Rumah Belang Ayo DESKRIPSI RUMAH TRADISIONAL KARO DI DESA LINGGA

Gambar 4.32 Keterangan Ragam Hias pada Ayo-ayo Sumber : Digambar Ulang  Bunga gundur melambangkan kesuburan dan penangkal roh jahat yang akan menjaga penghuni rumah  Mata-mata lembu melambangkan penolak bala dan juga sebagai hiasan  Bunga gundur sitelen melambangkan penolak bala dan juga sebagai hiasan  Embun berkabun-kabun yaitu motif alam yang berfungsi sebagai hiasan  Pengeret-ret melambangkan simbol kekuatan

4.3 Rumah Belang Ayo

Rumah belang ayo merupakan rumah tradisional Karo yang masih bertahan pada Desa Lingga. Rumah belang ayo disebut juga sebagai rumah Si Waluh Jabu yang artinya rumah yang berpenghuni 8 kepala keluarga. Berbeda dengan rumah gerga, rumah belang ayo merupakan rumah tinggal masyarakat biasa. Rumah belang ayo di Desa Lingga sekarang hanya berpenghuni 6 kepala Universitas Sumatera Utara keluarga dan merupakan keturunan dari kalimbubu dan anak beru. Rumah belang ayo di Desa Lingga didirikan pada tahun sekitar 1862 dan pendirinya yaitu dari keluarga Sinulingga dan anak beru. Gambar 4.33 Rumah Belang Ayo Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016

4.3.1 Bagian Bawah Rumah Bagian bawah rumah belang ayo sama dengan bagian bawah rumah gerga

yaitu barisan kolom yang menopang rumah belang ayo dari bentuk tiang yang menusuk kolom bulat, maka rumah belang ayo disebut rumah sendi sama seperti rumah gerga . Rumah panggung juga diterapkan pada rumah belang ayo hingga sekarang. Bagian bawah kolong rumah belang ayo dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan barang bagi penghuni rumah. Tinggi rumah panggung dari permukaan tanah yaitu sekitar 1,7 meter. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.34 Bagian Bawah Rumah Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016

4.3.2 Bagian Tengah Rumah Lantai

Lantai rumah belang ayo juga memiliki lubang sedalam 30 cm dan lebar 30 cm yang juga diartikan sebagai sungai bagi pemilik rumah yang berada pada hulu bagian depan rumah hingga hilir bagian belakang rumah. Dan juga memiliki arti bahwa sungai dapat membuang roh dan bahaya yang menimpa penghuni rumah, yaitu dibawa keluar oleh sungai tersebut. Dan sekarang sudah ditutup juga dengan penghuni rumah belang ayo. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.35 Perletakan Posisi Keluarga Sumber : Digambar Ulang Tempat anak perempuan tidur = = Kamar anak beru = Kamar kalimbubu Universitas Sumatera Utara Gambar 4.36 Lantai Rumah Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016

4.3.3 Bagian Tengah Rumah Dinding

Cuping-cuping juga terdapat pada rumah belang ayo yang juga dianggap sebagai sebagai simbol bahwa penghuni dapat menyerap informasi yang baik dan benar dari berita dan informasi yang ada pada masyarakat. Gambar 4.37 Cuping-cuping Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Universitas Sumatera Utara Ornamen pengeretret juga terdapat pada rumah belang ayo yang juga berfungsi sebagai pengikat dinding dan juga dianggap sebagai dewa penyelamat bagi penghuni rumah dan masyarakat karo. Gambar 4.38 Pengeretret Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Ragam hias yang terdapat pada melmelen rumah belang ayo yaitu tapak raja sulaiman, embun sikawiten dan bindu matagah . Ragam hias pada melmelen dianggap sebagai doa dan berhubungan dengan sistem kekeluargaan di dalam rumah. Sama halnya dengan rumah gerga ragam hias tapak raja sulaiman dianggap sebagai penolong bagi penghuni rumah. Gambar 4.39 Ornamen pada Dapur-Dapur atau Melmelen Sumber : Dokumentas Pribadi 2016 1 3 2 4 Universitas Sumatera Utara Keterangan ragam hias pada bagian melmelen rumah belang ayo yaitu yaitu: 1. Embun sikawiten berupa ragam hias yang terdiri tadi bunga bincole dan tulak paku pada ujungnya. Embun sikawiten mengandung makna kemakmuran dan merupakan tanda kekerabatan antara kalimbubu dan anak beru 2. Cimba lau atau tutup dadu melambangkan awan berarak yang akan menimbulkan kecerahan bagi rumah. Cimba lau berfungsi sebagai hiasan pada rumah 3. Tapak raja sulaiman berfungsi sebagai menolak roh-roh jahat, penolak bala dan sebagai penunjuk jalan saat tersesat di hutan 4. Bindu matagah melambangkan kekuatan bathin penghuni rumah

