BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sebuah proses pembelajaran dikenal dengan istilah pendekatan, metode dan  model  pembelajaran.  Pendekatan  adalah  konsep  dasar  yang  mewadahi,
menginspirasi,  menguatkan  dan  melatari  metode  pembelajaran  dengan  cakupan teoritis  tertentu.  Sedangkan  metode  adalah  prosedur,  urutan,  langkah-langkah  dan
cara  yang  digunakan  guru  dalam  pencapaian  tujuan  pembelajaran.  Dapat  dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Sebuah pendekatan
dapat  dijabarkan  ke  dalam  berbagai  metode  pembelajaran.  Model  pembelajaran adalah  bentuk  pembelajaran  yang  tergambar  dari  awal  sampai  akhir  yang  disajikan
secara  khas  oleh  guru  di  kelas.  Dalam  model  pembelajaran  terdapat  strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan dan metode pembelajaran sehingga
dapat  dikatakan  bahwa  model  pembelajaran  merupakan  bungkus  dari  penerapan pendekatan dan metode pembelajaran. www. klubguru.com
Penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dapat mengurangi kejenuhan siswa  dalam  menerima  pelajaran  Slameto,  1996:  184.  Sampai  saat  ini  penerapan
pembelajaran  kooperatif  menitikberatkan  pada  proses  belajar  dalam  kelompok  dan bukan  mengerjakan  sesuatu  bersama  kelompok  Slavin,  1995:  53.  Proses  belajar
dalam  kelompok  akan  membantu  siswa  menemukan  dan  membangun  sendiri pemahaman  mereka  tentang  materi  pelajaran.  Menurut  John  Dewey  dalam  Dimyati
Mahmud  1990:  44-46  perlu  adanya  pengembangan  metode  pembelajaran  yang menekankan  pada  kegiatan  belajar  siswa  aktif  active  learning  dan  melakukannya
langsung learning by doing. Di  SMA  Negeri  2  Sukoharjo,  keadaan  siswa  di  dalam  kelas  tergolong  siswa
yang aktif terutama jika terdapat kegiatan diskusi. Tetapi proses belajar  yang terjadi terutama  pada  mata  pelajaran  kimia  khususnya  materi  pokok  laju  reaksi  selama  ini
cenderung menggunakan metode pembelajaran yang berupa metode ceramah. Metode
ceramah  ini  cenderung  berjalan  satu  arah  dimana  keaktifan  siswa  dibatasi,  sehingga yang  berperan  aktif  adalah  guru  padahal  tidak  semua  siswa  mempunyai  tingkat
kecerdasan  yang  sama  untuk  memahami  suatu  materi  pelajaran  dan  membuat  siswa bosan  ketika  kegiatan  belajar  mengajar  berlangsung.  Selain  itu  guru  juga  jarang
memberikan  materi  melalui  metode  kooperatif  lain  serta  melakukan  kegiatan laboratorium  maupun  menggunakan  media  lain  yang  menarik  mina  siswa.  Hal  itu
menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Untuk itu diperlukan suatu metode yang akan  membuat  siswa  lebih  aktif  dan  menemukan  sendiri  konsep  yang  diajarkan
sehingga siswa akan lebih paham akan materi yang dipelajari. Salah  satu  cara  untuk  mewujudkannya  dapat  ditempuh  dengan  menerapkan
metode  pembelajaran  GI  Group  Investigation  dan  TAI  Teams  Assisted Individualization.  Kedua  metode  tersebut  merupakan  metode  pembelajaran
kooperatif  yang  memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  aktif  dalam  proses pembelajaran,  adanya  kebebasan  mengungkapkan  gagasan  atau  ide,  serta
menumbuhkan  semangat  kebersamaan  dalam  kelompok  untuk  mencapai  tujuan bersama.
B. Identifikasi Masalah