Kerangka Berpikir PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS SARI KELAPA KECAMATAN CILONGOK

37 bervariasi dan menunjukkan keterbukaan karena jenis penelitiannya adalah kualitatif yang mendeskripsikan secara detail data yang diperoleh pada saat di lapangan. Oleh karena itu, peneliti berminat memperdalam penelitian dengan jenis penelitian kualitatif dengan judul “Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri Gugus Sari Kelapa Kecamatan Cilon gok”.

2.3 Kerangka Berpikir

Kebijakan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan pembangunan nasional, yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan Negara di bidang pendidikan. Negara dan pemerintah memiliki kepentingan terhadap sektor pendidikan dalam rangka membangun sumber daya manusia yang cerdas sebagai aset bangsa untuk menghadapi persaingan nasional maupun global, khususnya dalam membentuk masyarakat madani yang diperlukan dalam kehidupan demokrasi. Bantuan Operasional Sekolah BOS merupakan salah satu bentuk operasional program dari sebuah kebijakan di bidang pendidikan. Pada bulan Juli tahun 2005, pemerintah resmi memprogramkan pemberian Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Latar belakang pemberian dana BOS diawali dengan adanya kebijakan pembangunan pendidikan dalam kurun waktu 2004-2009 yang diprioritaskan pada peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar untuk meningkatkan pelaksanaan wajib belajar lebih berkualitas. Dalam perkembangannya, program BOS mengalami peningkatan biaya satuan dan juga perubahan mekanisme penyaluran sesuai Undang-Undang APBN yang berlaku. Besaran dana BOS mulai tahun 2014 yang diterima oleh sekolah dibedakan mejadi dua kelompok sekolah, 38 yaitu sekolah dengan jumlah peserta didik minimal 80 SDSDLB serta sekolah dengan jumlah peserta didik di bawah 80 SDSDLB. Untuk peraturan BOS tahun anggaran 2015 mengalami perubahan yaitu pada sasaran program dan besar bantuan. Besaran dana BOS mulai tahun 2015 yang diterima oleh sekolah dibedakan mejadi dua kelompok sekolah, yaitu sekolah dengan jumlah peserta didik minimal 60 SDSDLB serta sekolah dengan jumlah peserta didik di bawah 60 SDSDLB. Pada Januari 2015 besaran dana BOS untuk tingkat Sekolah Dasar sederajat naik menjadi Rp 800.000,- dari yang semula Rp 580.000,-. Melihat perkembangan jumlah dana BOS yang meningkat, peraturan yang berubah dan jumlah peserta didik yang selalu meningkat setiap tahunnya maka peneliti tertarik untuk meneliti penggunaan dana BOS dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah. Sekolah yang akan diteliti sejumlah 8 Sekolah Dasar Negeri yang berada dalam Gugus Sari Kelapa Kecamatan Cilongok. Kedelapan sekolah tersebut merupakan sekolah dasar negeri yang menerima dana BOS dan rata-rata jumlah keseluruhan peserta didik tidak terlalu berbeda dan memiliki akreditas sekolah dalam kategori baik. Peneliti ingin memberikan gambaran kongkret mengenai penggunaan dana BOS dalam RKAS di kedelapan sekolah tersebut, mulai dari penyusunan RKAS, pihak yang terkait dalam penyusunan RKAS, bagaimana dana BOS digunakan dalam RKAS serta hambatan yang dihadapi sekolah dalam menjalankan program BOS di sekolah. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui sumber dana yang diterima sekolah selain dari dana BOS, dan ada tidaknya bantuan yang diterima sekolah dari masyarakat ataupun orangtua peserta didik. 39 Pengamat an Penyusunan RKAS Hambatan dalam menjalankan program BOS Kesesuaian antara RKAS dan penggunaan dana BOS Kesimpulan Pengamatan Keterlibatan Dewan guru dan Komite dalam penyusunan RKAS Penggunaan Dana BOS Peneliti memandang perlu adanya pengamatan mengenai penggunaan dana BOS dalam penyusunan RKAS. Berikut kerangka berpikir dalam penelitian ini. Gambar 2.1. Kerangka Berpikir 40 BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan duraikan tentang jenis dan desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, data, sumber data dan teknik pengumpulan data, validitas dan keabsahan data, serta teknik analisis data.

3.1 Jenis dan Desain Penelitian