4.3.4 Bagian Tengah Rumah Pintu Atau Labah

Pintu rumah belang ayo sama seperti rumah gerga yang memiliki lebar sekitar 85 cm dan panjang 1 m. Pintu bagian depan dan belakang juga memiliki 2 buah daun pintu karena bermaksud bahwa tiap penghuni yang tinggal pada bagian kiri maka masuknya melewati bagian pintu yang sebelah kiri dan jika penghuni yang tinggal di sebalah kanan maka masuknya dari sebelah kanan. Setiap pintu rumah belang ayo juga diberi palang yang terbuat dari kayu bulat berdiameter sekitar 3 cm dibagian dalam sebagai kunci. Cara teknik membuka pintunya sama dengan rumah gerga yaitu kita harus menggeser palang ke arah sebelah kiri dahulu lalu bisa membuka pintu sebalah kanan lalu bisa terbuka pintu sebelah kiri. Lubang untuk palang pada bagian pintu sebelah kiri juga dibuat lebih dalam dibandingkan lubang untuk pintu sebelah kanan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.40 Letak Pintu Rumah Sumber : Digambar Ulang Gambar 4.41 Pintu Rumah Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Universitas Sumatera Utara Pengalo-ngalobendi-bendi atau juga disebut pegangan yang berada pada pintu masuk yaitu berfungsi sebagai pegangan bagi wanita untuk melahirkan. Bendi-bendi juga terdapat dirumah belang ayo. Selain itu pegangan ini juga memiliki fungsi sebagai penyambut tamu yang datang dari penghuni rumah belang ayo. Gambar 4.42 Bendi-bendi Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Jendela pada rumah belang ayo memiliki 1 jenis saja. Jendela terletak pada 2 sisi depan rumah dan 2 sisi bagian belakang rumah dan juga terletak pada sisi samping rumah yang berjumlah 2 tiap sisinya. Jenis jendela yang ada pada bagian depan rumah yaitu memiliki palang dari kayu yang melintang dan membujur. Universitas Sumatera Utara Sama halnya dengan rumah gerga, jendela rumah belang ayo menjadi menjadi simbol bahwa jendela sebagai pembatas antara wanita dan pria dalam menjalin hubungan. Wanita berada di dalam rumah dan pria berada di luar rumah, mereka berkomunikasi melalui jendela. Karena jika berbicara ataupun memegang tangan lawan jenis di dalam rumah akan dikenai denda dan jika tidak mau atau tidak mampu membayar denda akan dipenjarakan. Gambar 4.43 Letak Jendela Rumah bagian Depan Sumber : Digambar Ulang Universitas Sumatera Utara Gambar 4.44 Jendela Rumah bagian Depan Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Gambar 4.45 Jendela Rumah bagian Samping Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 4.3.5 Bagian Tengah Rumah Para Atau Rak Sama halnya dengan rumah gerga para atau rak yang berada pada bagian dalam rumah digunakan untuk meletakkan kayu bakar, panci dan bahan-bahan makanan yang digunakan saat memasak. Para atau rak yang dibuat karena pada Universitas Sumatera Utara saat rumah dibangun belum ada dijual lemari ataupun rak-rak seperti biasa. Dan pada sudut setiap sisi para dibuat meruncing untuk menempatkan daging yang didapat dari hasil berburu penghuni rumah sebelum memasaknya. Penghuni rumah menggantungkan para atau rak ke tiang-tiang rumah. Rumah belang ayo memiliki 4 buah para atau rak yang letaknya tepat berada di atas tungku memasak. `` Gambar 4.46 Letak Para atau Rak Sumber : Digambar Ulang Universitas Sumatera Utara Gambar 4.47 Para atau Rak Tergantung Pada Tiang Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Gambar 4.48 Bagian Sudut Para atau Rak Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Universitas Sumatera Utara

4.3.6 Bagian Tengah Rumah Beranda

Beranda rumah belang ayo dan rumah gerga sama yaitu mempunyai dua buah beranda ture yang terletak disebelah hilir atau belakang ture jahe dan satu bagian hulu atau depan ture julu. Beranda atau teras rumah yang terbuat dari bambu ditopang dengan bambu juga setinggi sekitar 1,7 m, dengan panjang beranda sekitar 3 m dan lebar 2 m. Sama halnya dengan rumah gerga bahwa beranda memiliki fungsi sebagai tempat berkomunikasi antara pria dan wanita dimana pria yang berada pada beranda rumah, sebagai tempat wanita menganyam dan membuat tikar untuk digunakan sehari-hari, sebagai tempat melahirkan bagi para wanita yang kemudian wanita tersebut akan ditutup oleh kain, sebagai kamar mandi bagi penghuni rumah dan juga digunakan sebagai tempat untuk memandikan jenazah jika ada salah satu anggota masyarakat yang meninggal dunia. Gambar 4.49 Letak Beranda atau Teras Rumah Sumber : Digambar Ulang Universitas Sumatera Utara

