :


(48)

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan.

Untuk menentukan besar sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 258

฀ n =

1+ 258 (0,12) 258 ฀ =

1 + 3,58 = 72,07

Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 72 orang dan penentuan sampel dengan cara random sampling atau secara acak dengan cara undian.

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan responden dalam hal ini adalah ibu – ibu yang mempunyai anak balita yang berusia 12 – 59 bulan dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan.

Pengumpulan data primer dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan posyandu dan apabila responden tidak datang ke posyndu maka responden akan dikunjungi ke rumahnya.


(49)

Data sekunder di peroleh dari puskesmas dan posyandu yang meliputi, jumlah balita yang berusia 12-59 bulan yang terdaftar di posyandu, laporan penimbangan posyandu yang diperoleh dari KMS dan register posyandu. Sedangkan data mengenai gambaran umum lokasi penelitian di peroleh dari kator Geucik (kepala desa) Penanggalan.

3.5. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner

2. KMS

3. Register posyandu (Catatan Penimbangan kader) 3.6. Defenisi Operasional Variabel

1. Pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang pernah ditempuh ibu.

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu menyangkut posyandu, penimbangan anak dan pertumbuhan anak.

3. Pekerjaan ibu adalah kegiatan ibu yang dilakukan responden untuk mendapatkan imbalan berupa uang untuk memenuhi kebutuhannya.

4. Pendapatan keluarga adalah penghasilan keluarga baik yang diperoleh dari suami maupun dari isteri dalam satu bulan.

5. Sikap adalah tanggapan ibu terhadap posyandu, penimbangan anak dan pertumbuhan anak. 6. Jarak ke posyandu adalah jarak yang harus ditempuh ibu dari rumahnya menuju ke posyandu. 7. Kelengkapan peralatan posyandu adalah tersedianya peralatan posyandu seperti ; dacin,

microtoise, KMS, meja dan kursi.

8. Dukungan keluarga adalah ada tidaknya dukungan yang diberikan anggota keluarga dari anak balita kepada pelaksanaan posyandu.


(50)

9. Dukungan petugas kesehatan/bidan desa adalah ada tidaknya dukungan yang diberikan petugas kesehatan/bidan desa kepada pelaksanaan posyandu.

10. Dukungan kepala desa adalah ada tidaknya dukungan yang diberikan kepala desa kepada pelaksanaan posyandu.

11. Dukungan kader posyandu adalah ada tidaknya dukungan yang diberikan oleh kader posyandu, yaitu ; keatkifan dalam pelaksanaan posyandu baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan posyandu

12. Partisipasi ibu menimbang anak adalah frekuensi kehadiran ibu datang ke posyandu menimbangkan anaknya pada hari-hari pelaksanaan posyandu dalam periode satu bulan (Maret 2009 - Februari 2010), yang dilihat dari Kartu Menuju Sehat (KMS) balita dan register posyandu.

3.6. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dilakukan pada semua variabel untuk dikategorikan dan mempunyai skala ordinal, yaitu:

1. Partisipasi ibu menimbang anak ke posyandu, dikategorikan menjadi (Depkes RI, 2002) : a. Baik, jika frekuensi penimbangan > 8 kali dalam satu tahun

b. Kurang, jika frekuensi penimbangan < 8 kali dalam satu tahun 2. Pendidikan, dikategorikan menjadi :

a. Tinggi : Tamat PT/ Diploma b. Menengah : Tamat SLTA

c. Rendah : Tidak Tamat SD, Tamat SD dan Tamat SLTP 3. Pekerjaan, dikategorikan menjadi :


(51)

b. Tidak bekerja : Ibu Rumah Tangga

4. Pendapatan, dikategorikan menjadi (Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kota Subulussalam) :

a. Rendah : < Rp. 650.000,00 perbulan b. Sedang : Rp. 650.000,00 s/d 2.000.00,00 c. Tinggi : > Rp. 2.000.000,00

5. Pengetahuan, dikategorikan menjadi (Menurut Pratomo Hadi, 1986): a. Baik : jika jawaban benar >75% dari total nilai skor tertinggi b. Sedang : jika jawaban benar 40-75% dari total nilai skor tertinggi c. Kurang: jika jawaban benar <40% dari total nilai skor tertinggi 6. Sikap, dikategorikan menjadi (Menurut Pratomo Hadi, 1986) :

a. Baik : jika jawaban benar >75% dari total nilai skor tertinggi b. Sedang : jika jawaban benar 40-75% dari total nilai skor tertinggi c. Kurang: jika jawaban benar <40% dari total nilai skor tertinggi

7. Jarak ke Posyandu, dikategorikan menjadi (Menurut Pratomo Hadi, 1986) :

a. Dekat, mudah terjangkau, jika waktu tempuh ke posyandu kurang dari 30 menit b. Jauh, sulit terjangkau, jika waktu tempuh lebih dari 30 menit

8. Dukungan keluarga, dikategorikan menjadi :

a. Ada dukungan terhadap ibu untuk datang ke posyandu b. Tidak ada dukungan terhadap ibu untuk datang ke posyandu 9. Dukungan petugas kesehatan/bidan desa, dikategorikan menjadi :

a. Ada dukungan terhadap ibu untuk datang ke posyandu b. Tidak ada dukungan terhadap ibu untuk datang ke posyandu


(52)

10. Dukungan kepala desa, dikategorikan menjadi :

a. Ada dukungan terhadap ibu untuk datang ke posyandu b. Tidak ada dukungan terhadap ibu untuk datang ke posyandu 11. Dukungan kader posyandu, dikategorikan menjadi :

a. Ada dukungan terhadap ibu saat datang ke posyandu b. Tidak ada dukungan terhadap ibu saat datang ke posyandu 12. Kelengkapan peralatan posyandu, dikategorikan menjadi :

a. Lengkap : Apabila ada dacin dan sarung timbang, microtoise, KMS, meja dan kursi untuk petugas.

b. Tidak lengkap : Apabila salah satu atau lebih peralatan tidak tersedia. 3.7. Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dilakukan editing, coding, dan tabulasi serta diolah dengan software SPSS 15,0. Data selanjutnya disajikan secara deskriptif dan dalam bentuk tabel dan teks, sedangkan untuk melihat hubungan dua variable digunakan uji Chi -Square dengan tingkat kepercayaan 95%.


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1. Geografis Kecamatan Penanggalan

Kecamatan Penanggalan terletak di Kota Subulussalam yang mempunyai luas wilayah 23.000 Ha dan jarak Ibu Kota Kecamatan ke Ibu Kota Kabupaten Subulussalam 10 Km. Kecamatan Penanggalan berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Sultan Daulat Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Singkil Sebelah Barat : Kecamatan Simpang Kiri Sebelah Timur : Kabupaten Pak-Pak Bharat

Desa Penanggalan terletak di Kecamatan Penanggalan dengan luas 4.000 Ha dan berada di Ibu Kota Kecamatan, yang berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Desa Lae Mbersih Sebelah Selatan : Desa Lae Motong

Sebelah Barat : Kecamatan Simpang Kiri Sebelah Timur : Desa Cepu

4.1.2. Demografi Kecamatan Penanggalan

Kecamatan Penanggalan mempunyai penduduk sebanyak 12.090 Jiwa, dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6.094 jiwa dan penduduk yang berjenis


(1)

balita pada kegiatan posyandu di Kabupaten Kepulauan Riau. Tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian Sinaga (2008), yang mengatakan tidak ada hubungan anatara dukungan dari Kepala Desa dengan perilaku ibu menimbangkan anak balitanya ke posyandu.


(2)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada hasil penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat partisipasi ibu balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu di Desa Penanggalan masih rendah.

