BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Umum Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang
secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau.
Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus Hidayat, 2010 : 77.
Sungai merupakan ekosistem perairan mengalir yang airnya berasal dari sumber air dan limpasan satuan-satuan hidrologi dalam daerah alirannya. Sungai
dapat diibaratkan sebagai organisme hidup karena mengalami pola perubahan fisik seiring dengan berlalunya waktu. Pada umumnya, semakin tua sungai, maka
lembahnya akan semakin dalam dan anak sungainya akan semakin panjang dan rumit Lablink, 2001.
Sungai merupakan salah satu perairan darat yang mengalir. Berdasarkan letak dan kondisi lingkungannya dibagi menjadi tiga bagian Ridwanaz, 2010:
1. Hulu sungai, terletak di daerah yang dataran tinggi, mengalir melalui bagian yang curam, dangkal, berbatu, arus deras, volume air kecil, kandungan
oksigen telarut tinggi, suhu yang rendah, dan warna air jernih.
6
2. Hilir sungai, terletak didaratan yang rendah, dengan arus yang tidak begitu kuat dan volume air yang besar, kecepatan fotosintesis yang tinggi dan banyak
bertumpuk pupuk organik. 3. Muara sungai letaknya hampir mencapai laut atau pertemuan sungai-sungai
lain, arus air sangat lambat dengan volume yang lebih besar, banyak mengandung bahan terlarut, lumpur dari hilir membentuk delta dan warna air
sangat keruh. Ekosistem perairan tawar sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu
ekosistem perairan tawar tertutup dan ekosistem perairan tawar terbuka. Ekosistem perairan tawar tertutup adalah ekosistem yang dapat dilindungi terhadap pengaruh
dari luar, sedangkan ekosistem perairan tawar terbuka adalah ekosistem perairan yang tidak atau sulit dilindungi terhadap pengaruh dari luar Effendi 2007.
Sungai Sematang borang termasuk salah satu jenis perairan yang meliputi faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik yaitu suhu udara, suhu lingkungan air,
kecepatan arus, kecerahan air dan panjang sungai, faktor biotik meliputi hewan dan tumbuhan. Jenis perairan ini pada umumnya airnya menggenang dan kedalaman
airnya tidak terlalu dalam. Tanah di dasar rawa banyak mengandung bahan-bahan organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang telah mati Sumber : Badan
Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin, 2013 . Undang-Undang RI No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, menyebutkan
bahwa penyelenggaraan kehutanan yang bertujuan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat adalah dengan meningkatkan daya dukung Daerah Aliran Sungai DAS dan mempertahankan kecukupan hutan minimal 30 dari luas
DAS dengan sebaran proporsional. Sedangkan yang dimaksud dengan Daerah Aliran Sungai DAS didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan UU No 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air . Daerah Aliran Sungai biasanya dibagi menjadi daerah hulu, tengah dan hilir.
Daerah hulu merupakan daerah konservasi dengan percepatan drainase lebih tinggi dan berada pada kemiringan lebih besar 15, bukan merupakan daerah banjir
karena pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase. Daerah hilir merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai sangat kecil 8,
pengaturan pemakaian air ditentukan oleh 6 bangunan irigasi. Daerah tengah DAS merupakan daerah transisi dari dua keadaan DAS yang berbeda tersebut di atas
Asdak, 2002.
1. Letak Geografis Dan Iklim
Sungai Sematang Borang adalah salah satu anak sungai Musi. Sungai Sematang Borang terletak di Kabupaten Banyuasin. Letak Geografis Kabupaten
Banyuasin terletak pada posisi antara 1,30°-4,0° Lintang Selatan dan 104° 00’-105° 35’ Bujur Timur yang terbentang mulai dan bagian tengah Propinsi Sumatera Selatan
sampai dengan bagian Timur dengan luas wilayah seluruhnya 11.832,99 Km
2
atau 1.183.299 Ha Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin, 2013.
Wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki tipe iklim B1 menurut Klasifikasi Oldemand dengan suhu rata-rata 26,100 – 27,400 Celcius dan kelembaban rata-rata
dan kelembaban relatif 69,4 - 85,5 dengan rata-rata curah hujan 2.723 mmtahun. Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Banyuasin terdiri dari 4 jenis, yaitu:
a. Organosol : terdapat di dataran rendahrawa-rawa.
b. Klei Humus : terdapat di dataran rendahrawa-rawa. c. Alluvial
: terdapat di sepanjang sungai. d. Polzoik
: terdapat di daerah berbukit-bukit.
B. Kondisi Fisik Dan Kimia Perairan