Siti Unayah, 2014 Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku
cerita bergambar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
No. Daftar : 03PGPAUDXI2014
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, oleh karena itu bahasa sangat penting peranannya dalam kehidupan
manusia. Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain.
Sumantri Syaodih. 2009 :2.30 Perkembangan bahasa untuk anak usia dini berdasarkan acuan standar
Pendidikan Anak Usia Dini No. 58 tahun 2009, mengembangkan tiga aspek yaitu menerima
bahasa, mengungkapkan
bahasa, dan
keaksaraan. Lingkup
perkembangan menerima bahasa yaitu kemampuan berbahasa secara reseptif, terdiri dari pengembangan menyimak perkataan orang lain, mengerti dua perintah
yang diberikan bersamaan, memahami cerita yang dibacakan, mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat, mengerti beberapa perintah, mengulang
kalimat yang lebih kompleks, dan memahami aturan dalam suatu permainan. Bentuk indikator untuk lingkup perkembangan ini bisa dalam bentuk tindakan,
hasil karya, tulisan, dan lain sebagainya, sebagai ciri anak memahami dan mampu menerima bahasa.
Lingkup perkembangan kedua yaitu kemampuan mengungkapkan bahasa. Kemampuan ini termasuk dalam kemampuan bahasa ekspresif. Kemampuan ini
bisa muncul dalam bentuk kemampuan berbicara, dan menulis. Pencapaian perkembangan kemampuan ini yaitu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks,
menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk
persiapan membaca, menulis dan berhitung, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap pokok kalimat-perdiket-keterangan, memiliki lebih banyak
Siti Unayah, 2014 Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku
cerita bergambar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
No. Daftar : 03PGPAUDXI2014 kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain, melanjutkan sebagian
ceritadongeng yang telah diperdengarkan. Pencampaian perkembangan ini dapat muncul dalam berbagai indikator.
Lingkup pengembangan ketiga yaitu keaksaraan, kemampuan baca-tulis permulaan. Kemampuan ini termasuk kemampuan menyebutkan simbol-simbol
huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada disekitarnya, menyebutkan 4 kelompok gambar yang memiliki bunyihuruf awal
yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, membaca nama sendiri, dan menuliskan nama sendiri.
Menurut Depdikbud dalam Suhartono 2005 Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud ide, pikiran, gagasan, atau isi hati
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Senada dengan Tarigan dalam Suhartono
2005 mengemukakan bicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata
untuk mengekspresikan,
menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Kenyataannya kemampuan berbicara anak di Pendidikan Anak Usia Dini
PAUD belum maksimal dan cenderung mendapatkan berbagai hambatan. Tidak semua anak memiliki kemampuan berbicara yang baik. Ketidakmampuan anak
berkomunikasi secara lisan dikarenakan beberapa alasan, salah satunya kegiatan pembelajaran yang kurang memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak.
Rendahnya kemampuan berbicara anak dapat dilihat dari kemampuan anak yang sulit berkomunikasi dengan bahasa lisan, sulit dalam mengemukakan pendapat
dan gagasan, sulit menjawab pertanyaan, malu bertanya, sulit untuk menceritakan pengalaman, kosa kata masih terbatas sehingga sulit untuk memberikan informasi.
Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang
dbawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK. Moeslichatoen, R:1999
Siti Unayah, 2014 Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku
cerita bergambar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
No. Daftar : 03PGPAUDXI2014 Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir Gagne dalam Sadiman, 2007. Menurut Brigs dalam Sadiman,
2007 media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar
. Sementara menurut Asosiasi Pendidikan
Nasional National Education AssociationNEA dalam Sadiman 2007 media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatannya Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi Sadiman, 2007.
Mustakim 2005:32 buku bergambar adalah buku yang memuat suatu cerita melalui gabungan antara teks dan ilustrasi. Di dalam bidang sastra anak-anak
bentuknya yang menentukan definisi, bukan isinya. Menurut Patricia Siancolo dalam Mustakim 2005 menguraikan buku bergambar sebagai gabungan yang
unik dari seni grafis dan naratif yang cita rasa seninya lengkap dan sering kali lebih diperluas oleh adanya ilustrasi. Buku bergambar yang bagus bisa memberi
anak kesenangan hiburan dan pengalaman estetika yang kreatif. Menurut Cullinan dalam Mustakim 2005 dalam cerita bergambar diceritakan pengalaman a dunia
batin anak, b dunia keluarga, dan c dunia sosial anak. Permasalahan yang dihadapi anak didik kelompok A1 di Satuan PAUD
Sejenis PAUD Bintang Kecil dalam kemampuan berbicara yaitu untuk unsur kebahasaan dalam pengucapan lafal kurang jelas, intonasi yang belum wajar,
kurang memilih kata dan penerapan susunan kalimat yang kurang jelas. Dalam unsur non kebahasaan kurangnya keberanian mengemukakan pendapat terhadap
gagasan yang diyakini kebenarannya dan belum mampu dalam bercerita pengalaman, kurang lancar dalam berbicara terhadap penguasaan kosa kata dan
materi serta ekspresigerak-gerik tubuh kurang menunjang keefektifan berbicara tidak dapat dipahami melalui ekspesi tubuh yang ditunjukkan pembicara sehingga
Siti Unayah, 2014 Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku
cerita bergambar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
No. Daftar : 03PGPAUDXI2014 isi pesan yang ingin disampaikan melalui penerapan kegiatan berbicara tidak
tersampaikan secara jelas. Berdasarkan refleksi awal, melalui observasi sebagai solusi tindakan untuk
memecahkan masalah belum optimalnya kemampuan berbicara di PAUD adalah dengan metode bercerita dengan media buku cerita bergambar. Maka penulis
tertarik untuk meneliti tentang bagaimana meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar.
Penelitian ini penulis tuangkan dalam bentuk judul “Meningkatkan Kemampuan
Berbicara Anak melalui Metode Bercerita dengan Media Buku Cerita Bergambar Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok A1 Satuan PAUD Sejenis
PAUD Bintang Kecil Kecamatan Klari Kabupaten Karawang ”.
B. Identifikasi Masalah