Pupuk Anorganik Usaha untuk meningkatkan produksi jagung selalu diiringi oleh penggunaan Pupuk Organik Pupuk organik dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Pupuk

berfermentasi. Ini menjadikan bioslurry sangat baik untuk menyuburkan lahan dan meningkatkan produksi tanaman budidaya. Bioslurry dalam bentuk padat yang berasal dari kotoran sapi memiliki kandungan sebagai berikut: Bahan Organik 68,59, C-organik 17,87, N-total1,47, CN 9,09, P 2 O 5 0,52, K 2 O 0,38. Kandungan lain dalam bioslurry adalah asam amino, asam lemak, asam organik, asam humat, vitamin B-12, hormon auksin, sitokinin, antibiotik, nutrisi mikro Fe, Cu, Zn, Mn, Mo sumber: Training Material of Biogas Technology. International Training Workshop 2010. Yunnan Normal University. P102 Anonim, 2014.

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Cut Nyak Dien, Gang Sukajadi, Palapa, Bandar Lampung, dari bulan Desember 2014 sampai Februari 2015

3.2 Bahan dan Alat Penelitian ini menggunakan bahan-bahan seperti benih jagung manis hibrida

merek dagang Bonanza, pupuk bioslurry padat, pupuk urea, SP-36, KCl, air dan Furadan 3G. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran, penggaris, ember, gembor, tali rafia, oven, alat tugal, jangka sorong, timbangan analitik dan hand refractometer.

3.3 Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Teracak Sempurna RKTSRancangan Acak Kelompok RAK dengan tiga ulangan. Banyaknya perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perlakuan pemberian kombinasi pupuk anorganik dan bioslurry terhadap petak tanaman jagung manis. Perlakuan Keterangan P0 Kontrol, yaitu hanya pupuk anorganik penuh urea 250 kgha, SP36 100 kgha, dan KCl 100 kgha dengan bioslurry 0 kgha. P1 Perlakuan pertama, yaitu diberi pupuk anorganik penuh dengan bioslurry 1.000 kgha. P2 Perlakuan kedua, yaitu diberi dosis 34 pupuk anorganik dengan bioslurry 1.000 kgha. P3 Perlakuan ketiga, yaitu diberi dosis 12 pupuk anorganik dengan bioslurry 1.000 kgha. P4 Perlakuan keempat, yaitu diberi pupuk anorganik penuh dengan bioslurry 2.000 kgha. P5 Perlakuan kelima, yaitu diberi dosis 34 pupuk anorganik dengan bioslurry 2.000 kgha. P6 Perlakuan keenam, yaitu diberi dosis 12 pupuk anorganik dengan bioslurry 2.000 kgha. Homogenitas ragam diuji dengan uji Barlett. Jika asumsi terpenuhi, maka data dianalisis dengan sidik ragam, apabila hasil uji F nyata pada taraf 5, selanjutnya dilakukan uji lanjut perbandingan ortogonal kontras Tabel 2.