4.3.7 Bagian Tengah Rumah Dapur

Rumah belang ayo mempunyai 4 buah dapur. Tiap dapur digunakan oleh dua keluarga yang saling bersebelahan. Sama halnya dengan rumah gerga bahwa setiap dapur digunakan oleh dua keluarga, maka setiap dapur terdapat dua pasang tungku yang terdiri dari enam buah tungku. Dapur rumah digunakan setiap hari agar menjaga atap rumah yang terbuat dari ijuk tetap kokoh. Karena asap dari tungku yang digunakan dapat menghilangkan air dan lembab pada ijuk sehingga ijuk tidak terlalu berat. Sama halnya dengan rumah gerga pada saat siang hari jika berada di dalam rumah akan terasa dingin dan lembab dan pada saat malam hari akan terasa lebih hangat hal tersebut merupakan fungsi lainnya dihidupkan api pada rumah dan penggunaan ijuk pada atap. Gambar 4.50 Letak Dapur Rumah Belang Ayo Sumber : Digambar Ulang Universitas Sumatera Utara Gambar 4.51 Dapur Rumah Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016

4.3.8 Bagian Atas Rumah Atap

Sama halnya dengan rumah gerga bentuk atap rumah belang ayo merupakan gabungan antara pelana dan perisai dan pada ujung puncak atap pelana terdapat kepala kerbau. Material yang digunakan sebagai penutup atap juga sama yaitu ijuk. Pengerjaan penutup atap pada rumah belang ayo juga sama dengan rumah gerga yaitu ijuk disusun bertindih dan menutup rongga-rongga agar air hujan tidak masuk ke dalam rumah dan ijuk juga berfungsi sebagai penahan panas yang dilakukan penghuni rumah saat menghidupkan tungku saat memasak. Sehingga saat malam hari keadaan di dalam rumah tidak terlalu dingin. Material yang digunakan untuk tiang penopang juga sama dengan rumah gerga yaitu bambu, bambu digunakan karena lebih ringan dan mudah ditemukan pada saat akan mendirikan rumah belang ayo. Bambu dianggap sebagai material yang cepat Universitas Sumatera Utara tumbuh dan kokoh untuk menahan ijuk yang cukup tebal sebagai penutup atap. Sama halnya dengan rumah gerga karena semakin tipisnya ijuk maka telah dilakukan penambahan ijuk dan juga penambahan tiang penopang atap. Penutup atap tersebut tidak dibongkar melainkan di tambah dengan yang baru, begitu pula pada tiang penopang atap. Penghuni rumah belang ayo menambahkan bambu baru dan mengikatnya dengan tali plastik dan juga menggunakan paku. Berbeda pada saat pendirian rumah awalnya yang tidak menggunakan paku atau tali, masyarakat pada saat mendirikan bangunan menggunakan ijuk sebagai pengikat antar bambu. Dan teknik tersebut masih kokoh dan tidak ada yang putus hingga sekarang. Gambar 4.52 Material Penahan Atap Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.53 Ijuk Penutup Atap Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Sama seperti pada rumah gerga tanduk kerbau di rumah belang ayo juga dianggap sebagai penangkal petir bagi penghuni rumah. Tanduk kerbau diletakkan pada sudut atas atap sehingga terdapat 2 buah tanduk kerbau di rumah belang ayo. Gambar 4.54 Tanduk Kerbau Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.55 Letak Tanduk Kerbau Sumber : Digambar Ulang Sama halnya dengan rumah gerga, rumah belang ayo selain memiliki tanduk kerbau yang terletak di atap, terdapat pula ayo-ayo atau disebut lambe-lambe. Ayo-ayo yaitu bagian pada atap yang berbentuk segitiga dan memiliki ragam hias antara lain pengeretret, bunga gundur dan pakau-pakau. Ragam hias di rumah belang ayo berbeda dengan rumah gerga tetapi ragam hias tetap dianggap memberikan doa dan menolak bala pada penghuni rumah. Bentuk 3 sisi tersebut merupakan pengertian bahwa terdapat 3 ikatan kekerabatan yang ada pada masyarakat Karo yaitu kalimbubu, anak beru dan senina. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.56 Ayo-ayo Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Gambar 4.57 Ayo-ayo Sumber : Digambar Ulang Berfungsi sebagai hiasan Universitas Sumatera Utara 91

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN