TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN PROSEDUR PENELITIAN FLOWCHART PENELITIAN

16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Energi BaruTerbarukan Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan yang terletak di Jalan Sisingamangaraja, Medan selama 1 bulan.

3.2 PERALATAN

3.2.1 PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Gambar 3.1 Pengering Surya 1. Ruang Pengering Ruang pengering menggunakan plat aluminium dengan ketebalan 0,35 mm. Ruang pengering memiliki cerobong sebagai keluarnya udara dan uap air hasil dari pengeringan. Ruang pengering ini memiliki dimensi panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 1 m. Ruang pengering dilapisi isolator berbahan fiber pada bagian samping dan atas yaitu acrylic dengan ketebalan 2 mm dan jarak antara lemari pengering dan Universitas Sumatera Utara 17 acrylic 20 mm, sedangkan pada bagian bawah lemari pengering diberi isolator sterofoam. 2. Kolektor Kolektor surya pada pengering surya ini adalah tipe plat datar bersirip. Panjang daripada kolektor surya ini adalah 2 m dengan lebar 2 m. Berikut ini adalah gambar detail kolektor surya beserta ukurannya [dalam mm]. 3. Gambar 3.2 Sirip Kolektor Kolektor surya ini memiliki plat absorber dan dilapisi isolator berupa kayu, styrofoam, dan rockwoll, serta pada bagian atas dilapisi kaca. base permukaan sirip Universitas Sumatera Utara 18 Gambar 3.3 Penampang Kolektor Surya Adapun sifat konduktivitas dari bahan-bahan ini disajikan pada tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Konduktivitas Bahan [26] K Aluminium 287 Wm.K K kaca 0,761 Wm.K K kayu 0,140 Wm.K K rockwoll 0,042 Wm.K K styrofoam 0,036 Wm.K Berikut ini merupakan dimensi dari kolektor surya: Keterangan: A = Luas; p = panjang; l = lebar; t = tebal A 1 = p 1 x l 1 = 2,00 m x 0,17 m = 0,34 m 2 A 2 = p 2 x l 2 = 2,00 m x 0,16 m = 0,32 m 2 A 3 = p 3 x l 3 = 2,00 m x 0,11 m = 0,22 m 2 A 4 = p 4 x l 4 = 2,00 m x 0,05 m = 0,10 m 2 A 5 = p 5 x l 5 = 2,00 m x 2,00 m = 4,00 m 2 A 6 = p 6 x l 6 = 2,00 m x 2,005 m = 4,01 m 2 A 7 = p 7 x l 7 = 2,00 m x 2,125 =4,25 m 2 A 8 = p 8 x l 8 = 2,00 m x 2,230 m = 4,46 m 2 t 1 = t 8 = 10 mm t 2 = t 7 = 50 mm t 3 = t 6 = 60 mm t 4 = t 5 = 0,5 mm Universitas Sumatera Utara 19

3.2.2 PERALATAN PENGUKURAN

Kajian performansi pengering surya diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari alat ukur seperti alat ukur intensitas radiasi matahari, alat ukur temperatur dan yang lainnya. 1. Hobo Microstation Data Logger Alat ini di hubungkan ke data logger untuk kemudian dihubungkan ke komputer untuk diolah datanya. Spesifikasi Alat : a. Skala pengoperasian: 20 o C-50 o C dengan baterai alkalin 40 o C-70 o C dengan baterai lithium b. Input Processor: 3 buah sensor pintar multi channel monitoring c. Ukuran: 8,9 cm x 11,4 cm x 5,4 cm d. Berat: 0,36 Kg e. Memori: 512 kb Penyimpanan data nonvolatile flash f. Interval Pengukuran: 1 detik - 18 jam tergantung pengguna g. Akurasi Waktu: 0 detik - 2 detik Terdapat beberapa alat ukur pada Hobo Micro station data logger yaitu : Gambar 3.4 Hobo Microstation data logger a c b d Universitas Sumatera Utara 20 Keterangan : a. Pyranometer, adalah alat untuk mengukur radiasi matahari pada suatu lokasi. Satuan alat ukur ini adalah Wm 2 . Adapun spesifikasi dari alat Pyranometer dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Spesifikasi Pyranometer Parameter pengukuran Intensitas radiasi dengan interval 1 detik Rentang Pengukuran 0 sampai 1280 Wm 2 Temperatur kerja Temperature: -40° C to 75 °C -40° F to 167 °F Akurasi ± 10,0 Wm 2 or ± 5. Tambahan temperatur error 0,38 Wm 2 °C from 25 °C 0,21 Wm 2 °F from 77 °F Resolusi 1,5 Wm 2 Penyimpangan ± 2 per Year Panjang kabel 3 Meters 9,8 ft Berat 120 grams 4,0 oz Dimensi 41 mm Height x 32 mm Diameter 1 58 x 1 14 b. Wind Velocity Sensor, adalah alat untuk mengukur kecepatan angin. Satuan alat ukur ini adalah ms. Adapun spesifikasi dari alat Wind Velocity Sensor dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.3 Spesifikasi Wind Velocity Sensor Parameter pengukuran Kecepatan angin rata-rata Kecepatan angin tertinggi Data Channels 2 Channel, 1 Port Rentang pengukuran 0 to 45 ms 0 to 100 mph Operasi kerja Temperatur: -40 o C to 75 o C -40 o F to 167 o F Akurasi ±1.1 ms 2.4 mph atau 4 Resolusi 0,38 ms 0,85 mph Ambang batas awal 1 ms 2,2 mph Kecepatan angin maksimum 54 ms 120 mph Universitas Sumatera Utara 21 Radius pengukuran 3 Meter Housing 3 buah Anemometer dengan bantalan Teflon Bearings dan poros Hardened Beryllium Panjang kabel 3,0 Meters 10 ft Dimensi 190 cm x 51 cm 7,5 x 3,2 Berat 300 gram 10 oz c. Ambient Measurement Apparatus, adalah alat untuk mengukur temperatur lingkungan sekitar. Satuan alat ukur ini adalah °C. Adapun spesifikasi dari alat Ambient Measurement Apparatus, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Spesifikasi Measurement Apparatus Rentang pengukuran -40 °C to 125 °C -40 °F to 257 °F Akurasi ±0,22 °C at 25 °C ±0.4 °F at 77 °F see Diagram Resolusi 0,02 °C 25 °C 0,04 °F 77 °F Penyimpangan 0,05 °Cyr + 0,1 °C1000 hrs above 100 °C Waktu Respon Water: 3,5 minutes to 90 Air: 10 minutes to 90 Moving at 1 msec Akurasi Waktu ±2 Minutes per Month at 25 °C 77 °F Sampling Rate 1 Second to 18 Hours Kapasitas penyimpanan data 43,000 12-bit SamplesReadings Konstruksi housing 316L Stainless Steel with O-ring seal Tekanankedalaman kerja 2200 psi 1500 m4900 ft maximum Lingkungan kerja Air, Water, Steam 0 to 100 RH Berat 72 g 2,5 oz Dimensi 10,1 cm long x 1,75 cm diameter d. T and RH Smart Sensor, adalah alat untuk mengukur kelembaban udara. Besarnya nilai yang diukur oleh alat ini dalam persen .Adapun spesifikasi dari alat T and RH Smart Sensor, dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara 22 Tabel 3.5 Spesifikasi T dan RH Smart Sensor Channel 1 Channel kelembapan Rentang pengukuran -40 °C - 100 °C -40 °F - 212 °F Akurasi ±0.2 °C - 0 °C sampai 50 °C ±0.36 °F 32 °C - 122 °F Resolusi ±0,03 °C dari 0 °C - 50 °C ±0,054°F dari 32°F - 122°F Penyimpangan ±0,1 °C 0,18 °Ftahun Waktu Respon kurang 2,5 Menit sampai RH 90 dalam 1 mdet gerakan udara Housing Stainless Steel Sensor Tip Pilihan operasi pengukuran Tersedia Kondisi Lingkungan Kabel dan Sensor Tahan air selama 1 tahun dengan Temperatur sampai 50 °C Berat w 17 Meter Cable: 880 grams 12,0 oz Dimensi 7 mm x 38 mm 0,28 x 1,50 - Sensor saja 2. Laptop Digunakan untuk menyimpan dan mengolah data yang telah didapatkan dari Hobo Microstation data logger. Gambar 3.5 Laptop 3. T data logger Alat ini digunakan untuk merekam temperatur dalam kolektor dan ruang pengering. Pencatatan data pengukuran dilakukan dengan data logger untuk setiap 5 menit. Universitas Sumatera Utara 23 Gambar 3.6 T data logger 4. Termolaser Alat ini memiliki laser yang ditembakkan pada titik-titik yang akan diukur temperaturnya. Pencatatan data pengukuran dilakukan secara manual. Gambar 3.7 Termolaser

3.3 PROSEDUR PENELITIAN

Adapun prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengering surya dioperasikan pada pukul 09.00-17.00 WIB. 2. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan bukaan kolektor,yaitu terbuka 100, terbuka 15, terbuka 75, dan tertutup 100. 3. Intensitas radiasi matahari dan temperatur lingkungan direkam setiap 5 menit dengan menggunakan HOBO microstation data logger. 4. T data logger ditempatkan dalam kolektor dan ruang pengering untuk merekam temperatur setiap 5 menit. 5. Temperatur kayu, kaca, dan plat absorber diukur dengan menggunakan termolaser secara manual setiap 5 menit. 6. Setiap data yang diperoleh dicatat lalu akan digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh efisiensi dari kolektor surya. Universitas Sumatera Utara 24 Gambar 3.8 Prosedur Penelitian

3.4 PROSEDUR PERHITUNGAN

3.4.1 MENGHITUNG KEHILANGAN PANAS

Kehilangan panas keseluruhan dihitung berdasarkan besarnya total kehilangan panas konveksi melalui udara lingkungan terhadap permukaan kayu, kehilangan panas konveksi melalui udara di dalam kolektor terhadap permukaan plat, kehilangan panas pada sisi bawah dan sisi atas dan kehilangan panas radiasi. Gambar 3.9 Penampang Kolektor Surya dan Kehilangan Panasnya Universitas Sumatera Utara 25 1. Menghitung Kehilangan Panas pada Sisi Dinding Q 1 Pada perhitungan kehilangan panas pada sisi dinding, hasil yang diperoleh akan dikalikan dua karena kolektor surya mempunyai dua dinding, yaitu sebelah kanan dan kiri. Q 1 = U d .AT u -T r = [25] Dimana : U d = koefisien pindahan panas menyeluruh pada dinding h 1 = koefisien konveksi permukaan luar Wm 2 .K h 2 = koefisien konveksi permukaan dalam Wm 2 .K T u = temperatur udara dalam kolektor K T r = temperatur lingkungan K t 1 = tebal kayu m t 2 = tebal sterofoam m t 3 = tebal rockwoll m t 4 = tebal plat absorber m k ky = konduktivitas termal kayu Wm.K k st = konduktivitas termal sterofoam Wm.K k rw = konduktivitas termal rockwoll Wm.K k p = konduktivitas termal plat absorber Wm.K A 1 = luas penampang kayu pada sisi dinding m 2 A 2 = luas penampang styrofoam pada sisi dinding m 2 A 3 = luas penampang rockwoll pada sisi dinding m 2 A 4 = luas penampang plat absorber pada sisi dinding m 2 2. Menghitung Kehilangan Panas pada Sisi Alas Q 2 Pada perhitungan kehilangan panas pada sisi alas diasumsikan sama dengan perhitungan kehilangan panas pada dinding sehingga parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan pada sisi alas ini sama dengan pada perhitungan dinding. Maka kehilangan panas pada sisi alas adalah: Universitas Sumatera Utara 26 Q 2 = U b .AT u -T r = [25] Dimana : U b = koefisien pindahan panas menyeluruh pada sisi bawah alas h 1 = koefisien konveksi permukaan luar Wm 2 .K h 2 = koefisien konveksi permukaan dalam Wm 2 .K T u = temperatur udara dalam kolektor K T r = temperatur lingkungan K t 8 = tebal kayu m t 7 = tebal sterofoam m t 6 = tebal rockwoll m t 5 = tebal plat absorber m k ky = konduktivitas termal kayu Wm.K k st = konduktivitas termal sterofoam Wm.K k rw = konduktivitas termal rockwoll Wm.K k p = konduktivitas termal plat absorber Wm.K A 8 = luas penampang kayu pada sisi alas m 2 A 7 = luas penampang sterofoam pada sisi alas m 2 A 6 = luas penampang rockwoll pada sisi alas m 2 A 5 = luas penampang plat absorber pada sisi alas m 2 3. Menghitung Kehilangan Panas pada KacaCover Q 3 Untuk menghitung kehilangan panas pada kaca digunakan koefisien perpindahan panas menyeluruh secpersamaan sebagai berikut : Q 3 = U a .AT u -T r [25] U a = + + ,,- . 0, 1 1 [27] Dimana : U a = koefisien pindahan panas menyeluruh pada kaca cover N = jumlah kacacover = 1 lembar β = sudut kemiringan kolektor = 45 Universitas Sumatera Utara 27 σ = konstanta Stefan-Boltzman = 5,67 x 10 -8 Wm.K 4 [25] C = 5201 – 0,000051.β 2 untuk 0 ≤ β ≤ 70 = 466,297 [27] e = 0,43 1 – 100T u = 0,30756613 [27] ε k = emisivitas kaca = 0,88 [27] ε p = emisivitas plat = 0,97 [22] h w = koefisien perpindahan kalor konveksi f = 1 + 0,089h w – 0,1166h w . ε p 1 + 0,07866N [27] A = luas permukaan kaca m 2 T u = temperatur udara dalam kolektor C T r = temperatur lingkungan C 4. Menghitung Kehilangan Panas Radiasi Q 4 Untuk menghitung kehilangan panas pada radiasi digunakan persamaan sebagai berikut : Q 4 = 2. 4 1 1 5 4 1 1 5 [25] Dimana : T p = temperatur plat K T k = temperatur kaca K ε k = emisivitas kaca = 0,88 [27] ε p = emisivitas plat = 0,97 [22] σ = konstanta Stefan-Boltzman = 5,67 x 10 -8 Wm.C 4 [25] A = luas permukaan dalam kolektor m 2 Maka, dari hasil perhitungan kehilangan panas yang dilakukan, akan diperoleh total kehilangan panas pada kolektor dengan persamaan sebagai berikut : Q loss = Q dinding + Q alas + Q atas + Q radiasi = Q 1 + Q 2 + Q 3 + Q 4 dalam satuan Watt

3.4.2 MENGHITUNG PANAS MASUK Q

IN PADA KOLEKTOR Untuk menghitung panas masuk Q in yang diserap kolektor digunakan persamaan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 28 Q in = I.A.τ.α [28] Dimana : Q in = panas masuk pada kolektor Watt I = Intensitas radiasi matahariHobo Wm 2 A = luas permukaan kolektor m 2 τ = transmisivitas kaca = 0,85 [24] α = absorbsivitas plat = 0,97 Nilai absorbsivitas α plat yang dicat hitam diasumsikan 0,97 [24

3.4.3 MENGHITUNG

PANAS YANG DIGUNAKAN Q U PADA KOLEKTOR Untuk menghitung panas yang digunakan Q u digunakan persamaan sebagai berikut : Q u = F`. Q in - Q loss [24] Dimana : Q u = panas yang digunakan Watt F` = faktor efisiensi kolektor diasumsikan = 90 Q in = panas yang masuk pada kolektor Q loss = panas yang hilang pada kolektor

3.4.4 MENGHITUNG EFISIENSI KOLEKTOR η

Untuk menghitung efisiensi kolektor surya η digunakan persamaan sebagai berikut : η = 6 6 78 9:;: × 100 [24] ; Q in HOBO = I.A [28] Dimana : η = efisiensi kolektor Q u = panas yang digunakan Watt I = Intensitas radiasi matahariHobo Wm 2 A = luas permukaan kolektor m 2 Universitas Sumatera Utara 29 Ya Tidak

3.5 FLOWCHART PENELITIAN

Untuk lebih jelasnya prosedur penelitian disajikan dalam bentuk flowchart sebagai berikut : Gambar 3.10 Flowchart Penelitian Kajian Performansi Pengering Surya Metode Tidak Langsung Indirect Solar Dryer Adakah variasi bukaan lainnya? Mulai Alat pengering dipersiapkan Pengukuran suhu, radiasi matahari, dan laju aliran udara akan dilakukan setiap 5 menit Pengeringan di bawah sinar matahari dilakukan selama 8 jam Dilakukan variasi bukaan kolektor surya terbuka total Diperoleh data Dilakukan perhitungan kehilangan panas dan efisiensi kolektor surya Selesai Universitas Sumatera Utara 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 ANALISIS

INTENSITAS RADIASI MATAHARI SOLAR RADIATION TERHADAP TEMPERATUR DALAM KOLEKTOR SURYA Pada penelitian ini, intensitas radiasi matahari diukur dengan menggunakan alat ukur sensor radiasi yaitu pyranometer yang terdapat pada Hobo Micro Station Data Logger. Sensor ini dapat mencatat data-data dalam interval waktu 1 menit. Intensitas radiasi akan mempengaruhi temperatur dalam kolektor surya. Kolektor surya ini digunakan sebagai pengumpul energi termal untuk menaikkan temperatur udara yang nantinya akan ditransmisikan ke dalam ruang pengering [4]. Kolektor surya pada penelitian ini memiliki bukaan kolektor yang divariasikan menjadi 4, yaitu terbuka 100, bukaan 1 cm, terbuka 75, dan tertutup 100. Selama penelitian, keadaan cuaca tidak menentu. Dalam satu hari kadang cerah, lalu sehingga intensitas radiasi matahari pada penelitian ini sangat berfluktuasi. Berikut ini adalah gambar intensitas radiasi dan temperatur kolektor per 5 menit untuk variasi terbuka 100. Gambar 4.1 Intensitas Radiasi Matahari dan Temperatur Kolektor Pada Variasi Terbuka 100 900 850 800 750 700 650 600 550 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 In te n si ta s R ad ia si W m 2 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 Waktu 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 T em p er at u r K o le k to r C Intensitas Radiasi Temperatur Kolektor Universitas Sumatera Utara