2. Tidak semua faktor predisposing yang diduga terbukti secara signifikan berhubungan dengan partisipasi ibu yang mempunyai anak balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu. Faktor yang terbukti secara signifikan ada hubungan dengan partisipasi ibu ke posyandu adalah faktor pengetahuan ibu dan faktor sikap ibu terhadap pelaksanaan posyandu. Sedangkan yang terbukti secara signifikan tidak ada hubungan partisipasi ibu ke posyandu yaitu faktor pendidikan responden, faktor pendapatan keluarga, faktor pekerjaan responden, dan faktor dukungan dari keluarga responden.

3. Tidak semua faktor enabling yang terbukti secara signifikan ada hubungan dengan partisipasi ibu yang mempunyai anak balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu. Faktor yang terbukti secara signifikan ada hubungan dengan partisipasi ibu balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu adalah faktor jarak dari rumah responden ke tempat posyandu. Sedangkan faktor kelengkapan peralatan posyandu secara statistik tidak dapat dianalisis sementara berdasarkan pengamatan ada hubungan dengan partisipasi ibu menimbangkan anak balitanya ke posyandu.


(3)

4. Tidak semua faktor reinforcing terbukti secara signifikan ada hubungan dengan partisipasi ibu yang mempunyai anak balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu. Faktor reinforcing yang terbukti secara signifikan yang ada hubungan dengan partisipasi ibu balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu adalah faktor dukungan dari petugas kesehatan dan faktor dukungan dari kader posyandu. Sedangkan faktor dukungan dari Kepala Desa terbukti secara signifikan tidak ada hubungan dengan partisipasi ibu balita menimbangkan anaknya ke posyandu..

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu yang mempunyai anak balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu di Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam tahun 2010, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan yaitu :

1. Kepada Kepala puskesmas dan Kepala Desa supaya melengkapi seluruh peralatan posyandu khususnya alat ukur yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan dan status gizi anak bayi dan balita.

2. Kepada Kepala Desa dan Kepala Puskesmas supaya menambah posyandu di Desa Penanggalan dan letaknya mudah untuk dijangkau masyarakat.

3. Kepada Kepala Desa/aparat desa supaya lebih memperhatikan pelaksanaan posyandu dan dapat mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka posyandu.

4. Kepada petugas kesehatan supaya lebih meningkatkan peran serta masyarakat dan kinerja kader posyandu dalam kegiatan posyandu.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Arisman, 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta : Penerbit EGC Kedokteran

BKKBN, 1998. Tumbuh Kembang Balita, Jakarta

Depkes RI, 1985. Partisipasi Masyarakat dan Bidang Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

_________, 2001. Indonesia Sehat 2010 Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan, Jakarta.

_________, 2002. Pemantauan Pertumbuhan Balita, Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat.

_________, 2002. Panduan Umum Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi), Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. _________, 2002. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Balita, Jakarta : Direktorat

Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat.

_________, 2006. Modul Pelatihan Revitalisasi Posyandu Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta. _________, 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, Jakarta

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2006. Pedoman Rencana Aksi Nasional Pencegahan Dan Penanggulangan Gizi Buruk 2006 - 2010, Medan : Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara.

Dinas Kesehatan Kota Subulusslam, 2008. Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2008, Subulussalam : Dinas Kesehatan Kota Subulussalam.

Effendy, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Penerbit EGC Kedokteran.

Hidayat, A, 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan, Jakarta : Medika Salemba Irianto, Kus, dkk, 2007. Gizi Dan pola Hidup Sehat, Bandung : Yrama Widya


(5)

Ibu-Puskesmas Ujan Mas Kabupaten Muara Einim Tahun 2009, Semarang : FKM UNDIP

http ://skripsi/tesiskesehatan masyaratk.com/ diakses 26 Mei 2010.

Manurung, Lamiati, 2009. Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, Medan : FKM USU.

