Sumber Air Limbah Limbah Cair Industri Tahu

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Air Limbah

Tjokrokusumo 1998 menjelaskan bahwa air limbah diartikan sebagai suatu kejadian masuknya atau dimasukannya benda padat, cair dan gas kedalam air dengan sifat yang dapat berupa endapan atau padatan, padatan tersuspensi, terlarutkoloid, emulsi yang menyebabkan air harus dipisahkan atau dibuang. Air limbah tidak diharapkan dari segi estetika maupun sifatnya yang merugikan, terutama karena kandungan mikroorganisme yang menyebabkan penyakit. Air limbah yang tidak mengalami pengolahan terlebih dahulu akan terakumulasi dan terjadi dekomposisi bahan organik yang menghasilkan bau yang tidak sedap dan banyak mengandung bakteri patogen penyebab penyakit pada manusia.

2.2. Sumber Air Limbah

Kristanto 2002 dan Santoso 2006 menjelaskan sumber air limbah dikelompokan menjadi: Air limbah domestik rumah tangga, air limbah industri, limbah lalu lintas dan rumah sakit, limbah pertambangan. Limbah, sampah, dan kotoran yang berasal dari rumah tangga, perusahaan, dan kendaraan merupakan masalah serius yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kesehatan lingkungan. Pembuangan sampah rumah tangga dibiasakan pada tempat sampah, karena itu tempat sampah seharusnya selalu tersedia di lingkungan rumah tempat tinggal sesuai dengan jenisnya, sampah basah garbage, sampah kering rubbish, dan sisa-sisa industri industrial waste. Selain itu, kebiasaan meludah, buang air kecil dan besar human excreta, air limbah sewage juga harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sarang hewan penyebar penyakit dan bau yang tidak sedap. Yuli, 2010

2.3. Limbah Cair Industri Tahu

Limbah industri tahu terdiri dari dua jenis, yaitu limbah cair dan padat. Dari kedua jenis limbah tersebut, limbah cair merupakan bagian terbesar dan berpotensi mencemari lingkungan. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan bersumber dari cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu pada tahapan proses penggumpalan dan penyaringan. Sumber limbah cair lainnya berasal dari proses sortasi dan pembersihan, pengupasan kulit, pencucian, penyaringan, pencucian peralatan proses dan lantai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu sebanding dengan penggunaan air untuk pemrosesnya. Jumlah kebutuhan air proses dan jumlah limbah cair yang dihasilkan dilaporkan berturut-turut sebesar 45 dan 43,5 liter untuk tiap kilogram bahan baku kacang kedelai. Pada beberapa industri tahu, sebagian kecil dari limbah cair tersebut dimanfaatkan kembali sebagai bahan penggumpal Enrico, 2008. Air yang digunakan dalam proses produksinya ±25 L per 1 Kg bahan baku kedelai. Mengingat kedelai sebagai bahan baku tahu yang mengandung protein 34,9, karbohidrat 34,8, lemak 18,1 dan bahan-bahan nutrisi lainnya. Akibatnya, limbah cair yang dihasilkan dapat mengandung bahan organik yang tinggi. Bahan organik dalam limbah cair merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, limbah cair industri tahu merupakan salah satu sumber pencemar, sehingga dibutuhkan pengolahan limbah yang memadai. Nuriswanto 2007 dalam penelitiannya mengatakan bahwa air limbah industri tahu memiliki angka Chemical Oxygen Demand COD antara 1940-4800 mgL, Biochemical Oxygen Demand BOD antara 1070-2600 mgL, padatan tidak larutan antara 2100-3800 mgL dan pH antara 4,5-5,7. Air tersebut dihasilkan dari ±875 Liter per 35 kg bahan baku kedelai. Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik kompleks yang tinggi terutama protein dan asam-asam amino EMDI-BAPEDAL, 1994 dalam bentuk padatan tersuspensi maupun terlarut BPPT, 1997. Adanya senyawa-senyawa organik tersebut menyebabkan limbah cair tahu mengandung BOD, COD, TSS yang tinggi BPPT, 1997 yang apabila dibuang keperairan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabkan pencemaran.

2.4. Karakteristik Limbah Cair Industri Tahu