Penerapan Pembakaran danatau Penenggelaman Kapal Perikanan

peneglolaan perikanan Republik Indonesia. Tidak memiliki Surat ijin. Terdakwa berlaku sopan. Berterus terang dan mengakui kesalahannya sehingga memperlancar jalannya persidangan. Terdakwa belum pernah dihukum.Terdakwa menyesali Perbuatanya dan tidak akan mengulangi lagipenangkapan ikan SIPI. 4. Vietnam No:2176Pid.B2007PN.Jkt. Ut. Pidana denda sebesar Rp. 15.000.000.000 lima belas juta rupiah. Alat bukti berupa 1 satu unit KM. BV 5347 TS, 1 satu unit alat tangkap Purse Seine, 1 satu buah kompas, 1 satu buah GPS Navigator, 1satu buah Radio, 1 satu buah Fish Finder, 1 satu biah Radio SSB, Uang sebesar Rp. 300.000,- tiga ratus ribu rupiah hasil lelang ikan di rampas untuk Negara. Membayar biaya perkara Rp. 5000 lima ribu rupiah. Terdakwa memasuki wilayah pengelolaanperikanan Republik Indonesia. Terdakwa mengoperasikan kapal penangkapan ikan berbendera asing di wilayah pengelolaan perikanan Republik. Indonesia.Tidak memiliki Surat ijin penangkapan ikan SIPI.

