92
4.2.3 Pengaruh LDR terhadap ROA
Dari persamaan diketahui besarnya koefisien LDR sebesar 0,022. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan yang positif antara LDR dan ROA.
Dari keterangan di atas dapat diketahui adanya hubungan yang positif antara variabel LDR dan ROA. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
dalam bab II, bahwa tingginya rasio LDR menunjukkan rendahnya likuiditas dan rendahnya likuiditas akan menyebabkan laba meningkat Dendawijaya,2003:118.
Sebaliknya rendahnya rasio LDR menunjukkan tingginya likuiditas dan menyebabkan laba menurun.
Tingginya rasio LDR mengindikasikan bahwa dana deposito dari masyarakat yang tertanam dalam pinjaman semakin besar. Dengan semakin
besarnya penanaman kredit maka dalam kondisi yang normal akan menyebabkan laba yang meningkat. Laba ini berasal dari penerimaan bunga pinjaman dari kredit
yang disalurkan. Tetapi jika bank mengurangi jumlah kredit yang telah dikucurkan mengubah aktiva kredit menjadi aktiva yang kurang produktif, maka
kemampuan bank untuk menghasilkan penghasilan terutama penghasilan yang berasal dari bunga pinjaman akan turun. Penurunan ini akan berakibat
menurunnya ROA. Tingkat LDR yang tinggi akan menaikkan profitabilitas ROA. Hal ini
dikarenakan tingginya rasio LDR yang berarti bahwa kredit yang diberikan terlalu besar dibanding dana yang tersimpan di bank, sehingga likuiditas menjadi rendah.
Dengan demikian terdapat risiko tidak tersedianya aktiva likuid untuk memenuhi kewajiban segera kepada nasabah karena dana untuk menjamin simpanan para
93
deposan digunakan untuk membiayai kredit. Dengan kondisi demikian akan mengurangi kepercayaan masyarakat pada bank, yang dapat menyebabkan
ditariknya dana secara besar-besaran oleh para nasabah, sehingga profitabilitas turun.
Adanya krisis moneter berkepanjangan juga akan berdampak pada dunia perbankan, dan dampak tersebut terasa sampai tahun pengamatan. Akibat krisis,
tingkat pendapatan masyarakat menurun sehingga banyak terjadi kredit macet. Akibatnya bagi bank-bank yang memiliki nilai LDR tinggi akan menderita
kerugian lebih besar dibandingkan dengan bank yang memiliki LDR rendah. Semakin besar nilai kredit dari suatu bank yang mengalami kemacetan, telah
mengakibatkan rendahnya pendapatan bersih dari bank tersebut sehingga laba mengalami penurunan.
Terjadinya kredit bermasalah juga disebabkan karena 1 nasabah menyalahgunakan kredit, 2 debitur tidak dapat mengembalikan pinjaman karena
pendapatannya menurun sebagai akibat dari menurunnya kegiatan usaha, 3 dari pihak bank sendiri terdapat kelemahan dalam pembinaan dan monitoring kredit.
Selain itu juga kelemahan analisis pejabat kredit sejak awal proses pemberian kredit, sehingga debitur yang diharapkan dapat membayar pinjaman dengan lancar
ternyata sebaliknya. Dengan demikian maka LDR yang tinggi yang seharusnya dapat menaikkan profitabilitas, karena alasan-alasan tersebut menjadikan
profitabilitas ROA cenderung menurun. Kesalahan dalam pengucuran juga kredit dapat terjadi jika pengucuran
kredit tidak memperhatikan prinsip 5C, pengucuran kredit yang lebih bersifat
94
relasi, pengucuran kredit karena unsur politik, dan pengucuran kredit yang berdasarkan prinsip “kerja sama” antara manajemen bank dengan debitur dalam
rangka kepentingan pribadi masing-masing. Kesalahan dalam pengucuran kredit akan mengakibatkan semakin besar risiko-risiko kredit, seperti tertundanya
pembayaran kredit yang telah jatuh tempo dan kredit macet. Adanya risiko-risiko kredit ini tidak akan menghasilkan cash flow yang berasal dari kredit, sehingga
akan mempengaruhi laba bank sehingga laba bank akan mengalami penurunan. Besarnya kontribusi LDR secara parsial terhadap besar kecilnya
profitabilitas adalah sebesar 6,55. Hubungan LDR terhadap laba melalui besarnya kredit yang disalurkan kepada masyarakat. Besarnya kredit yang
disalurkan akan mempengaruhi besarnya laba yang nantinya akan diterima oleh bank karena salah satu sumber pendapatan bank adalah bunga dari kredit yang
disalurkan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sodikin
2002. Dalam penelitiannya menyebutkan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap profitabilitas, ini ditunjukkan dengan tinggi rendahnya tingkat LDR akan
langsung mempengaruhi tinggi rendahnya profitabilitas, yaitu LDR yang tinggi dalam hal ini tidak melebihi batas yang ditentukan maka akan menaikkan
profitabilitas yang berasal dari pendapatan bunga kredit. Hal ini akan menunjukkan pentingnya menjaga tingkat likuiditas dalam meningkatkan
profitabilitas bank. Tetapi hasil penelitian ini berbeda hasilnya dengan penelitian Enderayanti
2005. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap
95
profitabilitas. Hal ini terjadi karena semakin besarnya LDR atau semakin besarnya nilai kredit akan menyebabkan tingginya risiko kredit. Dan apabila kredit yang
disalurkan bermasalah atau mengalami kegagalan Non Performing LoanNPL maka bank akan mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana yang dititipkan
oleh masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan laba bersih.
4.2.4 Pengaruh BOPO terhadap ROA