c. Menjelaskan Makna Kuantitas
Makna maf‟ul muthlaq selanjutnya adalah menjelaskan tentang seberapa
banyak kuantitas perbuatan yang dilakukan oleh pelaku, selain juga sebagai taukid penegas atas apa yang dilakukan oleh pelaku.
Contoh :
ً َ ْ َج َن ْ ِ َ َث ْ ُ ْ ُ ِ ْج َف maka deralah mereka yang menuduh itu
delapan puluh kali dera Qs. An-Nuur 4 ًََْ َنِِْْ ََُُْ saya telah memukulnya dengan dua puluh kali pukulan
Kedua contoh di atas merupakan maf‟ul muthlaq yang menjelaskan
tentang berapa banyak perbuatan itu dilakukan oleh pelaku. Pada contoh kalimat pertama lafazh
َث َ
ِ ْ
َن َج
ْ َ
ً menjelaskan makna kuantitas atau jumlah
perbuatan ج yang harus dilakukan oleh pelaku yaitu delapan puluh kali.
Begitu pula dengan contoh kedua lafazh َنِِْْ menjelaskan makna kuantitas
bahwa perbuatan ََ dilakukan dua puluh kali oleh pelaku.
2. Berdasarkan Dapat dan Tidaknya dijadikan Maf’ul Muthlaq
Menurut Al-Ghulayaini 2005:380 masdhar berdasarkan dapat dan tidaknya dijadikan
maf‟ul muthlaq dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Masdhar Mutasharrif
Mashdar mutasharrif yaitu bentuk maf‟ul muthlaq yang semua bentuk
katanya bisa ditashrif.
b. Masdhar Ghairu Mutasharrif
Masdhar Ghairu Mutasharrif yaitu bentuk maf‟ul muthlaq yang katanya
tidak bisa ditashrif.
Contoh : احبس
3. Berdasarkan Kejelasan Makna
Menurut Al-Ghulayaini 2005: 379 masdhar berdasarkan kejelasan maknanya dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Masdhar Mubham
Masdhar mubham yaitu masdhar yang mempunyai arti yang sama dengan verbanya
fi‟il dan tanpa menambah ataupun mengurangi maknanya. Masdhar tersebut bermakna taukid emphasis.
contoh: ًم َِ ُُْ saya telah berdiri
ََُْ ِ
ًَْ saya telah memukul pencuri dengan pukulan yang
sebenarnya. Atau masdhar tersebut berfungsi sebagai pengganti lafazh dari verbanya
fi‟il . contoh:
َل ً َِْ ًََ
beriman dan jangan mengingkari maknanya adalah ْنِمآ
َلَ َُْْ
, ًَ َطَ ًَْ
saya mendengar dan melaksakan maknanya adalah
َِْطُ َ ََُْ. Perlu diketahui bahwasanya masdhar yang bermakna taukid selamanya
mufrad singular, tidak boleh ditatsniyahkan dual ataupun di jama‟kan plural
sebab kedudukan masdhar di sini seakan-akan verba fi‟il yang diulangi kembali
sebutannya, sedangkan verba fi‟il tidak boleh ditatsniyahkan ataupun
di jama‟kan.
b . Masdhar Mukhtas
Masdhar mukhtas adalah masdhar yang maknanya bertambah atau berkurang dari maknanya. Mashdar tersebut menjelaskan makna kualitas dan
makna kuantitas. Contoh :
masdhar yang menjelaskan makna kualitas. ِءَاَُ ََْ ُِْ saya berjalan seperti berjalannya orang yang berakal dan
Contoh : masdhar yang menjelaskan makna kuantitas.
َََ َْ ِنَََْْ ِ ََُْ saya telah memukul pencuri itu dengan
dua kali pukulan atau beberapa pukulan .
2.2.6.2.2 Amil dalam M
af’ul Muthlaq
Menurut Barakat 200 7:545, amil maf‟ul muthlaq atau yang
menjadikan maf‟ul muthlaq itu dibaca nashab ada tiga yaitu :
1. Fi’il verba
tidak semua fi‟il bisa menjadi maf‟ul muthlaq, untuk dapat menjadi amilnya, fi‟il
tersebut haruslah berupa fi‟il muthasaarif flexibel verb, fi‟il tam complete
verb, dan dapat menjadi amil. Contoh :
َ َ
ْ ُ
ِ َ
َ ِف
َ َ
َ َ
ِ َ
ْ ً
َ ، َ
َ ْ
ُ ُ
َ ْ
ِ ْ
ً ،
َ ْط
َ ْ
َ ْ
ُ َ
َ ُ
ُج ْ
ِ ِ
ِ ْط
ِ ْ
َ ً
ًِْثَ
Saya benar-benar telah meletakkan buku ini di tempat ini, telah merapikannya dengan serapi-rapinya, dan saya merasa tenang akan keberadaannya
Masdhar َ
ْ ً dalam contoh kalimat di atas menjadi penegas makna atas
verba َ
َ , begitu pula masdhar َ
ْ ِ
ْ ً
, menegaskan dan menguatkan makna verba
َ َ
َ , adapun masdhar ِ
ْط ِ
ْ َ
ً menjelaskan tentang kualitas verba
ْط َ
ْ tersebut dilakukan. Semua verba dalam kalimat di atas telah memenuhi
syarat untuk menjadi amil dalam maf‟ul muthlaq karena verba-verba tersebut
mutasharrif, tam dan dapat menjadi amil. Adapun verba
fi‟il yang tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi amil maf‟ul muthlaq adalah sebagai berikut :
a. Fi’il Jamid inert verb