31
Wiwin Haryani, 2014 Peningkatan kemampuan siswa kelas X MIA 6 dalam memproduksi teks eksposisi dengan
model pembelajaran proyek Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Penelitian Analisis
Data Penyusunan
Laporan Penelitian
Pelaporan
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini lebih memusatkan kajiannya pada peningkatan kemampuan siswa kelas X MIA 6 SMAN 11 Bandung dalam menulis teks eksposisi. Kelas X
MIA 6 berjumlah 40 siswa dengan rincian 19 siswa putra dan 21 siswa putri. Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah hasil penelitian awal yang
menunjukkan bahwa siswa kelas X MIA 6 mengalami kesulitan dalam menuangkan argumen ketika menulis teks eksposisi. Selain itu, siswa cenderung
tidak produktif untuk menulis karena sulit untuk mengembangkan ide dan malas untuk mencari atau memanfaatkan sumber yang ada untuk menulis. Pengamatan
hasil tulisan siswa pun menunjukkan bahwa siswa masih sering melakukan kesalahan ejaan dan tanda baca. Oleh karena itu, peneliti menggunakan model
pembelajaran proyek sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan memproduksi teks eksposisi. Model ini akan memacu kemampuan siswa untuk
menulis lebih baik agar dapat dikomunikasikan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatoris dengan guru tetap sekolah yang kelasnya menjadi objek penelitian tindakan kelas. Berikut
pemaparan prosedur penelitian ini.
32
Wiwin Haryani, 2014 Peningkatan kemampuan siswa kelas X MIA 6 dalam memproduksi teks eksposisi dengan
model pembelajaran proyek Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Studi Pendahuluan
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sumber permasalahan
yang dihadapi siswa dan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama pembelajaran memproduksi teks eksposisi. Untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan, peneliti melakukan wawancara dengan salah satu guru bahasa Indonesia SMAN 11 Bandung, yaitu Ibu Anggie Anggraini, S.Pd. dan
memberikan angket kepada 40 orang siswa kelas X MIA 6. Hasil wawancara dengan guru bidang studi menunjukkan bahwa
keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan yang sulit dipahami siswa. Siswa cenderung malas atau enggan menulis. Mereka beralasan bahwa saat
menulis, mereka sulit menemukan ide. Setelah ide ditemukan pun, mereka masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan ide menjadi teks. Kesulitan tersebut
disebabkan oleh kompleksnya kegiatan menulis, yaitu menata dan mengorganisasi ide menjadi tulisan disertai dengan kaidah bahasa yang tepat. Dalam pembelajaran
memproduksi teks eksposisi, siswa kesulitan untuk memaparkan argumen dan menggunakan kaidah ejaan serta tanda baca yang benar. Argumen yang disajikan
terkadang belum disertai fakta-fakta pendukung, tidak jarang terjadi dualisme argumen yang membuat teks tidak ideal. Selain itu, kemampuan tata tulis siswa
juga masih belum baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa, terungkap bahwa kemampuan mereka dalam memproduksi teks eksposisi secara
tertulis masih belum memuaskan. Hal ini senada dengan hasil angket yang diberikan kepada siswa. Menurut mereka, terdapat beberapa kerumitan dalam
memproduksi teks eksposisi. Kerumitan ini terjadi ketika mereka akan menjelaskan argumen mereka tentang permasalahan yang diangkat.
33
Wiwin Haryani, 2014 Peningkatan kemampuan siswa kelas X MIA 6 dalam memproduksi teks eksposisi dengan
model pembelajaran proyek Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Perencanaan Tindakan
Peneliti melakukan perencanaan tindakan sebagai persiapan sebelum melakukan penelitian. Ketika menyusun perencanaan tindakan, peneliti harus
melakukan penelitian untuk mengidentifikasi semua hal yang menyangkut permasalahan pembelajaran memproduksi teks eksposisi. Tahapan dalam
perencanaan tindakan adalah meneliti kelas untuk menentukan dan merumuskan masalah penelitian, menentukan tindakan, menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran RPP, menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta menentukan waktu penelitian. Uraian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.
a Peneliti mengamati kelas yang memiliki masalah dalam memproduksi teks
eksposisi. b
Dalam melakukan tindakan ini, peneliti akan menggunakan model pembelajaran proyek agar kemampuan siswa dalam memproduksi teks
eksposisi meningkat. c
Peneliti membuat dan merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP tindakan dalam penelitian.
d Masalah yang diteliti adalah kemampuan siswa dalam pembelajaran
memproduksi teks eksposisi. Peneliti melakukan observasi dengan menentukan beberapa aspek pengamatan, yaitu perhatian siswa saat peneliti
menerangkan tentang memproduksi teks eksposisi, partisipasi siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran tentang memproduksi teks eksposisi yang
ditugaskan peneliti, semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, serta kemampuan siswa dalam memproduksi teks eksposisi.
e Penelitian yang akan dilakukan disesuaikan dengan jadwal matapelajaran
bahasa Indonesia yang ada di sekolah tersebut.
