minuman bekas karena dengan menggunakan keempat media tersebut mencakup tiga hal yang harus dipahami agar anak mampu
mengklasifikasikan benda, yaitu warna, bentuk, dan ukuran. Anak juga dapat mengumpulkan benda-benda tersebut ke dalam beberapa
kelompok sesuai dengan kemampuan dan pemahamannya.
3. Tujuan Bermain Pembangunan
Sedangkan menurut Latif, dkk 2013: 68 tujuan-tujuan bermain pembangunan secara umum adalah agar anak mempunyai kesempatan :
a. Terlibat dalam berbagai macam pengalaman. b. Menafsirkan kejadian-kejadian dan membangun kembali kejadian-
kejadian tersebut dalam cara-cara yang nyata. c. Menggunakan pendekatan yang berbeda-beda untuk mempresentasikan
benda-bendaide-ide d. Mempresentasikan benda menggunakan bahan dan teknik yang berbeda
e. Mempresentasikan benda menggunakan satu bahan dan satu teknik f. Berinteraksi dengan teman sekelasnya.
Bermain pembangunan melibatkan banyak kegiatan sehingga anak memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan dalam berbagai hal selama kegiatan bermain berlangsung. Hal tersebut dipertegas oleh Wijana 2010: 8.23 yang menyatakan bahwa
bermain pembangunan
memberikan kesempatan
untuk anak
mengembangkan beberapa aspek berikut : a. Keterampilan hubungan teman sebaya
b. Kemampuan berkomunikasi c. Kekuatan dan koordinasi motorik halus dan kasar
d. Konsep matematika e. Kreativitas dan pemikiran simbolik
f. Pengetahuan pemetaan g. Keterampilan fungsi pengelihatan
Fungsi bermain pembangunan dalam bidang matematika mencakup kemampuan anak dalam mengklasifikasi atau mengelompokkan benda
yang merupakan salah satu variabel dalam penelitian ini. Hal ini membuktikan bahawa bermain pembangunan dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam mengklasifikasikan benda shingga dapat diamati hubungan kedua variabel tersebut.
4. Langkah-langkah Bermain Pembangunan
Bermain merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak usia dini. Aspek perkembangan tersebut dapat
dikembangkan hanya apabila kegiatan bermain yang dilakukan anak sesuai dengan langkah-langkah yang seharusnya. Menurut Moeslichatoen 2014:
63 langkah-langkah kegiatan bermain melalui urutan sebagai berikut: a. Kegiatan pra bermain
b. Kegiatan bermain c. Kegiatan penutup
Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan Latif, dkk 2013: 111 format dalam pembelajaran melalui bermain terdiri dari tiga langkah utama, yaitu
tahap pra-bermain, tahap bermain, dan tahap penutup. Atau melalui pijakan main, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan awal main, pijakan
saat main, dan pijakan setelah main.
Penataan lingkungan main adalah kegiatan penataan lingkungan bermain yang dilakukan oleh guru sebelum anak-anak melakukan kegiatan
bermain. Penataan ini disesuaikan dengan tingkatan usia dan jumlah anak yang akan mengikuti kegiatan bermain. Guru atau orang dewasa yang