C. Penerapan Pembakaran danatau Penenggelaman Kapal Perikanan

Berbendera Asing Yang Melakukan Tindak Pidana Pencurian Ikan Illegal Fishing Dalam melakukan penangkapan ikan, sering terjadi kecurangan. Beberapa diantaranya ialah melakukan pencurian ikan atau illegal fishing. Dengan melakukan pencurian ikan, tentunya dapat menguntungkan pihak pencuri dan merugikan negara Indonesia. Pencurian ikan atau illegal fishing ini sebagaimana yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya merupakan suatu tindak pidana. Tindak pidana pencurian ikan atau illegal fishing ini banyak pula yang dilakukan oleh orang asing atau kapal perikanan berbendera asing. mengatur tindak pidana perikanan ini tentunya harus ada aturan hukumnya, yakni dapat berupa Undang- Undang. Di Indonesia, ketentuan pidana di bidang perikanan diatur secara khusus dalam Undang-Undang Perikanan. Ketentuan pidana tersebut terdapat dalam pasal 84 sampai pasal 104. Berikut ini adalah beberapa ketentuan pidana untuk kapal asing yang melakukan tindakan yang termasuk dalam tindak pidana pencurian ikan atau illegal fishing : 1. Penangkapan ikan yang dengan tidak mempunyai SIPI atau membawa SIPI asli Terdapat dalam pasal 93 ayat 2 dan 4 Undang-Undang Nomor 45 tahun 2007 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan. Dalam pasal 27 ayat 2 dikatakan bahwa setiap orang yang memiliki danatau megnoprasikan kapal penangkap ikan berbendera asing wajib memiliki SIPI , dan sesuai pasal 93 ayat 2 apabila orang yang memiliki danatau mengoprasikan kapal penangkap ika berbendera asing tersebut melakukan penangkapan ikan tetapi tidak memiliki SIPI maka akan dipidana dengan pidana penajra paling lama 6 enam tahun dan denda paling banyak Rp. 20.000.000.000,00 dua puluh miliar rupiah. Kemudian pada Pasal 27 ayat 3 dikatakan bahwa Setiap orang yang mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing di ZEEI harusmembawa SIPI asli, dan sesuai Pasal 93 ayat 4 apabila SIPI asli tidak dibawa maka akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam tahun dan denda paling banyak Rp20.000.000.000,00 dua puluh miliar rupiah. 2. Memalsukan SIUP, SIPI dan SIKPI Pada dasarnya perbuatan pemalsuan suran dalam kategori apa saja dapat dituntut pidana berdasarkan ketentuan Pasal 263 ayat 1 KUHP bagi orang yang memalsukan, sedangkan menurut KUHP juga untuk orang yang menggunakan surat palsu dituntut dengan Pasal 263 ayat 2 dihukum dengan hukuman penjara maksimal 4 tahun. Akan tetapi karena sudah adanya aturan khusus yang mengatur tentang perikanan yakni Undang-undang Perikanan, maka ketentuan pidana untuk pemalsuan SIUP, SIPI dan SIKPI telah diatur dalam Pasal 94 A Undang-Undang Perikanan , yang menyebutkan : “Setiap orang yang memalsukan danatau menggunakan SIUP, SIPI dan SIKPI palsu sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 28 A dipidana dengan pidana penajara paling lama 7 tujuh tahun dan denda paling banyak Rp 3.000.000.000,00 tiga milyar rupiah” Tindak Pidana tersebut ditujukan kepada orang yang memalsukan maupun yang menggunakan SIUP, SIPI, dan SIKPI palsu karena perbuatan itu dilarang oleh ketentuan pasal 28 A UU Perikanan. Untuk dapat mengatakan bahwa SIUP, SIPI dan SIKPI sebagai surat palsu dapat mengacu pada pasal 263 KUHP karena maksud dan tujuannya sama hanya dalam pasal 94A UU Perikanan tanpa mensyaratkan adanya kerugian yang ditimbulkan dan perbuatannya karena merupakan delik formal. 58 3. Nakhoda yang tidak memiliki izin Pelanggaran ketentuan pada pasal 38 Undang-Undang Perikanan dianggap sebagai tindak pidana pelanggaran yang diancam hukuman pidana pada pasal 97 UU Perikanan yang menyatakan : 1 Nakhoda yang mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing yang tidak memiliki izin penangkapan ikan, yang selama berada di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia tidak menyimpan alat penangkapan ikan di dalam palka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat 1, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah. 2 Nakhoda yang mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing yang telah memiliki izin penangkapan ikan dengan 1 satu jenis alat penangkapan ikan tertentu pada bagian tertentu di ZEEI yang membawa alat penangkapan ikan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat 2, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rpl.000.000.000,00 satu miliar rupiah. 3 Nakhoda yang mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing yang telah memiliki izin penangkapan ikan, yang tidak menyimpan alat penangkapan ikan di dalam palka selama berada di luar daerah penangkapan ikan yang diizinkan di wilayah pengelolaan 58 Gatot Suparmono. Opcit. Hal 170 perikanan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat 3, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah. Seluruh ketentuan pidana yang diatur dalam Undang-Undang Perikanan dibuat dengan tujuan untuk menanggulangi pencurian ikan illegal fishing yang dilakukan oleh para pencuri ikan terutama pihak asing. Hukuman yang dijatuhkan kepada orang atau pihak yang melakukan penangkapan ikan yang tidak memenuhi aturan dalam Undang-Undang Perikanan pada umumnya adalah pidana denda. Hal ini sejalan dengan peraturan hukum internasional yang menganjurkan agar negara yang bersangkutan tidak melakukan penahanan terhadap pihak asing yang melakukan pelanggaran dalam menangkap ikan seperti yang tertera dalam Pasal 73 UNCLOS yang menyatakan : “Hukuman Negara pantai yang dijatuhkan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan perikanan di zona ekonomi eksklusif tidak boleh mencakup pengurungan, jika tidak ada perjanjian sebaliknya antara Negara-negara yang bersangkutan, atau setiap bentuk hukuman badan lainnya.” Lebih diutamakannya pidana denda daripada kurunganpenjara sesuai dengan aturan hukum internasional bukan berarti bahwa hukum nasional harus tunduk sepenuhnya pada ketentuan hukum internasional, akan tetapi aturan ini adalah untuk kerjasama antar semua negara yang tergabung dalam UNCLOS untuk menjaga aturan yang terdapat UNCLOS tetap berjalan sebagaimana harusnya. Sekalipun pidana denda dipandang sebagai solusi yang terbaik menurut UNCLOS, akan tetapi pidana denda memiliki kelemahan. Kelemahan dari peraturan tersebut adalah orang yang berada di atas kapal selain nakhoda seperti awak kapal yang melakukan pelanggaran dan kejahatan tidak dapat dipidana penjara sebagai efek jera bagi pelaku. Kemudian selain itu eksekutor kejaksaaan tidak memiliki perangkat hukum, yaitu kewenangan untuk melakukan sita eksekusi. Dengan hanya melakukan pidana denda saja maka terhadap pelakunya tidak dapat dilakukan penahan, risikonya terdakwa dapat melarikan diri sewaktu- waktu dan dapat menyulitkan jalan proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan persidangan dan bahkan dapat mengulangi perbuatan pidana tersebut. Tercatat selama Tahun 2013, Kementrian Kelautan dan Perikanan berhasil memeriksa 3.871 kapal ikan yang diduga melakukan tindak pidana pencurian ikan illegal fishing . Dari jumlah tersebut 68 kapal di-adhoc untuk proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS Perikanan. Kapal ikan yang ditangkap tersebut didominasi oleh Kapal IkanAsing KIA, sebanyak 44 kapal, dan sisanya, 24 kapal merupakan Kapal Ikan Indonesia KII. 59 Ketua Institut Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia IK2MI Laksdya Purn Didik Heru Purnomo mengatakan dalam acara round table discussion bertema Evaluasi Kebijakan Poros Maritim 100 Hari untuk Langkah ke Depan di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis 26 Februari 2015 bahwa setiap tahun hampir 5.400 kapal asing melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia. Adapun, kapal yang tertangkap pemerintah Indonesia pada akhir-akhir ini, merupakan kapal ilegal di negara asalnya. 60 59 Kementrian Kelautan dan Perikanan Angka tersebut http:kkp.go.idindex.phpberitatekan-pencurian- ikan-kkp-gandeng-tni-al?print=pdf diakses tanggal 28 Maret 2015 60 Harian Nasional Republika http:nasional.republika.co.idberitanasionalumum15 0226nkdccc-setiap-tahun-5400-kapal-asing-mencuri-ikan-di-indonesia bukanlah angka yang sedikit, melainkan angka yang patut untuk diperhitungkan. Oleh karena itu selain terdapat ketentuan pidana yang mengatur tindak pidana pencurian ikan, dalam Undang-Undang Perikanan juga terdapat suatu tindakan khusus yang dapat dilakukan terhadapat kapal perikanan berbendera asing. Tindakan khusus tersebut sebagaimana diatur dalam pasal Pasal 69 ayat 4 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 2004 tentang Perikanan. Pasal 69 ayat 4 berbunyi : “Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 penyidik danatau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran danatau penenggelaman kapal perikanan yang berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup”. Penjelasan Pasal 69 ayat 4 menyatakan, yang dimaksud dengan “bukti permulaan yang cukup” adalah bukti permulaan untuk menduga adanya tindak pidana di bidang perikanan oleh kapal perikanan berbendera asing, misalnya kapal perikanan berbendera asing tidak memiliki SIPI dan SIKPI, serta nyata-nyata menangkap danatau mengangkut ikan ketika memasuki wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia. Selanjutnya, Pasal 69 ayat 4 memberi penjelasan tentang tindak pidana perikanan berupa kapal perikanan berbendera asing tidak memiliki SIPI dan SIKPI. Hal ini melanggar ketentuan tindak pidana Pasal 93 ayat 2 jo Pasal 27 ayat 2 jo Pasal 94 jo Pasal 28 ayat 1 UU Perikanan. Dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 enam tahun dan denda paling banyak Rp. 20.000.000.000,00 dua puluh miliar rupiah. Selain sesuai dengan Undang-Undang Perikanan, pada pembekalan Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan ke-51 dan ke-52 Lembaga Ketahanan Nasional Lemhanas 2014 di Istana Negara, Jakarta, Selasa 18 November 2014, Presiden Republik Indonsia Joko Widodo menegaskan kembali agar Tentara Nasional Indonesia dan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti langsung menenggelamkan kapal yang tertangkap melakukan pencurian ikan di laut Indonesia. Langkah ini harus dilakukan untuk membuat jera warga negara asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. 61 Oleh karena itu warga negara asing yang tertangkap melakukan illegal fishing dan dikenakan dakwaan Pasal 69 ayat 4 dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 enam tahun, tetap tidak berlaku. Kecuali Pemerintah Indonesia telah Maka KKP bersama dengan TNI AL saat ini semakin gencar melakukan penenggelaman kapal ikan yang terbukti telah melakukan pelanggaran operasi di wilayah Indonesia. Beberapa pihak yang merasa dirugikan pun melakukan protes di pengadilan, namun prosedur hukum yang mengatur kebijakan tersebut harus tetap dijalankan. Penjelasan diatas mengenai hukum internasional yang tidak setuju dengan penahanan atau pengurungan terhadap pihak yang melakukan pencurian ikan aturan dalam UNCLOS United Nations on the Law of the Sea 1982 yang kemudian disesuaikan dalam UU Perikanan dapat dilihat pada Pasal 102. Pasal 102 mengikuti aturan yang tertera dalam Article 73 clause 3 UNCLOS yang berbunyi : “Coastal State penalties for violations of fisheries laws and regulations in the exclusive economic zone may not include imprisonment, in the absence of agreements to the contrary by the States concerned, or any other form of corporal punishment ”. 61 Surat Kabar Online Batam http:www.batamtoday.comberita50309-Jokowi- Perintahkan-Menteri-Susi-Tenggelamkan-Kapal-Asing-Pencuri-Ikan.html diakses tanggal 28 Maret 2015 melakukan perjanjian bilateral sebelumnya dengan negara bersangkutan. Para nelayan asing itu, hanya dapat dikenakan pidana denda paling banyak Rp. 20.000.000.000,00 dua puluh miliar rupiah. Selebihnya manusianya dideportasi. Selain Indonesia, pada 15 Juni 2008, Otoritas keamanan Australia membakar sebuah kapal nelayan Indonesia asal Merauke setelah tertangkap tangan sedang menangkap ikan kakap di perairan laut Arafura. Kapal ‘Ramlan-07 ′ dengan enam orang awak ini dianggap sudah masuk wilayah Australia. Sebelumnya Otoritas keamanan Australia telah membakar puluhan kapal nelayan asal Indonesia. Dan 253 nelayan ditahan otoritas Australia di Pusat Penahanan Darwin. Menteri Kehakiman Australia, David Johnston, mengatakan operasi tersebut menunjukkan hasil usaha pemerintahnya dalam menghadapi pencurian ikan. Jika para nahkoda enam kapal ikan Indonesia itu terbukti mencari ikan secara ilegal, mereka dan pemilik kapal kehilangan enam kapal sebab Australia memiliki kebijakan membakar kapal-kapal nelayan asing jika para pemilik tidak bersedia membayar denda. Dengan adanya kejadian tersebut maka praktik penenggelaman atau pembakaran kapal ikan asing bukanlah hal baru. Karena hukum yang memberlakukan sudah lama dibuat dan disahkan dan sehingga aparat yang bertugas KKP bersama TNI AL pun sudah seharusnya melaksanakan kewajiban tersebut demi mencegah IUU Fishing yang dapat merugikan Negara. 62 62 Situs Kementrian Kelautan dan Perikanan Berikut ini merupakan beberapa contoh peneggelaman dan atau pembakaran kapal berbendera asing yang dilakukan di Indonesia, yakni : http:pusluh.kkp.go.idindex.phparsip c1726PROSEDUR-HUKUM-PENENGGELAMAN-KAPAL-YANG-TERBUKTI- MELAKUKAN-PELANGGARAN-OPERASI-DI-WILAYAH-INDONESIA?category_id=1 1. BBC Indonesia, Angkatan Laut RI menenggelamkan tiga kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia, pada Jumat tanggal 5 Desember 2014 di kawasan Tarempa, Kepulauan Riau. Kapal-kapal kosong itu dimuati bahan peledak lebih dahulu, dan dua kapal AL kemudian menembaknya dari kejauhan. Ini merupakan penenggelaman pertama sejak Presiden Jokowi beberapa pekan lalu mewacanakan langkah yang dipandangnya akan lebih efektif dan memberi efek jera itu. Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan, kapal- kapal itu ditangkap sudah sejak sebulan yang lalu. Tiga ton ikan disita dari kapal itu dan 33 pelautnya ditahan. “Ketiga kapal itu tidak memiliki izin, tidak dilengkapi surat. Setelah melalui proses hukum, pengadilan memutuskan bahwa kapal harus dimusnahkan dan awaknya dideportasi ke negara mereka,” kata kapuspen TNI, Mayor Jenderal Fuad Basya. Setelah dilakukan penyelidikan, ketiganya adalah kapal Vietnam. Penenggelaman kapal asing yang menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia, katanya akan terus dilakukan. Bahkan, dia menargetkan penenggelaman selanjutnya bakal terjadi di perairan dekat Pontianak dan Laut Aru. Jumlah tangkapan sebuah kapal asing di perairan kita mencapai 300 ton sampai 600 ton per tahun. Tinggal dihitung kerugian Indonesia. Tongkol harganya US1. Tapi, kan mereka bukan hanya menangkap tongkol, melainkan juga udang, ikan pelagi, kakap merah. Hitungan saya, Indonesia dirugikan US15 miliar sampai US25 miliar,” 63 2. TNI Angkatan Laut AL menenggelamkan dua kapal ikan asal Thailand, berbendera Papua Nugini, di Teluk Ambon. Dua kapal tersebut ditenggelamkan karena melakukan pencurian ikan di Laut Arafura, kedua kapal tersebut ditenggelamkan dengan cara dibakar dan diledakan, Minggu 21122014. Penenggelaman dua kapal ikan asing itu dilakukan setelah Pengadilan Negeri Ambon mengeluarkan penetapan kepada Pangkalan Utama TNI AL Sembilan Ambon, untuk memusnahkan dan menenggelamkan dua kapal tersebut. Dua kapal ikan asal Thailand, bernama KM Centrury Empat, dan KM Century Tujuh. Kedua kapal ini ditenggelamkan dengan cara dibakar setelah itu diledakan Aparat TNI AL, dari Pangkalan Utama TNI AL Sembilan Ambon. Sebuah pesawat TNI AL juga mengawasi penenggelaman dua kapal asing ini. Kedua kapal ini ditenggelamkan di teluk ambon dengan kedalamatan 500 meter, dan berjarak sekitar dua mil dari pusat Kota Ambon. KM Centrury Empat yang ditenggelamkan ini, memiliki bobot 200 Gros Ton GT, sedangkan KM Century Tujuh memiliki bobot 250 GT. Penegelaman dua kapal asing ini dipantau langsung Panglima Komando Armada Kawasan Timur Indonesia, Laksama Muda Arie Sembiring dan sejumlah petinggi TNI dari Mabes TNI AL, Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku, serta Pejabat TNIPolri. 63 Situs Berita Online http:www.bbc.co.ukindonesiaberita_indonesia201412 141205_indonesia_kapal_asing diakses tanggal 29 Maret 2015 Sebelumnya kedua kapal ini ditangkap di Laut Arafura oleh KRI Abdul Halim Perdana Kusuma 355, 7 Desember lalu, karena menangkapan ikan tanpa izin dari pemerintah Indonesia. Kedua kapal ini kemudian digiring ke Pangkalan Utama TNI AL Sembilan Ambon, untuk dilakukan proses hukum. Kedua kapal ini ditenggelamkan karena terbukti mencuri ikan di laut Indonesia. Ia juga menyatakan penenggelaman dua kapal ikan asing ini dilakukan setelah adanya putusan hukum dari Pengadilan Negeri Ambon, yang memberikan izin kepada Pangkalan Utama TNI AL Sembilan Ambon, untuk memusnahkan dan menenggelamkan dua kapal ikan ini sebagai barang bukti hasil sitaan. Di dalam dua kapal tersebut, terdapat 243 ton ikan berbagai jenis hasil curian. Saat ini 243 ton ikan berbagai jenis tersebut, diamankan di Pelabuhan Perikanan Tantui Ambon, untuk dilelang. Sementara 72 orang anak buah kapal dari dua kapal tersebut, yang berkebangsaan Thailand dan Kamboja kini menunggu dideportasi ke negara asalnya. Mereka kini ditahan di Karantina Kantor Imigrasi Ambon. 