verbanya juga terdapat pada contoh kalimat ke tiga, frasa َنِِْمُْ َََ di
sini dijelaskan bahwa subjek pelaku melakukan suatu perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang mukmin. Keterangan ini berupa frasa idhafah
dimana mudhafnya ber i‟rab nashab akusatif.
Nomina ism ِنَََْْ pada contoh ke empat adalah nomina dual
mutsanna dan menjadi adverbia yang menerangkan tentang kuantitas perbuatan yang dilakukan oleh pelaku. Nomina tersebut ber
i‟rab nashab dengan tanda ya karena ia berupa ism mutsanna dual noun.
2.2.6.2.1 Pembagian Maf’ul Muthlaq
Ditinjau dari beberapa aspek, maf‟ul muthlaq memiliki beberapa
pembagian. Diantara pembagian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan Maknanya
Menurut Nahr 2008:494 maf‟ul muthlaq memiliki tiga makna sekaligus
yaitu:
a. Memberikan Makna Penegas
Maf‟ul muthlaq yang berperan sebagai penegas yang memberikan penekanan dan penguatan pada makna verba
fi‟il atau amilnya yang lain. At- taukid penekanan semacam ini menyerupai at-taukid al lafzhi karena merupakan
pengulangan makna verba yang telah disebutkan sebelumnya Nahr 2008:494. Misalnya kalimat di bawah ini :
ًُُْج ًََْج saya benar-benar telah duduk. َج
َ ْ
ُ ِج
َ ً
saya benar-benar telah berjuang.
Keberadaan masdhar original noun ًُُْج dan
ِج َ
ً dalam kedua
kalimat di atas menjelaskan makna taukid emphasis bagi verba sebelumnya. Keduanya sama-sama memberikan penekanan atau penegasan atau suatu
perbuatan yang dilakukan oleh pelaku, yang dalam hal ini adalah verba ج dan
ج.
b. Menjelaskan Makna Kualitas
Makna lainnya yang dimiliki oleh maf‟ul muthlaq yaitu menjelaskan
kualitas verba atau amil lainnya Nahr 2008:494. Ia memberikan keterangan tentang bagaimana kualitas suatu kejadian atau perbuatan yang dilakukan oleh
pelaku Abbas Hasan 2008:207. Sehingga dapat memberikan gambaran lebih lengkap bagi mukhatab.
Contoh: ِ َْ ِ
ِ َْ َ َنِِْ َِْ َُْ َ saya melihat orang berilmu itu dengan pandangan takjub
ًاََ َْْ َ ً ِ َ
dan kerjakanlah perbuatan baik Maf‟ul muthlaq dalam kedua contoh kalimat di atas menjelaskan makna
kualitas perbuatan yang dilakukan oleh pelaku. Lafazh ِ َْ ِ
ِ َْ َ dalam contoh pertama menjelaskan bagaimana pelaku melakukan perbuatan
ََ َ yaitu
dengan pandangan takjub dan sebagai penegas bahwa pelaku benar-benar melakukan perbuatan tersebut. Begitu pula dengan contoh kedua. Penambahan
sifat ً ِ َ setelah masdhar ًاََ menjelaskan tentang bagaimana kualitas kata
kerja perintah َْْ tersebut harus dilakukan.
c. Menjelaskan Makna Kuantitas
Makna maf‟ul muthlaq selanjutnya adalah menjelaskan tentang seberapa
banyak kuantitas perbuatan yang dilakukan oleh pelaku, selain juga sebagai taukid penegas atas apa yang dilakukan oleh pelaku.
Contoh :
ً َ ْ َج َن ْ ِ َ َث ْ ُ ْ ُ ِ ْج َف maka deralah mereka yang menuduh itu
delapan puluh kali dera Qs. An-Nuur 4 ًََْ َنِِْْ ََُُْ saya telah memukulnya dengan dua puluh kali pukulan
Kedua contoh di atas merupakan maf‟ul muthlaq yang menjelaskan
tentang berapa banyak perbuatan itu dilakukan oleh pelaku. Pada contoh kalimat pertama lafazh
َث َ
ِ ْ
َن َج
ْ َ
ً menjelaskan makna kuantitas atau jumlah
perbuatan ج yang harus dilakukan oleh pelaku yaitu delapan puluh kali.
Begitu pula dengan contoh kedua lafazh َنِِْْ menjelaskan makna kuantitas
bahwa perbuatan ََ dilakukan dua puluh kali oleh pelaku.
2. Berdasarkan Dapat dan Tidaknya dijadikan Maf’ul Muthlaq
Menurut Al-Ghulayaini 2005:380 masdhar berdasarkan dapat dan tidaknya dijadikan
maf‟ul muthlaq dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Masdhar Mutasharrif