24
Dengan adanya perlindungan tenaga kerja wanita Indonesia yang bekerja di luar negeri, akan memberikan rasa aman dan perlindungan
tersendiri bagi para tenaga kerja anita Indonesia. Sehingga hak-hak tenaga kerja wanita Indonesia sepenuhnya dapat terpenuhi.
4. Hak-Hak TKI secara Global
Tujuan para tenaga kerja wanita Indonesia bekerja ke luar negeri tidak lain adalah untuk mencari tambahan penghasilan dalam keluarga.
Tentunya hal itu setelah para tenaga kerja wanita Indonesia bekerja di luar negeri berharap sesuai dengan tujuannya yaitu mendapatkan gaji
yang kemudian akan dikirim kerumah asal. Hak-hak tenaga kerja wanita Indonesia selama bekerja ini merupakan hal yang diharapkan
oleh setiap tenaga kerja Indonesia. Menurut Yuwono 2011: 116-117 menyebutkan tentang jenis,
macam, dan bentuk hak-hak buruh migran yaitu. 1.
Hak anti diskriminasi. 2.
Hak hidup. 3.
Hak bebas dari kekerasan. 4.
Kebebasan untuk berfikir. 5.
Hak berpendapat. 6.
Hak untuk bebas bekerja. 7.
Hak keamanan pribadi dan privasi serta berkomunikasi. 8.
Perlindungan yang baik dalam proses bekerja. 9.
Hak atas perawatan kesehatan. 10.
Hak atas pendidikan berdasarkan persamaan perlakuan dengan. warga Negara dari Negara yang bersangkutan.
11. Hak untuk berlibur.
5. Peran Wanita dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga
Banyak pandangan yang beranggapan peran wanita adalah pekerja rumah tangga reproduksi. Sedangkan pekerjaan laki-laki
adalah pekerjaan yang produktif yang berkaitan dengan pencari nafkah. Namun dalam kenyataan tidak sedikit wanita yang mempunyai peran
dalam pekerjaan yang menghasilkan nafkah. Seperti bidang pertanian, perdagangan kecil, industry kecil maupun sebagai pegawai.
Pergeseran dalam peran pembagian kerja antara wanita dan pria dalam keluarga dan rumah tangga mencerminkan perubahan peran
wanita dalam rumah tangga reproduksi. Semula posisi pekerjaan yang sebagaian besar berada pada suami dalam hal mencari nafkah. Waniat
sekarang pun juga bisa memposisikan sebagai pendamping suami dalam membantu perekonomian keluarga.
Menurut Bambang 2008: 12 menjelaskan bahwa mengenai peran wanita dapat dilihat dari tiga perspektif dalam
kaitannya dengan posisinya di dalam rumah tangga dan partisipan pembangunan atau pekerja pencari nafkah.
a. Peran tradisional peran domestik
Peran ini dimana semua pekerjaan rumah, dari membersihkan rumah, memasak, mencuci, mengasuh anak serta segala hal
yang berkaiatan dengan rumah tangga.
b. Peran transisi
Adalah peran wanita yang juga berperan atau terbiasa bekerja untuk mencari nafkah. Partisipasi wanita dalam mencari
nafkah disebabkan oleh beberapa hal, misal dibidang tenaga kerja wanita dalam memenuhi kebutuhan pokok Semakin
bertambahnya
masalah kehidupan
ekonomi keluarga
mendorong lebih banyak wanita untuk bekerja mencari nafkah. c.
Peran kontemporer Peran kontemporer adalah peran dimana seorang wanita hanya
memiliki peran di luar rumah tangga yaitu sebagai wanita
25
karier. Wanita sebagai wanita karier ini sebgaian besar hidupnya lebih konsen pada pekerjaannya.
Wanita tidak selamanya berperan dalam kehidupan domestik keluarga, melainkan ada peran-peran lainnya. Peran tersebut
diantaranya sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga. Semula pencari nafkah di lakukan suami saja, tetapi wanita juga punya peran
tersendiri untuk membantu dalam kesejahteraan ekonomi keluarga.
H. Orang Tua Tunggal