Kerangka Berpikir MODEL CIRCUIT BASKETBALL UNTUK PEMBELAJARAN BOLABASKET KELAS VII DI SMP NEGERI 1 BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2015

48

2.2 Kerangka Berpikir

Pendidikan, Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan, terpilih dan direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Rekreasi merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang diselenggarakan di sekolah, baik dari pendidikan dasar sampai menengah. Berdasarkan kompetensi Penjasorkes saat ini maka perlu adanya pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang dikembangkan sesuai yaitu pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sehingga siswa dalam melaksanakan pembelajaran Pennjasorkes tidak antusias dan mengalami kesulitan. Karena dlihat dari karakter siswa Sekolah Menengah Pertama, permainan bolabasket yang dimainkan dengan aturan permainan standar, ukuran dan tinggi ring atau keranjang dengan ukuran standar tanpa adanya modifikasi tentunya akan sangat menyulitkan. Selain itu, keberadaan sarana dan prasarana di sekolah yang tidak memadai, sehingga perlu adanya pengembangan atau modifikasi khususnya olahraga permainan bolabasket agar bisa disesuaikan dengan karakter siswa dan kondisi sekolah. Modifikasi pembelajaran bolabasket merupakan salah satu upaya yang harus diwujudkan. Model pembelajaraan bolabasket melalui permainan Circuit Basketball diharapkan mampu membuat siswa menjadi lebih aktif bergerak dalam beragai situasi dan kondisi yang menyenangkan, ketika mengikuti 49 pembelajaran permainan bolabasket. Sehingga tujuan yang diharapkan dapat terimplementasi dengan baik. Tabel 2.1 Model Pengembangan PermainanCircuite Basketball No. Kondisi faktual pembelajaran bola basket Kesulitan yang dihadapi Solusi yang ditawarkan 1. Lapangan permainan bolabasket yang digunakan menggunakkan lapangan standar untuk orang dewasa. Siswa tidak mampu bermain basket menggunakan lapangan standar yaitu 28 meter x 15 meter. Lapangan mempunyai ukuran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa yaitu 21 meter x 14 meter. 2. Bola yang digunakan menggunakan bola standar untuk orang dawasa yaitu bola ukuran 7. Siswa merasa kesulitan dalam menguasai bola karena bola yang digunakan terlalu besar. Penggunaan bolabasket dimodifikasi atau diganti dengan bolatangan, dikarenakan bolanya sesuai dengan karakteristik bolabasket mini dan disesuaikan dengan kemampuan siswa. 3. Peraturan permainan yang digunakan untuk bermain bolabasket adalah peraturan resmi atau baku. Siswa tidak bisa bermain dengan peraturan resmi karena sulit dipahami dan dipraktikan di lapangan. Peraturan permainan yang sederhana, mudah dipahami dan mudah untuk dipraktikkan di lapangan. 4. Tiang ring yang digunakan dalam bermain bolabasket ukuran tinggi standar atau baku yaitu 3,05 meter. Siswa yang memiliki postur relatif pendek menjadi kesulitan dalam memasukan bola ke ring. Sarana ring basket yang dipakai dengan memanfaatkan ember cat bekas yang dipasang pada tembok dengan tiang dari bambu dan tinggi ring 2,6 meter. Sumber: Penelitian Pengembangan 2015 50 Adapun peneliti memodiikasi permainan dengan permainan bolabasket yang sebenarnya dengan sedemikian rupa yaitu sebagai tanggapan atau alasan- alasan siswa yang telah diungkapkan di atas, sehingga mereka menjadi malas dan memiliki hasil belajar yang rendah dalam mengikuti materi bolabasket. Yaitu lapangan dipersempit yaiu 28 m x 15 m menjadi 21 m x 14 m, agar siswa tidak terlalu jauh dalam melakukan gerak, bola yang digunakan menggunakan bolatangan yang karakteristiknya hampir sama persis dengan bolabasket tetapi perbedaanya terletak pada ukurannya yang lebih kecil dan lebih ringan sehingga menjadi lebih mudah dalam melakukan dribbling, passing maupun shooting. Tiang ring yang digunakan lebih rendah yaitu tingginya 2,6 meter, sehingga memperbesar kemungkinan memasukan bola ke ring, serta peraturan dimodifikasi dengan mentiadakan peraturan permainan bolabasket seperti biasanya sehingga lebih sedehana agar membuat siswa aktif bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang gembira dan menyenangkan. 51 BAB III METODE PENGEMBANGAN

3.1 Model Pengembangan