66
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar Sugiyono, 2007:145. Observasi digunakan dalam penelitian ini
untuk mengamati
kehidupan masyarakat Ambai hubungannya dengan
pengidentifikasikan struktur kalimat yang ada dalam bahasa Ambai dan peneliti tidak terlibat dalam kehidupan bermasyarakat tetapi hanya melakukan pengamatan
dan pengumpulan data. 3.2.6.3 Teknik Dokumentasi
Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan berbagai teks yang di dalamnya telah tertera berbagai bacaan, baik itu berbentuk narasi, eksposisi,
dan argumentasi dalam bahasa Ambai.
3.3 Tahap Penelitian
Tahap penelitian merupakan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pengambilan, pengumpulan, pengolahan, dan analisis data. Kegiatan penelitian ini
dapat dijabarkan sebagai berikut; 1 Kegiatan untuk memperoleh struktur kalimat bahasa Ambai
2 Kegiatan mengklasifikasi jenis kalimat yang ada dalam bahasa Ambai 3 Kegiatan Analisis morfosintaksis kalimat bahasa Ambai.
4 Menyusun bahan pembelajaran kalimat bahasa Ambai untuk tingkat SLTP dengan mengacu pada pengembangan kurikulum dan tingkat kebutuhan daerah.
3.4 Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dan dipilah-pilah berdasarkan daftar kata, frasa, kalimat bahasa Ambai, agar data tersebut dianalisis untuk menentukan
67
struktur kalimat, jenis kalimat, kajian struktur kalimat bahasa Ambai, dan kemudian diuraikan berdasarkan tujuan masing-masing.
214
BAB V BAHAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL
SRTUKTUR KALIMAT BAHASA AMBAI
Pada bab ini, peneliti dapat menyusun bahan pembelajaran yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan pembelajaran pada mata pelajaran muatan lokal.
Sesuai dengan beberapa pendapat para ahli dan pengertian dalam kamus pada Bab II, tentang bahan pembelajaran yaitu sesuatu bahan yang dibuat sebagai
pedoman utama atau pegangan bukti dengan tujuan membantu proses belajar siswa untuk mencapai keberhasilan pendidikannya, maka peneliti dapat menyusun
bahan ini agar dapat digunakan dalam pencapaian tujuan penelitian pada bab I. Pembuatan penyusunan bahan pembelajaran dalam mata pelajaran muatan
lokal selalu berpatokan pada kebutuhan daerah yaitu meningkatkan ketrampilan pada suatu bidang yang sangat potensial. Potensi pemakai bahasa daerah Ambai
meliputi beberapa distrik dan kampung, secara eksplisit peneliti melihat sangat sesuai untuk mengembangan bahasa Ambai yaitu dalam mata pelajaran muatan
lokal di distrik kepulauan Ambai. Fokus pembelajaran muatan lokal dalam penelitian ini, peneliti lebih menitikberatkan pada tingkat kebahasaan yaitu
struktur kalimat, jenis kalimat, dan proses pembentukan kata bahasa Ambai. Ada pun kompetensi yang diharapkan dalam penyusunan bahan
pembelajaran bahasa secara umum biasanya diarahkan pada empat aspek ketrampilan berbahasa. Keempat aspek ketrampilan berbahasa itu antara lain,
ketrampilan mendengarkan, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca, dan
214
215
ketrampilan menulis. Untuk memahami dan mengembangkan bahasa Ambai, maka seorang siswa harus menguasai struktur kalimat bahasa Ambai sebagai
suatu ketrampilan dasar. Ketrampilan dasar yang harus dimiliki dalam pembelajaran muatan lokal ini yaitu secara spesifik siswa dapat menggunakan
bahasa Ambai sesuai dengan struktur kalimat yang benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka peneliti akan menjabarkan kompetensi pembelajaran
berdasarkan tujuan pencapaian kompetensi siswa pada tingkatan kelas. Kompetensi pada tingkatan perkelas, peneliti membagi dengan harapan akan lebih
mudah dan efisien. Demikian pembagian bahan pembelajaran dari kelas VII semester 1 dan 2, VIII semester 3 dan 4, dan IX semester 5 dan 6 di SMP Negeri
Ambai.
5.1 Pada Tingkat Kelas VII semester 1