47
c Pos 3 Peraturanya juga harus sesuai dengan praktik pelaksanaanya yakni pemain
harus sudah bisa melewati rintangan permainan pada pos 2 dan syarat perpindahan menuju pos 3. Di pos 3 pemain melakukan gerakan shooting dalam
keadaan berdiri. Semua itu diberi kesempatan sebanyak 5 kali serta semua itu akan dicatat berapa yang masuk dan tidak masuk. Setelah salah satu pemain
sudah selesai melakukan, penjaga di pos itu akan mengamati dan mencatat. Setelah itu siswa melakukan sprint ke pos 1 tidak lebih dari 10 detik.
2.1.6.3 Pelanggaran
1. Pada pos 1, 2 dan 3 tidak boleh menginjak garis pembatas untuk melakukan lemparan.
2. Pada pos 1 kaki tidak boleh menyentuh ban pelangi. 3. Pada pos 2 tidak boleh melakukan passing melebihi jumlah dan waktu yang
ditentukan. 4. Pada pos 3 juga begitu.
5. Peralihan atau perpindahan antar pos harus dilakukan sesuai peraturan yang dilakukan dan dilakukan secepat mungkin pada pos 1 ke pos 2 akan
ada peraturan yang menyebabkan pemain mati, apabila bola lebih cepat berpindah ke pos 2 dari pada pemainnya
6. Pada peralihan pos 2 ke pos 3 maupun dari pos 3 ke pos 1 tidak boleh melebihi batas waktu selama 5 detik dan 10 detik.
2.1.6.4 Penskoran atau Penilaian
Siswa atau pemain akan mendapatkan point atau nilai dari hasil rekapitulasi atau penjumlahan nilai atau point yang didapatnya setiap pos 1,2,3. Tetapi
akan dikurangi point 1 ataupun 3 setiap melakukan pelanggaran baik ringan tidak fatal ataupun yang besar fatal yang tertera di atas.
48
2.2 Kerangka Berpikir
Pendidikan, Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan
aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola
hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan, terpilih dan direncanakan secara sistematis dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Rekreasi merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya
yang diselenggarakan di sekolah, baik dari pendidikan dasar sampai menengah. Berdasarkan kompetensi Penjasorkes saat ini maka perlu adanya
pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang dikembangkan sesuai yaitu pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sehingga siswa
dalam melaksanakan pembelajaran Pennjasorkes tidak antusias dan mengalami kesulitan. Karena dlihat dari karakter siswa Sekolah Menengah Pertama,
permainan bolabasket yang dimainkan dengan aturan permainan standar, ukuran dan tinggi ring atau keranjang dengan ukuran standar tanpa adanya
modifikasi tentunya akan sangat menyulitkan. Selain itu, keberadaan sarana dan prasarana di sekolah yang tidak memadai, sehingga perlu adanya
pengembangan atau modifikasi khususnya olahraga permainan bolabasket agar bisa disesuaikan dengan karakter siswa dan kondisi sekolah.
Modifikasi pembelajaran bolabasket merupakan salah satu upaya yang harus diwujudkan. Model pembelajaraan bolabasket melalui permainan Circuit
Basketball diharapkan mampu membuat siswa menjadi lebih aktif bergerak dalam beragai situasi dan kondisi yang menyenangkan, ketika mengikuti