Marwatik, Sri, 2007. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Tingkat Partisipasi Ibu Anggota di Desa Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora Tahun 2007, Semarang : FKM UNDIP

http ://skripsi/tesiskesehatan masyaratk.com/ diakses 26 Mei 2010.

Moelyani, Endang, 2009. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Partisipasi Ibu Balita di Posyandu Wilayah Puskesmas Patuk

I Patuk Gunung Kidul 2009, Yogyakarta : FKM UGM. http

://skripsi/tesiskesehatan masyaratk.com/ diakses 26 Mei 2010.

Notoatmodjo, S., 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Yogyakarta : Andi Offset

______________, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip – Prinsip Dasar, Jakarta : Rineka Cipta

______________, 2003. Pendidikan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta ______________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

______________, 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta

Pratomo H, Sudarti, 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian PMU Pengembangan FKM di Indonesia Bidang Kesehatan Masyarakat dan KB/Kependudukan. http://ebookmaestro.com/ diakses 10 Januari 2010.

Raharjo, 2000. Hubungan Antara Karakteristik Ibu dan Keaktifan Menimbangkan Anak di Posyandu Desa Jendi Kecematan Selogiri Kabupaten Wonogiri, Jakarta : UI. http ://skripsi/tesiskesehatan masyaratk.com/ diakses 30 Desember 2009

Rinaldy, R, 2004. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keikutsertaan Ibu Balita pada Kegiatan Posyandu di Kabupaten Kepulauan Riau 2004, Yogyakarta : FKM UGM. http ://skripsi/tesiskesehatan masyaratk.com/ diakses 30 Desember 2009. Sarwono, J, 2006.Analisi Data Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta : Andi.


(6)

Sambas, Gun, 2005. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ibu – Ibu Anak Balita ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur Tahun 2002, Jakarta : FKM UI

http ://skripsi/tesiskesehatan masyaratk.com/ diakses 26 Mei 2010.

Sinaga, K, 2008. Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Menimbangkan Anak ke Posyandu di Desa Simantin Pane Dame Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun 2007, Medan : FKM USU.

Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : CV Alfabeta Supariasa, I.D.N, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta, Kedokteran EGC.

Syafrudin, Dkk, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Trans Info Media, Jakarta.

Tambunan, Syarifuddin, 2000. Hubungan Tingkat Keaktifan Ibu ke Posyandu Dengan Status Gizi Balita Di Posyandu Gelatik Kelurahan Tegal Rejo Kecamatan Medan Perjuangan Kota Madya Medan Tahun 2000, Medan : FKM, USU.

Yudianingsih, Sri, 2005. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kehadiran Ibu Menimbangkan Anaknya di Posyandu Desa Nambangan Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri, Semarang : FKM UNDIP

http ://skripsi/tesiskesehatan masyaratk.com/ diakses 26 Mei 2010.

Wahyuni, 1994. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Penimbangan di Posyandu Desa Sidorejo Bendosari Sukoharjo 1994, Bandung : FKM UNPAD.


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat Partisipasi Ibu dalam Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013

28 315 123

Faktor-faktor yang berhubungan dengan parsifasi ibu balita ke posyandu di kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur tangerang selatan tahun 2010

9 93 201

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Tahun 2015

7 56 159

View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU

0 0 14

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu Untuk Menimbang Balita ke Posyandu Factors Associated with Maternal Participation for Weighing Toddler at Integrated Health Post (Posyandu)

0 0 15

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU MEMBAWA ANAKNYA KE POSYANDU KELURAHAN KRICAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

0 1 5

D. Data Tingkat Partisipasi Ibu Ke Posyandu - Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat Partisipasi Ibu dalam Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013

0 1 19

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUSSALAM KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN 2013 SKRIPSI

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

0 0 8

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU KENCURSARI I DI DUKUH TEGALTANDAN DESA BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu Kencursari I di Dukuh Tegaltand

0 1 16