34
Wiwin Haryani, 2014 Peningkatan kemampuan siswa kelas X MIA 6 dalam memproduksi teks eksposisi dengan
model pembelajaran proyek Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Pelaksanaan Tindakan
Setelah tahap perencanaan, peneliti melakukan penelitian sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran RPP. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai perancang RPP dan sebagai praktisi. Oleh karena itu, selain merancang RPP,
peneliti juga bertugas untuk melaksanakan rancangan pembelajaran yang telah disusun mengenai pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan
pembelajaran proyek sebagai model pembelajarannya. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan oleh mitra peneliti dan guru tetap sebagai observer. Selama proses
pembelajaran berlangsung, guru dan observer diberikan format observasi untuk mencatat pengamatannya mengenai proses pembelajaran. Hasil observasi tersebut
akan menjadi bahan diskusi untuk melaksanakan siklus selanjutnya.
4. Pengamatan
Pengamatan akan dilakukan pada saat proses penelitian atau pada saat pembelajaran berlangsung. Teknik pengamatan yang dilakukan adalah observasi
partisipatif. Peneliti akan ikut serta dalam kegiatan atau situasi yang dilakukan sehingga dapat memunculkan keuntungan, yaitu pada saat proses penelitian, siswa
yang sedang diteliti akan bersikap wajar dan tidak akan menyadari bahwa mereka sedang diteliti dan pembelajaran akan terkesan sebenarnya, tidak dibuat-buat.
Peneliti melibatkan dua observer dalam penelitian ini, yaitu Drs. Saepullah dan Anggie Anggraini, S.Pd,. Kedua observer bertugas mengamati aktivitas siswa dan
guru selama proses pembelajaran di dalam kelas. Data yang diperoleh peneliti akan direfleksi dan dijadikan acuan perbaikan siklus berikutnya.
5. Refleksi
Pada tahapan refleksi, peneliti melakukan identifikasi untuk memperbaiki pembelajaran pada tindakan siklus selanjutnya. Refleksi dilakukan berdasarkan
35
Wiwin Haryani, 2014 Peningkatan kemampuan siswa kelas X MIA 6 dalam memproduksi teks eksposisi dengan
model pembelajaran proyek Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
hasil observasi aktivitas kelas dan evaluasi terhadap langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan. Pelaksanaan refleksi dilakukan oleh peneliti
dengan observer di setiap siklusnya hingga mencapai hasil yang diharapkan.
E. Definisi Operasional
Agar penelitian ini tidak memunculkan penafsiran yang salah atas istilah- istilah yang disebutkan dalam penelitian, penulis menjelaskan definisi operasional
penelitian sebagai berikut.
1. Model Pembelajaran Proyek
Model pembelajaran proyek adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media. Model ini menuntut siswa untuk bekerja
di dalam kelompok yang memiliki minat yang sama. Model ini dilaksanakan melalui serangkaian aktivitas. Selain itu, model ini juga melatih siswa untuk
menemukan informasi secara mandiri yang akan membimbing siswa dalam sebuah proyek kolaboratif sehingga berpotensi besar untuk memberi
pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa. 2.
Kemampuan Memproduksi Teks Eksposisi Kemampuan
memproduksi teks
eksposisi merupakan
kemampuan menghasilkan teks eksposisi secara tertulis dan lisan. Namun, fokus dalam
penelitian ini adalah kemampuan memproduksi teks secara tertulis. Teks eksposisi yang dihasilkan bertujuan memberikan informasi atau pengetahuan
kepada pembaca tanpa mempengaruhi pendirian pembaca untuk meyakini pendapat penulis atau melakukan pendapat penulis. Pola pengembangan teks
eksposisi mencakup tiga unsur yaitu pernyataan pendapat tesis, argumentasi, dan penegasan ulang. Tesis menunjukkan posisi penulis mengenai hal yang
dipaparkan. Argumentasi yang berisi tentang argumen-argumen atau pendapat yang dapat mendukung pernyataan awal penulis. Dalam argumentasi, penulis
menyertakan fakta-fakta untuk mendukung argumennya. Argumen yang
36
Wiwin Haryani, 2014 Peningkatan kemampuan siswa kelas X MIA 6 dalam memproduksi teks eksposisi dengan
model pembelajaran proyek Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
disajikan harus disajikan secara berurutan mulai dari argumen yang paling kuat menuju argumen yang paling lemah atau sebaliknya. Penegasan ulang
berisi tentang penegasan penulis mengenai sesuatu hal yang diungkapkan tersebut berdasarkan argumen-argumen yang sudah dipaparkan sebelumnya.
F. Teknik Pengumpulan Data