Perilaku Agresif Konseling Kelompok Teman Sebaya

Ari Kurniawan, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir setelah diberi perlakuan dalam kelompok yang sama. Dengan alasan ingin melihat apakah terdapat perubahan yang signifikan pada perilaku agresif siswa setelah diberikan treatment berupa konseling kelompok teman sebaya yang diberikan setelah pemberian tes awal. Dalam disain pre-test post- test group observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen sebelum pemberian treatment dan sesudah eksperimen yang digambarkan dengan bagan sebagai berikut. O 1 X O 2 Keterangan dari bagan di atas adalah O 1 yaitu pre-test dilakukan dengan menggunakan instrumen perilaku agresif, O 2 adalah posttest yang dilakukan dengan menggunakan instrumen perilaku agresif, dan X adalah treatment yang dilakukan dengan menggunakan konseling kelompok teman sebaya. Perbedaan antara O 1 dan O 2 yakni O 2 -O 1 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen yang dilakukan.

C. Definisi Operasional Variabel

Secara operasional terdapat dua konsep pokok dalam penelitian ini, yaitu perilakau agresif dan konseling kelompok teman sebaya.

1. Perilaku Agresif

Secara operasional, yang dimaksud dengan perilaku agresif dalam penelitian ini adalah tindakan menyakiti oleh siswa SMK Negeri 3 Cimahi Tahun ajaran 20122013 terhadap orang lain baik secara fisik maupun psikis dengan adanya unsur kesengajaan, adanya sasaran, dan bertujuan untuk menyakiti atau menghancurkan orang lain yang dibatasi pada aspek keagresifan, melawan perintah, merusak, dan permusuhan. a. Aspek keagresifan, yaitu perilaku yang memiliki sifat keagresifan ditunjukkan dengan indikator; 1 Berkelahi dengan teman sebaya; 2 Secara fisik menyerang orang lain; dan 3 Berlaku kasar terhadap orang lain. Ari Kurniawan, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu b. Aspek melawan perintah, yaitu perilaku yang menunjukkan adanya keinginan untuk menentang atau tidak mengikuti aturan ditunjukkan dengan indikator; 1 Tidak mengikuti perintahaturan; dan 2 Membangkang atas perintah guru dan orang tua. c. Aspek merusak, merupakan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk merusak ditunjukkan dengan indikator; 1 Membuat keonaran; 2 Merusak barang-barang pribadi; 3 Merusak barang-barang milik orang lain. d. Aspek permusuhan, yaitu tindakan-tindakan yang menunjukkan permusuhan ditunjukkan dengan indikator; 1 Suka bertengkar; 2 Berlaku kejam terhadap orang lain; dan 3 Menaruh rasa dendam.

2. Konseling Kelompok Teman Sebaya

Konseling kelompok teman sebaya merupakan layanan bantuan yang diberikan oleh konselor ahli terhadap konseli secara tidak langsung tetapi melalui teman sebaya konseli konselor sebaya yang mempunyai kriteria kualitas kondisi humanistik seperti karakteristik hangat, memiliki minat pada kegiatan layanan bantuan, dapat diterima orang lain, toleran terhadap perbedaan sistem nilai, dan energik. Dan yang telah diberikan pelatihan-pelatihan kecakapan konselor oleh konselor ahli dengan maksud agar dapat lebih diterima oleh konseli dengan menggunakan kelompok atau dalam bentuk dinamika kelompok.

D. Instrumen Penelitian