64 3. Di Anambas, TNI-AL bekerjasama dengan Badan Koordinator Keamanan Laut Bakorkamla menenggelamkan tiga kapal nelayan di perairan Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau. Sebanyak 33 nelayan asing juga ditahan karena dipastikan tidak mengantongi surat izin penangkapan ikan SIPI dan surat izin kapal pengangkutan ikan 64 Situs Berita Online http:news.metrotvnews.comread201412213347232-kapal- asing-pencuri-ikan-ditenggelamkan-di-teluk-ambon diakses tanggal 29 Maret 2015 SIKPI. Sebelum menenggelamkan kapal, petugas dari TNI AL dan Bakorkamla menggiring delapan nelayan pemilik ketiga kapal. Seperti dirilis jonn.com, nelayan itu diminta untuk memeriksa apakah masih ada barang yang harus diselamatkan. Setelah yakin tidak ada barang berharga, ke delapan nelayan itu kembali dibawa menggunakan KRI Barakuda 633 untuk melihat langsung saat kapalnya ditenggelamkan. Tidak lama, tiga kapal muncul, yakni kapal pemerintah KP Ketipas dan KP Napoleon milik Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, serta KM Bintang Laut milik Bakorkamla. Ketiga kapal itu menjadi eksekutor penenggelaman kapal. Dalam beberapa menit, secara bergantian tiga kapal pemerintah itu menembakkan meriam 13,7 mm ke arah kapal pencuri ikan. Tiga kapal pencuri ikan itu terlihat doyong. Selanjutnya, satu tim Komando Pasukan Katak Kopaska TNI-AL meluncur menuju ke tiga kapal pencuri ikan yang telah ditembaki. Mereka memasang dinamit di tiga kapal itu. Sekitar pukul 11.49, ketiga kapal meledak bergantian. Asap hitam mengepul di langit Anambas dan kapal asing bercat biru merah itu mulai tenggelam. Panglima Komando Armada Laut Kawasan Barat Koarmaba TNI-AL Laksamana Muda Widodo menjelaskan, sebenarnya nelayan dengan tiga kapal yang mencuri ikan itu ditangkap pada 2 November lalu sekitar pukul 22.00. “Mereka memang sengaja mencuri ikan,” ujarnya. Menurut Widodo, Penenggelaman kapal tidak bisa langsung dilakukan saat mereka “menguras” ikan di perairan Anambas. Sesuai aturan, harus ada proses pengadilan untuk mereka semua. Ketika pengadilan memutuskan bersalah dan menyita kapal untuk dimusnahkan, baru kemudian dilaksanakan semuanya. “Semua ini telah sesuai Undang- undang perikanan nomor 452009 perubahan UU nomor 312004 tentang perikanan,” terangnya. 65 4. Di Talaud, di tempat berbeda, peneggelaman juga dilakukan Polda Sulut. Tiga kapal ikan Filpina yang melakukan kegiatan pencurian illegal fishing di perairan Sulut. Bertempat di pantai Desa Tule, Kecamatan Melonguane Timur, Kepulauan Talaud, Sulut, pemusnahan ketiga kapal dilakukan dengan cara dibakar. Setelah dibakar, ditenggelamkan ke dasar laut. “Pemusnahan tiga kapal ini atas tindaklanjut instruksi Presiden bagi pelaku illegal fishing di perairan Indonesia,” ฀ kata Kapolda Sulut Brigjen Pol Jimmy Palmer Sinaga. Kapolda mengemukakan saat ditangkap, ketiga kapal telah membawa banyak ikan. Dua kapal masing-masing mencuri 600 kg ikan dan satu kapal mencuri 900 kg ikan. Total ikan yang diambil menjadi 2,1 ton. “Untuk ikan yang dicuri ini, kami melelang atau menjualnya untuk membiayai para tahanan. Mereka harus diberi makan dan nantinya akan dideportasi,” tuturnya. Selain menenggelamkan tiga kapal ikan milik nelayan asing, Polres Sangihe, Sulawesi Utara juga tengah bersiap melakukan pemusnahan satu buah kapal ikan pump boat Filipina. Kapal dengan ukuran 55 gross ton Gt ini tidak memiliki 65 Sistus Berita Online http:beritatrans.com201412066-kapal-asing-ditenggelamkan- name-bond-susi-bond diakses tanggal 30 Maret 2015 surat-surat lengkap. “Pump boat Filipina ini ditangkap Satker Pengawasan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan PSDPK Kabupaten Kepulauan Sangihe, 30 Agustus 2013 lalu, rencananya akan ditenggelamkan,” ฀ kata Kasat Reskrim Polres Sangihe Iptu Edy Kusniady seperti dilansir Manado Post, Sabtu 612. 66 Berdasarkan contoh kasus penenggelaman danatau pembakaran kapal asing yang melakukan pencurian ikan di atas, maka penyebab kapal perikanan berbendera asing yang melakukan pencurian ikan tersebut ditenggelamkan adalah karena tidak memiliki surat izin penangkapan ikan SIPI, tidak memiliki surat izin kapal pengangkutan ikan SIKPI, melakukan penangkapan ikan di wilayah laut Indonesia tanpa ada izin dari Pemerintah Indonesia, menggunakan alat yang tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan, dan aturan lain yang tidak dipenuhi oleh kapal tersebut yang seusai dengan aturan perundang-undangan di Indonesia. Jumlah pencurian ikan yang terjadi tentu menyebabkan kerugian bangsa Indonesia karena pencurian ikan illegal fishing tersebut. Memang telah terdapat seperangkat peraturan yang mengatur tentang beberapa tindakan yang termasuk dalam pencurian ikan illegal fishing akan tetapi Penerapan penenggelaman danatau pembakaran kapal perikanan berbendera asing yang melakukan pencurian ikan juga diperlukan sebagai upaya mengurangi tindak pidana pencurian ikan. Penerapan pembakaran danatau peneggelaman kapal perikanan berbendera asing yang melakukan pencurian ikan ini dapat dikatakan sebagai upaya mengurangi tindak pidana pencurian ikan karena dengan 66 Sistus Berita Online http:beritatrans.com201412066-kapal-asing-ditenggelamkan- name-bond-susi-bond diakses tanggal 30 Maret 2015 menerapkan pembakaran danatau peneggelaman kapal perikanan berbendera asing yang melakukan pencurian ikan tersebut maka kapal yang melakukan pencurian ikan tersebut tidak akan dapat beroperasi lagi karena telah ditenggelamkan danatau dibakar. Dengan tidak beroperasinya kapal yang telah ditenggelamkan danatau dibakar tersebut, secara langsung dapat mengurangi jumlah kapal yang melakukan pencurian ikan di wilayah laut Indonesia dan dapat mengurangi pula jumlah pencurian ikan di wilayah laut Indonesia yang dilakukan oleh kapal perikanan berbendera asing. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan tersebut diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni : 1. Agar dapat melaksanakan efisiensi dan efektivitas penangkapan ikan yang baik dan lancar serta untuk tetap menjaga kelestarian sumberdaya ikan di wilayah laut Indonesia, maka dalam hal pengelolaan dan penangkapan perikanan harus dilakukan Pengawasan oleh Petugas yang disebut Pengawas Perikanan. Pengawasan terhadap kapal perikanan yang melakukan kegiatan pengelolaan dan penangkapan ikan ini diharapkan mampu meningkatkan daya tangkap kapal yang melakukan Penangkapan ikan, karena hal ini dapat membantu para kapal penangkap ikan yang legal untuk tetap mendapatkan bagian tangkapan mereka dengan jumlah yang tepat dan tetap menjamin terjaganya kelestarian sumberdaya kelautan Indonesia. Pengawas perikanan yang terdiri dari PPNS dan Penyidik lain yang ditetapkan oleh Undang-Undang selain dilengkapi dengan Kapal Pengawas Perikanan juga dapat dilengkapi oleh beberapa alat lain dalam mengawas yakni seperti senjata api. Senjata api yang digunakan bukan untuk melakukan hal yang semena-mena, akan tetapi sebagai alat untuk menajga diri dan juga sebagai alat penolong bila pelaku pencurian ikan dianggap melawan atau membahayakan pengawas perikanan. Dan dalam melakukan penangkapan ikan, kapal perikanan baik yang merupakan Kapal Perikanan Indonesia atau Kapal Perikanan berbendera asing pun harus memenuhi segala kewajiban mereka, salah satunya ialah melengkapi segala izin yang harus mereka lengkapi sebelum melakukan pengelolaan ikan di wilayah laut Indonesia. Hal ini dilakukan agar terciptanya masyarakat yang patuh akan hukum yang terdapat di Indonesia dan agar pengelolaan perikanan tetap pada jalurnya. 2. Pencurian ikan illegal fishing tidak terjadi dengan sendirinya, tentu ada faktor-faktor yang menjadi penyebab tindak pidana pencurian illegal fishing itu terjadi, akan tetapi dari beberapa faktor yang ada, faktor yang paling mempengaruhi ialah perkembangan zaman dan kebutuhan pangan akan ikan yang semakin meningkat. Hal ini dirasa penulis sangat mempengaruhi, karena dengan perkembangan zaman pada saat ini manusia banyak menggunakan teknologi yang sebelumnya tidak pernah dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan padahal teknologi tersebut lebih banyak yang membuat kelestarian ikan tidak terjamin dan penggunaan teknologi yang banyak dan bermacam ini dikarenakan orang ingin mengambil dan menangkap ikan sebanyak-banyaknya demi memenuhi kebutuhan akan pangan yakni terutama ikan. Di Indonesia, perbuatan yang merusak dan termasuk tindak pidana pencurian ikan tersebut selain dilakukan oleh kapal perikanan Indonesia sendiri, juga banyak pula dilakukan oleh pihak asing dengan menggunakan kapal perikanan berbendera asing. Untuk menekan jumlah tindak pidana pencurian ikan yang dilakukan oleh kapal berbendera asing, maka dibentuk serangkain peraturan perundang-undangan, salah satunya ialah Undang-Undang Perikanan yakni Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan dan Undang-Undang Nomor 45 tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan. Selain beberapa pidana yang ditetapkan seperti penjara dan denda, terdapat pula penerapan tindakan khusus yang dijelaskan dalam Pasal 69 ayat 4 yakni berupa peneggelaman danatau pembakaran kapal perikanan berbendera asing yang melakukan pencurian ikan. Walaupun penerapannya semakin gencar dilakukan mulai dari akhir tahun 2014 hingga sekarang ini, akan tetapi tidak langsung menurunkan secra drastis jumlah pencurian ikan, akan tetapi lambat laun pasti akan menghasilkan hasil yang baik jika dilakukan dengan tepat dan teratur. B. Saran 1. Pengawas Perikanan selain dengan alat berupa kapal pengawas juga telah dilengkapi dengan senjata api dan peralatan lainnya. Hal ini menandakan bahwa Undang-Undang mendukung pengawas perikanan untuk bekerja lebih giat untuk menekan jumlah pencurian ikan yang terjadi. Diharapkan agar pengawas perikanan dalam melaksanakan tugasnya benar-benar mengerjakannya tanpa melihat siapa orang yang melakukan pelanggaran dan kejahatan terhadap undang-undang yang berlaku di Indonesia. Sehingga setiap kapal perikanan pun tanpa dihukum terlebih dahulu telah lebih dahulu sadar untuk melaksankan kewajibannya terlebih dahulu sebelum menuntut memperoleh haknya 2. Dalam melaksanakan pembakaran danatau pengenggelaman kapal perikanan berbendera asing tidak boleh dilakukan secara asal-asal, syarat ‘bukti permulaan yang cukup’ yang terdapat dalam Undang- undang Perikanan harus diperhatikan dan diterapkan oleh pengawas perikanan dan TNI, sehingga tidak asal dalam melakukan tindakan khusus tersebut. Bila undang-undang telah mengaturnya, harapannya segenap pengawas perikanan yang dipercaya untuk mengerjakan tindakan khusus tersebut benar-benar melaksanaka kewajiban mereka dengan sebaik mungkin sehingga tercipta penegakan hukum yang adil dan benar di Indonesia. Kemudian, atas dasar bunyi Pasal 69 ayat 4 dan kata sambutan dari presiden RI pada pembekalan Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan ke-51 dan ke-52 Lembaga Ketahanan Nasional Lemhanas 2014 di Istana Negara pada tanggal 18 November 2014 supaya penguatan dan semangat kemaritiman dibawah Menteri Susi Pudjiastuti lenih ditingkatkan lagi dengan cara menambah anggaran untuk sektor alat kelengkapan dan peningkatan kesejahteraan personil agar tidak terjadi ketidakjujuran di wilayah laut Indonesia antara kapal perikanan pencuri ikan dan pihak aparat penegak hukum DAFTAR PUSTAKA BUKU Akhmad Solihin, Politik Hukum Kelautan dan Perikanan, Bandung : Nuansa Aulia, 2010. Anjarotni, dkk, Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang Pengadilan Perikanan, Jakarta : Badan Pembinaan HUkum Nasional, 2009. Arif Satria , Pesisir dan Laut untuk Rakyat, Bogor : IPB Press, 2009. Bambang Poernomo, Asas-asas hukum Pidana, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1993. Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996. Dina Sunyowati, Port State Measures dalam Upaya Pencegahan terhadap IUU Fishing di Indonesia-Peran Hukum Dalam Pembangunan Di Indonesia-Liber Amicorum Prof.Dr.Etty R.Agoes,SH.,LLM , Bandung : Remaja Rosdakarya,2013. Frans E. Lidkadja dan Daniel F. Bassic, Hukum Laut dan Undang-Undang Perikanan, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985. Gatot Suparmono, Hukum Acara Pidana dan Hukum Pidana di Bidang Perikanan, Jakarta : Rineka Cipta, 2011. G. Pieter Hoefnagels. The Other Side of Criminology, an Inversion of The Concept of Crime. Holland : Kluwer, Deventer, 1963. Hasim Purba, Hukum Pengangkutan di Laut, Medan : Pustaka Bangsa Press, 2005. H. Djoko Tribawono. Hukum Perikanan Indonesia edisi kedua, Bandung : PT Citra Aditya Bakti,2013 Mahmud Mulyadi. Criminal Policy- Pendekatan Integral Penal Policy dan Non- Penal Policy dalam Penanggulangan Masalah Kejahatan Kekerasan, Medan : Pustaka Bangsa Press, 2008. Melda Kamil Ariadno, Hukum Internasional Hukum Yang Hidup, Jakarta : Media, 2007. Marc Ancel. Social Defence, A modern Approach to Criminal Problems. London : Routledge Kegan Paul , 1965. Prof. Drs. CST Kansil dan Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pidana – Hukum Pidana Untuk Tiap Orang . Jakarta: PT Pradnya Paramita. 2007. Riza Damanik, dkk. Menajala Ikan Terakhir sebuah Fakta di Laut Indonesia, Jakarta : Walhi, 2008, hal, 33.. Sudarto. “Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat.” Bandung: Sinar Baru, 1983. Supriadi dan Alimuddin, Hukum Perikanan di Indonesia, Jakrta : Sinar Grafika, 2011. Syamsumar Dam, Politik Kelautan, Jakarta : Bumi Aksara, 2011. Teguh prasetro, Abdul Halim, Politik Hukum Pidana, Yogyakarta : Pustaka Pelajar , 2005. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Laut bagi Indonesia, Bandung : Sumur Bandung, 1963. PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan Undang-Undang Nomor 45 tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan SKRIPSITESISDISERTASI Bambang Dwi Hartono , “Analisis model vessel monitoring system VMS dalam Pengawasan kapal penangkap ikan di Indonesia”. Disertasi, pascasarjana, IPB, 2007. Marhaeni Ria Siombo, “Pengaruh Metode Penyuluhan dan Motivasi Nelayan terhadap Pengetahuan tentang Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan Eksperimen Pada Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan TPI Muara Angke”, Disertasi, Pascasarjana Hukum Universitas Negeri Jakarta, 2009, Richarunia Wenny Ikhtiari, “Strategi Keamanan Maritim Indonesia dalam Menanggulangi Ancaman Non-traditional Security”, Tesis, Hubungan Internasional, Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011 Wiliater Pratomo. “Tinjauan Kriminologis Terhadap illegal Fishing Yang Terjadi di Kota Makassar Studi Kasus Tahun 2010-2013” , Skripsi , Sarjana, UNHAS 2013. JURNAL Heru Triharyanto, 2014. “Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Awak Kapal Pengawas Perikanan pada Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan PSDKP”. Universitas Terbuka, Vol. 1 No. 1 2014 Tommy Sihotang, Masalah Illegal, Unregulated, Unreported Fishing dan Penanggulangannya Melalui Pengadilan Perikanan, Jurnal Keadilan, Vol. IV No.2 tahun 2006, hal. 58 INTERNET Ardidja, Supardi. 2007. Kapal Penangkap Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. http:www.scribd.comdoc19583983Kapal-Penangkap-Ikan. diaskes tanggal 10 Maret 2015 Bkd.bantulkn.go.id http:campusnancy.blogspot.com201304batas-zona-ekonomi-eksklusif- laut.html diakses tanggal 1 Maret 2015. http:simantap.djpt.kkp.go.idstaticuploadsRENSTRA-SDI202010-2014- BSC.pdf diakses tanggal 1 Maret 2015 http:id.wikiPedia.orgwikiDitjen_Pengawasan_Sumberdaya_Kelautan_dan_ Perikanan diakses tanggal 5 Maret 2015 http:muliana567.blogspot.com201206kapal-Perikanan.html diakses pada tanggal 10 Maret 2014 http:www.dekin.kkp.go.idviewt.php?id=2012012619174613797664942680725 1751459292070 dewan kelautan indonesiadiakses tanggal 18 Maret 2015 Kementrian Kelautan dan Perikanan http:kkp.go.idindex.phpberitatekan- pencurian-ikan-kkp-gandeng-tni-al?print=pdf diakses tanggal 28 Maret 2015 Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kendari, Illegal Fishing, Kejahatan Tradisional yang terlupakan, http:www.p2sdkpkendari.comcetak.php.?id=221 diakses tanggal 20 Maret 2015. Potensi, produksi sumberdaya ikan di perairan laut indonesia dan permasalahannya. Nugraha adisanjaya, Msi hal. 8. http:www.eafm- indonesia.netpublicfilespenelitian5ae09-POTENSI,-PRODUKSI- SUMBERDAYA-IKAN-DI-PERAIRAN-LAUT-INDONESIA-DAN- PERMASALAHANNYA.pdf diakses tanggal 20 Maret 2015 Situs Kementrian Kelautan dan Perikanan http:pusluh.kkp.go.idindex.phparsip c1726PROSEDUR-HUKUM-PENENGGELAMAN-KAPAL-YANG- TERBUKTI-MELAKUKAN-PELANGGARAN-OPERASI-DI-WILAYAH- INDONESIA?category_id=1 Situs Berita Online BBChttp:www.bbc.co.ukindonesiaberita_indonesia 201412 141205_indonesia_kapal_asing diakses tanggal 29 Maret 2015 Situs Berita Online MetroTV News http:news.metrotvnews.com read201412213347232-kapal-asing-pencuri-ikan-ditenggelamkan-di-teluk- ambon diakses tanggal 29 Maret 2015 Sistus Berita Online Trans http:beritatrans.com201412066-kapal-asing- ditenggelamkan-name-bond-susi-bond diakses tanggal 30 Maret 2015 Statistik Kementrian Kelautan dan perikanan. statistik.kkp.go.id diakses tanggal 20 maret 2015 Surat Kabar Nasional Kompas Online. http:nasional.kompas.comread2014 121214000081Penenggelaman.Kapal.Asing diakses tanggal 26 februari 2015 Surat Kabar Batam Online. http:www.batamtoday.comberita50309-Jokowi- Perintahkan-Menteri-Susi-Tenggelamkan-Kapal-Asing-Pencuri-Ikan.html diakses tanggal 26 Februari 2015 Surat Kabar Online Nasional Republika http:nasional.republika.co.idberita nasionalumum150226nkdccc-setiap-tahun-5400-kapal-asing-mencuri-ikan-di- indonesia Wahana Lingkungan Hidup WALHI, Krisis Ikan Indonesia, http:www.walhi.or.idkampanyepela070328_krisis_ikan_li diakses tanggal 18 Maret 2015

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Pembakaran Dan/Atau Penenggelaman Kapal Perikanan Berbendera Asing Sebagai Upaya Mengurangi Tindak Pidana Pencurian Ikan

1 74 113

Analisis Yuridis Terhadap Perjanjian Jual Beli Kapal Berbendera Asing Di Batam

27 227 146

Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penadahan Kendaraan Bermotor Hasil Pencurian Dan Upaya Penerapan / Penegakan Hukumnya (Studi Kasus Di Kepolisian Resort Kota Medan)

4 108 90

Tinjauan Yuridis Peran Polri Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Sebagai Kejahatan Terorganisir Di Wilayah Hukum Polda SUMUT

3 117 71

Fungsionalisasi Hukum Pidana Dalam Tindak Pidana Perikanan (Kasus Pencurian Ikan di Wilayah...

2 52 5

Tinjauan Yuridis Terhadap Upaya Pengembalian Keuangan Negara Atas Tindak Pidana Korupsi Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 6 42

Upaya Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Yang Dilakukan Oleh Anak

3 51 57

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Pembakaran Dan/Atau Penenggelaman Kapal Perikanan Berbendera Asing Sebagai Upaya Mengurangi Tindak Pidana Pencurian Ikan

0 0 23

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Terhadap Perjanjian Jual Beli Kapal Berbendera Asing Di Batam

0 1 27

Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penadahan Kendaraan Bermotor Hasil Pencurian Dan Upaya Penerapan / Penegakan Hukumnya (Studi Kasus Di Kepolisian Resort Kota Medan)

0 2 20