2. Merespons responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai valuing
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung Jawab responsible
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi Notoatmodjo, 2007.
2.3 Diare
Diare adala defekasi encer lebih dari tiga kalisehari dengantanpa darah danlendir dalam tinja Mansjoer, 2000. Menurut Hippocrates, maka diare adalah
buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal meningkat dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair Suharyono, 1986.
2.3.1. Penyebab diare
Penyebab diare dapat dikelompokkan dalam tujuh besar, yaitu virus, bakteri, parasit, keracunan makanan, malabsorpsi, alergi, dan immunodefisiensi Widoyono,
2008.
2.3.2. Penularan Diare
Penyakit diare sebagian besar 75 disebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui orofekal terjadi dengan mekanisme berikut.
a. Melalui air yang merupakan media penularan utama diare. Diare dapat terjadi bila
seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik yang tercemar dari
Universitas Sumatera Utara
sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau tercemar pada saat disimpan di rumah. Pencemaran di rumah terjadi bila tempat
penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
b. Melalui tinja yang terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung virus atau
bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang dan kemudian binatang tersebut hinggap di makanan, maka makanan itu dapat
menularkan diare kepada orang yang memakannyaWidoyono, 2008.
2.3.3 Jenis Diare
1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari umumnya kurang dari 7 hari. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan
penyebab utama kematian bagi penderita diare. 2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah
anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.
3. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan
metabolisme. 4. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare diare akut dan diare
persisten mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti: demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
2.3.4. Gejala dan Tanda Diare
1. Gejala Umum
Universitas Sumatera Utara
a. Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare.
b. Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut.
c. Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare.
d. Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun, apatis, bahkan
gelisah. 2.
Gejala Spesifik a.
Vibrio cholera: diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan berbau amis. b.
Dysenteriform tinja berlendir dan berdarah. Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan :
1. Dehidrasi kekurangan cairan
Tergantung dari persentase cairan tubuh yang hilang. Dehidrasi dapat terjadi ringan, sedang, atau berat. Derajat dehidrasi akibat diare dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu: a.
Tanpa dehidrasi, biasanya anak merasa normal, tidak rewel, masih bisa bermain seperti biasa. Umumnya karena diarenya tidak berat, anak masih mau makan dan
minum seperti biasa. b.
Dehidrasi ringan atau sedang, menyebabkan anak rewel atau gelisah, mata sedikit cekung, turgor kulit masih kembali dengan cepat jika dicubit.
c. Dehidrasi berat, anak apatis kesadaran berkabut, mata cekung, pada cubitan
kulit turgor kembali lambat, nafas cepat, anak terlihat lemas.
Universitas Sumatera Utara
2. Gangguan Sirkulasi
Pada diare akut, kehilangan cairan dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Bila kehilangan cairan ini lebih dari 10 berat badan, pasien akan mengalami syok
atau presyok yang disebabkan karena berkurangnya volume darah hipovolemia. 3.
Gangguan asam-basa asidosis Hal ini terjadi akibat kehilangan cairan elektrolit bikarbonat dari dalam
tubuh. Sebagai kompensasinya tubuh akan bernafas cepat untuk membantu meningkatkan PH arteri.
4. Hipoglikemia kadar gula darah rendah
Hipoglikemia sering terjadi pada anak yang sebelumnya mengalami malnutrisi kurang gizi. Hipoglikemia dapat mengakibatkan koma. Penyebab yang pasti belum
diketahui, kemungkinan karena cairan ekstraseluler menjadi hipotonik dan air masuk ke dalam cairan intraseluler sehingga terjadi edema otak yang mengakibatkan koma.
5. Gangguan gizi
Gangguan ini terjadi karena asupan makanan yang kurang dan output yang berlebihan. Hal ini akan bertambah berat apabila pemberian makanan dihentikan,
serta sebelumnya penderita sudah mengalami kekurangan gizi malnutrisi Widoyono, 2008.
2.3.5. Upaya Pencegahan Diare