Kenyamanan FisikFungsi - 16.00 WIB 19.00 - 20.00 WIB

65

4.4.2. Kenyamanan FisikFungsi

Sesuai dengan karakteristiknya, kawasan Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman merupakan kawasan CBD Central Bussiness District dengan aktivitas pengguna tapak yang sangat tinggi. Aktivitas ini hendaknya disertai dengan pembangunan infrastruktur yang lengkap dan baik, sehingga mampu mengakomodasikan kebutuhan pengguna tapak dalam beraktivitas. Salah satu fasilitas yang penting adalah pedestrian, karena fasilitas ini berfungsi sebagai penghubung antar titik-titik pada lokasi ini. Sesuai dengan fungsinya tersebut, maka seharusnya pembangunan pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman mampu memberikan kenyamanan, baik kenyamanan fisik maupun kanyamanan visual. Berdasarkan pengamatan di lapang, kondisi pedestrian Jalan M.H. Thamrin- Jend. Sudirman sudah lebih baik, terutama setelah selesai dibangunnya program penataan pedestrian di kawasan jalan ini. Meskipun demikian, kondisi ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan pengguna tapak, terutama aspek kenyamanan. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih terbatasnya penggunaan pedestrian, terutama pada saat pengguna berpindah tempat di sepanjang kawasan ini. Pengguna tapak lebih memilih menggunakan kendaraan untuk berpindah tempat daripada menggunakan pedestrian untuk berjalan kaki. Hal ini diduga disebabkan oleh kenyamanan fisik pedestrian itu sendiri misalnya lebar pedestrian, bahan perkerasan, disain paving dan lainnya dan atau iklim mikro yang terbentuk di dalam ruang pedestrian. Kondisi lanskap yang telah terbangun sejak lama dan menjadi ruang yang masif, menyebabkan permasalahan yang kompleks apabila dilakukan perubahan- perubahan di dalam lanskap Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman ini. Sebagai contoh yaitu penataan pedestrian pada kawasan Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman ini, pada beberapa titik ruang pedestrian yang terbentuk tidak optimal, baik secara fisik maupun visual. Permasalahan itu antara lain: lebar pedestrian yang sempit, penempatan struktur seperti jembatan penyeberangan orang JPO, tiang-tiang lampu, bollard masih mengganggu pergerakan pengguna. Elemen- elemen lain seperti papan-papan iklan, penunjuk jalan dan rambu lalu-lintas 66 kurang memperhatikan standar dimensi dan ketersediaan ruang. Hal ini dapat dilihat pada ruang pedestrian di depan gedung Bangkok Bank Gambar 15. Gambar 15 Kondisi fisik ruang pedestrian yang tidak nyaman bagi pejalan kaki Bangkok Bank. Kenyamanan fisik menjadi bahan pertimbangan yang signifikan bagi pengguna dalam mengapresiasikan persepsi dan preferensinya terhadap lokasi studi. Hal ini dapat diamati bahwa pada studi ini, faktor-faktor fisik sangat mempengaruhi apresiasi responden dalam menjawab kuisioner yang ditanyakan. Hal ini diduga karena faktor-faktor fisik berkaitan erat dan langsung dengan kepentingan responden dalam beraktivitas, terutama dalam hal bermobilisasi. Karakteristik jenis pekerjaan responden memiliki keterkaitan yang erat dalam mengapresiasikan persepsi dan preferensinya terhadap kondisi fisik tapak. Hal ini sangat lazim apabila melihat pentingnya pedestrian sebagai tempat mobilisasi pengguna tapak dalam rangka mencapai titik-titik atau ruang-ruang masuk-keluar gedung di dalam lanskap kawasan Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman. Selain itu, materi-materi kuisioner yang berkaitan dengan badan pedestrian seperti bahan, pola dan warna perkerasan, tanaman, kondisi dan ketersediaan fasilitasinfrastruktur jalan site furniture, keamanan dan kebersihan, berkaitan erat dengan apresiasi responden, seperti yang ditunjukkan data-data pada Tabel 4, 5, 6 dan 7. Penataan ruang pedestrian dalam rangka membangun lanskap yang nyaman, harus memperhatikan berbagai aspek, tidak hanya kepentingan pejalan kaki, tetapi juga kenyamanan pengguna jalan dan pemilik bangunan di sepanjang Jalan M.H. 67 Thamrin-Jend. Sudirman. Menambah, mengurangi atau memindahkan elemen- elemen fisik pada lanskap ini perlu mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas tersebut. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efektifitas fungsi fisik ruang pedestrian antara lain dengan mengurangi fasilitasstruktur yang mengganggu pergerakan pejalan kaki seperti tiang-tiang kabel untuk ditanam di bawah tanah, JPO yang telah ada diganti dengan jalur underpass, memindahkan konsentrasi massa terutama pada saat masuk dan keluar kantor untuk mengurai kemacetan yang mungkin timbul misalnya dengan memindahkan halte dan menertibkan angkutan umum. Untuk memodifikasi ikim mikro pada tapak dapat dilakukan dengan menambahkan efek naungan, seperti membangun shelter danatau dengan tajuk tanaman. Sedangkan fasilitas-fasilitas seperti papan informasi, papan penunjuk jalan, rambu-rambu lalu lintas dan papan iklan harus memperhatikan kenyamanan sudut pandang mata pengguna dan tidak mengganggu pemandangan. Selain itu diperhatikan pula penempatan, ketersediaan ruang serta dimensi dari fasilitas tersebut.

4.4.3. Kenyamanan Visual