50
Menyikapi hal tersebut adalah melalui pendidikan multikultural agar sikap nasionalisme sikap toleransi dan simpati berkembang dalam
diri anak dalam menghadapi negara yang multikultural. Pendidikan multikultural memfokuskan pada perjuangan untuk mengembangkan
pendekatan dan model pendidikan dan pembelajaran baru yang dibangun dengan landasan keadilan sosial, pemikiran kritis dan
persamaan kesempatan. Pendekatan Sosiokultural digunakan terhadap institusi pendidikan dalam konteks dimensi global dan sosial yang
menyangkut kekuasaan, privilese dan ekonomi. Salim, 2006:22. Multikultularisme sangat dekat dengan akulturasi dan asimilasi,
sehingga dalam proses asimilasi ini perlu diadakan suatu pendidikan yang mumpuni sehingga antar etnik saling berbaur dan berintegrasi.
Akulturasi dan asimilasi merupakan sebuah proses yang diharapkan untuk menghindari konflik horizontal dalam masyarakat Indonesia.
Keadaan sosial banngsa Indonesia yang majemuk sangat dibutuhkan penanganan khusus agar setiap bangsa, etnis, agama dan antar golongan
menjadi dan merasa sebagai bagian dari negara Indonesia maka dibutuhkan pihak-pihak dari berbagi pihak untuk mewujudkan Integrasi
bangsa termasuk Sejarah Nasional Indonesia.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan topik penelitian yang diteliti oleh peneliti adalah.
51
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yusfirlana Nuri Ma’rifah pada tahun
2104, Mahasiswi Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya dalam penelitiannya yang berjudul Orientasi Politik Politisi
Etnis China di Kota Surabaya Pada Pemilu 2004 dan 2009. Hasil Penelitian Menjelaskan bahwa Etnis Tionghoa memiliki idealisme yang
sangat kuat dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap suatu partai politik. Bahkan ketika diberi kesempatan Etnis Tionghoa tidak segan-
segan mengeluarkan banyak modal demi menunjukkan eksistensi dan kualitas mereka sebagai bangsa minoritas. Idealisme yang merekaikuti
adalah sebuah wadah yang mewadahi seluruh bagian dari rakyat Indonesia. Artinya yang memperjuangkan seluruh kaum bukan hanya
kaum tertentu saja Partai Nasionalis. Kaum Etnis Tionghoa sebagai kaum minoritas memandang penyamarataan dan keadilan sosial bagi
bangsa minoritas. Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti
lakukan adalah membahas mengenai etnis tionghoa dalam bidang politik, bedanya dengan penelitian sebelumnya adalah fokus
penelitiannya, fokus penelitian sebelumnya adalah Orientasi sedangkan fokus yang akan dilakukan peneliti adalah mengenai Persepsi. Metode
yang digunakan pada dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berdasarkan teknik pengumpulan data
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi
52
2. Isti Mur’fia pada tahun 2014, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas DiponegoroUNDIP. dalam penelitiannya yang berjudul Negosiasi Identitas Kultural
Tionghoa Muslim dan Kelompok Etnisnya dalam Interaksi Antar Budaya. Hasil Penelitian Menjelaskan bahwa dalam hal kebudayaan dan
sejarah, etnis tionghoa muslim masih berpegang pada kebudayaan leluhurnya sehingga mereka sangat menghormati sejarah leluhurnya. Hal
tersebut juga beralasan sebab secara turun temurun etnis tionghoa menjaga dan melestarikan kebudayaan mereka sendiri, etnis tionghoa
sangat menghormati sejarahnya maka meskipun sudah memeluk agama Islam namun masih menjalankan kebudayaan Taoisme-nya sebagai
wujud menghormati dan melestarikan sejarah leluhurnya. Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti
lakukan adalah membahas Mengenai Etnis Tionghoa dalam bidang budaya, bedanya adalah penelitian sebelumnya adalah fokus penelitian
sebelumnya adalah Sikap sedangkan fokus yang akan dilakukan peneliti adalah mengenai Persepsi. Metode yang digunakan pada dalam
penelitian sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Yessica Loviana Ong Mia Farao Karsono pada tahun 2013, mahasiswi Program Studi Sastra Tionghoa,
Universitas Kristen Petra Surabaya. Penelitiannya berjudul Pandangan
53
Etnis Tionghoa Surabaya terhadap Budaya Penggunaan Arak. Latar Belakang penelitian ini adalah sejarah panjang penggunaan arak bagi
pengobatan etnis tionghoa yang kini di salah gunakan menjadi minuman yang memabukkan. Selain itu, mayoritas Penduduk Indonesia adalah
Muslim maka Arak yang notabene sebagai minuman khas saat pesta bagi etnis tionghoa tidak mungkin dilakukan di Indonesia. Budaya
Indonesia dan Tionghoa berbeda sehingga peneliti Ingin meneliti bagaimana pendapat etnis tionghoa mengenai budaya penggunaan arak
tersebut. Hasil Penelitian mengungkapkan bahwa dalam agama manapun
meminum arak yang berlebihan itu dilarang mayoritas penduduk Indonesia beragama sehingga etnis tionghoa yang mayoritas beragama
buddha dan konghucu juga menolak penggunaan arak. Akan tetapi penggunaan arak sudah menjadi tradisi saat pesta pernikahan dan lain-
lain sehingga budaya tersebut sulit untuk dipisahkan. Responden laki- laki menilai boleh meminum asalkan tidak berlebihan. Untuk perayaan
boleh meminum akan tetapi sebagai wujud penghormatan tidak perlu yang berlebihan.
Metode Penelitian yang digunakan adalah Pendekatan Kualitatif yang dijabarkan secara deskriptif, Proses Pengambilan Sampleadalah
melalui Purposive Sampling, Sumber Data Penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu yakni beretnis tionghoa dan mengetahui tentang
budaya meminum arak.
54
Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti lakukan adalah membahas Mengenai Etnis Tionghoa akan tetapi
dengan obyek yang berbeda, obyek penelitian sebelumnya adalah mengenai budaya minum arak sedangkan yang dilakukan peneliti
adalah mengenai Penulisan Sejarah Nasional Indonesia. Perbedaan yang lain adalah fokus penelitian sebelumnya adalah mengenai Pandangan
sedangkan fokus yang akan dilakukan peneliti adalah mengenai Persepsi. Metode yang digunakan pada dalam penelitian sama-sama
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi
D. Kerangka Berfikir