II.9 Elektromiografi
Elektromiografi adalah pemeriksaan elektrodiagnosis untuk memeriksa saraf perifer dan otot. Prinsip kerjanya adalah merekam gelombang potensial yang
ditimbulkan baik oleh otot maupun saraf. Poernomo, 2003 Gelombang potensial dapat ditimbulkan dalam otot dengan memberikan
stimulus pada saraf motorik yang mengelolanya. Untuk mengukur kecepatan hantaran saraf KHS motorik yaitu dengan merangsang saraf motorik pada dua
tempat disebelah proksimal dan distal. Latensi adalah waktu yang dibutuhkan dalam menghantarkan impuls dari tempat perangsangan stimulus sampai ke
akson terminal dan transmisi dari akson terminal ke motor end plate, sehingga timbul potensial aksi. Dengan memberi stimulus pada dua tempat, akan timbul
dua gelombang potensial yang masing-masing latensi distalnya berbeda. Agar lebih akurat hasilnya, sebaiknya jarak antara 2 stimulus adalah
≥ 10 cm. KHS motorik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
KHS mdet = jarak antara ke 2 titik stimulus mm
Latensi distal II proksismal – latensi I distal milidetik Untuk mengukur saraf sensorik dilakukan dengan memberikan stimulus
pada saraf sensorik. Aksi potensial saraf sensorik dapat direkam dengan elektrode permukaan yang dililitkan pada jari. Pengukuran KHS sensorik adalah
dengan menghitung jarak dari stimulus tunggal sampai elektroda perekam dibagi dengan latensi. Aksi potensialnya jauh lebih kecil daripada otot. Poernomo, 2003
Universitas Sumatera Utara
II.10. Kecepatan Hantaran Saraf
Merupakan tekhnik utama untuk studi fungsi saraf perifer yang melibatkan stimulasi kulit dari saraf sensorik dan motorik. Hasil studi kecepatan hantaran
saraf sensorik dan motorik nampak sebagai amplitudo, conduction velocity, dan distal latensi. Adam dan Victor, 2005
Faktor-faktor yang mempengaruhi KHS adalah : 1. Faktor fisiologis seperti temperatur, umur, tinggi badan, segmen proksismal
dibanding distal dan anomali inervasi. 2. Faktor nonfisiologis : tahanan elektrode dan interferensi 60 hz, stimulus
artefak, filter, posisi katode, stimulus supramaksimal, kostimulasi saraf yang berdekatan, penempatan elektroda, perekaman antidromik dibandingkan
ortodromik, jarak antara elektrode aktif dan saraf yang diperiksa, jarak elektrode aktif dengan elektrode referens, posisi ekstremitas dan pengukuran
jarak, sweep speed dan sensitivitas. Poernomo,2003
Tabel.4 Kecepatan Hantaran saraf normal orang dewasa 16 – 65 tahun
Motor Nerve Conduction Studies
Nerve
Distal sti- mulation
site Other
stimulasion site
Recording site
Onset latency
ms Amp
mv CV
ms Distance
cm F-wave
latency ms
Median Wrist
Elbow APB
4,2 4,4
49 6-8
31 Ulnar
Wrist BG,AG
ADB 3,4
6,0 49
5,5-7,5 32
Radial Forearm Elbow,
SG EIP
5,2 4,0
50 10
NA Peroneal
Ankle BFH,AFP
EDP 5,8
2,0 42
6-11 58
Peroneal BFH
AFP TA
3,0 5,0
42 10
NA Tibial
Ankle PF
AH 6,5
3,0 41
6-8 59
Universitas Sumatera Utara
Key : AG= above ulnar groove; BG= Below ulnar groove; AFP= above fibular head; BFH= belof fibular head; SG= spiral groove; TA= tibialis anterior; EDB=extensor digital brevis;
EIP= extensor indicis proprius; ADM=abductor digiti minimi; APB=abductor policis brevis; AH=abductor hallucis; PF=poplitea fossa
Dikutip dari
: Adam, R.D., Victor, M. and Ropper, A.H. 2005. Principles of Neurology. 8nd. Ed. McGraw-Hill. New York.
Sensory nerve conduction studies
Nerve Stimulation
site Recording
site Onset
latency ms
Peak latency
ms Amp
µV CV
ms Distances
cm
Median Wrist
Dig2 2,5
3,5 20
52 13
Ulnar Wrist
Dig.5 2,1
3,0 15
52 11
Radial Forearm
Wrist 1,9
2,8 20
48 10
Sural calf
ankle 3,2
4,4 6
42 14
Universitas Sumatera Utara
II. 10. Kerangka Teori
Diabetes Mellitus
Vaskuler Metabolik
Neurotropik Mekanisme Imun
Oxidative stress GGT
Neuropati Diabetik Kecepatan Hantaran
saraf Vascular endothelial
Growth factor VEGF
Polyol pathway Protein kinase C
Peranan NGF
Haider2004, Sjahrir 2006
oxidative stress berperan utama
dalam patogenesis
diabetik periferal neuropati
Duk 2004, Duk 2003 GGT
sebagai oxidative stress
Cho2010: kadar GGT
mempengaru hi KHS dan
berdampak pada
neuropati diabetik
Universitas Sumatera Utara
II.11. Kerangka Konsep