19 akan dapat memonitor kemajuan setiap mahasiswa dalam proses
pembelajaran. Hasil monitoring individual dapat dijadikan sebagai monitoring kelompok atau kelas.
Penetapan tingkat ketuntasan atau batas kelulusan, baik secara individu maupun kelompok belum ada patokan yang pasti atau baku.
Patokan yang ditetapkan tergantung pada sistem penilaian yang digunakan Zainul dan Noehi, 1998:149. IKIP PGRI Semarang menggunakan sistem
penilaian seperti yang tercantum pada tabel 1: Tabel 1 Sistem Penilaian IKIP PGRI Semarang
Persentase Penguasaan Nilai
85 – 100 A
70 – 85 B
60 – 69 C
50 – 59 D
50 E
Sumber: Pedoman Akademik IKIP PGRI Semarang Mahasiswa dinyatakan tidak lulus jika memperoleh nilai E atau
persentase penguasaannya minimal 50. Dalam penelitian ini, persentase penguasaan minimalbatas lulus minimal yang digunakan sebagai
indikator prestasi belajar ditetapkan 60 atau memperoleh nilai 60.
2.1.5. Sikap Mahasiswa
Sikap pada hakekatnya adalah kecenderungan seseorang untuk berperilaku. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap suatu
20 stimulus yang datang padanya. Sikap selalu bermakna jika dihadapkan
pada objek tertentu, misal sikap siswa terhadap mata pelajaran, atau sikap guru terhadap profesinya.
Ada tiga komponen sikap, yaitu kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek atau
stimulus yang dihadapinya, afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, dan konasi berkenaan dengan kecenderungan
berbuat terhadap objek itu. Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang
terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yaitu mendukung positif, menolak negatif, dan netral. Skala sikap dinyatakan dalam
bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu.
Dalam penelitian ini akan diukur sikap mahasiswa terhadap pembelajaran dengan strategi pemberian tugas pengajuan soal. Bila jumlah
tanggapan mahasiswa yang memilih kategori setuju dan sangat setuju lebih besar daripada jumlah tanggapan mahasiswa yang memilih kategori
ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju, berarti dari segi sikap dapat ditunjukkan strategi pemberian tugas pengajuan soal efektif.
Beberapa tanggapansikap yang perlu diungkap berdasar pendapat beberapa ahli berkenaan dengan strategi pemberian tugas
pengajuan soal, yaitu: a.
mengerjakan soal yang dibuat sendiri lebih menyenangkan English, 1997:173
21 b.
dengan membuat soal dan mengerjakannya, menyebabkan materi pelajaran mudah diingat English, 1997:173; Suryanto, 1998:3
c. membuat soal dan mengerjakannya dapat membantu saya memecahkan
masalah atau menyelesaikan soal lain English, 1997:173 d.
tugas membuat soal memudahkan saya memahami materi yang telah dijelaskan guru di kelas Silver and Cai, 1996:522
e. tugas membuat soal
f. tugas membuat soal mendorong saya lebih banyak membaca materi
pelajaran English, 1997:173; Silver and Cai, 1996:522 g.
saya senang mengikuti pembelajaran ini, sehingga saya ingin tahu lebih banyak tentang materi yang disajikan English, 1997:173
2.1.7. Pemberian Tugas Pengajuan Soal Problem Posing