‘Amal al-Mashdar Ragam bentuk, makna, dan aplikasi mashdar dalam Bahasa Arab

14 ددددْصوَ،ةددديدأَجَءادددددَ،مادددهوأَجَمدددْهوَ،لاوددددقأَجَلودددقَ،ةطدددشنأَجَطاددددشنَ،مودددلَجَمدددلَ،بودددديغَجَبدددْيغَ،ةبردددشأ َجَف .فاصوأ

G. ‘Amal al-Mashdar

Mashdar , baik nakirah indefinitive maupun ma‘rifah definitive, itu beramal mempunyai fungsi gramatikal sebagaimana ‗amal fi‗ilnya, baik transitif muta‘ddi maupun intransitif lâzim. Jika fiilnya itu transitif m uta‘addi, maka fungsi gramati- kalnya juga transitif, yakni mempunyai fâ ‘il dan maf‘ûl. Mashdar dapat beramal dengan beberapa syarat 32 . Pertama, mashdar dapat ditempati atau diganti dengan لدعفَ+ََةيرددصماَُْنأ sementara kala menunjukkan masa lampau maupun masa mendatang, seperti: ََندمَُتدم سدمأَاددممَكدماك. Kalimat ini dapat dirubah menjadi: سدمأَهدتملكَنأَندمَتدم . Contoh lainnya: اددغَتدراَكُعْدعدُصَ ردسي dan diganti dengan: اددغَتدراَ عدصتَنأَ ردسي . Mashdar dapat ditempati atau diganti dengan لددعفَ+ََةيردددصماَُاددم sementara kala menunjukkan masa kini sekarang, seperti: نآاَميتيلاَكماعطإَي همي dapat diganti menjadi: نآاَميتيلاَكمعطتَامَي همي. Kedua, mashdar tidak di-tashgîr dibentuk menjadi wazan tertentu yang bermakna kecil, mini. Karena itu, penggunaan mashdar mushaghghar tidak diperbolehkan, seperti dalam kalimat: نآاَاديلَكدميلكَيدم أ. Ketiga , mashdar tidak dapat diganti dengan dhamîr kata ganti, seperti: يدمقَردمعبَودهوٌَندسحَددلااَيروردم. Dhamîr َوده dalam kalimat tersebut tidak dapat menggantikan mashdar sebelumnya . Keempat, mashdar tidak dibatasi oleh tâ ’ al-wahdah yang menunjukkan makna tunggal, sekali dan karena itu, kalimat berikut dianggap tidak benar: كادخأَكتبرضَيتءاس. Kelima, mashdar tidak disifati sebelum beramal, maka kalimat berikut dianggap tidak benar: كدَعباَدديُاَكدماكَ ّردس . Keenam, mashdar tidak dipisahkan dari ma‘mûl-nya dengan kata tertentu, seperti: كاددخأَنترددمَكددماركإَيددم أ . Ketujuh, mashdar yang beramal harus mendahului ma‘mûl-nya. Karena itu, kalimat berikut tidak dianggap benar: ددلاخَماردكإَاددممَيدم أ . Hal ini berlaku untuk mashdar yang dapat ditempati oleh لدعفَ+ََةيرددصماَُْنأ. Jika mashdar itu menempati posisi amr perintah, seperti: َر ادفلاَابردض , maka ma‘mûl-nya boleh didahulukan, sehingga menjadi: ََر ادفلا َ ابردض , dalam makna : َر افلاَْبرضا atau ْبرضاََر افلا. Mashdar yang beramal dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1 mashdar dalam posisi mudhâf, 2 mashdar yang disertai al, dan 3 mashdar yang tidak mudhâf dan tidak 32 ‗Abd al-Ghanî al-Daqar, Mu’jam al-Qawâ’id al-‘Arabiyyah fi al-Nahwî wa al-Tashrîf wa Dzuyyila bi al- Imlâ’, Damaskus: Dâr al-Qalam, 2001, Cet. III, h. 469. 15 disertai al. Mashdar mudhâf yang beramal itu ada lima: a mudhâf kepada fâ ‘il-nya lalu disusul dengan maf‘ûl bih obyeknya, seperti: َ..َضرأاَتددسفلَ عمدبَمهدرعبَسادعلاَِهاَ دفدَاودلو َ:ةرقملاُ 151 َ ; b mudhâf kepada maf‘ûl bih-nya, seperti: َهديلإَ،اطتدساَنمَ ِتيملاَجحَساعلاَىلَهو َ:نارددمَددلآَُايمدس 77 َ ; c mudhâf kepada fâ ’il, tetapi maf‘ûl bih-nya tidak disebutkan, seperti: َ:ةددبوتلاَُ... ادديإَاهدددوَةدددومَنددَاإَهدديبأَميهارددبإَرافغتددساَناددكَاددمو 331 َ ; d mudhâf kepada maf‘ûl bih-nya, tetapi fâ’il-nya tidak disebutkan, seperti: َا َ...ِتددراَِءادددَنددمَناددسنإاَمئدسي :تلدصفُ 94 َ Pengertian ayat ini adalah: ..َتدراَهدئادَندمَ... ; dan e mudhâf kepada zharf 33 , seperti: مهءاملَُساعلاَةعمُاَِمويَُراظتناَ ّرس . Sementara itu, mashdar beramal yang didahului al ُا َََددل sangat sedikit menurut riwayat simâ ‘î dan lemah menurut qiyâs, karena dengan didahuluinya al posisi-nya menjadi semakin tidak mirip dengan fi‘l, seperti syair berikut: َلاد َاَ َءاددأَِةدياكعلاَفيعدض لد أاَيدخاريَُراردفلا. Adapun mashdar beramal yang tidak dalam posisi mudhâf dan juga tidak didahului al lebih dianologikan di-qias-kan dengan amal mashdar itu ketika mudhâf, karena menyerupai fi‘l ketika dinakirahkan, seperti: َةدبرقمَاذَادميتيَ،ةمغدسمَيذَموديَيٌَمادعطإَوأ َ:دلملاُ 19 - 15 َ

H. Fungsi, Makna, dan Aplikasi Mashdar dalam Struktur Kalimat