Keragaan Sumberdaya Perikanan Potensi Sumberdaya Hayati

58

6.1.1. Keragaan Sumberdaya Perikanan

Meskipun belum ada kajian khusus tentang ketersediaan stok perikanan di perairan Batam, tapi diyakini potensi perikanan dan kelautan di Kota Batam sangat besar, hal ini mengingat 95,7 wilayahnya merupakan perairan yang sangat potensial untuk penangkapan ikan. Pada Tahun 2004 tercatat pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Batam terdapat 8.930 RTP Rumah Tangga Perikanan, dimana yang bermatapencaharian penangkapan ikan sebanyak 7.391 RTP dan budidaya laut sebanyak 1.539 RTP. Banyaknya Rumah Tangga Perikanan RTP menurut kecamatan dan jenis kegiatan disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan dan Jenis Kegiatan di Kota Batam, Tahun 2004 No Kecamatan Rumah Tangga Perikanan RTP Perikanan Laut Budidaya Laut 1 Belakang Padang 2,337 474 2 Bulang 1,296 571 3 Galang 2,316 279 4 Sei Beduk 512 93 5 Nongsa 420 96 6 Sekupang 229 18 7 Lubuk Baja 127 - 8 Batu Ampar 154 8 Jumlah 7,391 1,539 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam Tahun 2005 Hasil produksi perikanan di wilayah Kota Batam berasal dari kegiatan perikanan tangkap dan budidaya laut. Dari Tabel 12 dapat terlihat RTP terbesar berada di Kecamatan Bekang Padang yang mencapai 2.337 RTP, sedangkan RTP terkecil adalah di Kecamatan Lubuk Baja sebesar 127 RTP. 59 Kegiatan penangkapan ikan terdiri dari penangkapan di daerah tangkapan dekat dan daerah tangkapan jauh ZEE. Untuk penangkapan laut di perairan terdekat atau di sekitar pulau-pulau di wilayah Kota Batam yaitu wilayah Selat Malaka, perairan Kepulauan Bintan, Kepulauan Senayang, Kepulauan Lingga, dan Tambelan merupakan wilayah yang berpotensi dalam produksi perikanan. Sedangkan untuk penangkapan ikan di perairan yang jauh dilakukan di perairan wilayah Laut Cina Selatan. Secara umum kegiatan perikanan dapat diidentifikasi atas empat kegiatan utama yakni, kegiatan perikanan tangkap, kegiatan perikanan budidaya, kegiatan pengolahan dan kegiatan pemasaran hasil perikanan. Bagi Kota Batam kegiatan perikanan didominasi oleh kegiatan perikanan tangkap dan pemasaran hasil, sedangkan kegiatan pengolahan dan kegiatan perikanan budidaya belum maksimal dilakukan oleh masyarakat. Batam merupakan salah satu daerah kepulauan di Propinsi Kepulauan Riau, dengan jumlah pulau 325 buah, dengan panjang pantai mencapai + 1.261 km dan luas laut berkisar 289.300 Ha. Hal ini menunjukan sebahagian besar wilayah Kota Batam terdiri dari perairan seluas + 74 dari total keseluruhan wilayah. Gambaran tersebut memperlihatkan masih cukup besar dan dominannya potensi sumber daya laut yang belum dimanfaatkan Wilayah pesisir dan laut telah dimanfaatkan oleh masyarakat Batam sebagai salah satu sumber bahan makanan utama khususnya protein hewani. Wilayah pesisir dan laut juga memiliki berbagai fungsi lain seperti transportasi, pelabuhan, kawasan industri, agribisnis, agro industri, rekreasi dan pariwisata serta kawasan pemukiman. Wilayah Batam dengan letak geografis yang sangat strategis, yang berhadapan langsung dengan Singapura sebagai salah satu pusat jaringan keuangan 60 dan perdagangan Internasional, sejak pemerintahan Orde Baru sudah dikembangkan menjadi kawasan pertumbuhan yang menjadi mesin perekonomian nasional. Seperti yang tertera dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah RPJM Batam dengan Visi “Batam 2006 sebagai bandar dunia yang maju, mandiri dan sejahtera serta berkepribadian bangsa”. Dengan demikian peranan perikanan dituntut untuk menyelaraskan tuntutan pembangunan secara umum dalam upaya meningkatkan pendapatan nelayan serta memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Batam akan ikan. Dengan berkembangnya Batam sebagai kawasan industri, pariwisata dan alih kapal maka kalau tidak diimbangi dengan pembangunan perikanan di pesisir pantai, maka petaninelayan akan terus tertinggal, terbelakang dan akhirnya tergusur. Usaha pengembangan sektor perikanan harus dibarengi dengan pengawasan terhadap sumberdaya ikan sehingga pemanfaatannya tetap berkelanjutan dan lestari. Berdasarkan hasil identifikasi data perikanan, produksi perikanan Kota Batam tahun 2003 tercatat 12.600 ton, budidaya laut keramba ikan 124,98 ton dan budidaya rumput laut 120 ton dengan tingkat konsumsikebutuhan akan ikan diperkirakan meningkat menjadi 28 kgkapitatahun. Pada tahun 2006 jumlah penduduk Kota Batam diperkirakan ± 700.000 jiwa dengan asumsi kebutuhan akan ikan ± 28kapitatahun, maka kebutuhan ikan di pasaran lokal yang harus tersedia di Kota Batam diperkirakan sebesar 19.600 – 23.250 tontahun. Produksi perikanan Kota Batam didominasi oleh hasil penangkapan ikan laut. Pada tahun 2004 produksi penangkapan sebesar 28.443 ton dan produksi budidaya laut sebesar 265,50 ton. Perbandingan produksi penangkapan ikan laut dan budidaya pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Produksi Perikanan Kota Batam Tahun 2003 dan Tahun 2004 61 No Produksi Satuan 2003 2004 1 Penangkapan Ikan Laut Ton 12.600 28.443 2 Budidaya Ikan Laut Ton 124,98 265,50 3 Budidaya Rumput Laut Ton kering 120 69 Sumber : Dinas Perikanan Kota Batam Tahun 2004. Terlihat pada Tabel 13 bahwa pada tahun 2004 produksi perikanan melalui usaha penangkapan mencapai 28.443 ton dan melalui usaha budidaya mencapai 265,50 ton dan khusus untuk usaha budidaya rumput laut sebesar 69 ton mengalami penurunan sebanyak 51 ton dibandingkan dengan produksi tahun 2003.Grafik Produksi Perikanan Kota Batam dapat dilihat pada Gambar 7. Nilai produksi penangkapan ikan laut tahun 2004 senilai Rp. 126.000.000,00 dan budidaya ikan laut Rp. 1.500.000,00. Tingginya nilai produksi ini disebabkan oleh perubahan kurs mata uang melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama mata uang Amerika dan Singapura. Nilai produksi penangkapan ikan laut dan budidaya pada tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 14 dan grafik nilai produksi dapat dilihat pada Gambar 8. Tabel 14. Nilai Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Kota Batam Tahun 2003 -2004 No Produksi Satuan 2003 2004 1 Penangkapan Ikan Laut Rp. 126.000.000,00 56.886.000.000,00 2 Budidaya Ikan Laut Rp. 1.500.000,00 9.669.070.000,00 3 Budidaya Rumput Laut Rp. 360.000.000,00 174.000.000,00 Sumber : Dinas Perikanan Kota Batam Tahun 2004 Gambar 7. Grafik Perkembangan Produksi Perikanan Kota Batam P r o d u k s i P e r i k a n a n K o t a B a t a m 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 P e n a n g k a p a n Ik a n L a u t B u d id a y a Ik a n L a u t B u d id a y a R u m p u t L a u t 2 0 0 3 2 0 0 4 Ton 62 Peluang pengembangan usaha perikanan tangkap sangat terbuka di beberapa kecamatan yang ada di Kota Batam, terutama untuk kegiatan penangkapan ikan di perairan di atas 4 mil sampai dengan laut ZEEI seperti perairan Kecamatan Belakang Padang, Galang, dan Bulang. Kegiatan usaha perikanan tangkap akan lebih berkembang lagi jika didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai seperti pabrik es, galangan kapal, perikanan, pelabuhan perikanan dan cold storage. Jumlah alat tangkap pada Tahun 2004 tercatat 6.430 unit, dimana secara umum masyarakat nelayan masih mempergunakan perahu tanpa motor yakni sebanyak 3.261 unit, perahu motor 2.943 buah. Jumlah RTP dan Alat Tangkap berdasarkan gross tonase dapat dilihat pada Tabel 15. Perkembangan potensi dan keragaan perikanan di Batam mengalami kenaikan yang cukup berarti dari tahun 2002-2004, baik dari jumlah RTP, alat tangkap ikan, armada perikanan, produksi, nilai produksi, pendapatan RTP, dan buruh nelayan. Bahkan dari sisi ijin usaha banyak nelayan yang telah mengerti akan pentingnya memiliki ijin usaha, kesadaran ini terlihat dari meningkatnya jumlah ijin Gambar 8. Grafik Perkembangan Nilai Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Kota Batam 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 E+0 6 1 E+0 7 1 E+0 8 1 E+0 9 1 E+1 0 1 E+1 1 Pe n a n g ka p a n Ika n L a u t B u d id a y a Ika n L a u t Bu d id a y a Ru mp u t L a u t 2 0 0 3 2 0 0 4 Rp 63 usaha pada tahun 2004. Potensi dan keragaan perikanan Kota Batam 2002-2004 disajikan pada Lampiran 3. Tabel 15. Jumlah Armada Tangkap berdasarkan Gross Tonase No Kecamatan Armada Tangkap Unit Perahu tanpa motor 5 GT 10 GT 