2012. Tahun 2013 gudang SRG di Indramayu bertambah satu di Kecamatan Tukdana. Gudang Tukdana dikelola oleh PT Pertani dengan
memanfaatkan gudang milik perusahaan tersebut.
3. Daerah Pelaksanaan SRG
Penerbitan Resi Gudang telah dilakukan di 10 provinsi di seluruh Indonesia, yaitu: Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Wilayah dari 10 provinsi tersebut meliputi 47 kabupatenkota, yaitu: Baner Meriah, Simalungun, Deli Serdang, Pasaman Barat,
Tangerang, Lebak, Indramayu, Bogor, Sumedang, Ciamis, Subang, Cianjur, Pekalongan, Karanganyar, Demak, Jombang, Jepara, Grobogan,
Banyumas,
Banjarnegara, Wonogiri,
Bantul, Kudus,
Madiun, Mojokerto, Malang, Sragen, Tuban, Nganjuk, Ngawi, Blitar,
Banyuwangi, Pasuruan,
Probolinggo, Tulungagung.
Situbondo, Sampang, Barito Kuala, Kota Makassar, Bantaeng, Sidrap, Pinrang,
Gowa, Sumbawa, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur.
4. Penerbitan Resi Gudang
Program SRG menunjukkan perkembangan dari tahun ke tahun. Data perkembangan jumlah Resi Gudang yang berhasil diterbitkan
beserta nilai barangnya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Perkembangan jumlah Resi Gudang tahun 2008 sampai 2014
Tahun Resi Gudang
Komoditi Jumlah
Pertum buhan
Volume ton
Pertum buhan
Nilai Barang Rp
Pertum buhan
2008 16
- 508.83
- 1 431 616 200
- 2009
13 -19
214.11 -58
552 962 240 -61
2010 57
338 2 299.94
974 8 678 733 500
1469 2011
271 375
8 895.62 287
40 067 723 608 362
2012 379
40 18 144.16 104
93 183 187 979 133
2013 532
40 20 796.23 15 108 948 556 100
17 Total
1 268 50 858.89
252 862 779 627 Sumber: Biro Pasar Fisik dan Jasa, Bappebti
Tabel 9 memperlihatkan bahwa perkembangan Resi Gudang yang terbit sangat signifikan, terutama mulai dari tahun 2010. Selain jumlah
Resi Gudang yang mengalami peningkatan, peningkatan signifikan juga terjadi pada jumlah komoditas yang di resi gudang-kan. Meskipun
pertumbuhan jumlah Resi Gudang yang terbit dan komoditas yang di resi gudang-kan cenderung menurun pada tahun-tahun berikutnya,
namun secara kuantitas terus mengalami peningkatan. Di samping itu, potensi hasil panen petani secara nasional masih cukup besar sehingga
volume komoditas yang disimpan dalam gudang SRG masih perlu ditingkatkan agar dapat menjadi salah satu tolok ukur pemerintah dalam
menentukan stok pangan nasional. Perbandingan antara target dalam
Renstra Bappebti dengan capaian nilai Resi Gudang dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Target dan capaian nilai Resi Gudang tahun 2010 sampai 2013
Sumber: Renstra Bappebti dan Biro Pasar Fisik dan Jasa Bappebti 2014 Gambar 7 menunjukkan bahwa capaian hasil program SRG dilihat
dari besarnya nilai barang yang masuk gudang ternyata telah mencapai target yang diinginkan, bahkan besarnya melebihi target. Target nilai
Resi Gudang yang ditetapkan dalam Renstra Bappebti baru dimulai tahun 2011 dengan target 40 milyar rupiah. Di tahun yang sama, capaian
nilai Resi Gudang sebesar 40.07 milyar rupiah, atau 17 persen lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Demikian pula pada tahun 2012 dan
2013, dari 80 dan 100 milyar rupiah yang ditargetkan, nilai Resi Gudang mencapai 93 dan 109 milyar rupiah 16 dan 9 persen lebih tinggi dari
target. Adapun data perkembangan Resi Gudang dan Nilainya dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Perkembangan jumlah Resi Gudang Kabupaten Indramayu tahun 2008 sampai 2014
Tahun Resi Gudang
Komoditi Jumlah
Pertum buhan
Volume ton
Pertum buhan
Nilai Barang Rp
Pertum buhan
2008 4
- 279
- 820 450 000
- 2009
1 -75
49 -82
161 700 000 -80
2010 12
1100 373
661 1 571 900 000
872 2011
49 308
1 105 196
5 903 030 000 275
2012 109
122 3 154
185 15 592 561 500
164 2013
281 158
5 377 70
33 233 734 200 113
Total 456
10 337 57 283 375 700
Sumber: Biro Pasar Fisik dan Jasa, Bappebti
40 80
100
9 40
93 109
- 20
40 60
80 100
120
2010 2011
2012 2013
Tar g
e t
d an
C ap
ai an
N il
ai R
e si
Gu d
an g
m il
y ar
r u
p iah
Tahun
target capaian
Perkembangan SRG di Kabupaten Indramayu sesuai data pada Tabel 10 cukup signifikan dari tahun ke tahun. Perkembangan ini
didukung oleh penambahan gudang SRG yang beroperasi di wilayah tersebut. Pada tahun 2009, di Kabupaten Indramayu hanya berhasil terbit
satu Resi Gudang hal ini dikarenakan petani belum memahami tentang SRG dan pada saat itu bank BRI sebagai pemberi pinjaman belum
terkoneksi secara online dengan KBI Kliring Berjangka Indonesia yang merupakan pusat registriasi. Tahun 2010 ada peningkatan jumlah
Resi Gudang yang terbit di Kabupaten Indramayu, yaitu sebanyak 12 Resi Gudang. Jumlah ini semakin meningkat sampai dengan tahun 2014.
5. Pembiayaan Resi Gudang
Pembiayaan Resi Gudang telah dilakukan oleh lembaga keuangan bank seperti BRI, Bank BJB, Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Jateng,
BPRS Bina Amanah Satria Purwokerto, maupun lembaga keuangan non bank yaitu PKBL PT Kliring Berjangka Indonesia Persero dan LPDB
Kementerian KUKM. Total pembiayaan yang telah diberikan sampai tahun 2013 sebesar 154 363 568 013 rupiah atau 70 persen dari nilai
Resi Gudang yang diagunkan.
Pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang pemberian subsidi bunga kredit Resi Gudang melalui Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 171PMK.052009 tentang Skema Subsidi Resi Gudang S-SRG untuk meringankan beban bunga bank dalam pemanfaatan SRG. Selain
itu, diterbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 66M- DAGPER122009 tentang pelaksanaan Skema Subsidi Resi Gudang.
Beban bunga kepada peserta SRG petani, Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, dan Koperasi S-SRG ditetapkan sebesar 6 persen per
tahun, sedangkan selisih tingkat bunga S-SRG dengan beban bunga peserta S-SRG merupakan subsidi pemerintah. Subsidi bunga diberikan
selama jangka waktu S-SRG paling lama enam bulan. Tabel 11 Perkembangan pembiayaan dalam SRG
Tahun Nilai Pembiayaan Rp
Pertumbuhan 2008
313 900 000 -
2009 136 800 000
44 2010
4 216 023 850 2982
2011 24 049 719 530
470 2012
58 653 918 633 144
2013 66 993 206 000
14 Total
154 363 568 013
Sumber: Biro Pasar Fisik dan Jasa, Bappebti
Pertumbuhan nilai pembiayaan oleh program SRG meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah Resi Gudang
yang terbit. Perkembangan paling signifikan terjadi pada tahun 2010, hal ini didukung oleh pembangunan gudang SRG yang mulai selesai dan
beroperasi di beberapa daerah di Indonesia. Perkembangan pembiayaan SRG di Kabupaten Indramayu ditampilkan pada Tabel 12.