satu sumber pencemar, sehingga dibutuhkan pengolahan limbah yang memadai. Nuriswanto 2007 dalam penelitiannya mengatakan bahwa air limbah industri
tahu memiliki angka Chemical Oxygen Demand COD antara 1940-4800 mgL, Biochemical Oxygen Demand BOD antara 1070-2600 mgL, padatan tidak
larutan antara 2100-3800 mgL dan pH antara 4,5-5,7. Air tersebut dihasilkan dari ±875 Liter per 35 kg bahan baku kedelai.
Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik kompleks yang tinggi terutama protein dan asam-asam amino EMDI-BAPEDAL, 1994
dalam bentuk padatan tersuspensi maupun terlarut BPPT, 1997. Adanya senyawa-senyawa organik tersebut menyebabkan limbah cair tahu mengandung
BOD, COD, TSS yang tinggi BPPT, 1997 yang apabila dibuang keperairan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabkan pencemaran.
2.4. Karakteristik Limbah Cair Industri Tahu
Secara umum karakteristik air buangan dapat digolongkan atas sifat fisika, kimia, dan biologi. Air buangan industri biasanya hanya terdiri dari karakteristik
kimia dan fisika. Parameter yang digunakan untuk menunjukan karakter air buangan industri adalah :
1 Parameter fisika, seperti kekeruhan, suhu, zat padat, bau dan lain-lain.
Parameter kimia dibedakan menjadi : a
Kimia Organik: kandungan organik BOD, COD, TOC, oksigen terlarut DO, minyaklemak, Nitrogen-Total N-Total, dan lain-lain.
b Kimia Anorganik: pH, Ca, Pb, Fe, Cu, Na, Sulfur, H
2
S, dan lain-lain.
Beberapa Karakteristik limbah cair industri tahu yang penting antara lain: 1
Dissolved Oxygen DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosferudara. Semakin banyak jumlah DO
maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
2 Chemical Oxygen Demand COD atau kebutuhan oksigen kimiawi merupakan
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh oksidator misal kalium dikhromat untuk mengoksidasi seluruh material baik organik maupun anorganik yang
terdapat dalam limbah. Jika kandungan senyawa organik dan anorganik cukup besar, maka oksigen terlarut didalam air dapat mencapai nol sehingga
tumbuhan air, ikan-ikan dan hewan air lainnya yang membutuhkan oksigen tidak mungkin hidup.
3 Derajat Keasaman pH air limbah industri tahu sifatnya cenderung asam
BPPT, 1997, pada keadaan asam ini akan terlepas zat-zat yang mudah menguap. Hal ini mengakibatkan limbah cair industri tahu mengeluarkan bau
busuk. 4
Biochemical Oxygen Demand BOD, merupakan parameter untuk menilai jumlah zat organik yang terlarut serta menunjukan jumlah oksigen yang
diperlukan oleh aktivitas mikroorganisme untuk menguraikan atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik. Limbah cair industri
tahu mengandung bahan-bahan organik terlarut yang tinggi.
5 Padatan tersuspensi, yaitu bahan-bahan yang melayang dan tidak larut dalam
air. Padatan tersuspensi sangat berhubungan erat dengan tingkat kekeruhan air, semakin tinggi kandungan bahan tersuspensi, maka air semakin keruh.
6 Padatan terlarut dalam limbah cair terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan
organik yang larut dalam air. Pandia 1995 menambahkan termasuk didalamnya mineral dan garam-garamnya seperti protein, lemak, karbohidrat
dan senyawa turunanya. 7
Kekeruhan turbidity adalah sifat optis dari suatu larutan, yaitu hamburan dan adsorbs cahaya yang melaluinya. Kekeruhan tidak mempunyai hubungan
langsung terhadap berat berbagai bahan yang terdapat pada suspensi karena bentuk dan indeks refraksi dari berbagai partikel mempunyai efek terhadap
penyebaran sinar dan suspensi Hanum, 2002. Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun
2004 tentang baku mutu air limbah industri tahu dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Industri Tahu
No Parameter
Industri Tahu Kadar
Maksimum MgL
Beban Pencemaran Maksimum
KgTon 1.
Temperatur 38 ° C
- 2.
BOD
5
150 3
3. COD
275 5,5
4. TSS
100 2
5. pH
6.0-9,0 6.
Debit Maksimum 20
dm
3
ton kedelai Sumber : Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004.
2.5. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu