5. Pemberian pupuk polimer Terabuster 2 diberikan dengan cara disiram
sebanyak 500 cctanaman dan 1000 cctanaman. Siraman harus membasahi akar, lalu galian ditutup kembali.
3.4.4. Pengukuran dan Pengamatan
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati dan mengukur langsung parameter setiap satu minggu sekali setelah perlakuan. Parameter yang
diukur dan diamati adalah sebagai berikut : 1. Jumlah pucuk
Penghitungan jumlah pucuk dilakukan secara manual setiap satu minggu setelah diberi perlakuan
2. Tinggi tanaman Pengukuran tinggi tanaman dilakukan sebelum perlakuan sebagai tinggi
awal dan setiap satu minggu setelah diberi perlakuan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran 150 cm mulai dari pangkal
batang yang telah ditandai hingga titik tumbuh pucuk tanaman apikal dominan
3. Perubahan warna daun Pengamatan perubahan warna daun dilakukan dengan pengamatan visual
dengan mengambil foto daun setiap satu minggu setelah diberi perlakuan.
3.4.5. Rancangan Percobaan
Percobaan dilakukan pada 24 unit tanaman dengan menggunakan rancangan petak terbagi dengan model Rancangan Acak Kelompok faktorial dan
masing-masing kombinasi perlakuan terdiri dari tiga ulangan, masing-masing terdiri dari satu tanaman. Pemberian perlakuan dilakukan secara acak. Untuk
masing-masing faktor dirinci sebagai berikut :
Petak utama = Faktor perlakuan akar Anak petak
= Faktor pemupukan Faktor A
= Perlakuan akar AY
= Pemotongan akar AN
= Tanpa pemotongan akar
Faktor Pemupukan TR1
= Teraremed 0 kg TR2
= Teraremed 1 kg TB1 = Teraremed 1 kg + Terabuster 500 cc
TB2 = Teraremed 1 kg + Terabuster 1000 cc Kombinasi perlakuan pemotongan akar, pemberian kompos aktif
Teraremed dan pupuk polimer Terabuster yang diujicobakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Bagan kombinasi berbagai taraf perlakuan
Perlakuan akar
Ulangan Pemupukan
TR1 TR2
TB1 TB2
Pemotongan akar
1 AYTR1 1
AYTR2 1 AYTB1 1
AYTB2 1 2
AYTR1 2 AYTR2 2
AYTB1 2 AYTB2 2
3 AYTR1 3
AYTR2 3 AYTB1 3
AYTB2 3
Tanpa Pemotongan
akar 1
ANTR1 1 ANTR2 1
ANTB1 1 ANTB2 1
2 ANTR1 2
ANTR2 2 ANTB1 2
ANTB2 2 3
ANTR1 3 ANTR2 3
ANTB1 3 ANTB2 3
Keterangan : Perlakuan ANTR1 sama dengan Kontrol
Adapun model rancangan yang digunakan sebagai berikut :
Yijk = µ + K
k
+ Ai + Pj + γik + APij + εijk
Yijk = Nilai pengamatan respons pada kelompok ke-k yang memperoleh taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor P
µ = Nilai rata-rata yang sesungguhnya
K
k
= Pengaruh aditif dari kelompok-k Ai
= Pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor A Pj
= Pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor P APij = Pengaruh interaksi taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B
γik = Pengaruh galat yang muncul pada taraf ke-i dari faktor A dalam
kelompok ke-k, sering disebut galat petak utama galat a εijk = Pengaruh galat pada kelompok ke-k yang memperoleh taraf ke-i faktor
A dan taraf ke-j faktor B, sering disebut sebagai galat anak petak galat b.
3.4.6. Analisis Data
Data hasil pengukuran penelitian dianalisis dengan menggunakan software SAS 9.1. Analisis sidik ragam dengan uji F terhadap variabel yang diamati untuk
mengetahui pengaruh interaksi antar perlakuan yang diberikan, dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 = Perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap respon yang diamati. H1 = Paling sedikit ada satu i taraf perlakuan dimana
τi ≠ 0; i = 1,...,24 Kesimpulan dari setiap hipotesis yang diuji diperoleh dari pengujian F
hitung terhadap F tabel. Kriteria pengambilan keputusan dari hipotesis yang diuji adalah :
F hitung F tabel : terima H0 perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap respon yang diamati.
F hitung F tabel : tolak H0 perlakuan berpengaruh nyata terhadap respon yang diamati.
Jika hasil analisis sidik ragam uji F terdapat pengaruh nyata, maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan melakukan uji lanjut
Duncan’s Multiple Range Test, yang bertujuan untuk mengetahui beda rata-rata antar
perlakuan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN