sampai dengan bagian Timur dengan luas wilayah seluruhnya 11.832,99 Km
2
atau 1.183.299 Ha Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin, 2013.
Wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki tipe iklim B1 menurut Klasifikasi Oldemand dengan suhu rata-rata 26,100 – 27,400 Celcius dan kelembaban rata-rata
dan kelembaban relatif 69,4 - 85,5 dengan rata-rata curah hujan 2.723 mmtahun. Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Banyuasin terdiri dari 4 jenis, yaitu:
a. Organosol : terdapat di dataran rendahrawa-rawa.
b. Klei Humus : terdapat di dataran rendahrawa-rawa. c. Alluvial
: terdapat di sepanjang sungai. d. Polzoik
: terdapat di daerah berbukit-bukit.
B. Kondisi Fisik Dan Kimia Perairan
a.
Lingkungan Fisik Daeah Aliran Sungai DAS
1. Suhu Suhu adalah salah satu faktor yang penting dalam suatu perairan untuk
mengukur temperatur lingkungan tersebut. Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam suatu perairan karena suhu merupakan faktor pembatas bagi ekosistem
perairan dan akan membatasi kehidupan organisme akuatik. Suhu mematikan lethal hampir untuk semua spesies ikan bekisar 10-11ºC selama beberapa hari. Kisaran suhu
air yang baik dalam perairan dan kehidupan ikan yaitu berkisar antara 23-32ºC Ridwanaz, 2010.
2. Kecerahan Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan
dinyatakan dengan persen , dari beberapa panjang gelombang di daerah spektrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter, jatuh agak lurus pada
permukaan air. Kemampuan cahaya matahari untuk menembus sampai ke dasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan air Kordi dkk, 2007:55 dalam Apriatin, 2012.
Kecerahan air berkisar antara 40-85 cm. tidak menunjukkan perbedaan yang besar. Kecerahan air pada musim kemarau adalah 40-85 cm dan pada musim hujan
antara 60-80 cm. kecerahan air di bawah 100 cm tergolong tingkat kecerahan rendah. Kejernihan sangat ditentukan oleh partikel-partikel terlarut dan Lumpur. Semakin
banyak partikel atau bahan organik terlarut maka kekeruhan akan meningkat. Kekeruhan atau konsentrasi bahan tersuspensi dalam perairan akan menurunkan
efisiensi makan dari organisme Akromi dan Subroto : 2012 Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan
ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan recchi disk. Kekeruhan pada perairan yang tergenang lentik, misalnya danau, lebih
banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel –partikel halus. Sedangkan kekeruhan pada sungai yang sedang banjir lebih banyak disebabkan
oleh bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar yang berupa lapisan permukaan tanah yang terletak oleh aliran air pada saat hujan Effendi : 2003
3. Kedalaman Kedalaman merupakan salah satu parameter fisik, dimana semakin dalam
perairan maka intensitas cahaya yang masuk semakin berkurang. Kedalaman juga
merupakan wadah penyebaran atau faktor fisik yang berhubungan dengan banyak air yang masuk ke dalam suatu perairan. Pengukuran dilakukan secara bersekala. Paralon
bersekala dimasukan kedalam perairan dengan posisi tegak sampai menyentuh dasar perairan. Batas yang ditunjukan peralon tersebut adalah kedalaman dari perairan
tersebut Melandi : 2011 dalam Tiara : 2012.
4.
Kecepatan Arus Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting baik
pada periran letik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air.
Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat tusbulen yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air
akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan. Pada ekosistem lentik arus dipengaruhi oleh kekuatan angin, semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus
semakin kuat dan semakin dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan letik umumnya kecepatan arus berkisar antara 3 m detik. Meskipun demikian sangat sulit
untuk membuat suatu batasan mengenai kecepatan arus. Karena arus di suatu ekosistem air sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit
dan aliran air dan kondisi substrat yang ada Barus : 2001. Kecepatan arus sungai dipengaruhi oleh kemiringan, kesuburan kadar sungai.
Kedalaman dan keleburan sungai, sehingga kecepatan arus di sepanjang aliran sungai dapat berbeda-beda yang selanjutnya akan mempengaruhi jenis substrat sungai
Ozum, 1993 dalam Suliati : 2006.
b. Faktor Kimia DAS
1. Salinitas Salinitas adalah nilai yang menunjukkan jumlah garam-garam terlarut dalam
satuan volume air yang biasanya dinyatakan dengan satuan promil . Salinitas memiliki pengaruh terhadap tekanan osmotik air. Perubahan salinitas secara cepat
umumnya menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Salinitas air dipengaruhi oleh pencampuran air laut dan tawar, curah hujan dan evaporasi Ridwanaz, 2010.
2. Derajat Keasaman pH Derajat keasaman pH merupakan suatu indeks konsentrasi ion hidrogen dan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga dapat dipergunakan sebagai petunjuk baik buruknya suatu perairan sebagai
lingkungan hidup. Derajat keasaman berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan air serta mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Nilai
pH dapat dipengaruhi anatara lain buangan industri dan rumah tangga Ridwanaz, 2010.
Pengukuran pH dilakukan ditengah didapatkan 6,7. Larutan atau air dikatakan asam jika pH-nya 7, dikatankan basa jika pH-nya 7, jadi pH 6,7 dikatakan basa.
Seperti yang diungkapkan Siregar,et al 2002 Derajat keasaman pH merupakan suatu indeks konsentrasi ion hidrogen dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kehidupan organisme perairan, sehingga dapat dipergunakan sebagai petunjuk baik buruknya suatu perairan sebagai lingkungan hidup.
Derajat keasaman berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan air serta mempengaruhi
toksisitas suatu senyawa kimia. Nilai pH dapat dipengaruhi anatara lain buangan industri dan rumah tangga. Derajat krasaman pH berkaitan erat dengan
karbondioksida dan alkalinitas, semakin tinggi pH, semakin tinggi alkalinitas dan semakin rendah kadar kandungan dioksida bebas. pH merupakan tingkat derajat
keasaman yang dimiliki setiap unsur, pH juga berpengaruh terhadap setiap organisme, karena setiap organisme atau individu memiliki ketentuan pada derajat keasaman
pH berapa mereka dapat hidup Effendi : 2003 3. DO
DO atau oksigen terlarut merupakan jumlah gas O
2
yang diikat oleh molekul air. KelarutanO
2
di dalam air terutama sangat dipengaruhi oleh suhu dan mineral terlarut dalam air. Kelarutan maksimum oksigen dalam air terdapat pada suhu 0
C, yaitu sebesar 14,16mgl. Konsentrasi ini akan menurun seiring peningkatan ataupun
penurunan suhu. Sumber utama DO dalam perairan adalah dari dari udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara, sedangkan berkurangnya DO dalam
perairan adalah kegiatan respirasi organisme perairan atau melalui pelepasan secara langsung dari permukaan perairan ke atmosfer Lutfi, 2009.
4. Kebutuhan Oksigen Biokimia atau Biochemical Oxygen Demand BOD BOD merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air. BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh
proses respirasi mikroba aerob yang terdapat dalam botol BOD yang diinkubasi pada
suhu sekitar 20
o
C selama lima hari, dalam keadaan tanpa cahaya Boyd, 1988 dalam Apriyatin, 2012.
C. Kajian Tentang Keanekaragaman dan Pola Penyebaran