30 GT 30 GT 1 Galang 1.035 1.065 43 16 6 2 Bulang 724 712 18 3 - 3 Belakang Padang 589 737 30 13 - 4 Sei Beduk 439 197 6 - - 5 Nongsa 228 80 8 6 74 6 Sekupang 95 54 2 - - 7 Batu ampar 55 41 1 - - 8 Lubuk Baja 96 48 - - - Jumlah 3.261 2.943 108 38 80 Sumber : Dinas Perikanan Kota Batam Tahun 2004 Alat tangkap merupakan ujung tombak dalam penangkapan ikan, di Belakang Padang alat tangkap yang paling dominan adalah bubu ikan sebanyak 1.887 unit dan tangkul udang sebanyak 1.229 unit, tangkul udang ini berdasarkan data statistik dinas perikanan dan kelautan dikelompokkan dalam Trammel Net. Banyaknya alat tangkap yang berkembang berarti potensi sumberdaya perikanannya juga tinggi, ini dikarenakan potensi sumberdaya mangrove yang sangat baik, sehingga ikan-ikan yang ada sangat berhubungan dengan ekosistem mangrove yang ada. Jumlah alat tangkap menurut jenis per kecamatan tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Jumlah Alat Tangkap Menurut Jenis Per Kecamatan Tahun 2004 64 Alat Tangkap Galang unit Bulang unit Belakang Padang unit Sei Beduk unit Nongsa unit Sekupang unit Batu Ampar unit Lubuk unit Pukat Cincin 6 - - - 74 - - - Pukat Bilis 9 - - - - - - - J. Tenggiri 68 45 113 2 - 2 9 20 J. Pantai 830 393 492 305 146 89 58 90 J. Bawal 40 56 44 - - - - - J.Udang Kara 94 - - - - - - - J. Udang 364 242 - 2 - - 1 - J. Pari 9 - - - - - - - Moroami - - 4 - - - - - Bubu Ikan 1446 1520 1887 550 460 209 112 88 Bubu Ketam 302 328 114 218 27 12 23 60 Tangkul Udang Trammel net 302 1129 1229 619 222 242 15 - Jala 1058 665 558 600 164 226 28 78 Empang 44 14 68 31 24 1 2 12 Pukat Ikan 29 37 11 16 3 - - 12 KelongPantai 866 1218 916 265 295 69 2 12 Kelong Betawi 54 33 8 18 1 - - - Rawai 412 212 312 312 12 81 62 18 Sumber : Dinas Perikanan Kota Batam tahun 2004. Tabel 17. Jumlah RTP dan Jumlah keluarga serta jumlah penduduk per Kecamatan. Tahun 2004 No Kecamatan RTP Anggota Keluarga orang Jumlah Nelayan orang Jumlah Penduduk orang 1 Galang 2.316 7.982 10.298 13.929 74 2 Bulang 1.342 4.899 6.211 8.693 72 3 Belakang Padang 2.337 9.358 11.695 19.741 60 4 Sei Beduk 512 1.705 2.217 126.916 2 5 Nongsa 420 1.046 1.466 85.690 2 6 Sekupang 229 986 1.215 116.441 1 7 Batu Ampar 154 408 562 124.516 1 8 Lubuk Baja 127 635 762 66.675 2 Jumlah 7.407 17.019 34.426 562.661 7 Sumber : Dinas Perikanan Kota Batam Tahun 2004. Pada Tabel 17 terlihat konsentrasi nelayan terdapat di wilayah Kecamatan Galang, Kecamatan Bulang dan Kecamatan Belakang Padang. Dengan total persentase jumlah nelayan secara keseluruhan mencapai 7 atau setara dengan 34.426 jiwa. Jumlah RTP di Kecamatan Belakang Padang menduduki peringkat 3 sebesar 60 di Kota Batam. Pertumbuhan Kota Batam sebagai daerah industri, pariwisata dan alih kapal diikuti pula dengan pertambahan penduduk yang begitu pesat. Karenanya tingginya 65 tingkat pertambahan penduduk diikuti dengan kebutuhan akan konsumsi yang juga semakin tinggi. Salah satu komoditas unggulan dalam pemenuhan protein hewani masyarakat tersebut adalah komoditas perikanan. Seiring dengan hal tersebut maka kebutuhan akan ikan menjadi meningkat. Tingkat konsumsi ikan penduduk Kota Batam tahun 2003 sebesar 28 kgkapitatahun. Berkembangnya usaha perikanan tangkap dan budidaya harus didukung oleh usaha pengembangan industri pengolahan ikan. Industri perikanan yang layak untuk dikembangkan di Kota Batam antara lain cold storage, pengolahan surimi, tepung ikan dan pengalengan ikan. Pemasaran hasil produksi perikanan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lokal, antar pulau dan diekspor ke negara lain seperti Singapura dan Malaysia. Koperasi perikanan di Kota Batam masih belum ada, pemerintah belum dapat mengembangkan koperasi yang dapat membantu mengarahkan pada kegiatan pembinaan usaha perikanan secara terarah dan terpadu untuk mendorong terwujudnya usaha perikanan yang mampu berswadaya, merangsang peningkatan produksi dan perbaikan hasil perikanan, juga dapat meningkatkan keterampilan dan penguasaan teknologi tepat guna, mengembangkan diversifikasi usaha perikanan, dan memotivasi nelayan untuk mengembangkan usahanya.

6.1.2. Keragaan Sumberdaya Mangrove