Sumberdaya Ikan Kerapu TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumberdaya Ikan Kerapu

Ikan kerapu termasuk dalam famili Serranidae, subfamili Epinephelinae dan dikenal dengan istilah “grouper” Heemstra dan Randall 1993; Tucker 1999. Ikan kerapu terdiri dari 15 genus dan mencakup 159 spesies. Kelima belas genus ikan kerapu tersebut adalah Aethalperca, Alphestes, Anyperodon, Cephalopholis, Cromileptes, Dermatolepis, Epinephelus, Gonioplectrus, Gracila, Mycteroperca, Paranthias, Plectropomus, Saloptia, Triso dan Variola Heemstra dan Randall 1993. Sedangkan menurut Tucker 1999, ikan kerapu terdiri dari 14 genus dan mencakup setidaknya setengah dari 449 spesies famili Serranidae. Menurut Heemstra dan Randall 1993, ikan kerapu dapat diidentifikasi berdasarkan pola pewarnaannya, ciri morfologis termasuk bentuk tubuh, konfigurasi dan ukuran sirip, bentuk dan ukuran relatif dari kepala dan beberapa bagian kepala dan tubuh, serta jumlah jari-jari sirip, gurat sisik dan gill raker. Kecuali untuk beberapa jenis ikan kerapu dewasa dengan ukuran besar, pola pewarnaan kebanyakan ikan kerapu biasanya cukup untuk membedakan spesies tertentu. Ikan kerapu yang hidup di perairan dalam biasanya memiliki pola pewarnaan yang lebih kemerahan dibanning spesies yang tertangkap di perairan dangkal. Ikan kerapu sangat berkaitan dengan dasar perairan dan ditemukan pada seluruh perairan tropis dan subtropis yang hangat Heemstra dan Randalll 1993. Kebanyakan ditemukan pada perairan berkarang Heemstra dan Randall 1993; Sluka et al. 2001 namun beberapa spesies dapat ditemukan di daerah estuaria atau karang berbatu Heemstra dan Randall 1993; Tucker 1999. Secara umum, ikan kerapu sangat terkait dengan dasar perairan yang keras berbatu, kendati juvenil ikan ini ditemukan pada area padang lamun dan yang dewasa dari beberapa spesies lebih menyukai areal berpasir. Beberapa spesies dapat ditemukan pada kedalaman 100 hingga 200 m terkadang ditemukan pada kedalaman 500 m, namun kebanyakan hidup pada kedalaman kurang dari 100 m dan juvenil sering ditemukan pada perairan yang sangat dangkal. Ikan kerapu hidup secara soliter dan menetap pada karang tertentu dalam waktu yang lama 6 Heemstra dan Randall 1993. Menurut Kuiter 1996, ikan kerapu dewasa biasanya dapat ditemukan pada lereng-lereng karang yang memiliki celah atau gua-gua yang besar. Ikan kerapu biasanya hidup soliter atau dalam kelompok yang kecil Yearsley et al. 1999. Gambar 1. Klasifikasi ikan kerapu Heemstra dan Randall 1993 Menurut Tucker 1999, juvenil dan ikan kerapu dewasa hidup di perairan pesisir dan estuaria, tapi sebagian lebih menyukai perairan yang jernih di areal terumbu karang. Telurnya tunggal, non adhesive dan mengapung pada salinitas normal. Larva dari beberapa spesies menghabiskan beberapa minggu pertamanya 7 sebagai plankton oseanik. Ketika menjadi juvenil, ikan kerapu menetap di perairan dangkal untuk mencari tempat berlindung. Pada saat ukurannya bertambah panjang, ikan kerapu bergerak ke perairan yang lebih dalam namun kebanyakan tetap tinggal di wilayah dekat gua tempat berlindungnya. Sebagai predator utama di ekosistem terumbu karang, kebanyakan ikan kerapu memakan sejumlah jenis ikan, crustacea yang besar dan chepalopoda Heemstra dan Randall 1993. Menurut Tucker 1999, larva kerapu di alam awalnya memakan copepoda dan zooplankton kecil, kemudian memakan crustacea yang lebih besar seperti amphipoda dan udang mysid. Selanjutnya, makanan utama juvenil ikan kerapu adalah ikan, kepiting, udang-udangan, lobster dan moluska. Heemstra dan Randall 1993 menyatakan bahwa sebagian besar ikan kerapu adalah ambush predator predator dengan menjebak mangsanya, yang bersembunyi di antara karang dan bebatuan hingga ikan atau crustacea yang tidak waspada melintas, kemudian menangkap mangsanya tersebut dengan cepat dan menggigit mangsanya dengan gigi yang tajam. Kebanyakan spesies ikan kerapu hermaprodit protogini, di mana setiap individu mencapai usia dewasa secara sexual pertama kali dengan kelamin betina dan beberapa kemudian berubah menjadi jantan Heemstra dan Randall 1993; Tucker 1999. Beberapa spesies mengalami perubahan sex dari betina ke jantan dengan semakin bertambahnya umur, namun sebagian lagi mengalami perubahan sex akibat kekurangan individu jantan Tucker 1999. Ikan kerapu memiliki umur yang panjang dan terlambat dalam mencapai usia dewasa secara sexual pertama kali Heemstra dan Randall 1993.

2.2 Estimasi Parameter Pertumbuhan Ikan