Kesimpulan Saran MIKROBIOLOGI KULIT

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan persentase secara penelitian antara Povidon Iodin 10 + Alkohol 70 selama 1 menit, Povidon Iodin 10 + Alkohol 70 selama 2 menit, Chlorhexidine Gluconate 4 selama 1 menit, Chlorhexidine Gluconate 4 selama 2 menit dengan hasil CG 4 2mnt CG 4 1mnt PI 10 + Alc 70 2 mnt PI 10 + Alc 70 1mnt. Meskipun penelitian ini tidak bermakna secara statistik karena nilai p0.60.

6.2 Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Pemilihan antiseptik yang tepat merupakan sebuah masalah yang penting 2. Penelitian serupa perlu dilakukan dengan membandingkan lebih banyak jenis antiseptik maupun dengan antiseptik yang sama tetapi dengan konsentrasi berbeda. 3. Penelitian serupa perlu dilakukan tetapi dengan meningkatkan jumlah variabel yang diteliti, jumlah sampel dan ketelitian alat-alat yang digunakan 4. Penelitian serupa mungkin dapat diterapkan pada keadaan lain keadaan yang patologis sehingga dapat lebih dirasakan manfaat penelitiannya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MIKROBIOLOGI KULIT

Kulit manusia tidak bebas hama steril. Kulit steril hanya didapatkan pada waktu yang sangat singkat sesaat setelah lahir. Kulit manusia tidak steril mudah dimengerti karena permukaan kulit mengandung banyak bahan makanan untuk pertumbuhan organisme, antara lain; lemak, nitrogen, dan mineral-mineral lainnya. Hubungannya dengan manusia, mikroorganisme dapat bertindak sebagai parasit yang dapat menimbulkan penyakit atau sebagai komensal flora normal Irianto, 2006. Spesies organisme yang mampu menimbulkan penyakit disebut patogen. Patogenitas atau sifat patogen merupakan istilah relatif, dan bakteri mempunyai frekuensi untuk menimbulkan penyakit yang sangat berbeda. Organisme dengan patogenitas rendah, kadang-kadang patogen atau patogen oportunistik, yang sering tanpa menimbulkan penyakit. Organisme dengan patogenitas tinggi umumnya berasosiasi dengan penyakit. Patogen oportunistik ialah organisme nonpatogen yang dapat menimbulkan injeksi pada hospes yang mempunyai predisposisi. Bakteri yang mengkontaminasi kulit dapat hidup dan bermultiplikasi disebut kolonisasi dan kemudian dapat menimbulkan penyakit infeksi. Kolonisasi berbeda dengan infeksi, yakni pada kolonisasi hospes tidak memberi respon dan demikian pada kolonisasi juga tidak terdapat kenaikan tite antibodi. Frekuensi kontaminasi menimbulkan kolonisasi dan kolonisasi menimbulkan penyakit infeksi yang bergantung pada vilurensi organisme, besarnya inokulasi, tempat masuknya organisme, pertahanan imun hospes.

2.1.1 FLORA NORMAL KULIT