BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1   Pencemaran Udara
Menurut Keputusan
Menteri Negara
Kependudukan  dan  Lingkungan  Hidup  No. 02MENKLH1988,  yang  dimaksud  dengan
pencemaran udara
adalah masuk
atau dimasukkannya  makhluk  hidup,  zat,  energi
dan  atau  komponen  lain  ke  dalam  udara  dan atau  berubahnya  tatanan  komposisi  udara
oleh  kegiatan  manusia  atau  proses  alam, sehingga  kualitas  udara  menjadi  kurang  atau
tidak  dapat  berfungsi  lagi  sesuai  dengan peruntukkannya.
2
Batasan-batasan  terhadap  pokok-pokok pengertian  yang  memberikan  bobot  pada
definisi-definisi di atas adalah:   Setiap  pembebasan  bahan  atau  zat-zat  ke
dalam  udara  atmosfer  tidak  harus  selalu dikatakan pencemaran udara. Bahan-bahan
tersebut  kontaminan  belum  menjurus pada  suatu  kemampuan  untuk  secara
potensial  untuk  mengubah  stabilitas  dan kualitas dan kelestarian udara atmosfer.
  Untuk  menimbulkan  gangguan  terhadap susunan  udara  atmosfer  harus  dipenuhi
dahulu  angka  batas.  Angka  batas  tersebut ditentukan
oleh faktor
kuantitas kontaminan, lamanya berlangsung maupun
potensinya.  Pada  kondisi  yang  masih berada  pada  batas-batas  kemampuan
alamiah,  udara  atmosfer  sebagai  suatu sistem  mempunyai  kemampuan  ekologis
untuk
beradaptasi dan
mengadakan mekanisme
pengendalian alamiah
ecological  auto  mechanism  dengan unsur-unsur  yang  ada  dalam  ekosistem.
Angka batas
inilah yang
secara conditioning  digunakan  sebagai  parameter
untuk  menentukan  apakah  sudah  terjadi pencemaran  atau  belum.  Demikian  pula
angka-angka  batas  untuk  masing-masing kontaminan  bagi  setiap  negara  berlainan,
ditentukan  atas  berbagai  kepentingan nasionalnya, yaitu atas dasar pertimbangan
aspek  kesehatan,  estetika,  pertumbuhan industri dan lain-lain.
  Dalam  pengertian  pencemaran  udara  ini, sumber  pencemar  tidak  hanya  dibatasi
pada  sumber-sumber  pencemar  yang berasal  dari  aktivitas  manusia,  tetapi  juga
oleh sumber-sumber
pencemar yang
datangnya akibat
peristiwa alamiah
gunung  meletus,  bencana  alam,  dan  lain- lain.
2
Tabel 1. Komposisi udara kering dan bersih
2
Komponen Formula
Volum Ppm
Nitrogen Oksigen
Argon Karbondioksida
Neon Helium
Metana Kripton
N
2
O
2
Ar CO
2
Ne He
CH
4
Kr 78,080000
20,950000 0,934000
0,031400 0,001820
0,000524 0,000200
0,000114 780.800
209.500 9.340
314 18
5 2
1 Komposisi  normal  udara  kering,  yaitu
kondisi  saat  uap  air  telah  dihilangkan,  relatif konstan.  Komposisi  udara  kering  yang  bersih
yang dikumpulkan di sekitar laut dapat dilihat pada  Tabel  1.  Konsentrasi  gas  dinyatakan
dalam  persen  atau  ppm.    Di  samping  gas-gas yang  tercantum  dalam  tabel,  masih  terdapat
gas-gas  lain  yang  mungkin  terdapat  di  udara, tetapi  konsentrasinya  sangat  kecil,  yaitu
kurang dari 1 ppm.
2
Berdasarkan asal
dan kelanjutan
perkembangannya  di  udara,  pencemar  udara dapat dibedakan menjadi:
1. Pencemar  udara  primer,  yaitu  semua
pencemar di udara yang ada dalam bentuk yang  hampir  tidak  berubah,  sama  seperti
pada  saat  dibebaskan  dari  sumbernya sebagai  hasil  dari  suatu  proses  tertentu.
Pencemar  udara  primer,  yang  mencakup 90
dari jumlah
pencemar udara
seluruhnya, umumnya
berasal dari
sumber-sumber  yang  diakibatkan  oleh aktivitas  manusia,  seperti  dari  industri
cerobong asap
industri yang
menggunakan  bahan  bakar  minyak  dan batu
bara, proses
peleburan atau
pemurnian logam; dan juga dihasilkan dari sektor  transportasi  mobil,  bus,  sepeda
motor, dan
lainnya. Dari
seluruh pencemar
primer tersebut,
sumber pencemar  yang  utama  berasal  dari  sektor
transportasi,  yang  memberikan  andil sebesar  60  dari  pencemaran  udara  total.
Pencemar  udara  primer  antara  lain karbonmonoksida  CO,  nitrogen  oksida
NO
x
,  hidrokarbon  HC,  sulfur  oksida SO
x
, dan partikel. 2.
Pencemar  udara  sekunder,  yaitu  semua pencemar  di  udara  yang  sudah  berubah
karena reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan  atau  polutan.  Umumnya
polutan sekunder tersebut merupakan hasil antara  polutan  primer  dengan  polutan  lain
yang  ada  di  udara.  Reaksi-reaksi  yang menimbulkan polutan sekunder antara lain
adalah  reaksi  fotokimia  dan  reaksi  oksida katalis.    Contoh  pencemar  sekunder  yang