Kadar Air AOAC, 1999 Kadar Abu AOAC, 1999 Kadar Protein AOAC, 1999 Kadar Lemak AOAC, 1999

15

3.3 Analisis Proksimat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik suatu bahan terutama onggok. Karakteristik ini diperlukan untuk menentukan komponen bahan yang terkandung dan kadarnya. Hal tersebut terkait dengan perlakuan yang akan dilakukan pada penelitian ini sehingga perlu menentukan ada atau tidaknya bahan tambahan serta mengikuti perubahan secara kualitatif maupun kuantitatif perlakuan yang akan dikerjakan.

3.3.1 Kadar Air AOAC, 1999

Cawan aluminium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 5 gram sampel lalu ditimbang W1 kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 o C selama 3 jam. Cawan aluminium dan sampel yang telah dikeringkan, dimasukkan ke dalam desikator kemudian ditimbang. Pemanasan sampel diulangi hingga dicapai bobot konstan W2. Sisa contoh dihitung sebagai total padatan dan air yang menghilang sebagai kadar air. Perumusan : Kadar Air = W1-W2 x 100 W1 Total Solid TS = 100 - Kadar Air

3.3.2 Kadar Abu AOAC, 1999

Sebanyak 2 gram contoh ditimbang dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya A, kemudian diarangkan dengan menggunakan pemanas bunsen hingga tidak mengeluarkan asap lagi. Cawan porselin berisi contoh B yang sudah diarangkan kemudian dimasukkan ke dalam tanur bersuhu 600 o C selama 2 jam untuk mengubah arang menjadi abu C. Cawan porselin berisi abu didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga mencapai bobot tetap. Perumusan : Kadar Abu = C-A x 100 B

3.3.3 Kadar Protein AOAC, 1999

Sebanyak 0,1-0,5 gram contoh dimasukkan ke dalam labu kjeldahl lalu ditambahkan 5 ml H 2 SO 4 pekat dan 1 gram katalis CuSO 4 dan Na 2 SO 4 . Larutan didestruksi hingga menghasilkan larutan jernih kemudian didinginkan. Larutan hasil destruksi dipindahkan ke alat destilasi dan ditambahkan NaOH 6 N dan asam borat. Destilasi dilakukan sampai volume larutan dalam labu erlenmeyer mencapai dua kali volume awal. Ujung kondensor dibilas dengan akuades ditampung dalam labu Erlenmeyer. Larutan yang berada dalam labu Erlenmeyer dititrasi dengan H 2 SO 4 0,02 N hingga diperoleh perubahan warna dari hijau menjadi ungu. Setelah itu dilakukan pula penetapan blanko. Perumusan : Kadar protein = b-a x N x 0,014 x 6,25 x 100 W Keterangan : a = ml H 2 SO 4 untuk titrasi blanko b = ml H 2 SO 4 untuk titrasi contoh N = Normalitas H 2 SO 4 W = bobot contoh g 16

3.3.4 Kadar Lemak AOAC, 1999

Sebanyak 2 g contoh diekstraksi dengan pelarut organik heksan dalam alat soxhlet selama 6 jam. Contoh hasil ekstraksi diuapkan dengan cara diangin-anginkan dan dikeringkan dalam oven bersuhu 105 o C. Contoh didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga diperoleh bobot tetap. Perumusan : Kadar Lemak = Bobot Lemak x 100 Bobot Contoh

3.3.5 Kadar Pati AOAC, 1999